Masluki
Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan dosis yang baik
dari pemberikan pupuk organik cair urin sapi terhadap tanaman bayam merah.
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tompotikka, Kecamatan Wara, Kota Palopo,
Provinsi Sulawesi Selatan, pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2013.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Faktor perlakuan yang diberikan adalah sebagai
berikut: P0 (kontrol), P1 (dosis 5 ml POC : 100 ml air), P2 (dosis 10 ml POC : 100
ml air) dan P3 (dosis 15 ml POC : 100 ml air).
Hasil penelitian yang dilakukan menujukkan bahwa adanya pengaruh baik
pada pemberian 15 ml POC : 100 ml terhadap tinggi serta berat basah dan 10 ml
POC : 100 ml air terhadap jumlah daun serta panjang akar.
Kata kunci: Bayam merah dan pupuk organik cair urin sapi.
20,00 20,00
10,00 10,00
0,00
0,00
I II III IV V
P0 P1 P2 P3
Minggu Perlakuan
38,98
31,46 pupuk organik secara tepat dan teratur
40,00
dapat memenuhi kebutuhan tanaman
(gram)
30,00
20,00 terhadap unsur akan unsur hara.
10,00 Daun berfungsi sebagai organ
0,00 untuk berlangsungnya proses fotosintesis.
P0 P1 P2 P3
Pengurangan jumlah daun menyebabkan
Perlakuan
pengurangan laju fotosintesis tanaman.
Gambar 4. Histogram Rata-Rata Berat
Basah tanaman Terhadap Pada proses fotosintesis, unsur hara juga
Perlakuan Berbagai Macam berperan dalam aktivitas metabolisme
Dosis Pemberian POC
Urin Sapi. tanaman. Dijelaskan oleh Gardner dkk
(2006), bahwa masukan nutrisi mineral
Pembahasan
yang cukup memungkinkan daun mampu
Perkembangan morfologi bayam
memenuhi fungsinya sebagai organ
merah pada hasil penelitian menunjukan
fotosintesis. Namun pada kondisi dimana
bahwa tinggi dan berat basah terdapat
nutrisi terbatas, maka terjadi distribusi
pada pemberian perlakuan P3 dengan
nutrisi dari daun tua ke daun muda,
dosis 15 ml POC : 100 ml air. Sedangkan
sehingga laju fotosintesis pada daun tua
untuk jumlah daun dan panjang akar
makin berkurang. Sitompul dan Guritno
(2008), menyatakan bahwa pembentukan lebih cepat dibandingkan akar tertier.
daun tumbuhan dipengaruhi pula oleh Laju pemanjangan akar juga dipengaruhi
kecepatan terbentuknya plastokhron oleh faktor internal dan berbagai faktor
(selang waktu yang dibutuhkan per daun lingkungan. faktor internal yang
tambahan yang terbentuk) dan mempengaruhi adalah pasokan fotosintat
pemunculan filokron, semakin cepat (umumnya dalam bentuk sukrosa) dari
terbentuknya keduanya maka semakin daun, artinya semakin banyak daun pada
banyak daun yang tebentuk. tanaman semakin semakin baik
Terbentuknya plastokhron dan waktu perkembngan akar (P2 pada daun
pemunculan filokron dipengaruhi oleh berpengaruh pada P2 pada akar). Unsur
temperatur dan intensitas cahaya serta hara fosfor (P) sangat berperan penting
yang paling utama adalah tersedianya terhadap perkembangan akar sedangkan
unsur nitrogen (N) yang berpengaruh faktor lingkungan yang mempengaruhi
pada pertumbuhan daun. Aplikasi pupuk antara lain adalah suhu tanah dan
organik cair (POC) urin sapi dilakukan kandungan air tanah. Di belakang zona
dengan cara penyemprotan memiliki pemanjangan terdapat zona bulu akar
keuntungan berupa penyerapan unsur (root hair zone). Beberapa sel epidermis
hara yang dibutuhkan oleh tanaman lebih pada zona ini membentuk tonjolan yang
cepat. Hal tersebut dikarenakan pada saat tumbuh memanjang antara 0,5 mm
stomata tanaman terbuka ia akan sampai 1,5 mm. Tonjolan pada sel
langsung menyerap butiran-butiran epidermis ini disebut bulu akar.
pupuk cair dan memanfaatkannya Keberadaan bulu akar memperluas total
(Lingga. P dan Marsono, 2007). luas permukaan akar, sehingga penting
Menurut Lakitan (2005), zona artinya dalam serapan air dan unsur hara
pemanjangan (elongation zone) akar bagi tanaman bayam merah.
berkisar antara 0,5 cm sampai 1,5 cm Berat basah tanaman merupakan
pada bagian ujung akar. Laju hasil akumulasi fotosintat dalam bentuk
pemanjangan akar dapat mencapai 2 biomasa tanaman (diameter batang,
cm/hari, akar primer memanjang lebih jumlah daun dan panjang akar) dan
cepat dibandingkan akar sekunder. kandungan air pada daun. Menurut
Demikian pula akar sekunder memanjang Lahadassy (2007), untuk mencapai berat
basah yang optimal, tanaman masih
membutuhkan banyak energi maupun
unsur hara agar peningkatan jumlah
maupun ukuran sel dapat mencapai
optimal serta memungkinkan adanya
peningkatan kandungan air tanaman yang
optimal pula. Dijelaskan oleh Loveless
(2004), bahwa sebagian besar berat basah
tumbuhan disebabkan oleh kandungan
air. Air berperan dalam turgiditas sel,
sehingga sel-sel pada daun, batang dan
akar akan membesar. Menurut Jumin
(2002), besarnya kebutuhan air setiap
fase pertumbuhan berhubungan langsung
dengan proses fisiologi dan faktor
lingkungan. Pada hasil analisis mengenai
berat basah tanaman bayam merah bobot
yang paling tinggi adalah pada perlakuan
P3 (15 ml POC : 100 ml air)
dibandingkan perlakuan lainnya.
Penyebabnya tidak lain dan tak bukan
adalah ukuran tinggi dan diameter batang
sangat berpengaruh secara segnifikan
terhadap berat basah tanaman banyam
merah.
BAB V memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan
KESIMPULAN DAN SARAN sifat biologi tanah.
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Adapun kesimpulan dari hasil
Arief, 2006. Budidaya Tanaman Bayam
pengamatan dalam penelitian ini adalah
Merah. Telaga Zam-zam.
sebagai berikut: Makassar.
a. Pemberian POC urin sapi memiliki Gardner, dkk. 2006. Fisiologi Tanaman
manfaat terhadap tanaman bayam Budidaya. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
merah, dimana tinggi dan bobot berat Hadi, Setiono. 2010. Fisiologi
basah paling baik pada perlakuan Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
baik P3 (15 ml POC : 100 ml air), Hendro, 2008. Syarat Tumbuh Tanaman
sedangkan jumlah daun serta Bayam Merah.Jakarta:
Universitas Indonesia press
panjang akar sangat baik pada
perlakuan P2 (10 ml POC : 100 ml Jumin, H.B. 2002. Agroekologi, Suatu
Pendekatan Fisiologis. Raja
air). Grafinso Persada. Jakarta.
b. Pemberian dosis POC urin sapi pada Kresnady, Budy. 2007. Botani Tanaman.
Agromedia Pustaka. Jakarta
perlakuan P2 (10 ml POC : 100 ml
air) dapat memberikan pengaruh Lahadassy.J. 2007. Pengaruh Dosis
Pupuk Organik Cair terhadap
yang baik terhadap pertumbuhan dan Tanaman. Jurnal Agrisistem.
perkembangan tanaman bayam Lakitan, Benyamin. 2005. Fisiologi
Pertumbuhan Dan
merah. Perkembangan Tanaman.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Saran Lingga, Pinus. 2007.Pupuk Organik
Penanaman tanaman bayam Cair. Kanisius, Jakarta.