Chapter II-1 PDF
Chapter II-1 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Duku (Lansium domesticum L.) merupakan tanaman berupa pohon yang berasal dari
Indonesia.Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai pada ketinggian
500 m dpl. Dengan tipe iklim basah sampai agak basah dengan curah hujan antara
1500-2500mm pertahun dan merata sepanjang tahun. pH tanaman yang baik adalah 6-
7 dan tanaman ini relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah. ( Setiawan.I.A., 2001 )
Tanaman duku selain buahnya dapat dimakan, masyarakat juga menggunakan biji
duku sebagai obat tradisional misalnya sebagai obat cacing dan demam yaitu dengan
cara menumbuknya dan mencampurnya dengan air,kulit kayunya dapat digunakan
sebagai obat disentri dan malaria.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotylledoneac
Ordo : Rutales
Familia : Meliaceae
Genus : Lansium
Spesies :Lansium domesticum L.
Senyawa triterpenoida yang dijumpai di alam terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk
asiklik dan siklik. Di alam, senyawa ini terdapat pada tumbuhan dan hewan, senyawa
ini terdapat dalam bentuk ester dari senyawa glikosida atau membentuk suatu senyawa
yang kerangka dasarnya mempunyai persekutuan dengan senyawa glikosida, berarti
senyawa – senyawa triterpenoida dialam mempunyai bentuk – bentuk yang berbeda
dan tergantung pada senyawa – senyawa tersebut (Manitto,P., 1992).
Berdasarkan bentuk dan keadaan senyawa triterpenoida, maka senyawa ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Senyawa steroida
C2H5
H3C
CH3
H3C
CH3
CH3
HO
CH3
CH3
CH3 CH3
H CH3
H3C CH3
3. Saponin
Saponin adalah salah satu golongan triterpenoida glikosida, dimana kerangka dasarnya
berhubungan erat dengan struktur senyawa sterol dan triterpenoida. Bila senyawa ini
dihidrolisis akan menghasilkan suatu senyawa aglikon ( saponin steroida ) dan
glikosida ( gula ). Aglikon yang membentuk senyawa saponin ini adalah merupakan
senyawa triterpenoida, sterol dan sapogenin steroida. Senyawa saponin dapat
menurunkan tegangan permukaan cairan dan dapat menghemolisi darah. Saponin larut
dalam air, biasanya berasa pahit. Contohnya : Helogenin (Harborne.J.B.,1987).
CH3
O
O
CH3
O
CH3
OH
Kardiak glikosida adalah salah satu golongan triterpenoida, dimana kerangka dasarnya
sama dengan triterpenoida dan steroida. Akan tetapi pada atom C17 berikatan langsung
dengan senyawa glikosida atau senyawa turunan furan. Senyawa kardiak glikosida ini
sukar dihidrolisa sebab ikatan ikatan glikosida tadi tidak sama dengan ikatan glikosida
pada senyawa saponin. Senyawa saponin adalah suatu senyawa ester dari suatu
glikosida dengan aglikon. Contoh : Digitoksigenin (Makin,H.L. 1975) .
O
O
CH3
CH3
OH
OH
Telah lama diduga bahwa penggulungan dari unit Isoprena dalam molekul Terpenoida
menunjukkan bahwa proses biosintesa molekul-molekul tersebut merupakan suatu
kesatuan akan tetaspi senyawa dasar dalam biosintesa Terpenoida ialah asam
mevalonat.
HOOCCH2 CH2COSCoA
O
C
H3C C CH2COSCoA + CH3COSCoA
Asetoasetil Ko-A Asetil Ko-A H3C OH
Turunan asam glutarat
HOOCCH2 CH2CH2
[H]
H2O C
H3C OH
asam mevalonat
Asam mevalonat dibentuk dari kondisi aldol asam asetat dan membentuk
rantai cabang. Perubahan selanjutanya menjadi Isopentenil pirofosfat yakni Isoprene
biologis yang sesungguhnya aktif untuk melakukan penggabungan yang berturut-turut
diikuti oleh pembentukan alkohol-alkohol asam Geraniol (C10), Farnesol (C15), dan
Geraniol-geraniol (C20) dalam bentuk ester pirofosfat.
H3C C OP CH2=C-CH2-CH2-OP
OP O-
CH3-C=CH-CH2-OP
CH3
Triterpenoida (C20) dan warna karotenoida (C40) berasal dari dimerisasi C15
dan C20 pirofosfat dan bukan dari polimerisasi terus-menerus dari unit C5. Yang
banyak diketahui ialah dimerisasi Farnesil pirofosfat menjadi skualena yang
merupakan Triterpenoida dasar dan sumber dari Triterpenoida lainnya dan Steroida.
Siklisasi dari skualena menghasilkan tetrasiklis triterpenoida Lanosterol. Reaksi
biosintesanya adalah ( Pinder,A.R. 1992).
FPP
CH3
CH3
skualena
OH CH3
Protosterol karbonium ion
LANOSTEROL
2.4.1. Ekstraksi
Ekstraksi dapat dilakukan dengan metode maserasi, perkolasi, dan sokletasi. Sebelum
ekstraksi dilakukan, biasanya serbuk tumbuhan dikeringkan lalu dihaluskan dengan
derajat kehalusan tertentu, kemudian diekstraksi dengan salah satu cara di atas.
2.4.2. Kromatografi
Kromatografi didefenisikan sebagai pemisahan campuran dari dua atau lebih senyawa
atau ion dengan mendistribusikannya diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa
bergerak. Dasar dari pemisahan ini adalah perbedaan daya serap atau daya larut pada
kedua fasa tersebut (Gritter,R.J. dan James. 1991).
Pada kromatografi kolom, campuran yang dipisahkan diletakkan berupa pita bagian
atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan
tabung plastik. Pelarut (fasa gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran
yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Pita senyawa linarut
bergerak melalui kolom dengan laju yang berbeda, memisahkan dan dikumpulkan
berupa fraksi ketika keluar dari atas kolom.
Ada empat perubahan utama yang dilakukan pada kolom klasik. Pertama,
dipakai penyerap yang lebih halus dengan ukuran kisaran mesh lebih sempit tercapai
kesetimbangan yang lebih baik di dalam sistem. Kedua, sistem tekanan biasanya
pompa mekanis dipakai untuk mendorong pelarut melalui penyerap yang halus.
Ketiga, detektor telah dikembangkan sehingga diperoleh analisis senyawa, ketika
senyawa itu keluar dari kolom. Keempat, penyerap baku dan penyerap cara kemasan
kolom baru dapat dikembangkan sehingga memungkinkan derajat daya pisah yang
tinggi tercapai (Edward,J.dan Stevenson,R.1991).
Kolom hanya berupa tabung kaca yang dilengkapi dengan keran pada salah
satu ujungnya dan ukurannya sedemikian rupa sehingga nisbah garis tengah terhadap
panjang kolom dalam rentang 1 : 10 sampai 1 : 30. Ukuran volume yang diperlukan
untuk suatu pemisahan dapat dihitung sacara kasar bila bobot campuran
diketahui.Mengemas kolom harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil kolom kemas
yang serba sama. Jika kolom tidak mempunyai penyaring, mula - mula kita harus
menyumbat leher kolom dengan segumpal kaca wool atau kapas.
Teknik spektroskopik adalah salah satu teknik analisis kimia – fisika yang mengamati
tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik.Untuk
pelaksanaan teknik analisis spektroskopik dipakai instrument sebagai pengukur dan
perekam sinyal interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik.Ada dua macam
instrumen pada teknik spektroskopik yaitu spektrometer dan spektrofotometer.
Instrumen yang memakai monokromator celah tetap pada bidang fokus disebut
sebagai spektrometer. Apabila spektrometer tersebut dilengkapi dengan detektor yang
bersifat fotoelektrik maka disebut spektrofotometer
(Muldja,M.,dan Suharman.H. 1955).
Bila sinar infra merah dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik, maka sejumlah
frekuensi diserap sedangkan frekuensi yang lain diteruskan atau ditransmisikan tanpa
diserap. Jika kita menggambar antara persen absorbansi atau persen transmitansi
lawan frekuensi maka akan dihasilkan suatu spektrum infra merah. Ikatan-ikatan yang
berbeda (C-C, C=C, C≡C, C-O, C=O, O-H, N-H) mempunyai frekuensi vibrasi yang
berbeda dan kita dapat mendeteksi adanya ikatan-ikatan tersebut dalam molekul
organik dengan mengidentifikasi frekuensi-frekuensi karakteristiknya sebagai pita
serapan dalam spektrum infra merah.Spektrum infra merah alkohol pada konsentrasi
yang rendah menunjukkan sebuah pita yang tajam pada 3650 cm-1 di samping adanya
pita lebar tambahan pada 3350 cm-1 (Noerdin,D. 1985).
Dalam molekul sederhana beratom dua atau beratom tiga tidak sukar untuk
menentukan jumlah dan jenis vibrasinya dan menghubungkan vibrasi – vibrasi
tersebut dengan dengan energy serapan.tetapan untuk molekul – molekul beratom
banyak, analisa jumlah dan jenis vibrasi itu menjadi sukar sekali atau tidak mungkin
sama sekali karena bukan saja disebabkan besarnya jumlah pusat – pusat vibrasi,
melainkan juga karena harus diperhitubgkan terjadinya saling mempengaruhi
(interaksi) beberapa pusat vibrasi.
Vibrasi molekul dapat dibagi dalam dua golongan yaitu vibrasi regang (stretching)
dan vibrasi lentur ( bending vibrations ).
1.Vibrasi Regang
Terjadi perubahan jarak antara dua atom dalam suatu molekul secara terus – menerus.
Vibrasi regang ada dua macam, yakni vibrasi regang simetris dan tak simetris.
Terjadi perubahan sudut antara dua ikatan kimia. Ada dua macam vibrasi lentur yaitu
vibrasi lentur dalam bidang dan vibrasi luar bidang.
Jelaslah sekarang bahwa Spektrometer Infra-merah ditujukan untuk penentuan gugus
– gugus fungsi molekul. Radiasi IR dapat dibagi ke dalam dua daerah, yaitu :
-. Daerah gugus fungsi pada pada rentang vibrasi antara 4000 hingga 1600 cm-1.
-. Daerah sidik jari pada rentang vibrasi antara 1600 hingga 670 cm-1.
Radiasi IR yang dipakai harus berada pada rentang frekuensi yang sesuai
dengan rentang getaran alamiah dari molekul agar diperoleh informasi gugus – gugus
molekul dari zat yang dianalisis. ( Muldja M. Dan Suharman,H. 1995).