Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nia Aprillia

Nim : 18040274037

 GEOLOGI UMUM

Geologi berasal dari kata Yunani: geos yang berarti bumi dan logos yang berarti
ilmu(Bailey, 1939). Jadi dari asal katanya geologi berarti ilmu yang mempelajari bumi.
Akan tetapi pengertian bumi sendiri dapat mencakup selubung gas yang mengitari planet
bumi (atmosfer), akumulasi air di permukaan bumi dan di dalam kerak bumi (hidrosfer),
serta bagian padat dari planet bumi itu sendiri (litosfer). Pada mulanya orang berusaha
memahami semua gejala alam yang ada disekitarnya. Upaya untuk mengetahui secara
mendalam gejala alam yang ada di sekitar manusia diawali oleh para filosof yang
uraiannya berupa tinjauan filsafati sehingga dikenallah istilah Filsafat Alamiah yang
kemudian menjelma menjadi Ilmu Pengetahuan Alam yang ditunjang oleh ilmu
Matematika, Fisika, Kimia, Astronomi dan Geologi (Emmons, 1960). Dengan demikian
ilmu geologi berada dalam deretan ilmu pengetahuan alam. Semula geologi mempelajari
bumi dalam pengertian luas yang mencakup atmosfer, hidrosfer dan litosfer, namun
belakangan karena berkembangnya spesialisasi, geologi terfokus pada litosfer
saja. Spesialisasi berkembang karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk terbatas di
mana tak seorangpun mampu memahami bumi dalam pengertian luas secara mendalam.
Karena itu timbul pembatasan ruang lingkup kajian sehingga bumi dalam pengertian luas
dipelajari berbagai ilmu seperti Meteorologi dan Klimatologi mempelajari gejala alam di
Atmosfer, Hidrologi dan Oseanografi mempelajari gejala alam di hidrosfer sedang litosfer
dipelajari dalam ilmu Geologi.

Ruang lingkup kajian geologi yang sudah dibatasi pada litosfer saja masih sangat luas
sehingga terjadi spesialisasi lebih lanjut menghasilkan berbagai sub-bidang
geologi/cabang-cabang geologi, bahkan cenderung untuk berdiri sendiri. Spesialisasi ini
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan peradaban sehingga
kebutuhan manusia juga meningkat. Orang tidak merasa puas lagi dengan hanya
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan melainkan ke kebutuhan tingkat tinggi
dan sangat kompleks seperti kebutuhan berbagai asesori, hiburan, pendidikan dan
sebagainya. Semua itu membutuhkan berbagai bahan baku yang gudang utamanya di
bumi, sehingga untuk mendapatkannya perlu mempelajari sumbernya secara mendalam.

Seorang ahli geologi mempunyai tugas disamping melakukan penelitian-penelitian untuk


mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang berhubungan dengan
bahanbahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang terjadi seperti
gempa-bumi dan meletusnya gunungapi, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-
bahan yang kita butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan
minyak dan gas bumi. Dengan semakin berkembangnya penghuni bumi, dimana
sebelumnya pemilihan wilayah pemukiman bukan merupakan masalah, sekarang ini
pengembangan wilayah harus memperhatikan dukungan terhadap lingkungan yang
ditentukan oleh faktor-faktor geologi agar pembangunannya tidak merusak keseimbangan
alam. Karena itu tugas seorang ahli geologi disamping apa yang diuraikan diatas, juga
mempelajari sifat-sifat bencana alam, seperti banjir, longsor, gempa-bumi dll; meramalkan
dan bagaimana cara menghindarinya.

 CABANG ILMU GEOLOGI


 Geologi ekonomi merupakan studi tentang bagaimana batuan digunakan, ditambang,
dibeli, dan dijual, contohnya seperti dalam pencarian logam, misalnya besi, emas,
tembaga dan nikel. Dengan kata lain, ahli geologi ekonomi mengeksplorasi
sumberdaya alam kita dan bagaimana sumberdaya tersebut dikembangkan.
 Geokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi kimia batuan dan
mineral; ahli geokimia menggunakan informasi ini untuk mempelajari lebih lanjut
tentang struktur internal batuan dan mineral.
 Geologi lingkungan merupakan ilmu geologi yang mempelajari dampak lingkungan
yang dihasilkan oleh perubahan geologi, seperti perubahan pola aliran sungai dan
hubungannya dengan banjir, dan sebaliknya, bagaimana geologi dipengaruhi oleh
permasalahan lingkungan, seperti polusi dan pembangunan wilayah perkotaan.
 Geomorfologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang perubahan dan
pengembangan bentuk lahan, seperti bagaimana sungai terbentuk dan berkembang
dari waktu ke waktu.
 Geologi-kelautan merupakan cabang geologi yang mempelajari tentang keadaan dasar
laut dan atau pantai dalam hubungan bagaimana perubahan yang terjadi pada mereka
seiring dengan perubahan waktu.
 Geofisika merupakan ilmu yang mengkaji fisika dari Bumi, termasuk bidang-bidang
seperti seismologi (Termasuk interpretasi interior bumi), dan pengaruh – pengaruh
yang bersumber dari medan magnet dan medan listrik bumi.
 Hidrogeologi merupakan cabang ilmu geologi yang mengkaji tentang air, seperti
bagaimana aliran air tanah mengalir di dalam tanah karst (kapur) atau bagaimana
polutan/limbah dalam air mengalir di dalam tanah dan pengaruhnya terhadap kondisi
geologi suatu tempat.
 Geologi es (glasial) adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bagaimana
lembaran es dan gletser saling memberikan pengaruh satu sama lain dan juga
pengaruhnya terhadap kondisi geologi di suatu tempat.
 Limnogeologi atau geologi – kedanauan merupakan ilmu geologi yang mempelajari
tentang pembentukan, perkembangan dan akhir dari danau – danau, baik itu danau
purba maupun danau yang lebih baru.
 Vulkanologi merupakan ilmu yang mempelajari gunung api dan fenomena –
fenomena yang berkaitan dengan kegiatan kegunung apian.
 Planetologi merupakan cabang keilmuan yang mempelajari tentang planet – planet
dan satelit yang terdapat di tata surya kita, terutama yang berkenaan dengan asal –
muasal pembentukannya dan hubungannya dengan bumi kita.
 Paleontologi merupakan ilmu yang mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan
kehidupan di jaman lampau (purba) antara lain melalui fosil, termasuk juga
didalamnya pengkajian yang lebih dalam mengenai hewan tak bertulang belakang,
hewan bertulang belakang, tumbuhan dan dinosaurus.
 Geologi perminyakan merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana minyak terbentuk,
ditemukan dan diekstaksi dari dalam perut bumi.
 Mineralogi merupakan ilmu yang mempelajari mineral, komposisi, bagaimana cara
terjadinya, struktur Kristal dan sifat-sifat fisiknya. Mineralogi menjadi dasar untuk
mempelajari batuan.
 Petrologi merupakan ilmu yang mempelajari batuan, asal mula kejadiannya, struktur
dan tekstur, klasifikasi atau pengelompokan dari berbagai jenis batuan yang terdapat
di atas permukaan bumi.
 Stratigrafi merupakan ilmu yang mendeskripsikan dan mempelajari perlapisan batuan,
mengenai penyebaran, komposisi, ketebalan, unsur, keragaman dan korelasi lapisan
batuan serta pelamparannya.
 Paleontologi merupakan ilmu mengenai fosil-fosil, sisa-sisa dan jejak kehidupan masa
lalu. Himpunan dari fosilfosil yang dapat dipergunakan untuk membuat korelasi
lapisan yang berumur sama di suatu wilayah yang luas.
 Geologi Struktur merupakan ilmu yang mempelajari bentuk arsitektur permukaan
bumi dan konfigurasi batuan di permukaan bumi yang terdeformasi dimana lapisan
batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat menjadi pegunungan lipatan. Pengetahuan
mengenai struktur dapat membantu dalam pencarian dan penyebaran bahan galian.
 Geomorfologi, merupakan ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi dan proses
alam yang membentuknya. Menganalisa dan menginterprestasikan sejarah
terbentuknya bentang alam.
 Geofisika merupakan ilmu mengenai sifat fisik bumi secara keseluruhan, termasuk
kegempaan, gaya berat, kemagnitan, gradient suhu dan sifat fisik lain.
 Geokimia merupakan studi mengenai komposisi (kimia) bumi. Mempelajari
keberadaan unsur-unsur yang bernilai ekonomis, isotop yang terdapat di bumi dan
penyebaran unsur tertentu di berbagai tempat. Metoda eksplorasi geokimia sangat
membantu dalam pencarian mineral dan hidrokarbon.
 Geologi Ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari adanya, bagaimana penyebaran
dan terjadinya mineral yang memiliki nilai ekonomis. menghitung besarnya cadangan
serta nilai ekonomis dari suatu cebakan mineral.
 Geologi Teknik merupakan penggunaan geologi pada kerekayasaan, erat
hubungannya dengan ilmu kerekayasaan sipil.
 Geologi Tata Lingkungan mempelajari pengaruh factor geologi terhadap lingkungan,
termasuk tata guna lahan, pengaruh pengambilan air tanah berlebihan terhadap
lingkungan dsb.
 Geowisata mempelajari pengetahuan dan pengembangan aspek-aspek geologi dalam
dunia pariwisata. Mempelajari potensi, permasalahan dan kendala serta aspek geologi
apa saja yang dapat dipromosikan sebagai modal wisata.
 Geologi Kelautan mempelajari fenomena geologi laut, genesis, potensi ekonomi,
lingkungan, bencana dan konsep eksplorasi. Dipelajari juga dasar-dasar oceanografi
dalam kaitannya proses geologi dengan morfologi pantai dan dasar laut, geologi
lereng laut dan laut dalam serta potensinya, dsb.
 Geologi Panas Bumi mempelajari prinsip cebakan geothermal, metode eksplorasi
geologi, geofisika dan geokimianya, dll.
 Sedimentologi merupakan ilmu yang mempelajari pokok-pokok tentang batuan
sedimen yaitu bagaimana butiran sedimen terjadi, bagaimana butiran sedimen sampai
di tempat pengendapan, mengapa butiran tersebut terendapkan, dll.
 Mikropaleontologi mempelajari jenis-jenis fosil serta kegunaanya dalam eksplorasi
geologi, aplikasi mikrofosil dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan.
 Geokomputasi mempelajari dasar-dasar kerja komputasi dan aplikasi computer di
dalam bidang geologi.
 Geopedologi mempelajari hubungan antara geologi dengan proses pembentukan
tanah, geokimia dan pedogenesis, genesis pembentukan tanah, factor pembentuk
tanah, sifat fisik, kimia, mineral tanah dan klasifikasi tanah.
 Geofisika Eksplorasi merupakan ilmu yang mempelajari macam-macam metoda
geofisika untuk tujuan eksplorasi sumber alam geologi seperti minyak bumi, air tanah,
mineral, dll. Pemahaman tentang cara membaca, dan menginterprestasi data-data
rekaman geofisika serta aplikasinya di dunia industri.
 Petrografi merupakan ilmu yang mempelajari batuan dengan cara mengamati pada
sayatan tipis dari batuan tersebut.
 Geologi Sejarah mempelajari sejarah pada proses pembentukan bumi dan unsur-unsur
geologi yang ada di dalamnya.
 Kristalografi mempelajari tentang unsur-unsur simetris dari kristal, mulai dari bentuk,
cara penggambaran dll.

 RUANG LINGKUP
Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu :
1. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi
2. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi
3. Biosfer, yaitu Lapisan tempat makhluk hidup
4. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bumi
Ruang lingkup pembelajaran geologi yaitu lithosfer yang merupakan lapisan batuan
penyusun bumi dari permukaan sampai inti bumi. Geologi juga mempelajari benda-benda
luar angkasa, dan bukan tak mugkin suatu saat nanti kita dapatmengetahui keadaan
geologi bulan misalnya.

 PROSES PEMBENTUKAN BUMI


Proses terbentuknya bumi menurut teorinya masing-masing :
a. Teori Kabut Nebula

Sejak zaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796). Mereka terkenal dengan Teori Kabut
Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Teori nebula ini terdiri dari
beberapa tahap, yaitu:

 Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat
dan besar.
 Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan
materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang
disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.

 Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk
Susunan Keluarga Matahari.

b. Teori Planetesimal
Teori planetesimal dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton pada
tahun 1905. Teori planetesimal menyatakan bahwa tata surya berasal dari
gumpalan kabut yang berbentuk spiral atau pilin sehingga disebut kabut pilin. Di
dalam kabut itu terdapat material-material padat yang disebut planetesimal. Tiap-
tiap planetesimal mempunyai orbit bebas sehingga terjadi tabrakan- tabrakan.
Dengan adanya gaya gravitasi, terbentuklah gumpalan- gumpalan yang besar dan
lebih pampat. Gumpalan terbesar terletak di tengah (pusat) kabut dan menjadi
pusat peredaran yang kemudian disebut Matahari. Adapun gumpalan-gumpalan
yang lebih kecil menjadi planet-planet yang secara bersama-sama ber- revolusi
terhadap Matahari.
c. Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,
yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek
sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari
itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita
kenal di Bumi, ukurannya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan
dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi jika sebuah
bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan
terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang
disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai
tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali,
menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar. Dalam lidah
yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah,
lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi melanjutkan
perjalanan di jagat raya sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-
planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari
dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat
pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-
planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

d. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori
ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak
meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang
lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
e. Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
miliar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan
ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka
waktu lebih kurang 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan
membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,
kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Dalam perkembangannya, planet
bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini.
Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu :

 Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami


perlapisan atau perbedaan unsur.

 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya


diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.

 Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang
angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-
helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi
hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak
memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini
seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Ahli geologi membagi proses pembentukan bumi menjadi empat, yaitu Zaman
Arkhaikum, Zaman Paleozoikum, Zaman Mesozoikum, dan Zaman Neozoikum.
1. Zaman Arkhaikum (Azoikum)
Zaman ketika belum ada kehidupan di bumi berlangsung sekitar 2.500 juta hingga
1.200 tahun yang lalu. Hal ini disebabkan bumi masih panas dan merupakan bola
gas panas yang berputar pada porosnya.
2. Zaman Paleozoikum
Zaman Paleozoikum adalah zaman ketika terdapat kehidupan makhluk pertama di
bumi. Zaman ini disebut zaman primer (karena untuk pertama kalinya ada
kehidupan).
3. Zaman Mesozoikum
Zaman Mesozoikum disebut zaman sekunder (zaman hidup kedua) dan disebut
juga zaman reptil sebab muncul reptil yang besar seperti Dinosaurus dan
Atlantosaurus. Zaman ini terbagi menjadi tiga:
 Trias, terdapat kehidupan ikan, amfibi, dan reptil.
 Jura, terdapat reptil dan sebangsa katak.
 Calcium, terdapat burung pertama dan tumbuhan berbunga.
4. Zaman Neozoikum
Zaman Neozoikum adalah zaman bumi baru (bumi sudah terbentuk seluruhnya).
Zaman ini terbagi menjadi zaman tersier dan zaman kuarter.
a. Zaman tertier, yaitu zaman hidup ketiga, makhluk hidupnya berupa
binatang menyusui sejenis monyet dan kera, reptil raksasa mulai lenyap,
dan pada akhir zaman ini sudah ada jenis kera-manusia. Zaman ini ditandai
dengan munculnya tenaga endogen yang dahsyat sehingga mematahkan
kulit bumi. Kejadian tersebut membentuk rangkaian pegunungan besar di
seluruh dunia. Karena adanya pegunungan tersebut, timbullah letusan-
letusan gunung berapi yang membentuk relief permukaan bumi. Zaman
tertier terbagi atas Eosen, Miosen, Oligosen, dan Pliosen. Pada zaman
tertier inilah, binatang menyusui berkembang sepenuhnya. Muncul juga
orang utan di masa Miosen, daerah asalnya dari Afrika sekarang. Pada saat
itu, Benua Afrika masih menyatu dengan Jazirah Arab.
b. Zaman kuarter, yaitu zaman hidup keempat. Pada zaman ini, mulai muncul
kehidupan manusia. Zaman ini dibedakan menjadi zaman Pleistosen
(Diluvium) dan kala Holosen (Aluvium). Pada zaman Diluvium ini, terjadi
penurunan suhu dengan drastis bahkan sampai di bawah 0oC sehingga
muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut
menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali,
Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia. Ketika es
Kutub Utara mencair (interglasial), permukaan air laut naik dan
menenggelamkan sebagian Eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika Utara.
Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatra terpisah dari daratan Asia,
membentuk laut dangkal yang disebut Paparan Sunda, sedangkan Pulau
Papua dan sekitarnya terpisah dengan daratan Australia yang melahirkan
Paparan Sahul. Antara Paparan Sahul dan Paparan Sunda dipisahkan oleh
perairan dalam yang dinamakan daerah Wallacea dan menjadi garis
Wallacea yang membedakan jenis flora dan fauna. Kepulauan Indonesia
dalam bentuknya sekarang terjadi pada zaman Glasial Wurm. Zaman
Holosen atau zaman Aluvium adalah zaman lahirnya jenis Homo sapiens,
yaitu jenis manusia seperti manusia sekarang.

Anda mungkin juga menyukai