Anda di halaman 1dari 22

BAB III

KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Skenario Kasus

Tn. Y umur 35 tahun dirawat di Rumah Sakit mengalami demam tinggi dengan suhu 39 OC dan
dia baru pulang dari Kawasan Hongkong. Hasil sinar X pada dada, positif mengalami atipikal
pneumonia.

Step 1 (Mencari Kata-Kata Sulit)

1. Sinar X
2. Atipikal pneumonia

Step 2 (Menjawab Kata-Kata Sulit)

1. Sinar X atau Sinar Rotgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan
Panjang gelombang berkisar 10 nanometer ke 100 pikometer (sama dengan frekuensi
dalam rentang 30 petahertz – 30 exahertz) dan memiliki energi dalam rentang 100 eV-100
Kev.
2. Atipikal Pneumonia istilah non medis yang menggambarkan kasus pneumonia ringan.

Step 3 (Membuat Pertanyaan)

1. Mengapa pasien mengalami demam tinggi dengan suhu 39OC ?


2. Mengapa harus dilakukan pemeriksaan Sinar X ?

Step 4 (Menjawab Pertanyaan)

1. Karena ada virus masuk kedalam tubuh lalu menyebabkan leukosit meningkat sehingga
timbul gejala demam yang tinggi.
2. Karena pemeriksaan sinar X atau rontgen merupakan salah satu pemeriksaan penunjang
untuk menegakan diagnosis medis.

Step 5 (LO)

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)


Asuhan Keperawatan

I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata Pasien
- Nama : Tn. Y

- Usia : 35 tahun

- Jenis kelamin : Laki Laki

- Pekerjaan : Karyawan

- Alamat : Karawang

- Suku : Batak

- Status pernikahan : Menikah

- Agama : Islam

- Diagnosa medis : SARS ( severe acute respiratory syndrome )

- No.RM : 1312

- Tanggal masuk : 21-11-2018

- Tanggal pengkajian : 21-11-2018

2. Penanggung jawab Pasien


- Nama : Ny. P
- Usia : 40 Tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : ibu rumah tangga
- Hubungan dengan klien : Istri

II. KELUHAN UTAMA


Tn. Y umur 35 tahun dirawat di Rumah Sakit mengalami demam tinggi dengan suhu
39OC.

III. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat kesehatan sekarang
Tn. Y umur 35 tahun dirawat di Rumah Sakit mengalami demam tinggi dengan suhu
39OC dan dia baru pulang dari Kawasan Hongkong. Hasil sinar X pada dada, positif
mengalami atipikal pneumonia.

2. Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit.

3. Riwayat penyakit keluarga

Dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit serupa dengan
pasien.

IV. POLA KEBUTUHAN DASAR (DATA BIO-PSIKO-SOSIO-KULTURAL-SPIRITUAL)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa dia takut dengan penyakit yang dialami dikarenakan pasien
belum mengetahui tentang penyakit yang dialami dan pasien mengatakan baru pertama
kali dirawat dirumah sakit.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan pasien biasa makan 1 piring nasi dengan lauk dan sayur
(3xsehari). Dan juga biasa minum air putih kurang lebih 6-8 gelas.
 Saat sakit
Pasien mengatakan tidak ada perubahan pola makan, makan 1 piring nasi dengan
lauk dan sayur (3xsehari). Dan juga biasa minum air putih kurang lebih 6-8 gelas.
c. Pola Psiko-sosial
Pasien mengatakan merasa takut akan penyakitnya, dan tidak dapat berinteraksi
social dikarenakan penyakitnya.
d. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari setiap pagi dengan
konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan BAB terganggu karena pasien mengalami kelumpuhan
sementara dan tidak bisa ke kamar mandi.
2) BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6 x sehari dengan konsistensi kuning cair dan
bau khas urine.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan ada perubahan frekuensi BAK, pasien BAK 5 kali.
e. Pola aktivitas dan latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa melakukan aktivitas sehari – hari seperti
membersihkan rumah dan memasak.
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit terganggu karena ketika pasien bekerja merasakan
badan yang kurang nyaman yang disebabkan oleh demam yang tinggi dan lelah
ketika beraktivitas.
f. Pola kognitif dan Persepsi

Pasien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang dialaminya karena sebelumnya


belum pernah ada yang menderita penyakit serupa.
g. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa pasien merasa tidak nyaman karena merasa demam.
h. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan pasien biasa tidur 6-7 jam perhari dan tidur dengan nyenyak
 Saat sakit :
Pasien mengatakan ada perubahan pola tidur karena mengalami batuk.
i. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan hubungan keluarganya baik, telihat Istri dan keluarganya yang lain
menemani pasien bergiliran dan selalu memberi support untuk tetap tenang agar cepat
sembuh dan pulang
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan bahwa pasien cemas akan penyakitnya karena pasien biasa
bercerita tentang masalahnya pada istrinya tetapi istrinya tidak mengetahui akan
penyakitnya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa keluarganya beragama islam dan pasien mengatakan bisa
pergih ke Musholah RS dan bisa juga berdoa ditempat tidur sambal berbaring ditemani
keluarganya.

V. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Kompos Mentis, pasien tampak gelisah
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 390C
Respirasi : 22x/menit
3. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
 Kepala :
- Inspeksi : Rambut hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada rontok dan
tidak ada kebotakan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Wajah :
- Inspeksi : wajah pasien tampak gelisah, pasien tampak sedikit terengah-
engah saat mengambil napas
- Palpasi : Kulit teraba hangat.

 Mata
- Inspeksi : pasien tampak sulit berkonsentrasi.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
 Hidung
- terdapat penumpukan secret di kedua lubang hidung

 Mulut :
- Inspeksi : tidak ada cyanosis, tidak ada karies, tidak ada stomatitis, bibir
simetris.
 Telinga :
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada luka, tidak ada serumen dan
discharge.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kartilago
2) Dada :
 Paru
- Inspeksi : simetris, terdapat retraksi dinding dada dan sesak.
- Palpasi : vokal taktil premitus terasa getaran
- Perkusi : dallnes
- Auskultasi : Ronchi
 Jantung
- Inspeksi : iktuskordis tidak tampak
- Palpasi : Teraba iktuskordis di ICS 5
- Perkusi : dallnes
- Auskultasi : BJ1 dan BJ2 normal
1) Abdomen :
- Inspeksi : simetris, tidak ada oedema, tidak ada lesi
- Perkusi : tidak ada nyeri ketuk pada daerah abdomen maupun CVA
- Palpasi : tidak ada massa dan pembengkakan
2) Integumen :
- Inspeksi : kulit terlihat kemerahan
- Palpasi : teraba hangat.
3) Ekstremitas :
 Atas:
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : kulit teraba hangat
 Bawah
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : kulit teraba hangat
4) Neurologis :
- Status mental dan emosi : Pasien terlihat murung karena kondisinya saat ini.
- Pemeriksaan refleks :
Hammer : Otot bisep dan trisep :+ /+
Patela :+

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Data Laboratorium
No Tanggal Nama pemeriksaan Hasil
pemeriksaa
n
1 21-11-2018 l. Sinar x ( Rontgen ) Terdapat atipikal pnemumonia (terdapat
secret)
2 2. Tes Darah Lengkap Leukosit : 15.000 mm3
DATA FOKUS

Nama Pasien : Tn. Y No.Rm : 1312

DS : DO :
1. Pasien mengatakan 1. Hasil sinar X pada dada, positif mengalami
demam tinggi dengan atipikal pneumonia.
suhu 39OC. 2. Pasien tampak sedikit terengah-engah saat
2. Pasien mengatakan sedikit
mengambil napas
sesak.
3. Pasien mengeluh 3. Keadaan umum : Kompos Mentis, pasien
mengalami batuk-batuk. tampak gelisah
4. Pasien mengatakan dirinya
Lelah 4. Tanda-tanda Vital
5. Pasien mengatakan merasa
tidak nyaman saat - Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 90x/menit
melakukan aktivitas - Suhu : 390C
- Respirasi : 22x/menit
5. Integumen :
- Inspeksi : kulit terlihat kemerahan
- Palpasi : teraba hangat.
6. Hidung
Terdapat penumpukan secret di kedua lubang
hidung
7. Dada :
- Inspeksi : simetris, terdapat retraksi
dinding dada
- Palpasi : vokal taktil premitus terasa
getaran
- Perkusi : dallnes
- Auskultasi : Ronchi
8. Pasien tampak gelisah
9. Hasil leukosit 15.000 mm3
10. Pasien tampak lesuh
ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. Y Perawat : TIM


Dx. Medis : SARS Ruangan : Kemuning
Dokter : dr. R Tanggal : 21-11-2018

No
Data Problem Etiologi
.
1. Pasien mengatakan demam
tinggi dengan suhu 39OC.
DO :
1. Suhu Tn. Y: 390C Proses Infeksi :
1. Hipertermia
2. Integumen : Virus Corona
- Inspeksi : kulit terlihat
kemerahan
- Palpasi : teraba hangat.
3. Leukosit : 15.000 mm3
2. DS : Bersihan Jalan Sekresi Yang
1. Pasien mengatakan sedikit
Napas Tidak Tertahan
sesak.
Efektif
2. Pasien mengeluh mengalami
batuk-batuk.

DO :
1. Pasien tampak sedikit terengah-
engah saat mengambil napas

2. Hidung : terdapat penumpukan


secret di kedua lubang hidung

3. Kesadaran : Compos Mentis

4. Pemeriksaan TTV

- Tekanan Darah : 120/80


mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Suhu : 390C
- Respirasi : 22x/menit
5. Auskultasi : rhonchi basah (+)
6. Hasil rontgen : Atipikal
Pneumonia

DS :
1. Pasien mengatakan sedikit sesak.

2. Pasien mengatakan dirinya Lelah


3. Pasien mengatakan merasa tidak
nyaman saat melakukan aktivitas
Ketidakseimbangan
DO : Intoleransi
3. Antara Suplai Dan
1. Pasien tampak lesuh Aktivitas
Kebutuhan Oksigen
2. Tanda-tanda Vital

- Tekanan Darah: 120/80 mmHg


- Nadi : 90x/menit
- Suhu : 390C
- Respirasi: 22x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. Y Perawat : TIM


Dx. Medis : SARS Ruangan : Kemuning
Dokter : dr. R Tanggal : 21-11-2018

1. Hipertermia berhubungan dengan Proses Infeksi : Virus Corona


2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Sekresi Yang Tertahan
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan Antara Suplai Dan
Kebutuhan Oksigen
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. Y Perawat : TIM


Dx. Medis : SARS Ruangan : Kemuning
Dokter : dr. R Tanggal : 21-11-2018

No Tujuan dan Kriteria


Dx. Keperawatan Intervensi
. Hasil
1. Hipertermia Setelah dilakukan Mandiri :
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Pantau suhu dan TTV pasien
2. Monitor warna dan suhu
Proses Infeksi : Virus selama 2x24 jam
kulit
Corona diharapkan suhu tubuh
3. Tutup pasien dengan selimut
Tn. Y menurun, dengan
atau pakaian yang tipis
KH :
tergantung fase demam
1. Suhu tubuh pasien
4. Anjurkan pasien untuk
normal dengan
meminum air mineral
rentang (36,5°C - 5. Tingkatkan intake cairan dan
37°C) nutrisi adekuat
2. Pasien dapat 6. Fasilitasi istirahat, terpakan
mempertahankan pembatasan
7. Sesuaikan suhu lingkungan
suhu tubuh normal
untuk kebutuhan pasien.
selama 1x24jam
3. Pasien dapat
melaporkan Kolaborasi :
kenyamanan suhu Kolaborasi dengan Dokter untuk
memberikan obat penurun panas
(antipiretik)

2. Bersihan Jalan Napas Setelah dilakukan Mandiri :


Tidak Efektif asuhan keperawatan 1. Monitor pola nafas
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam ( misalnya : bradipneu,
Sekresi Yang Tertahan diharapkan saluran takipneu, kussmaul,
trakeobronchial yang hiperventilasi, pernapasan
terbuka dan lancar untuk 1:1, apneustik, biot, dan pola
pertukaran udara dapat ataxic)
di realisasikan dengan 2. Perhatikan lingkungan
KH : sekitar pasien (sinar
1. Saluran napas matahari, suhu kamar, dan
tambahan tidak ada kebersihan)
2. Pernapasan cuping
hidung tidak ada 3. Berikan pasien posisi yang
3. Dispneu aktifitas nyaman (fowler)
ringan tidak ada
4. Tidak ada batuk 4. Anjurkan pasien
menggunakan teknik non-
farmakologi untuk
mengeluarkan sekret (Batuk
efektif, Chest Fisiotherapy)

5. Auskultasi suara napas, catat


area yang ventilasinya
menurun atau tidak ada dan
adanya suara tambahan

6. Regulasi asupan cairan untuk


mengoptimalkan
keseimbangan cairan

Kolaborasi :
Berikan therapy oksigen dengan
nasal kanul untuk mengurangi
sesak
3. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan Mandiri :
berhubungan dengan tidakan keperawatan 1. Kaji status fisiologis pasien
Ketidakseimbangan selama 2 x 24 jam yang menyebabkan
Antara Suplai Dan diharapkan respon kelelahan sesuai dengan
Kebutuhan Oksigen fisiologi terhadap konteks usia dan
pergerakan yang perkembangan.
2. Mengkaji adanya faktor
memerlukan energi
dalam aktifitas sehari- yang menyebabkan
hari dengan KH : kelelahan.
3. Pilih intervensi untuk
1. Tidak merasa
mengurangi kelelahan baik
kelelahan pada
secara farmakologis
saat aktifitas
2. Saturasi oksigen maupun non farmakologis
ketika secara tepat.
4. Instruksikan pasien untuk
beraktifitas tidak
mengenali tanda dan gejala
terganggu
3. Pasien dapat kelelahan yang
melakukan memerlukan pengurangan
aktifitasnnya. aktifitas.

Kolaborasi :
Kolaborasi dengan tenaga
rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi
yang tepat.
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Tn. Y Perawat : TIM


Dx. Medis : SARS Ruangan : Kemuning
Dokter : dr. R Tanggal : 21-11-2018

Waktu NO
IMPLEMENTASI RESPON PASIEN
Tgl Jam DX
21-11- 07.00- 1 Mandiri : S:
2018 10.00 1. Klien mengatakan badan klien
1. Pantau suhu dan TTV pasien
sudah tidak terasa panas.
2. Monitor warna dan suhu kulit
2. Klien mengatakan bahwa
3. Tutup pasien dengan selimut atau
klien merasa nyaman dengan
pakaian yang tipis tergantung fase
suhu ruangan yang diberikan
demam
3. Klien mengatakan bahwa
4. Anjurkan pasien untuk meminum
klien sudah mau banyak
air mineral
minum
5. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi adekuat
O:
6. Fasilitasi istirahat, terpakan
1. Tanda-tanda Vital
pembatasan
Suhu : 37,0C
7. Sesuaikan suhu lingkungan untuk
Nadi : 85x/menit
kebutuhan pasien.
Pernapasan : 20x/menit
Kolaborasi : 2. Kulit tidak teraba hangat

Kolaborasi dengan Dokter untuk 3. Pasien terlihat sudah mau


memberikan obat penurun panas banyak minum.

(antipiretik) 4. Pasien terlihat nyaman dengan


suhu ruangan yang diberikan
21-11- 13.00- 2 Mandiri : S:
2018 15.00
1. Monitor pola nafas ( misalnya : 1. Pasien mengatakan nyaman
bradipneu, takipneu, kussmaul, dengan lingkungan kamarnya.
hiperventilasi, pernapasan 1:1,
2. Pasien mengatakan nyaman
apneustik, biot, dan pola ataxic)
dengan posisi yang diberikan
2. Perhatikan lingkungan sekitar 3. Pasien mengatakan bahwa ia
pasien (sinar matahari, suhu kamar, sudah mengetahui dan
dan kebersihan) mempraktekan cara-cara batuk
efektif yang diajarkan perawat
3. Berikan pasien posisi yang nyaman
4. Pasien mengatakan sudah
(fowler)
minum air sebanyak 2L sesuai
4. Anjurkan pasien menggunakan anjuran
teknik non-farmakologi untuk 5. Pasien mengatakan puas
mengeluarkan sekret (Batuk dengan teknik non-
efektif, Chest Fisiotherapy) farmakologi yang dianjurkan
perawat, walaupun tidak
5. Auskultasi suara napas, catat area
sepenuhnya membuat pasien
yang ventilasinya menurun atau
sembuh total akan tetapi
tidak ada dan adanya suara
napasnya lebih lega daripada
tambahan
sebelumnya
6. Regulasi asupan cairan untuk 6. Pasien mengatakan sesak
mengoptimalkan keseimbangan berkurang
cairan
O:
Kolaborasi :
1. Nassal kanule terpasang pada
Berikan therapy oksigen dengan nasal hidung pasien : tidak ada
kanul untuk mengurangi sesak tanda-tanda inflamasi di
sekitar hidung pasien dan nasal
kanule sebanyak 2L mengalir
lancar
2. Pasien terlihat nyaman dengan
kondisi lingkungan kamarnya
3. Pasien tampak lebih rileks dari
sebelumnya
4. Pasien terlihat melakukan batuk
efektif sesuai instruksi
5. Ditemukan suara tambahan
rhonci basah pada lapang paru
6. Intake cairan terpantau.
21-11- 16.00- 3 Mandiri : S:
2018 18.00
1. Kaji status fisiologis pasien yang 1. Pasien mengatakan penyebab
menyebabkan kelelahan sesuai kelelahannya selalu di kaji
dengan konteks usia dan oleh perawat.
2. Pasien mengatakan untuk
perkembangan.
2. Mengkaji adanya faktor yang mengurangi kelelahannya,
menyebabkan kelelahan. perawat memberikan obat
3. Pilih intervensi untuk mengurangi
secara farmakologis.
kelelahan baik secara 3. Pasien mengatakan sudah
farmakologis maupun non mengetahui tanda dan gejala
farmakologis secara tepat. kelelahan dan mengurangi
4. Instruksikan pasien untuk
aktifitas yang menyebabkan
mengenali tanda dan gejala
kelelahannya.
kelelahan yang memerlukan
pengurangan aktifitas. O:

Kolaborasi : 1. Pasien tampak sudah


mengetahui penyebab
Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi
kelelahannya setelah di kaji
medik dalam merencanakan program
oleh perawat.
terapi yang tepat. 2. Pasien tampak lebih nyaman
setelah diberikan obat
farmakologis oleh perawat.
3. Pasien tampak sudah
mengetahui tanda dan gejala
kelelahan yang pasien rasakan
dan mengurangi aktifitas yang
menyebabkan kelelahan.
EVALUASI
Nama Pasien : Tn. Y Perawat : TIM
Dx. Medis : SARS Ruangan : Kemuning
Dokter : dr. R Tanggal : 24-11-2018

Tanggal DX SOAP
24-11- Hipertermia S:
2018 berhubungan  Klien mengatakan badan klien sudah tidak terasa
dengan Proses panas.
Infeksi : Virus  Klien mengatakan bahwa klien merasa nyaman

Corona dengan suhu ruangan yang diberikan


 Klien mengatakan bahwa klien sudah mau banyak
minum
O:
 Tanda-tanda Vital
Suhu : 37,0C
Nadi : 85x/menit
Pernapasan : 20x/menit
 Kulit tidak teraba hangat
 Pasien terlihat sudah mau banyak minum.
 Pasien terlihat nyaman dengan suhu ruangan yang
diberikan
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi di hentikan.
24-11- Bersihan Jalan S :
2018 Napas Tidak  Pasien mengatakan nyaman dengan lingkungan
Efektif kamarnya.
berhubungan  Pasien mengatakan nyaman dengan posisi yang

dengan Sekresi diberikan


 Pasien mengatakan bahwa ia sudah mengetahui dan
Yang Tertahan
mempraktekan cara-cara batuk efektif yang
diajarkan perawat
 Pasien mengatakan sudah minum air sebanyak 2L
sesuai anjuran
 Pasien mengatakan puas dengan teknik non-
farmakologi yang dianjurkan perawat, walaupun
tidak sepenuhnya membuat pasien sembuh total
akan tetapi napasnya lebih lega daripada
sebelumnya
 Pasien mengatakan sesak berkurang

O:

 Nassal kanule terpasang pada hidung pasien : tidak


ada tanda-tanda inflamasi di sekitar hidung pasien
dan nasal kanule sebanyak 2L mengalir lancar
 Pasien terlihat nyaman dengan kondisi lingkungan
kamarnya
 Pasien tampak lebih rileks dari sebelumnya
 Pasien terlihat melakukan batuk efektif sesuai
instruksi
 Ditemukan suara tambahan rhonci basah pada
lapang paru
 Intake cairan terpantau.
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
24-11- Intoleransi S:
2018 Aktivitas  Pasien mengatakan penyebab kelelahannya selalu
berhubungan di kaji oleh perawat.
dengan  Pasien mengatakan untuk mengurangi

Ketidakseimbanga kelelahannya, perawat memberikan obat secara

n Antara Suplai farmakologis.


 Pasien mengatakan sudah mengetahui tanda dan
Dan Kebutuhan
gejala kelelahan dan mengurangi aktifitas yang
Oksigen
menyebabkan kelelahannya.

O:
 Pasien tampak sudah mengetahui penyebab
kelelahannya setelah di kaji oleh perawat.
 Pasien tampak lebih nyaman setelah diberikan obat
farmakologis oleh perawat.
 Pasien tampak sudah mengetahui tanda dan gejala
kelelahan yang pasien rasakan dan mengurangi
aktifitas yang menyebabkan kelelahan.

A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai