Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TRANSPORTASI FLUIDA

“JENIS JENIS POMPA DAN KARAKTERISTIK PEMILIHAN POMPA”

Disusun oleh :

NAMA : NAUFAL FACHRI


NIM : I8317022

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

1|nfal.doc
1. JENIS-JENIS POMPA
A. Difinisi
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida cair (liquid)
dari suatu tempat yang rendah ke tempat lain yang lebih tinggi melalui suatu
sistem perpipaan, atau dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang
bertekanan tinggi, atau dari satu tempat ke tempat lain yang jauh serta untuk
mengatasi tahanan hidrolisnya.
Prinsip operasinya pompa adalah memberikan perbedaan tekanan antara bagian
suction (hisap) dan bagian discharge (tekan) dengan mentransfer energi mekanis
dari suatu sumber energi luar (motor listrik, motor bensin/diesel ataupun turbin
dll.) untuk dipindahkan ke fluida kerja yang dilayani. Dengan demikian pompa
menaikan cairan sehingga cairan tersebut dapat mengalir dari suatu tempat yang
bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan tinggi.

B. Klasifikasi Pompa

Pompa dapat diklasifikasikan berdasarkan kondisi kerjanya, cairan yang dilayani /


dipindahkan, bentuk elemen yang bergerak, jenis penggeraknya, serta berdasarkan
cara mentransfer fluida dari dari pipa hisap ke pipa tekan. Namun secara umum
pompa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

2|nfal.doc
C.

3|nfal.doc
1. Positive Displacement Pumps
Pada pompa positive displacement, perpindahan zat cair dari suatu tempat ke
tempat lain disebabkan perubahan volume ruang kerja pompa yang diakibatkan
oleh gerakan elemen pompa yaitu maju-mundur (bolak-balik) atau berputar
(rotary). Dengan perubahan volume tersebut maka zat cair pada bagian keluar
(discharge) mempunyai tekanan yang lebih besar dibanding pada bagian masuk
(suction) dan konsekuensinya kapasitas yang dihasilkan sesuai volume yang
dipindahkan.
Ciri-Ciri Umum pompa positive displacement:
 Head yang dihasilkan relatif tinggi dibanding dengan kapasitas.

 Mampu beroperasi pada suction yang kering, sehingga tidak memerlukan


proses priming.

 Kapasitas atau aliran zat cair tidak kontinyu.

a. Pompa Reciprocating
Adalah pompa yang merubah energi mekanis penggeraknya menjadi energi aliran
fluida yang dilayani dengan menggunakan bagian pompa yang bergerak bolak-
balik di dalam silinder. Bagian atau elemen pompa yang bergerak tersebut bisa
disebut piston ataupun plunger tergantung dari konstruksinya.

Gambar 1.1 Cara kerja Single Acting Reciprocating Pump

4|nfal.doc
Gambar 1.2 Cara kerja Double Acting Reciprocating Pump
b. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa-pompa positip (positive displacement pumps) dimana
energi ditransmisikan dari motor penggerak ke cairan oleh suatu bagian (elemen)
yang mempunyai gerakan berputar di dalam rumah pompa.
Berdasarkan desainnya, pompa rotary dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Screw Pump
2. Gear Pump
3. Lobe Pump
4. Sliding Vane
5. Rotary piston

b.1. Screw Pump


Kebutuhan untuk memperbaiki kelemahan pompa reciprocating dalam
menghasilkan kapasitas rendah serta aliran lebih uniform dapat dikurangi oleh
penggunaan pompa screw. Tekanan, kapasitas serta putaran dari pompa ini dapat
mencapai 200 kg/cm2, 300 m3/jam serta 10.000 rpm.
Pada air tight pump (pompa kedap udara), ruang suction dan discharge
dipisahkan satu sama lain oleh rangkaian air tight dari pada rotor.
Kelebihan lain dari pompa screw antara lain :
- Efisiensinya totalnya tinggi (70 % – 80%)

5|nfal.doc
- Ukuran pompa relatif kecil, ringan karena rotor dapat bekerja pada putaran
tinggi.

- Aliran hampir benar-benar uniform.

- Getarannya relatif kecil

- Kapasitas isapnya baik sekali

- Dapat beroperasi dalam berbagai posisi, horizontal, vertikal, miring.

Gambar 1.3 Pompa Multiple Screw

b.2. Gear Pump


Pompa roda gigi mampu digunakan untuk memompa cairan yang mempunyai
viskositas rendah hingga tinggi. Pompa ini umumnya dipakai sebagi pompa
minyak pelumas.
Pompa roda gigi terdiri dari roda gigi penggerak dan roda gigi yang digerakkan.
Konstruksinya bisa external ataupun juga internal. Gambar dibawah diperlihatkan
kedua konstruksi pompa roda gigi.

6|nfal.doc
Gambar 1.4 Pompa Roda Gigi
Kelebihan pompa roda gigi adalah :
- Aliran uniform

- Konstruksi sederhana

- Kapasitasnya relatih besar dibanding ukuran pompa yang kecil

- Instalasi sederhana.

b.3. Lobe Pump


Pompa lobe mempunyai dua rotor setiap lobe, baik untuk lobe dua, tiga maupun
empat masing-masing lobenya tetap mempunyai dua rotor. Pompa tiga lobe
mempunyai efisiensi lebih baik dibanding dengan dua lobe, begitu seterusnya.
Namun dari segi pembuatannya lebih sulit
Prinsip kerja pompa lobe adalah Kedua rotor berputar serempak dengan arah
saling berlawanan di dalam sebuah casing. Sumbu gigi dari rotor selalu
membentuk sudut 90o terhadap sumbu gigi rotor yang lain. Jika rotor diputar
dalam arah panah, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah, maka fluida yang
terkurung antara casing dengan lobe akan dipindahkan dari sisi inlet menuju
outlet.
Pada gambar dibawah diperlihatkan pompa lobe dengan jumlah lobe yang
berbeda.

7|nfal.doc
Gambar 1.5 Pompa dua lobe
b.4. Sliding Vanes (Pompa Sudu)
Elemen-elemen pendorong Sliding vanes adalah sudu yang bergeser (sliding)
secara bebas di dalam slot (alur) dari rotor. Rotor berputar di dalam casing secara
eksentrik terhadap permukaan bagian dalam casing. Bentuk slinding vanes yang
lain memiliki rotor yang bergerak sepusat dengan casing, namun permukaan
bagian dalam casing berbentuk elips.
Pada gambar dibawah diperlihatkan pompa sudu dengan 8 buah sudu. Ruang
antara rotor dengan casing dibagi-bagi oleh sudu. Jika rotor berputar, volume
ruangan yang dibatasi oleh dua sudu mula-mula membesar sehingga fluida cair
akan terisap melalui lubang hisap, kemudian mengecil lagi sehingga fluida
dikompresikan dan dikeluarkan melalui saluran keluar.

Gambar 1. 6 Pompa Sliding Vanes (8Vane)

8|nfal.doc
b.5. Flexible Pump

Gambar 1.7 Pompa Flexible


b.6. Rotary Piston

Gambar 1.8 Pompa Radial Piston


c. Pompa Diapraghma

Gambar 1.9 Pompa Diapraghma

9|nfal.doc
D.

10 | n f a l . d o c
2. Dynamics
Pompa dynamics adalah suatu pompa yang mana dalam operasinya, volume
ruang kerjanya tidak berubah. Dalam hal ini energi yang dipindahkan ke fluida
kerja adalah energi kinetik, sehingga pemindahan fluida terjadi karena perubahan
kecepatan. Menurut cara kerjanya nonpositive dapat dibedakan yaitu rotodynamic
pumps dan special effect.
a. Special effect Pump (Ejector)

Gambar 1.10 Pompa Ejector


Prinsip kerja pompa ejector adalah kemampuannya merubah energi statis cairan
menjadi energi kinetis atau kebalikannya.
Kondisi vacuum yang terjadi pada ruang inlet pompa jet diperlukan untuk menarik
cairan yang dipompa kedalam ruang inlet tersebut. Kevacuuman dihasilkan oleh
aliran searah dari fluida penggerak (actuating fluid).
Kelebihan Pompa Ejector :
1. Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga pompa bisa berumur panjang.

2. Tidak menimbulkan suarua gaduh dan mudah dioperasikan.

3. Mampu memompa cairan yang mengandung kotoran.

4. Sulit tersumbat.

5. Mampu bekerja pada saluran hisap yang kering.

6. Kapasitasnya uniform.

7. Ukurannya kecil dan ringan.

11 | n f a l . d o c
b. Pompa Rotodynamic

Gambar 1.11 Prinsip kerja PompaRotodynamic


Pada pompa rotodynamic, perpindahan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain
menggunakan suatu sudu atau impeller yang berputar pada porosnya. Partikel fluida
yang berada pada saluran impeller akan digerakan dari sisi masuk (inlet) ke sisi
keluar (outlet), sehingga tekanan pada inlet akan turun dan tekanan pada outlet akan
naik. Selama fluida mengalir dari sisi inlet ke outlet, partikel-partikel fluida
dipercepat, sehingga energi kinetiknya akan naik. Energi kinetik ini selanjutnya
berangsur-angsur dirubah menjadi energi potensial (energi tekan) baik pada rumah
keong (volute chamber) atau diffuser ring pada pompa centrifugal radial ataupun pada
stator pada pompa aksial.
Ciri-Ciri Pompa Rotodynamic (Turbo) :
 Kontinuitas aliran sangat baik.

 Realibilitas operasinya sangat tinggi, karena memiliki sedikit bagian yang


bergerak dan tanpa adanya mekanisme katup.

 Mampu bergerak dengan putaran tinggi, sehingga dapat dengan mudah dikopling
langsung dengan motor listrik.

 Dapat melumasi sendiri, oleh fluida yang dipompa.

 Mudah pengaturan kapasitasnya.

 Mempunyai Head relative lebih rendah dibanding dengan kapasitas yang


dihasilkan.

 Tidak mampu beroperasi pada suction yang kering, sehingga saluran suction
hingga impeller pompa harus terisi cairan penuh.

12 | n f a l . d o c
Menurut bentuk impeller dan aliran fluida pompa rotodynamic dapat dibedakan
menjadi :

Gambar 1.12 Berbagai Pompa Rotodynamic

b.1. Pompa Centrifugal (Radial)

Gambar 1.13 Pompa centrifugal

13 | n f a l . d o c
Rumah pompa berbentuk volute chamber yang didalamnya berisi impeller. Poros
digerakan oleh motor penggerak dan cairan masuk kedalam impeller melalui inlet.
Dari impeller cairan dialirkan ke discharge melalui saluran berbentuk konis (volute
chamber). Fungsi volute ini merubah sebagian energi kinetik menjadi energi potential
yang berupa kenaikan tekanan.
Pompa centrifugal dapat bekerja dengan normal bila pada saat start ruang antar sudu
maupun saluran isap terisi penuh dengan cairan. Begitu impeller berputar cairan yang
berada diantara sudu-sudu juga ikut berputar karena menerima gaya mekanis dari
sudu, sehingga partikel cairan mendapat kecepatan keliling yang menyinggung
lingkaran impeller sebesar U. Selanjutnya kecepatan tersebut membangkitkan gaya
centrifugal, dan akibatnya timbul tekanan yang sangat kuat pada diameter luar
impeller. Apabila tekanan ini sanggup mengatasi tekanan lawan pada saluran
discharge, maka cairan diantara sudu akan bergerak dari titik pusat ke arah diameter
luar.
Banyaknya energi yang diberikan ke cairan oleh motor penggerak dapat diketahui
dari naiknya kecepatan cairan dari inlet ke outlet impeller. Untuk mendapatkan aliran
yang masuk tepat menyinggung permukaan sudu kadang-kadang sebelum impeller
dilengkapi dengan inlet guide vanes (IGV).
Sesuai dengan fungsinya, bentuk impeller pompa dibedakan, antara lain :

Closed Type Semi Open Open Type

Gambar 1.4 Bentuk-Bentuk Impeller Pompa Centrifugal

14 | n f a l . d o c
b.2. Pompa Mixed Flow

Gambar 1.15 Mixed Flow Pump Volute Type dan bentuk-bentuk Impeller

Gambar 1.16 Pompa Mixed Flow Tipe Mendatar

b.3. Pompa Aksial


Hal yang spesifik pada pompa aksial adalah arah aliran fluida melalui pompa betul-
betul aksial (sejajar poros). Pompa ini memiliki kapasitas yang besar, namun head
yang dihasilkan sangat rendah.
Dalam operasinya, impeller pompa selalu terbenam dalam cairan yang dipompakan.
Poros pompa bisa vertikal, horizontal maupun miring.

15 | n f a l . d o c
Keterangan Gambar :
1. Penutup hub
2. Impeller
3. Pipa suction
4. Mangkok pelumas
5. Sudu antar
6. Pressure tap
7. Pipa discharge
8. Flens
9. Rumah bantalan
10. Bantalan luncur
11. Pengikat rangka
12. Bantalan luncur
13. Pengikat sudu
14. Pemegang sudu
15. Kopling

Gambar 1.17 Pompa Aksial Vertikal

Gambar 1.18 Pompa Aksial Mendatar

16 | n f a l . d o c
2. KARAKTERISTIK PEMILIHAN POMPA
Dalam pemilihan suatu pompa terdapat bebrapa karakteristik yang harus di
penuhi sehingga instalasi pompa dapat beroperasi secara ekonomis, aman, dan
berkesinambungan. Berdasarkan dari cairan yang dialirkan maka ada beberapa hal
yang harus di perhatikan :
a. Sifat cairan yang akan di pindahkan.
 Berat cairan per unit volume (specific weight)
 Kekentalan (Viskositas)
 Gravitasi Spesifik (Spesific Gravity)
b. Tekanan udara dan temperature di sekitar sumber cairan.
c. Karakter sumber yang meliputi :
 Letak sumber
 Ketinggian Sumber
 Letak penempatan Pompa
d. Jumlah cairan yang harus di pompakan dan kecepatan aliran cairan atau fluida
(Kapasitas)
e. Faktor pembebanan selama pompa bekerja, yaitu variasi rata-rata tekanan
yang dibutuhkan pada berbagai fungsi, waktu, atau pada saat-saat tertentu.
f. Tujuan tempat cairan akan di pompakan :
 Jarak vertical
 Jarak horizontal sumber ke penampung.
g. Jarak pompa ke sumber dan ke tempat yang di tuju (penampung)
h. Tinggi isap, tinggi tekan, head dan termasuk tekanan hidroliknya.
Berdasarkan pompa terdapat beberapa karakteristik dalam pemilihan pompa :
a. Bentuk dan harga energy yang digunakan dalam pengoperasian pompa.
b. Jenis pompa yang digunakan.
c. Kesederhanaan desain pompa.
d. Kebutuhan pompa. Dan sampaimana kemudahannya untuk suatu instalasi.

17 | n f a l . d o c
e. Prinsip pengoperasian pompa tersebut dan kondisi kondisi khusu yang
mungkin anakan timbul.
f. Perkiraan waktu yang akan di dapat jika menggunakan pompa tersebut.
g. Dasar kebutuhannya dan dampai mana kemudahannya untuk suatu instalasi
penggunaanya sejak awal di hidupkan.
h. Harga awal dal harga relative dalam penggunaan.

18 | n f a l . d o c
.

19 | n f a l . d o c

Anda mungkin juga menyukai