Anda di halaman 1dari 11

Respon Tanaman Bayam Merah (alternanthera amoena) Terhadap

Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi

Masluki
Universitas Cokroaminoto Palopo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan dosis yang baik
dari pemberikan pupuk organik cair urin sapi terhadap tanaman bayam merah.
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tompotikka, Kecamatan Wara, Kota Palopo,
Provinsi Sulawesi Selatan, pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2013.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Faktor perlakuan yang diberikan adalah sebagai
berikut: P0 (kontrol), P1 (dosis 5 ml POC : 100 ml air), P2 (dosis 10 ml POC : 100
ml air) dan P3 (dosis 15 ml POC : 100 ml air).
Hasil penelitian yang dilakukan menujukkan bahwa adanya pengaruh baik
pada pemberian 15 ml POC : 100 ml terhadap tinggi serta berat basah dan 10 ml
POC : 100 ml air terhadap jumlah daun serta panjang akar.

Kata kunci: Bayam merah dan pupuk organik cair urin sapi.

PENDAHULUAN sumber protein, terutama untuk Negara


Indonesia merupakan negara yang berkembang (Arief, 2006).
memiliki daratan cukup luas, yang Tanaman bayam merah termasuk
memungkinkan berbagai tanaman dapat bahan sayuran dunia yang bergizi tinggi
tumbuh dan berkembang didalamnya dan digemari oleh semua lapisan
baik tanaman tahunan maupun musiman. masyarakat. Selain itu keunggulan dari
Salah satu jenis tanaman yang tergolong tanaman ini adalah dapat dijadikan
kedalam tanaman semusim pada wilayah sebagai obat membersihkan darah setelah
negara ini yaitu bayam merah. Tanaman melahirkan, memperkuat akar rambut,
bayam merah semula dikenal sebagai mengobati disentri, dan mengatasi
tumbuhan hias. Dalam perkembangan anemia. Tanaman bayam merah dapat
bayam selanjutnya, tanaman bayam ini tumbuh pada ketinggian ± 5 – 1.500 m
dipromosikan sebagai bahan pangan dpl, tumbuh lebih subur didataran rendah
pada lahan terbuka yang udaranya agak secara berlebihan untuk meningkatkan
panas. Tanaman ini menghendaki tanah produktivitas telah mengakibatkan
yang gembur dan subur. Jenis tanah yang permasalahan tersendiri yaitu
sesuai untuk tanaman bayam adalah menurunnya kesuburan dan pemiskinan
semua jenis tanah dan kandungan unsur unsur hara tanah (Setiono Hadi, 2010).
hara terpenuhi. Keuntungan lain dari Permasalahan penurunan kualitas
tanaman bayam merah adalah umur tanah dan produk pertanian dapat
relatif singkat sehingga petani dengan dipecahkan dengan penggunaan sistem
cepat merasakan hasil panen (Hendro, pertanian organik. Pertanian organik
2008). memanfaatkan proses daur ulang unsur
Meskipun tanaman bayam merah hara dalam produksi pertanian.
memiliki banyak manfaat namun Pemanfaatan pupuk organik baik dalam
tanaman ini masih belum sepopuler bentuk padat maupun cair menjadi solusi
tanaman hortikultura yang lainnya. Hal terbaik untuk mengembalikan tingkat
tersebut dikarenakan kebanyakan petani kesuburan tanah secara aman dalam arti
belum mengetahui manfaat dan cara produk pertanian yang dihasilkan bebas
tehnik budidaya bayam merah, sehingga dari bahan kimia yang berbahaya bagi
pasokan sayur untuk bayam merah dari kesehatan manusia sehingga aman
petani kurang dan bahkan tidak ada. dikonsumsi.
Keadaan ini dapat terlihat pada pasar Dalam dunia pertanian ternyata
sayur yang jarang menjual sayuran urin sapi (air kencing sapi) sangat
bayam merah. bermanfaat sekali bagi petani karena urin
Berkaitan dengan hal diatas dalam sapi mengandung berbagai unsur hara
penerapan teknologi pertanian modern sehingga dapat digunakan sebagai pupuk
(penggunaan bibit unggul, pupuk cair. Sebelum digunakan sebagai pupuk
kimiawi, dan pestisida) dan intensifikasi pertanian urin sapi ini sebaiknya di
penggunaan lahan menimbulkan fermentasi terlebih dahulu. Selain itu
degradasi lahan yang cukup besar pemanfaatan pupuk organik secara
sehingga mengakibatkan penurunan khusus pupuk organik cair dapat menjadi
produktivitas tanaman pertanian. Hal ini solusi penangganan limbah. Limbah
disebabkan penggunaan pupuk kimia kandang terutama feses dan urin, air
bekas mandi sapi, air bekas cuci kandang, b. Sebagai bahan referensi serta
dan sisa pakan yang tercecer merupakan menambah khasanah kepustakaan
sumber pencemaran lingkungan paling Universitas Cokroaminoto Palopo
dominan di areal peternakan sapi potong. fakultas pertanian.
Volume limbah dalam jumlah yang besar METODE PENELITIAN
tentu akan menimbulkan bau yang tidak Tempat dan Waktu
sedap. Seekor sapi mampu menghasilkan Penelitian ini dilaksanakan di
kotoran padat 23,6 kg/hari dan urin 9,1 Kelurahan Tompotikka, kecamatan
ltr/hari (Tauscher, 2009). Wara, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi-
Selatan. Dimulai pada bulan Mei sampai
Tujuan Penelitian dengan bulan Juni 2013.
Adapun beberapa tujuaan yang
ingin dicapai didalam penelitian ini Bahan dan Alat
adalah: Bahan yang digunakan dalam
a. Untuk mengetahui manfaat dari penelitian ini adalah tanah, polibag, air,
limbah urin sapi yang telah urin sapi dan benih bayam merah.
difermentasi terhadap tanaman Alat yang digunakan adalah
bayam merah. sekop, cangkul, botol air minum ukuran
b. Untuk mengetahui dosis pemberian 800 ml, sprayer, suntik, kayu, bambu,
pupuk organik cair urin sapi yang timbangan, jaring, paku, palu, parang,
dapat memberikan pengaruh pisau, kertas label, meteran/pengaris,
terhadap pertumbuhan dan buku, pulpen/spidol dan kamera.
perkembangan tanaman bayam
merah. Metode Percobaan
Manfaat Penelitian Penelitian ini disusun
Adapun beberapa manfaat yang menggunakan metode Rancangan Acak
ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Kelompok (RAK) yang terdiri atas empat
a. Bahan urin sapi dapat dijadikan (4) perlakuan dengan simbol P0, P1, P2
sebagai pupuk organik cair yang dan P3. Dimana perlakuan ini dibagi
mempunyai manfaat besar terhadap berdasarkan kosentrasi pupuk organik
tanaman bayam merah. cair yang digunakan dalam
pengaplikasian pada tanaman bayam menambahkan pupuk kandang sapi
merah, setiap perlakuan diulang sebanyak dengan perbandingan 1:1, serta
empat (4) kali ulangan. Sehingga jumlah memasukkan ke dalam polibag dengan
unit percobaan keseluruhan yang diambil ukuran 25 x 30 cm sebanyak 16 unit.
datanya adalah sebanyak 4 perlakuan Penyusunan polibag disusun berdasarkan
dikali 4 ulangan menghasilakan 16 unit. rancangan acak kelompok (RAK).
P0 → Tanpa Menggunakan Perlakuan Disusun dengan rapi dan berbentuk
(kontrol) persegi, serta memperhatikan jarak antar
P1 → 5 ml POC : 100 ml air polibag agar nantinya tidak menyulitkan
P2 → 10 ml POC : 100 ml air dalam perawatan dan pengambilan data.
P3 → 15 ml POC : 100 ml air Setelah media tanam terbentuk dilakukan
Data yang diperoleh dianalisis penjenuhan dengan cara penyiraman air.
secara statistika dengan menggunakan Kemudian dilakukan pemasangan kertas
sidik ragam (uji F). Apabila analisis sidik label pada sisi polibag yang disesuaikan
ragam menunjukan pengaruh beda nyata dengan perlakuan serta ulangan.
maupun sangat nyata, maka dilakukan Penanaman dilakukan dengan
Ujian Lanjutan Beda Nyata Terkecil cara ditebarkan pada media tanam yang
(BNT)/ Uji Tukey 5%. sudah disiapkan sebelumnya. Setelah
Pelaksanaan Percobaan benih bayam merah diletakkan, tutup
Pengambilan bahan yang tipis-tipis dengan menggunakan tanah
dijadikan sebagai pupuk organik cair urin secara hati-hati. Proses penanaman
sapi, diambil dari urin sapi betina yang dilaksanakan pada sore hari dengan
diternak kemudian dimasukkan kedalam pertimbangan menggurangi adanya
botol berukuran 800 ml lalu didiamkan transpirasi air yang dikarenakan oleh
dengan cara menutup dan menyimpan sinar matahari. Kelembaban tanah pun
selama ± 20 hari. harus tetap dijaga dengan melakukan
Hari ketiga setelah pengambilan penyiraman setiap hari (pagi dan sore).
urin sapi dilakukan penentuan titik lokasi Pemeliharan yang dilakukan
penelitian serta pembuatan tempat berupa penyiangan terhadap gulma yang
praktek lapang. Selanjutnya persiapan terdapat disekitar tanaman, pengemburan
media tanam dilakukan dengan pada media tanam, serta penyiraman yang
dilakukan setiap hari pagi dan sore guna masing-masing perlakuan adalah sebagai
mencukupi kebutuhan air yang sangat berikut:
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman a. Tinggi tanaman (cm).
bayam merah. Namun pada penyiraman b. Jumlah daun tanaman (helai).
harus selalu memperhatikan keadaan a. Panjang akar tanaman (cm).
cuaca. Sedangakan untuk penyulaman b. Berat segar tanaman (gram).
dilakukan apabila terdapat tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN
bayam merah yang mengalami gagal Hasil
tumbuh, rusak, teinfeksi hama dan 4.1.1. Tinggi Tanaman
kekeringan. Rata-rata tinggi tanaman bayam
Setelah berumur satu minggu, merah berdasarkan hasil yang dihitung
dilakukan pemilihan satu tanaman yang dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat
akan diteliti diri keempat tanaman yang pada lampiran tabel 1a. hingga 5a. dan
terdapat pada masing-masing polibag. tabel 1b. hingga 5b. Berdasarkan sidik
Penggambilan data dilakukan dengan ragam pada lampiran 3b., 4b., dan 5b.
interval waktu setiap satu minggu sekali bahwa perlakuan pemberian POC urin
sebanyak 5 kali. Untuk pengaplikasian sapi terhadap pertumbuhan dan
POC urin sapi dilakukan menggunakan perkembangan tinggi tanaman bayam
sistem penyemprotan langsung pada saat merah menunjukan pengaruh sangat
tanaman bayam merah berumur 10, 20 nyata (**), Gambar 1. menunjukan hasil
dan 30, hari setelah tanam dengan dosis rerata tinggi tanaman. Dikarena adanya
yang berbeda-beda sebagaimana pengaruh sangat nyata dari perlakuan
perlakuan dalam penelitian ini. terhadap tinggi tanaman bayam merah
Pemanenan tanaman bayam merah pada lampiran 3b. sampai 5b. maka
dilakukan setelah tanaman berumur 35 dilakukan uji nyata terkecil (BNT) 5%
hari setelah tanam. dan diambil salah satu contoh yaitu pada
lampiran tabel 5b. (minggu ke-5) dapat
Parameter Pengamatan ditunjukan pada tabel 4.1.
Adapun parameter pengamatan
dalam penelitian ini dilakukan dalam
selang waktu seminggu sekali pada
Rerata Tinggi Tanaman
70,00 4.1.3. Panjang Akar
60,00 Pada hasil analisis rata-rata
P
50,00 0
panjang akar tanaman bayam merah
40,00
30,00
beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada
20,00 lampiran tabel 11a. dan 11b. pemberian
10,00 pupuk orgaik cair urin sapi terhadap
0,00
I II III IV V
panjang akar bayam merah menunjukan
Minggu pengaruh tidak nyata, disimpulkan pada
Gambar 1. Histogram Rata-rata Tinggi sidik ragamnya. Gambar 3. menunjukan
Tanaman Terhadap Perlakuan hasil rata-rata panjang akar. Ketidak
Berbagai Macam Dosis
Pemberian POC Urin Sapi. adanya pengaruh nyata maupun sangat
nyata dari pemberian pupuk organik cair
Ket: P0  (kontro)
urin sapi terhadap jumlah daun tanaman
P1  Dosis 5 ml POC : 100 ml air
bayam merah pada lampiran tabel 11b.
P2  Dosis 10 ml POC : 100 ml
maka tidak dilakukan uji nyata terkecil
air
(BNT) 5%.
P3  Dosis 15 ml POC : 100 ml
air

Rerata Jumlah Daun


60,00 P
Rata-Rata Panjang Akar
0
50,00
40,00 33,05
40,00 P 30,77
28,28
1 30,00
30,00 22,78

20,00 20,00

10,00 10,00
0,00
0,00
I II III IV V
P0 P1 P2 P3
Minggu Perlakuan

Gambar 2. Histogram Rata-rata Jumlah Gambar 3. Histogram Rata-Rata Jumlah


Daun Terhadap Perlakuan Tinggi Daun Terhadap
Berbagai Macam Dosis Perlakuan Berbagai Macam
Pemberian POC Urin Sapi Dosis Pemberian POC
Urin Sapi. terdapat pada perlakuan P2 berdosis 10
4.1.4. Berat Basah ml POC : 100 ml air.
Dari hasil perhitungan analisis Pertumbuhan dan
dan sidik ragman terhadap berat basah perkembangan tinggi tanaman
tanaman bayam merah dan dapat dilihat merupakan fase vegetatif yang
pada lampiran tabel 12a. dan 12b., sidik memerlukan banyak makanan dalam hal
ragam menunjukan bahwa perlakuan ini unsur hara makro dan mikro. Unsur
pemberian POC urin sapi terhadap kaliaum (K) sangat berpengaruh terhadap
jumlah daun bayam merah menunjukan pembentukan batang tanaman. Namun
pengaruh berbeda nyata. dengan kosentrasi yang tinggi selain
berpengaruh terhadap tinggi tanaman
Rata-Rata Berat Basah Tanaman
55,50 juga berpengaruh kepada lebar daun
60,00
46,63 namun jumlah daun sedikit. Pemberian
50,00
Berat Basah Tanaman

38,98
31,46 pupuk organik secara tepat dan teratur
40,00
dapat memenuhi kebutuhan tanaman
(gram)

30,00
20,00 terhadap unsur akan unsur hara.
10,00 Daun berfungsi sebagai organ
0,00 untuk berlangsungnya proses fotosintesis.
P0 P1 P2 P3
Pengurangan jumlah daun menyebabkan
Perlakuan
pengurangan laju fotosintesis tanaman.
Gambar 4. Histogram Rata-Rata Berat
Basah tanaman Terhadap Pada proses fotosintesis, unsur hara juga
Perlakuan Berbagai Macam berperan dalam aktivitas metabolisme
Dosis Pemberian POC
Urin Sapi. tanaman. Dijelaskan oleh Gardner dkk
(2006), bahwa masukan nutrisi mineral
Pembahasan
yang cukup memungkinkan daun mampu
Perkembangan morfologi bayam
memenuhi fungsinya sebagai organ
merah pada hasil penelitian menunjukan
fotosintesis. Namun pada kondisi dimana
bahwa tinggi dan berat basah terdapat
nutrisi terbatas, maka terjadi distribusi
pada pemberian perlakuan P3 dengan
nutrisi dari daun tua ke daun muda,
dosis 15 ml POC : 100 ml air. Sedangkan
sehingga laju fotosintesis pada daun tua
untuk jumlah daun dan panjang akar
makin berkurang. Sitompul dan Guritno
(2008), menyatakan bahwa pembentukan lebih cepat dibandingkan akar tertier.
daun tumbuhan dipengaruhi pula oleh Laju pemanjangan akar juga dipengaruhi
kecepatan terbentuknya plastokhron oleh faktor internal dan berbagai faktor
(selang waktu yang dibutuhkan per daun lingkungan. faktor internal yang
tambahan yang terbentuk) dan mempengaruhi adalah pasokan fotosintat
pemunculan filokron, semakin cepat (umumnya dalam bentuk sukrosa) dari
terbentuknya keduanya maka semakin daun, artinya semakin banyak daun pada
banyak daun yang tebentuk. tanaman semakin semakin baik
Terbentuknya plastokhron dan waktu perkembngan akar (P2 pada daun
pemunculan filokron dipengaruhi oleh berpengaruh pada P2 pada akar). Unsur
temperatur dan intensitas cahaya serta hara fosfor (P) sangat berperan penting
yang paling utama adalah tersedianya terhadap perkembangan akar sedangkan
unsur nitrogen (N) yang berpengaruh faktor lingkungan yang mempengaruhi
pada pertumbuhan daun. Aplikasi pupuk antara lain adalah suhu tanah dan
organik cair (POC) urin sapi dilakukan kandungan air tanah. Di belakang zona
dengan cara penyemprotan memiliki pemanjangan terdapat zona bulu akar
keuntungan berupa penyerapan unsur (root hair zone). Beberapa sel epidermis
hara yang dibutuhkan oleh tanaman lebih pada zona ini membentuk tonjolan yang
cepat. Hal tersebut dikarenakan pada saat tumbuh memanjang antara 0,5 mm
stomata tanaman terbuka ia akan sampai 1,5 mm. Tonjolan pada sel
langsung menyerap butiran-butiran epidermis ini disebut bulu akar.
pupuk cair dan memanfaatkannya Keberadaan bulu akar memperluas total
(Lingga. P dan Marsono, 2007). luas permukaan akar, sehingga penting
Menurut Lakitan (2005), zona artinya dalam serapan air dan unsur hara
pemanjangan (elongation zone) akar bagi tanaman bayam merah.
berkisar antara 0,5 cm sampai 1,5 cm Berat basah tanaman merupakan
pada bagian ujung akar. Laju hasil akumulasi fotosintat dalam bentuk
pemanjangan akar dapat mencapai 2 biomasa tanaman (diameter batang,
cm/hari, akar primer memanjang lebih jumlah daun dan panjang akar) dan
cepat dibandingkan akar sekunder. kandungan air pada daun. Menurut
Demikian pula akar sekunder memanjang Lahadassy (2007), untuk mencapai berat
basah yang optimal, tanaman masih
membutuhkan banyak energi maupun
unsur hara agar peningkatan jumlah
maupun ukuran sel dapat mencapai
optimal serta memungkinkan adanya
peningkatan kandungan air tanaman yang
optimal pula. Dijelaskan oleh Loveless
(2004), bahwa sebagian besar berat basah
tumbuhan disebabkan oleh kandungan
air. Air berperan dalam turgiditas sel,
sehingga sel-sel pada daun, batang dan
akar akan membesar. Menurut Jumin
(2002), besarnya kebutuhan air setiap
fase pertumbuhan berhubungan langsung
dengan proses fisiologi dan faktor
lingkungan. Pada hasil analisis mengenai
berat basah tanaman bayam merah bobot
yang paling tinggi adalah pada perlakuan
P3 (15 ml POC : 100 ml air)
dibandingkan perlakuan lainnya.
Penyebabnya tidak lain dan tak bukan
adalah ukuran tinggi dan diameter batang
sangat berpengaruh secara segnifikan
terhadap berat basah tanaman banyam
merah.
BAB V memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan
KESIMPULAN DAN SARAN sifat biologi tanah.
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Adapun kesimpulan dari hasil
Arief, 2006. Budidaya Tanaman Bayam
pengamatan dalam penelitian ini adalah
Merah. Telaga Zam-zam.
sebagai berikut: Makassar.
a. Pemberian POC urin sapi memiliki Gardner, dkk. 2006. Fisiologi Tanaman
manfaat terhadap tanaman bayam Budidaya. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
merah, dimana tinggi dan bobot berat Hadi, Setiono. 2010. Fisiologi
basah paling baik pada perlakuan Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
baik P3 (15 ml POC : 100 ml air), Hendro, 2008. Syarat Tumbuh Tanaman
sedangkan jumlah daun serta Bayam Merah.Jakarta:
Universitas Indonesia press
panjang akar sangat baik pada
perlakuan P2 (10 ml POC : 100 ml Jumin, H.B. 2002. Agroekologi, Suatu
Pendekatan Fisiologis. Raja
air). Grafinso Persada. Jakarta.
b. Pemberian dosis POC urin sapi pada Kresnady, Budy. 2007. Botani Tanaman.
Agromedia Pustaka. Jakarta
perlakuan P2 (10 ml POC : 100 ml
air) dapat memberikan pengaruh Lahadassy.J. 2007. Pengaruh Dosis
Pupuk Organik Cair terhadap
yang baik terhadap pertumbuhan dan Tanaman. Jurnal Agrisistem.
perkembangan tanaman bayam Lakitan, Benyamin. 2005. Fisiologi
Pertumbuhan Dan
merah. Perkembangan Tanaman.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Saran Lingga, Pinus. 2007.Pupuk Organik
Penanaman tanaman bayam Cair. Kanisius, Jakarta.

merah sebaiknya menggunakan Pupuk Lingga. P dan Marsono, 2007. Pupuk


dan Cara Memupuk. Kanisius, Jakarta.
Organik Cair Urin Sapi dengan dosis 10
POC : 100 ml air dan sebaiknya diberikan Loveless. A.R. 2004. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan untuk
pada tanaman lainnya. Masyarakat Daerah Tropik. Gramedia.
sebaiknya melakukan pertanian organik Jakarta.
Nawir, 2008. Manfaatkan Urin Sapi.
dikarenakan selain menggurangi limbah Gadjah Mada University Press,
yang ada juga bermanfaat untuk Yogyakarta
Novizan, 2005. Metode Pemupukan.
Kanisius. Yogyakarta.

Palada dan Chang, 2003. Botani


Tumbuhan. Medan.

Rachman Sutanto, 2005. Pengertian


Fermentasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Sitompul, S.M dan B. Guritno. 2008.


Analisis Pertumbuhan
Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
Suriadikarta. dkk, 2006. Teknik
Membuat dan Memanfaatkan
Pupuk Organik. Sid.Jakarta.

S.C.Hsieh dan C.F.Hsieh.


2006. Kandungan Pupuk Organik
Cair dari Urin Sapi. Jakarta:
Universitas Indonesia press.
Tauscher, 2009. Pupuk Organik Urin
Sapi. Kerjasama Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Bali dengan
Bappeda Provinsi Bali.

Widya, 2010. Budidaya Bayam Secara


Organik. Bogor.

Winarto, Ir. 2004. Urin Sapi Bangkitkan


Harapan Petani.
Bogor.Agromedia Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Softskills Hardskills
    Softskills Hardskills
    Dokumen2 halaman
    Softskills Hardskills
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Metode Penelitian
    Metode Penelitian
    Dokumen7 halaman
    Metode Penelitian
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Softskillshardskills 2
    Softskillshardskills 2
    Dokumen3 halaman
    Softskillshardskills 2
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen39 halaman
    Bab Ii
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Telur
    Bab Vi Telur
    Dokumen11 halaman
    Bab Vi Telur
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Mets
    Mets
    Dokumen21 halaman
    Mets
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Amphibi
    Amphibi
    Dokumen20 halaman
    Amphibi
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Okra 1
    Okra 1
    Dokumen109 halaman
    Okra 1
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • OKRA DOCUMENT
    OKRA DOCUMENT
    Dokumen17 halaman
    OKRA DOCUMENT
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen16 halaman
    Naskah Publikasi
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen18 halaman
    Chapter II
    Larissa Risky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi PDF
    Naskah Publikasi PDF
    Dokumen12 halaman
    Naskah Publikasi PDF
    AdeliaNantasya
    Belum ada peringkat
  • Bioetanolbuahsalak
    Bioetanolbuahsalak
    Dokumen5 halaman
    Bioetanolbuahsalak
    Anggra Retno
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Telur
    Bab Vi Telur
    Dokumen41 halaman
    Bab Vi Telur
    Friskihari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Bioteknologi Peternakan
    Laporan Bioteknologi Peternakan
    Dokumen24 halaman
    Laporan Bioteknologi Peternakan
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Ikanmasrevised PDF
    Ikanmasrevised PDF
    Dokumen84 halaman
    Ikanmasrevised PDF
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Biosel Re
    Biosel Re
    Dokumen10 halaman
    Biosel Re
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Dna
    Dna
    Dokumen12 halaman
    Dna
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Sampul Bioetanol
    Sampul Bioetanol
    Dokumen1 halaman
    Sampul Bioetanol
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • MikrobaRumen
    MikrobaRumen
    Dokumen22 halaman
    MikrobaRumen
    DwiiAddena
    Belum ada peringkat
  • Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dokumen8 halaman
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Lisosom
    Lisosom
    Dokumen1 halaman
    Lisosom
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • JURNAL Aditya Susanto Hadiputra PDF
    JURNAL Aditya Susanto Hadiputra PDF
    Dokumen5 halaman
    JURNAL Aditya Susanto Hadiputra PDF
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Capppp Asin
    Capppp Asin
    Dokumen20 halaman
    Capppp Asin
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Lisosom
    Lisosom
    Dokumen18 halaman
    Lisosom
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dokumen30 halaman
    Proposal Reuni Akbar Fmipa
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Ureter
    Ureter
    Dokumen1 halaman
    Ureter
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8: Yang Disusun Oleh: 1. Dea Rizkytiana Oktaviyani (15-250-0020) 2. Rosalia Yulian Musthofa (15-250-0021)
    Kelompok 8: Yang Disusun Oleh: 1. Dea Rizkytiana Oktaviyani (15-250-0020) 2. Rosalia Yulian Musthofa (15-250-0021)
    Dokumen12 halaman
    Kelompok 8: Yang Disusun Oleh: 1. Dea Rizkytiana Oktaviyani (15-250-0020) 2. Rosalia Yulian Musthofa (15-250-0021)
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Belum ada peringkat