Anda di halaman 1dari 21

A.

Pengkajian

Ruang Rawat : Melati

Tanggal pengkajian kasus : 8 Oktober 2018

Jam pengkajian : 10.00 Wita

Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan


Identitas Kasus
1. Identitas Pasien:
Nama Tn.H
Umur 24 tahun
Agama Islam
Informan Pasien, Keluarga, dan RM
Pendidikan SMA
Alamat Sembalun, Tanjung Karang, Sekarbela
Mataram
Suku/Bangsa Sasak/ Indonesia
Tanggal dirawat 3 Maret 2018
Tanggal pengkajian 8 Maret 2018
No.RM 04-72-87
Dx.Medis Skizofrenia Paranoid

2. Identitas Penanggung Jawab: Ny.H


Nama 65 tahun
Umur Ibu pasien
Hubungan dengan pasien
Alamat Sembalun, Tanjung Karang, Sekarbela
Mataram
Alasan Masuk Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 3
Maret 2018 dengan keluhan pasien tidak mau
bicara, mengurung diri dikamar, pasien hanya
diam, pasien tidak pernah membuka
komunikasi, mondar-mandir, keluyuran,
bicara sendiri sejak ±5 bulan yang lalu. Satu
bulan yang lalu pasien memotong penisnya
dan dirawat di RSUD Kota Mataram.
Pada saat pengkajian, pasien tampak
diam, tidak mampu membuka komunikasi,
tampak menyendiri dan melamun, pasien
mengatakan dirinya bosan berkomunikasi,
volume suara pasien kecil, tidak ada kontak
mata, tampak malu-malu, afek tumpul.
Faktor Predisposisi Keluarga pasien mengatakan pasien
1. Gangguan Jiwa pada Masa Lalu pernah mengalami gangguan jiwa ±5 bulan
yang lalu dengan keluhan tidak mau
berbicara, berdiam diri, berbicara sendiri,
keluyuran namun pasien tidak dirawat inap.
2. Pengobatan Sebelumnya Pasien pernah minum obat ±5 bulan yang lalu
dan pengobatan berhasil.
3. Pengalaman Tidak Menyenangkan Keluarga pasien mengatakan pasien
pernah dikatakan bodoh oleh teman-teman
Identitas Kasus
SMA nya. Dilingkungan pasien, pasien
seperti dikucilkan oleh tetangganya karena
pasien pernah mengamuk dilingkungan
sekitar rumahnya.
4. Anggota Keluarga yang Mengalami Keluarga pasien mengatakan tidak ada
Gangguan Jiwa anggota keluarganya yang pernah mengalami
gangguan jiwa.

1) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik Kasus
a. Tekanan Darah 110/70 mmHg
b. Nadi 80˟/menit
c. Suhu 36,6°C
d. Respirasi 20˟/menit
e. Berat Badan 58 kg
f. Tinggi Badan 165 cm
Head To toe
1) Kepala Rambut acak-acakkan, hitam, kulit kepala
Inspeksi bersih, bentuk kepala oval, tidak ada lesi.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

2) Wajah Ekspresi wajah tumpul


Inspeksi

Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan benjolan.

3) Mata Simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterus,


Inspeksi konjungtiva tidak anemis.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan benjolan disekitar


mata.

4) Hidung Lubang hidung bersih, tidak ada secret, tidak


Inspeksi tampak lesi.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan benjolan di sekitar


hidung.

5) Telinga Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen di


Inspeksi liang telinga, tidak memakai alat bantu
dengar, tidak ada lesi.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

6) Mulut Tidak terdapat kotoran, lidah tampak sedikit


Inspeksi bersih, gigi kuning dan utuh, tidak ada lesi.
Pemeriksaan Fisik Kasus

7) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar


Inspeksi getah bening maupun vena jugularis, dan tidak
ada lesi.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.

8) Integument Kulit bersih, tidak ada lesi.


Inspeksi

Palpasi Turgor kulit kurang dari 2 detik.

9) Thorax Pengembangan dada simetris


Inspeksi

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada


seimbang kiri dan kanan.

Perkusi Suara perkusi sonor pada paru.

Auskultasi Suara napas vesikuler dan tidak ada suara


napas tambahan.

10) Abdomen
Inspeksi Kulit tampak sama dengan sekitarnya, tidak
ada bekas luka operasi, perut tampak bersih.
Auskultasi Bising usus 10 x/menit.

Perkusi Suara timpani

Palpasi Tidak ada nyeri tekan

11) Genetalia Keluarga pasien mengatakan penis pasien


terpotong

12) Ekstremitas atas Tidak ada kelainan pada Ekstremitas atas,


Inspeksi tidak ada odema, tidak ada perubahan bentuk.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.

13) Ekstremitas bawah Tidak tampak odema, tidak ada lesi, tidak ada
Inspeksi perubahan bentuk, tanda human (-).

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada benjolan.


2) Psikososial

1. Genogram

Gambar 4.1 Genogram Kasus

Kunci:

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Bar tunggal menunjukkan menikah

: Anak dalam urutan kelahiran

Pasien merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara, pasien masih tinggal bersama

ibunya, saudara sulung, kakak ipar dan adik bungsunya. Pasien tidak bekerja,

pasien hanya lulusan SMA, pasien dirumahnya tidak pernah membuka

komunikasi, menunduk dan banyak diam, pasien juga tidak mempunyai teman

seperti remaja lainnya. Saat ayahnya meninggal 7 bulan yang lalu pasien mulai
mengurung diri dikamar. Keluarga pasien mengatakan pasien selalu menghindar

dari komunikasi, komunikasi yang digunakan komunikasi tertutup, komunikasi

digunakan yaitu komunikasi satu arah. Didalam keluarga pasien, yang mengambil

keputusan yaitu kakak sulung pasien. Peran pasien didalam keluarga yaitu sebagai

anak dan tidak pernah dituntut untuk bekerja.


2. Konsep diri

Tabel 4.3 Konsep Diri Kasus


Konsep Diri Kasus
a. Gambaran Diri Pasien mengatakan tidak menyukai
kemaluannya
b. Identitas Pasien merupakan seorang laki-laki yang
berusia 24 tahun, pasien hanya lulusan
SMA.
c. Peran Pasien merupakan seorang anak, pasien
tidak bekerja.
d. Ideal Diri Pasien hanya diam tanpa respon
e. Harga Diri Pasien mengatakan malu karena
kemaluannya lebih kecil dari teman
temannya dan sering diejek orang yang
bodoh. Pasien menunduk saat
berkomunikasi dengan perawat.

3. Hubungan Sosial

Tabel 4.4 Hubungan Sosial


Hubungan Sosial Kasus
a. Orang yang Berarti Pasien mengatakan ayah dan ibunya yang
sangat berarti.
b. Peran Serta dalam Kegiatan Keluarga pasien mengatakan pasien jarang
Kelompok/ Masyarakat mengikuti kegiatan kelompok atau
masyarakat didalam lingkungannya.
c. Hambatan Dalam Hubungan Keluarga pasien mengatakan pasien
murung dikamar, berdiam diri, pemalu dan
tidak mau membuka komunikasi.pasien
mengatakan tidak mau bergaul karena
diejek bodoh.

4. Spiritual

Tabel 4.5 Spiritual Kasus


Spiritual Kasus
Nilai dan Keyakinan Pasien mengatakan beragama islam dan
percaya dengan adanya Allah swt.
Kegiatan Ibadah Pasien mengatakan jarang melakukan
ibadah.
1) Status Mental

Tabel 4.6 Status Mental Kasus


Status Mental Kasus
1. Penampilan Pasien tidak rapi, rambut acak-acakkan, kulit
kotor, gigi tampak kuning, kuku kaki tang
tangan panjang serta kotor , pakaian tidak
pernah diganti tetapi penggunaan pakaian
sesuai dengan keadaan.

2. Pembicaraan Pembicaraan pasien lambat, pelan, suara tidak


terdengar, pasien tidak mampu memulai
pembicaraan, bicara kadang tidak jelas dan
kadang diam jika diajak bicara dan menjawab
singkat.
3. Aktivitas Motorik Setelah melakukan pengamatan selama
pengkajian, pasien lebih banyak ditempat
tidur, pasien tidak berpartisipasi dalam
melakukan kegiatan dan pasien tampak lesu.
4. Alam Perasaan Pasien tampak putus asa.
5. Afek Selama pengkajian afek pasien tumpul.
6. Interaksi selama Wawancara Selama wawancara pasien hanya menjawab
bila ditanya, pasien tidak mampu memulai
pembicaraan, tidak ada kontak mata, pasien
lebih banyak sendiri.
7. Presepsi Keluarga pasien mengatakan ±5 bulan yang
lalu pasien sering mendengar suara yang
memanggil namanya tetapi sekarang pasien
sudah tidak mendengar suara tersebut.
8. Proses Pikir Selama wawancara pasien kurang kooperatif
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

9. Isi Pikir Selama wawancara pasien pasien mengatakan


tidak terdapat obsesi, tidak ada fobia, dan
tidak ada pikiran magis.
10. Tingkat Kesadaran Pasien sadar dengan apa yang diperbuat
seperti memotong penisnya. Pasien
mengatahui jika ia dibesuk oleh ibu dan kakak
kandungnya. Pasien mengetahui jika ia berada
dirumah sakit jiwa, pasien juga mampu
membedakan pagi, siang dan malam. Pasien
tidak mengalami disorientasi orang, waktu
dan tempat.
11. Memori Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat.
a. Memori jangka panjang
Pasien mampu mengingat kejadian saat
memotong penisnya sendiri ±1 bulan yang
lalu.
b. Memori jangka pendek
Pasien mampu mengingat kejadian saat ia
dibawa oleh ibu, kakak kandung dan
kepala lingkungannya ke rumah sakit jiwa
1 minggu yang lalu.
c. Daya ingat saat ini
Status Mental Kasus
Pasien mampu mengingat nama perawat
yang berkenalan dengannya.
12. Tingkat Konsentrasi dan Pasien mampu untuk berkonsentrasi dan
Berhitung mampu menghitung dari 1 - 10.
13. Kemampuan Penilaian Pasien mampu menilai kemampuannya
dengan diberikan kesempatan untuk memilih
”cuci tangan sebelum makan atau makan
dahulu” pasien memilih cuci tangan sebelum
makan tanpa dibantu orang lain.
14. Daya Tilik Diri Pasien hanya terdiam.

2) Kebutuhan Persiapan Pulang


Tabel 4.7 Kebutuhan Persiapan Pulang
Kebutuhan Persiapan Pulang Kasus
1. Makan Pasien makan 3˟sehari dengan porsi yang
disediakan di rumah sakit habis. Pasien
menyukai makanan yang disediakan di rumah
sakit. Pasien makan dimeja makan dengan
menggunakan tangan kanan. Sebelum dan
sesudah makan pasien mencuci tangannya.
Sesudah makan pasien membersihkan alat
makannya dan minum air yang disediakan di
rumah sakit.
2. BAB/ BAK Pasien mengatakan BAB 1˟sehari dan BAK 5-
6˟sehari dengan mandiri. Jika pasien ingin
BAB dan BAK, pasien menggunakan toilet
dengan baik. Mengunci pintu kamar mandi
dan membersihkan jika sudah selesai
menggunakan toilet.
3. Mandi Pasien mandi secara mandiri dan dengan
frekuensi 2˟sehari, pasien mandi dan cuci
rambut menggunakan sabun batang, pasien
menyikat gigi 1˟sehari, pasien tidak mau
gunting rambut, cukur kumis dan jenggot,
pasien tidak bau.
4. Berpakaian/ Berhias Pasien memilih pakaian yang diberikan oleh
perawat diruangan dan pasien mampu
menggunakan pakaian secara mandiri, pasien
mengganti bajunya 2˟sehari, dan pasien tidak
menggunakan sendal atau alas kaki.
5. Istirahat dan Tidur Pasien tidur siang dan malam 8 jam sehari,
sebelum dan sesudah tidur pasien merapikan
tempat tidurnya.
6. Penggunaan Obat Pasien minum obat risperidone 2˟1mg
diberikan saat pagi dan sore melalui oral,
clozapine 1˟50g diberikan saat malam melalui
oral, dan satraline 1˟50g diberikan saat pagi
melalui oral.
7. Pemeliharaan Kesehatan Keluarga pasien mengatakan berobat ke
pelayanan kesehatan RSJP Mutiara Sukma
NTB dengan diantar oleh ibu dan kakak
kandungnya.
8. Kegiatan di Dalam Rumah Pasien mengatakan tidak pernah melakukan
Kebutuhan Persiapan Pulang Kasus
kegiatan seperti merapikan rumahnya. Pasien
hanya berdiam diri.
9. Kegiatan di Luar Rumah Keluarga pasien mengatakan pasien malu
untuk keluar rumah bertemu dengan
kerabatnya, pasien hanya diam didalam
kamar.

3) Mekanisme Koping

Tabel 4.8 Mekanisme Koping


Mekanisme Koping Kasus
1. Adaptif Keluarga pasien mengatakan jika pasien
mempunyai masalah pasien selalu
menceritakan ke ayah nya. Saat ayah pasien
meninggal dunia, pasien tidak pernah
menceritakan masalahnya ke anggota
keluarganya.
2. Maladaptif Keluarga pasien mengatakan ±6 tahun yang
lalu, jika pasien mempunyai masalah yang
cukup berat pasien menggunakan napza.

4) Masalah Psikososial dan Lingkungan

Tabel 4.9 Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah Psikososial dan
Kasus
Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan Pasien tidak pernah berkomunikasi dengan
kelompok pasien lainnya
2. Masalah berhubungan dengan Pasien pernah mengamuk di lingkungannya
lingkungan hingga pasien tidak disukai oleh
tetangganya.
3. Masalah dengan Pendidikan Keluarga pasien mengatakan tidak ada
masalah dengan pendidikannya namun
pasien pernah dikatakan bodoh oleh teman-
teman SMA nya, pasien sekolah sampai
jenjang SMA.
4. Masalah dengan Pekerjaan Pasien tidak bekerja
5. Masalah dengan Perumahan Pasien tinggal bersama ibu, kakak sulung,
kak ipar dan adik bungsunya.
6. Masalah Ekonomi Keluarga pasien mengatakan ekonomi
keluarga tercukupi.
7. Masalah dengan Pelayanan Keluarga pasien mengatakan tidak ada
Kesehatan masalah dengan pelayanan kesehatan, jika
anggota keluarganya sakit dibawa ke
pelayanan kesehatan terdekat.
5) Pengetahuan Kurang

Tabel 4.10 Pengetahuan Kurang


Kasus Pasien mengatakan kurang pengetahuan tentang penyakit
jiwa dan mekanisme koping.

6) Aspek Medik

Tabel 4.11 Aspek Medik


Aspek Medik
1. Diagnosa Medis Skizofrenia Paranoid
2. Terapi Medis a. Risperidone 2˟1 mg melalui oral
b. Clozapine 1˟50 g melalui oral
c. Satraline 1˟50 g melalui oral

SOAL :

1. Tentukan masalah keperawatan pada kasus tersebut

2. Buatlah pohon masalah dari kasus tersebut

3. Tentukan intervensi dan implementasinya


7) Pohon Masalah

Resiko perubahan presepsi sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial Defisit perawatan diri

Harga diri rendah

Koping Individu Inefektif

8) Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial

DPD

RPSP HALUSINASI
9) Analisa Data

Tabel 4.12 Analisa Data


NO DATA/S MASALAH/P
1 DS: Isolasi sosial
1. Keluarga pasien mengatakan
pasien malu berkenalan
dengan orang lain
2. Keluarga pasien mengatakan
pasien selalu mengurung diri
dikamarnya
3. Keluarga pasien mengatakan
pasien selalu menyendiri
4. Keluarga pasien mengatakan
pasien lebih banyak diam
5. Pasien mengatakan dirinya
bosan berkomunikasi
DO:
1. Pasien tidak mampu membuka
komunikasi
2. Pasien tampak diam
3. Pasien menjawab dengan
singkat pertanyaan yang
diberikan
4. Tampak menyendiri dan
melamun
5. Tampak menunduk
6. Tidak ada kontak mata
7. Afek tumpul
8. Jarang berkomunikasi
10) Intervensi Keperawatan

Tabel 4.13 Intervensi Keperawatan


PERENCANAAN
Diagnosa
NO Tujuan Umum dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Evaluasi
Khusus
1. Isolasi Sosial TUM : Pasien dapat Dengan kriteria 1.1.1 Bina hubungan
berinteraksi dengan evaluasi : saling percaya
orang lain sehingga 1.1 Ekspresi wajah dengan prinsip
tidak terjadi isolasi bersahabat komunikasi
sosial. menunjukkan rasa terapeutik :
TUK : senang. 1. Sapa pasien dengan
1. Pasien dapat 1.2 Adanya kontak ramah baik verbal
membina mata. maupun non verbal.
hubungan saling 1.3 Berjabat tangan 2. Perkenalkan diri
percaya. 1.4 Pasien tampak dengan sopan.
ingin berinteraksi. 3. Tanyakan nama
1.5 Pasien mau lengkap pasien dan
menjawab nama panggilan
pertanyaan yang yang disukai pasien.
diberikan. 4. Jelaskan tujuan
pertemuan.
5. Jujur dan menepati
janji.tunjukkan sikap
empati dan
menerima pasien apa
adanya.
6. Beri perhatian pada
pasien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
pasien.
2. Pasien dapat 2.1 Pasien dapat 2.1.1 Kaji pengetahuan
menyebutkan menyebutkan pasien tentang
penyebab isolasi penyebab isolasi perilaku isolasi
sosial sosial yang berasal sosial dan tanda-
dari : tandanya.
1. Diri sendiri 2.1.2 Beri kesempatan
2. Orang lain kepada pasien untuk
3. Lingkungan mengungkapkan
perasaan penyebab
isolasi sosial atau
tidak mau bergaul.
2.1.3 Diskusikan bersama
pasien tentang
perilaku isolasi
sosial, tanda-tanda
serta penyebab yang
muncul.
2.1.4 Berikan pujian
terhadap
kemampuan pasien
dalam menggunakan
perasaannya.
3. Pasien dapat 3.1 Pasien dapat 3.1.1 Kaji pengetahuan
PERENCANAAN
Diagnosa
NO Tujuan Umum dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Evaluasi
Khusus
menyebutkan menyebutkan pasien tentang
keuntungan keuntungan manfaat dan
berhubungan berhubungan keuntungan
dengan orang lain dengan orang lain : berhubungan dengan
dan kerugian 1. Banyak teman orang lain.
tidak 2. Tidak sendiri 3.1.2 Beri kesempatan
berhubungan 3. Bisa berdiskusi, kepada pasien untuk
dengan orang dll. mengungkapkan
lain. perasaan tentang
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain.
3.1.3 Diskusikan bersama
pasien tentang
ketentuan
berhubungan dengan
orang lain.
3.1.4 Beri reinforcoment
positif terhadap
kemampuan
pengungkapan
perasaan tentang
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain.
3.2 Pasien dapat 3.2.1 Kaji pengetahuan
menyebutkan pasien tentang
kerugian tidak manfaat dan
berhubungan kerugian
dengan orang lain : berhubungan dengan
1. Sendiri. orang lain.
2. Tidak 3.2.2 Beri kesempatan
memiliki kepada pasien untuk
teman. mengungkapkan
3. Sepi, dll. perasaan tentang
kerugian
berhubungan dengan
orang lain.
3.2.3 Diskusikan bersama
pasien tentang
kerugian
berhubungan dengan
orang lain.
3.2.4 Beri reinforcoment
positif terhadap
kemampuan
pengungkapan
perasaan tentang
kerugian
berhubungan dengan
orang lain.
4. Pasien dapat 4.1 Pasien 4.1.1 Kaji kemampuan
PERENCANAAN
Diagnosa
NO Tujuan Umum dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Evaluasi
Khusus
melaksanakan mendemonstrasika pasien membina
hubungan sosial n hubungan sosial hubungan dengan
secara bertahap. secara bertahap orang lain.
antara lain : 4.1.2 Dorong dan bantu
1. Pasien – perawat. pasien untuk
2. Pasien – perawat berhubugan dengan
– perawat lain. orang lain melalui
3. Pasien – perawat tahap :
– perawat lain – 1. Pasien – perawat.
pasien lain.
4. Pasien – perawat 2. Pasien – perawat –
– keluarga – perawat lain.
kelompok –
masyarakat. 3. Pasien – perawat –
perawat lain –
pasien lain.

4. Pasien – perawat –
keluarga –
kelompok –
masyarakat.

4.1.3 Beri reinforcoment


terhadap
keberhasilan yang
telah dicapai.
4.1.4 Bantu pasien untuk
mengevaluasi
manfaat
berhubungan dengan
orang lain.
4.1.5 Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan bersama.
4.1.6 Motivasi pasien
untuk mengikuti
kegiatan ruangan.
4.1.7 Motivasi
reinforcoment atas
kegiatan pasien
dalam ruangan.
5. Pasien dapat 5.1 Pasien dapat 5.1.1 Dorong pasien untuk
mengungkapkan mengungkapkan mengungkapkan
perasaannya perasaannya perasaannya bila
setelah setelah berhubungan dengan
berhubungan berhubungan orang lain.
dengan orang dengan orang lain 5.1.2 Diskusikan dengan
lain. untuk : pasien tentang
1. Diri sendiri. perasaan manfaat
2. Orang lain. berhubungan dengan
orang lain.
5.1.3 Beri reinforcoment
positif atas
PERENCANAAN
Diagnosa
NO Tujuan Umum dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Evaluasi
Khusus
kemampuan pasien
mengungkapkan
pasien manfaat
berhubungan dengan
orang lain.
11) Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.14 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa
Catatan
Keperawata Hari/tanggal Evaluasi
Perkembangan
n
Isos Kamis Data S:
8 Maret 2018 DS:  Pasien menolak
1. Pasien tidak mau untuk berkenalan
berkenalan dengan O:
orang lain  Pasien hanya diam
2. Pasien selalu  Pasien tidak mampu
mengurung diri mempraktekkan
dikamarnya cara berkenalan
3. Pasien selalu dengan satu orang
menyendiri  Pasien menunduk
4. Pasien lebih  Afek tumpul
banyak diam
DO: A: Isolasi sosial masih
1. Pasien tidak ada
mampu membuka
komunikasi P:
2. Pasien menjawab  Latihan cara
dengan singkat berkenalan dengan
pertanyaan yang satu orang 2˟sehari
diberikan
3. Pasien tampak
menyendiri dan
melamun
4. Tampak menunduk
5. Tidak ada kontak
mata
6. Afek tumpul

Kemampuan
1. Pasien belum
mampu
mempraktekkan
cara berkenalan
dengan satu orang

Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial

Tindakan Keperawatan
1. Mengkaji penyebab
pasien menarik diri
Diagnosa
Catatan
Keperawata Hari/tanggal Evaluasi
Perkembangan
n
2. Mengkaji
kemampuan pasien
tentang manfaat
dan kerugian
berhubungan
dengan orang lain
3. Melatih pasien cara
berkenalan dengan
satu orang
(perawat)
4. Mendorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaannya bila
berhubungan
dengan orang lain

RTL
1. Latih pasien cara
berkenalan dengan
satu orang
(perawat).

Diagnosa
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Evaluasi
Keperawatan
Isos Jumat Data S:
9 Maret 2018 DS:  Pasien mengatakan
1. Pasien mengatakan dirinya menarik diri
tidak mau berkenalan karena temannya
DO: pernah mengoloknya
1. Pasien menunduk  Pasien mengatakan
2. Tidak kooperatif dirinya tidak mau
3. Pasien jarang berbicara semenjak
berinteraksi dengan ayahnya meninggal
pasien lainnya  Pasien mengatakan
lebih senang
Kemampuan: menyendiri
1. Pasien belum mampu  Pasien mengatakan
mempraktekkan cara ingin berkenalan
berkenalan dengan dengan perawat
satu orang O:
 Pasien tidak mmpu
Diagnosa Keperawatan membuka
Isolasi Sosial komunikasi
 Afek datar
Tindakan Keperawatan  Tidak ada kontak
1. Mengkaji penyebab mata
pasien menarik diri
 Pasien tampak
2. Mengkaji
sedih
kemampuan pasien
 Pasien menunduk
tentang manfaat dan
Diagnosa
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Evaluasi
Keperawatan
kerugian
berhubungan dengan A: Isolasi sosial masih
orang lain ada
3. Melatih pasien cara P:
berkenalan dengan  Latih cara
satu orang (perawat) berkenalan dengan
4. Mendemonstrasikan satu orang 2˟sehari
cara berkenalan ke  Demonstrasikan
perawat cara berkenalan ke
5. Mendorong pasien perawat 2˟sehari
untuk
mengungkapkan
perasaannya bila
berhubungan dengan
orang lain

RTL
1. Evaluasi pasien
berkenalan dengan
satu orang (perawat)
2. Latih pasien
berkenalan dengan
dua orang (perawat
dan pasien lain)

Diagnosa
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Evaluasi
Keperawatan
Isos Sabtu Data S:
10 Maret 2018 DS:  Pasien mengatakan
1. Pasien mengatakan malu berkenalan
ingin berkenalan  Pasien mengatakan
dengan perawat dan mau berkenalan
pasien lain dengan perawat
 Pasien mengatakan
DO: kerugian tidak
1. Pasien kurang berhubungan
kooperatif dengan orang lain
2. Pasien menunduk yaitu tidak
3. Pasien menyendiri mempunyai teman
4. Pasien tampak ingin  Pasien mengatakan
berinteraksi dengan manfaat
orang lain terutama berhubungan
perawat dengan orang lain
yaitu mempunyai
Kemampuan banyak teman
1. Pasien mampu O:
mendemonstrasikan  Pasien sedikit
cara berkenalan dengan kooperatif
perawat  Pasien tampak
2. Pasien mampu menunduk
berkenalan dengan dua  Adanya kontak
orang (perawat dan mata pasien
Diagnosa
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Evaluasi
Keperawatan
pasien lain)  Pasien mampu
Diagnosa Keperawatan membuka
Isolasi Sosial komunikasi
A: Isolasi sosial masih
Tindakan Keperawatan ada
1. Mengkaji kemampuan
pasien tentang manfaat P:
dan kerugian  Latihpasien
berhubungan dengan berkenalan dengan
orang lain satu orang 2˟sehari
2. Melatih pasien cara  Latih pasien
berkenalan dengan satu berkenalan dengan
orang (perawat) dua orang (perawat
3. Mendemonstrasikan dan pasien lain) 2
cara berkenalan ke ˟sehari
perawat
4. Mendorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaannya bila
berhubungan dengan
orang lain

RTL
1. Evaluasi kemampuan
pasien berkenalan
dengan satu orang
2. Evaluasikemampuan
pasien berkenalan
dengan dua orang
(perawat dan pasien
lainnya)
3. Latih pasien berkenalan
dengan dua orang atau
lebih (perawat, pasien
lain dan perawat lain)
Diagnosa
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Evaluasi
Keperawatan
Kasus 1 Minggu Data S:
11 Maret 2018 DS:  Pasien
1. Pasien mengatakan mengatakan
ingin berkenalan dengan mau berkenalan
perawat dengan perawat
dan pasien lain
DO:  Pasien
1. Pasien tampak sedikit mengatakan
kooperatif senang
2. Pasien menunduk mempunyai
3. Pasien menyendiri banyak teman
4. Pasien tampak ingin  Pasien
berinteraksi dengan mengatakan
orang lain terutama manfaat dari
perawat berhubungan
dengan orang
Kemampuan lain yaitu
1. Pasien mampu mempunyai
mendemonstrasikan cara banyak teman.
berkenalan dengan O:
perawat  Pasien tampak
2. Pasien mampu malu-malu
berkenalan dengan dua  Pasien tampak
orang (perawat dan kooperatif
pasien lain)  Adanya kontak
3. Pasien mampu mata pasien
berkenalan dengan dua  Pasien mampu
orang atau lebih membuka
(perawat, pasien lain, komunikasi
dan perawat lain)
A: Isolasi sosial
Diagnosa Keperawatan teratasi
Isolasi Sosial P:
 Latih cara
Tindakan Keperawatan
berkenalan
1. Mengkaji kemampuan
dengan satu
pasien tentang manfaat
orang 2˟sehari
dan kerugian
 Latih pasien
berhubungan dengan
berkenalan
orang lain
dengan 2 orang
2. Melatih pasien cara
(perawat dan
berkenalan dengan satu
pasien lain) 2
orang (perawat)
˟sehari
3. Mendemonstrasikan cara
berkenalan ke perawat  Latih pasien
4. Mendorong pasien untuk berkenalan
mengungkapkan dengan dua
perasaannya bila orang atau lebih
berhubungan dengan (perawat, pasien
orang lain lain, perawat
lain) 2˟sehari
RTL
1. Evaluasi kemampuan
Diagnosa
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Evaluasi
Keperawatan
pasien berkenalan
dengan satu orang
2. Evaluasi kemampuan
pasien berkenalan
dengan dua orang
(perawat dan pasien
lainnya)
3. Latih pasien berkenalan
dengan dua orang atau
lebih (perawat, pasien
lain, dan perawat lain)

Anda mungkin juga menyukai