Anda di halaman 1dari 3

BBS2-FT-Pr3

Praktikum: EKSKRESI SULFONAMIDA

Latar belakang Obat-obat yang diberikan peroral (melalui saluran pencernaan), sebagian
dapat diserap (diabsorbsi) melalui dinding saluran pencernaan masuk ke
dalam sirkulasi darah, kemudian melalui ginjal diekskresikan
(dikeluarkan) bersama-sama dengan urine.
Sedangkan obat lain yang diberikan peroral dan tidak diabsorbsi akan
dikeluarkan bersama-sama dengan faeces (tinja).
Dengan kata lain, tubuh selalu berusaha mengeluarkan segala sesuatu
yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Pengeluaran/eliminasi zat
tersebut dapat dalam bentuk biotransformasi atau ekskresi. Berbagai
organ tubuh dapat bertindak sebagai organ exretoir, namun organ tubuh
yang paling berperan dalam ekskresi obat adalah ginjal.
Tujuan 1. menganalisa adanya sulfonamida di dalam urine.
2. membandingkan absorbsi dan ekskresi dari 2 (dua) macam obat
sulfonamida yang berbeda
Materi praktikum
Bahan kimia : 1. Trichloroacetic acid 4 %
2. Sodium nitrate 0,1 %
3. Amonium sulfamat 0,5 %
4. N-(Inapthyl) Ethylene diamine dihydrochloride 1 %
5. Larutan standard sulfonamide
Alat : 1. Bejana Erlenmeyer
2. Pipet 10 cc
3. Gelas ukur
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Kertas lakmus
Pelaksanaan Mahasiswa yang bekerja dibagi dalam dua group :
Group I : salah seorang mahasiswa diberikan 4 tablet (2 gr)
Phtalyl sulfatiazol.
Group II : salah seorang mahasiswa diberikan 4 tablet (2 gr)
Sulfadimidin.
Mahasiswa yang bekerja dibagi dalam dua group :
 Sewaktu memakan kedua macam obat tersebut, perut (lambung) harus
dalam keadaan kosong (sekurang-kurangnya 2 jam sebelum
percobaan, tidak boleh makan).
 Kosongkan kandung kencing (urineren) pada waktu permulaan
percobaan dengan menampungnya.
 Makanlah obat tersebut (masing-masing group I & II) dengan
meminum 300 ml air.
 Sewaktu meminumnya, mulut harus dibersihkan sehingga tidak ada
bagian – bagian obat yang tak tertelan.
 Kemudian kosongkan kandung kencing setiap 20 menit, ukurlah
volumenya dan tentukan konsentrasi sulfonamide yang terdapat di
dalamnya dengan larutan standard.
 Lakukanlah terus pengukuran ini sampai ekskresi yang terbanyak
berlalu (± 2 Jam).
 Campurlah di dalam sebuah tabung 5 cc urine dengan 5 cc
larutan trichlor Acetic Acid 4 %.
 Tambahkan 1 cc larutan Sodium Nitrit 0,1 % dan dibiarkan tabung
itu selama 3 menit.
 Kemudian tambahkan 1 cc larutan amonium sulfamat kocok dan
biarkan selama 2 menit.
 Akhirnya tambahkan 1 cc larutan N-(Inaphtyl) Ethylene
dihydrochloride 1 %.
Pengamatan Perhatikan perobahan warna yang terjadi. Lalu bandingkan dengan warna
larutan standard yang telah disediakan. Tentukan dan hitunglah konsentrasi
sulfonamida di dalam urine tadi. Jika warna yang terjadi sangat kuat , ulangilah
penetapan itu sekali, dengan mengencerkan urine terlebih dahulu.
Pelaporan Laporan praktikum dibuat oleh tiap grup/meja praktikum untuk tiap
pengamatan yang ditugaskan dan mendata waktu kecepatan kelarutan
untuk tiap pengamatan dari tiap bentuk sediaan yang dicoba, seperti
aturan pembuatan makalah (lihat tata tertib praktikum).
Buatlah grafik kadar Sulfonamida pada axis vertikal dan satuan waktu pada
axis horizontal.
LAMPIRAN

LAPORAN PERCOBAAN PENETAPAN SULFONAMIDA DALAM URINE


Tanggal :

Nama Objek I : dengan : Meja :


Nama Objek II : dengan : Kelompok :

Objek I : jam : Volume urine : cc


Memakan obat, jam :

Waktu pH Volume urine Kadar sulfonamida


20’
40’
60’
80’
100’
120’

Tanda tangan Instruktur,

( )

Objek II : jam : Volume urine : cc


Memakan obat, jam :

Waktu pH Volume urine Kadar sulfonamida


20’
40’
60’
80’
100’
120’

Tanda tangan Instruktur,

( )

Anda mungkin juga menyukai