Disusun oleh :
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Kerja
Praktik yang berjudul “Analisis Perubahan Effisiensi Kondensor PLTP Dieng Unit I Sebelum
dan Sesudah Overhaul”.
Laporan kerja praktik ini merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk
memenuhi mata kuliah di Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin di
Politeknik Negeri Jakarta.
Dalam penyusunan Laporan kerja praktik penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
Akhir kata semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
kita semua.
Penulis
Gambar 2.1 Logo PT. Geo Dipa Energi Unit I Dieng ......................................................................... 6
Gambar 2.2 Peta Lokasi PT Geo Dipa Energi Unit I Dieng................................................................ 6
Gambar 2.3 Kantor Geo Dipa Energi Unit I Dieng ............................................................................. 7
Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT Geo Dipa Energi Unit I Dieng ................................................... 8
Gambar 3.1 Proses Produksi PLTP PT. Geo Dipa Energi ................................................................ 11
Gambar 3.2 Scrubber ......................................................................................................................... 15
Gambar 3.3 Demister......................................................................................................................... 15
Gambar 3.4 Main Stop Valve ............................................................................................................ 16
Gambar 3.5 Control Valve (kiri) Stop Valve (Kanan) ...................................................................... 17
Gambar 3.6 Turbin Uap Double Flow ............................................................................................... 18
Gambar 3.7 Generator ....................................................................................................................... 18
Gambar 3.8 Main Condenser ............................................................................................................. 19
Gambar 3.9 Hot Well Pump .............................................................................................................. 20
Gambar 3.10 Cooling Tower ............................................................................................................. 20
Gambar 3.11Intercondensor (Kiri) Aftercooler (Kanan) ................................................................... 21
Gambar 3.12 Main Trafo ................................................................................................................... 21
Gambar 3.13 Steam Ejector ............................................................................................................... 22
H : Enthalpy (kJ/kg)
M : Molar mass (Kg/mol)
M : Mass flowrate (kg/s)
P : Pressure (kPa)
S : Entropy (kJ/kgK)
T : Temperature (K)
V : Volume flowrate (m3/s)
W : Power/Work (kw)
X : Quality (-)
Ŋ : Efisiensi (%)
PENDAHULUAN
Pada sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi, uap untuk menggerakkan turbin dari
reservoir panas bumi terdapat dibawah permukaan tanah. Uap tersebut mengalir melalui sumur-
sumur produksi, kemudian dialirkan ke power plant dengan menggunakan sistem perpipaan.
Ketika memasuki bagian turbin, uap berekspansi menghasilkan energi mekanis untuk memutar
turbin. Dengan sistem coupling, putaran tersebut diteruskan untuk memutar rotor unit generator
sehingga menghasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi dirancang untuk menghasilkan output berupa energi
listrik dalam besaran tertentu. Bila seluruh komponen PLTP memiliki efisiensi yang tinggi maka
untuk kerja PLTP tersebut dapat dikatakan tinggi. Efisiensi juga berpengaruh pada biaya operasi,
semakin tinggi efisiensi maka biaya operasi akan semakin kecil. Salah satu komponen tersebut
yaitu condenser.
Condenser adalah suatu alat penukar panas yang bekerja dengan cara mengkondensasikan
fluida panas dengan cara mengontakannya dengan fluida yang lebih rendah suhunya, sehingga
fluida panas tersebut berubah fase menjadi cair. Pada PLTP PT. Geo Dipa Energi Unit I Dieng,
jenis condenser yang digunakan adalah tipe direct contact atau kontak langsung, yaitu fluida
panas yang berupa uap outlet turbin dikontakkan langsung dengan air pendingin dari cooling
tower sehingga menjadi condensate serta membuat kondisi vacuum. Condenser dikatakan
mempunyai nilai efisiensi yang baik apabila condenser tersebut mampu menurunkan suhu uap
outlet turbin serendah mungkin dan menjaga kevakuman pada main condenser. Untuk itu
Dari penjelasan diatas, maka penulis memilih untuk melaksanakan kerja praktik di PT.
Geo Dipa Energi Unit I Dieng dengan harapan dapat menambah serta memperdalam pengetahuan
dan pengalaman mengenai sistem dan cara kerja suatu pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Tempat kerja praktik : PT. Geo Dipa Energi Unit I Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
1. Observasi Lapangan
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah mengunjungi power plant PLTP Geo
Dipa Energi Unit I Dieng.
Konsultasi mengenai materi laporan kerja praktik dan masalah-masalah yang timbul.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data Main Condenser berdasarkan database pada Central Control Room,
Manual Book dan database Steam Field.
Sejarah perkembangan proyek panas bumi dieng dimulai oleh pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1964 hingga 1965. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization) mengidentifikasi dan menetapkan bahwa Dieng merupakan salah satu
prospek panas bumi yang baik di Indonesia. Pada tahun 1970, hal ini ditindaklanjuti oleh USGS
(United States Geological Survey) dengan melakukan survei geofisika dan di tahun 1973 USGS
melakukan pengeboran enam sumur dangkal (kedalaman maksimal 150 meter) dengan suhu 92ₒ
- 175ₒ Celcius.
Pada tanggal 17 Agustus 1974, Dieng ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan
Energi dengan surat keputusan No.491/KPTS/M/Pertamb/1974 sebagai wilayah kerja IV panas
bumi bagi Pertamina, meliputi area seluas 107.361.995 hektar. Penyelidikan geologi, geokimia,
geologi dan pengeboran landaian suhu berhasil diselesaikan. Pertamina pada tahun 1976 hingga
tahun 1994 telah berhasil menyelesaikan 27 sumur uji produksi (21 sumur di Sikidang, 3 sumur
di Sileri dan 3 sumur di Pakuwajan). Selama tahun 1981-1983 Pertamina berhasil
menyelesaikan pembangunan Power plant unit kecil berkapasitas 2 MW.
Pada tahun 1994 lapangan panas bumi di Dieng dipegang oleh Himpurna California Energy Ltd
(HCE). (HCE) yang merupakan perusahaan gabungan antara California Energy Ltd (CE) dan
Himpurna Erasindo abdi (HEA). Akibat adanya sengketa antara HCE dan PT. PLN (Persero)
serta dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden RI No. 39 tahun 1997 dan Surat Keputusan
Presiden No. 5 tahun 1998, maka pada tahun 1998 California Energy Ltd. Menggugat PT. PLN
(persero) melalui Mahkaman Arbitrase Internasional pada tahun 2000 dan dimenangkan oleh
HCE. Setelah sengketa HCE selesai, untuk sementara klaim California Energy Ltd. Ini dibayar
Melalui surat perjanjian kerjasama antara Direksi PT.PLN (Persero) dengan Direksi
PT.Pertamina (Persero) No. 066-1/C00000/2001 tanggal 14 September 2001 membentuk Badan
Pengelola Dieng Patuha (BPDP) yang bertugas untuk melakukan persiapan serta pengelolaan
rekomisioning PLTP unit 1 berkapasitas 60 MW serta merawat asset Dieng Patuha. Sejak
tanggal 1 Oktober 2002 BPDP dibantu existing employee, HCE, serta mitra usaha lainnya untuk
melaksanakan kegiatan rekomisioning tersebut dengan memperbaiki hampir seluruh peralatan
yang ditinggalkan California Energy Ltd. serta membangun rock muffer dan mengamati steam
purifier sehingga proyek Dieng yang selama ini terbengkalai mampu beroperasi kembali dan
menghasilkan listrik dari sumber daya panas bumi ke sistem interkoneksi terpadu Jawa-
Madura-Bali.
Sejak tanggal 4 September 2002 PT. Geo Dipa Energi mulai berperan dalam
pengelolaan asset Dieng Patuha PT. Geo Dipa Energi merupakan anak perusahaan dari dua
BUMN terbesar di Indonesia, yaitu PT. Pertamina (Persero) dengan saham 67% dan PT. PLN
(Persero) dengan saham sebesar 33% yang didirikan pada tanggal 5 Juli 2002. Pada Februari
2011 susunan pemegang saham Perseroan telah berubah, dimana saham PT. pertamina diambil
alih langsung oleh Pemerintah Indonesia. Sebagai konsekuensi dari aksi korporasi tersebut,
pada Desember 2011 Geo Dipa Energi telah mentransformasikan dirinya menjadi sebuah
Badan Usaha Milik Negara yang baru.
2.2 Profil Perusahaan
PT. Geo Dipa Energi merupakan perusahaan dengan jenis badan hukum Perseroan
Terbatas yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga panasbumi. PT. Geo Dipa Energi
merupakan perusahaan BUMN. PT. Geo Dipa Energi memiliki tiga lokasi perusahaan, yaitu
Jakarta (kantor pusat), Bandung (produksi), dan Dieng (produksi). PT. Geo Dipa Energi Unit
Dieng terletak di Jalan Raya Dieng Batur, Wonosobo, Jawa Tengah. Logo yang digunakan oleh
setiap unit perusahaan berbeda-beda. Hal yang membedakan adalah adanya keterangan unit di
bawah tulisan Geo Dipa Energi. PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng akan menggunakan keterangan
Logo perusahaan seperti yang terlihat pada gambar 2.1 akan dicetak di setiap formulir
aktivitas yang berkaitan dengan proses bisnis dan keperluan lainnya sebagai bagian dari
identitas perusahaan.
2.3 Lokasi Perusahaan
PT. Geo Dipa energi Unit Dieng terletak di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, jawa
Tengah. Pada gambar 2.2 terlihat bahwa lokasi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng juga dekat
dengan kabupaten Banjarnegara. Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan wisata karena
terdapat banyak peninggalan sejarah seperti bangunan candi dan telaga. Suhu di Dataran Tinggi
Dieng kurang lebih 20ₒ C dengan ketinggian 2000-2100 MDPL.
Kantor PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng sebagai pusat aktivitas operasional terletak di Jalan
Unit Dieng berperan sebagai produsen listrik dan tidak bertanggung jawab atas
penggunaan listrik di daerah Dieng, Wonosobo, Banjarnegara dan sekitarnya. Listrik yang
dihasilkan PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng mampu memenuhi memenuhi sekitar 20%
kebutuhan listrik wilayah Jawa, Madura, Bali.
Selain bangunan kantor, Sumur sebagai tempat produksi perusahaan letaknya tersebar di
berbagai wilayah Dieng dan saling berjauhan. Kompleks PLTP DIeng Unit 1 terletak di dua
kecamatan, yaitu kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara dan kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo. Luas PLTP ini sekitar 107.361,995 hektar
“Menjadi perusahaan energy geothermal yang handal dan terpercaya melalui insan Geo Dipa,
keunggulan operasional dan pertumbuhan yang berkesinambungan.”
Selain visi dan misi yang telah disebutkan sebelumnya, PT Geo Dipa Energi juga menanamkan
nilai – nilai karakter bagi setiap pekerjanya yang disebut dengan Geo Dipa Energi Value.
Terdapat empat nilai, yaitu :
1. Learning
2. Integrity
Bersikap jujur dan terpercaya dalam segala pemikiran, perkataan, dan tindakan.
3. Goal Oriented
Berkomitmen untuk mencapai keunggulan dalam segala hal yang kami lakukan dan
bersikap penuh semangat untuk mencapai hasil yang melebihi harapan.
Bertekad untuk dikagumi atas kinerja berkelas dunia melalui profesionalisme dan
sikap saling menghormati.
5. Teamwork
Percaya akan kekuatan sinergi dan komunikasi untuk membangun tim yang unggul.
PROSES PRODUKSI
PLTP Unit 1 Dieng mempunyai 44 sumur produksi termasuk sumur injeksi, akan tetapi
dikarenakan keterbatasan pada beberapa sumur tidak mampu lagi menghasilkan uap maupun
rusaknya reservoir, maka sumur yang dioperasikan sebagai pemasok uap hanya 7 buah, yaitu :
HCE-29, HCE-7B, HCE-7C, HCE-28A, HCE-30. HCE-30A, dan HCE-31 dengan kapasitas
produksi terpasang 60 MW sedangkan untuk sumur injeksi sendiri PLTP Unit Dieng mempunyai
10 buah sumur injeksi, yaitu : HCE-17A, HCE-5A, HCE-33, DNG-5, DNG-9, DNG-10, DNG-
13, DNG-14, DNG-15, dan DNG-17.
Steam keluar separator kemudian diumpan menuju power plant melalui jalur pipa
sepanjang 7,2 km. steam sebelum masuk turbin tekanannya diatur terlebih dahulu agar tidak
melebihi 12 atm absolut. Pengaturan tekanan dilakukan melalui rock muffler yaitu berbentur
persegi seperti bak besar, berisi batu-batu yang berfungsi meredam semburan uap. Di sepanjang
jalan steam menuju power plant terdapat condesate drop pot (CDP) yang bertujuan untuk
membuang kondensat yang terkondensasi selama perjalanan perpindahan panas dari lingkungan
ke dalam sistem sehingga steam panas mengalamai pengembunan (kehilangan panas). CDP yang
terpasang disepanjang pipe steam kurang lebih ada 32 buah.
Steam keluar turbin kemudian akan maasuk kedalan main condenser dan akan
diembunkan. Condenser yang digunakan adalah jenis direct contact yaitu dengan menspray air
dingin dari cooling tower. Kondensor ini memiliki kapasitas kondensat sebesar 8990 m3 ,
tekanan kerja normal kondensor adalah 0,08 bar. Fluida dari main kondensor dialirkan ke
dalam interkondensor dan aftercooler yang kemudian akan dialirkan ke hot well pump untuk
diumpan ke dalam cooling tower untuk didinginkan. Fluida yang telah didinginkan kemudian
digunakan sebagai penspray di main kondensor dan ejector. Sedangkan fluida overflow akan
dialirkan ke dalam blow down pump untuk diinjeksikan ke dalam well injection.
3.2 Komponen Produksi pada Steam Field
3.2.1. Sumur Produksi
Sumur produksi adalah sumur yang menghasilkan uap panas bumi dengan kedalaman
sekitar 3000 m dibawah perm ukaan tanah. Sumur iin menghasilkan uap basah yang masih
mengandung air sehingga harus dipisahkan dengan menggunakan separator.
Pada sumur produksi terdapat 4 buah valve yaitu, annulus valve, wing valve, master
valve, dan top valve. Annulus valve terletak dibagian paling bawah, berfungsi sebagai indicator
terjadinya kebocoran. Wing valve terletak di atas annulus valve, berfungsi sebagai indicator
tekanan kepala sumur. Selain itu digunakan pada saat sumur tidak beroperasi, untuk flowing
sumur ke silencer (menjaga sumur tetap hidup). Master valve yang berfungsi untuk membuka/
menutup aliran fluida dari sumur. Merupakan valve utama untuk open close sumur. Dibagian
atas sumur terdapat top valve. Berfungsi sebagai jalur well survey, digunakan untuk tujuan-
tujuan perawatan sumur atau pengukuran tekanan, temperature, dan logging sumur.
3.3.3. Demister
Demister merupakan alat yang berfungsi sebagai penyaring uap terakhir sebelum uap
masuk ke turbin, diharapkan uap yang masuk ke turbin sudah benar-benar kering dan terbebas
dari partikel-partikel yang dapat merusak sudu-sudu turbin.
Stop Valve berfungsi untuk menahan steam yang akan masuk ke turbin ketika salah satu
bagian inlet turbin harus diputus aliran steamnya, stop valve akan ditutuo untuk menahan laju
steam.
3.3.7. Generator
Genertor berfungsi untuk menghasilkan listrik dari perputaran turbin. Generator yang
digunakan mempunyai kapasitas terpasang sebesar 60 MW, frekuesi 50-60 Hz dan kecepatan
putaran 3000 rpm.
Uap yang telah digunakan untuk menggerakkan turbin dimasukkan ke dalam kondensor.
Kondensor disini berfungsi untuk mengkondensasi uap yang telah digunakan untuk memutar
turbin.
HWP merupakan sebuah komponen vital yang terhubung langsung dengan Main
Condensor, yaitu untuk mengalirkan kondensat dengan suhu 33 C untuk didinginkan ke
Cooling Tower. Jumlah kondensat dengan volume sekitar 5.400.000 liter membutuhkan pompa
dengan kapasitas yang sangat besar untuk memindahkannya, apalagi suplay uap dari Turbin
berjalan terus menerus sehingga menjaga agai Main Condensor tetap vacuum (dengan
ketinggian air sekitar 40% dari volume total) maka kondensat harus dipindahkan, hal ini
dilakukan karena uap yang dikondensasi akan menambah volume kondensat. Pompa Hot Well
merupakan jenis sentrifugal single stage dan merupakan jenis pompa vertical.
Jenis Cooling Tower yang digunakan Geo Dipa Energi adalah Mechanical Draft
Cooling Tower. Pada Mechanical Draft, air panas dari kondensor dispraykann pada struktur
kayu yang berlapis-lapis yang disebut dengan Filler. Pada saat melalui Filler perpindahan panas
terjadi dari air paas ke udara (dibagian atas dari cooling tower terdapat kipas/fan). Cooling
Tower yang digunakan memiliki 9 pasang kipas.
3.3.12. Transformator
Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan.
Steam Ejector berfungsi untuk menjaga agar kondisi dikondensor tetap vacuum dengan
menghisap non condensable gas (NCG). Power Plant unit 1 menggunakan 2 stage ejector, 1st
PEMBAHASAN
Tekanan Entropi
(Bar A) Sg
(Kj/Kg.K)
5 6,821
5,6 Sg1
6 6,76
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Entropi (Sg1) pada tabel 4.1 adalah rumus
interpolasi.
6,821 − 𝑆𝑔1 5 − 5,6
=
6,821 − 6,76 5−6
𝐾𝑗
Sg1 = 6,7844 ⁄𝐾𝑔. 𝐾
Tekanan Entropi
(Bar A) Sg
(Kj/Kg.K)
5 6,821
5,4 Sg2
6 6,76
a. Sebelum Overhaul
b. Setelah Overhaul
Sg1 = x . Sf + y . Sg Sg2 = x . Sf + y . Sg
Sg1 = x . Sf + Sg – x . Sg Sg2 = x . Sf + Sg – x . Sg
𝑆𝑔1−𝑆𝑔 𝑆𝑔2−𝑆𝑔
x= x=
𝑆𝑓−𝑆𝑔 𝑆𝑓−𝑆𝑔
6,7844−8,158 6,7966−8,158
x1 = x2 =
0,643−8,158 0,643−8,158
x1 = 0,182781 x2 = 0,18115768
y1 = (1-x1) y2 = (1-x2)
y1 = (1-0,182781) y2 = (1-0,18115768)
y1 = 0,817219 y2 = 0,818842
𝑥1+𝑥2 𝑦1+𝑦2
X rata-rata = y rata-rata =
2 2
0,182781+0,18115768 0,817219+0,818842
= =
2 2
= 0,181969 = 0,818031
a. Sebelum Overhaul
b. Sesudah Overhaul
Tabel 4.7 Suhu,enthalpy dan entropi main condenser setelah overhaul
Contoh perhitungan dari data yang diperoleh pada tanggal 23 Januari 2018 fraksi cair inlet
main condenser sebesar 0,181969 dan fraksi uap inlet main condenser sebesar 0,818031
a. Sebelum Overhaul
= 96,875 kg/s
= 3,79853 kg/s
Laju alir massa steam inlet turbin = laju alir massa steam – steam inlet ejector
= 93,07647
Massa air outlet turbin = laju alir massa steam inlet turbin . fraksi cair
Massa air = 93,07647 kg/s . 0,181969
= 16,93706838 kg/s
Massa steam outlet turbin = laju alir massa steam inlet turbin . fraksi uap
= 76,13939882 kg/s
Massa steam tanpa NCG = Massa steam outlet turbin – laju alir NCG
a. Sebelum Overhaul
Tabel 4.10 Massa steam & air outlet turbin sebelum overhaul
Tanggal
Steam (Ton/jam)
Laju Alir Massa
( Kg/s)
Steam Inlet Turbin
Laju Alir Massa
Inlet Ejector (Kg/s)
Laju Alir Steam
Turbin ( Kg/s)
Massa Air Outlet
Outlet Turbin (Kg/s
Massa Steam
Tanpa NCG (Kg/s)
Massa Steam
24/01/18 346,58 92,49072 3,7814 16,8501 75,64 74,123
25/01/18 346,83 92,56422 3,7774 16,8713 75,69 74,177
29/01/18 337,5 90,03258 3,7174 16,431 73,6 72,109
b. Setelah Overhaul
Tabel 4.11 Massa steam & air outlet turbin setelah overhaul
Tanggal
Steam (Ton/Jam)
Laju Alir Massa
(kg/s)
Steam Inlet Turbin
Laju Alir Massa
Inlet Ejector (kg/s)
Laju Alir Steam
Turbin (kg/s)
Massa Air Outlet
Outlet Turbin (kg/s
Massa Steam
Tanpa NCG (kg/s)
Massa Steam
b. Setelah Overhaul
Tanggal
intercondenser
sirkulasi
Massa air
aftercooler( kg/s)
sirkulasi
Massa air
(kg/s)
intercondenser
Massa kondensat
aftercooler (kg/s)
Massa kondensat
aftercooler (kg/s)
intercondenser &
Massa kondensat
Kondensat (kg/s)
Massa
24/01/18 163,337 149,733 165,309 151,552 316,862 4192,3
25/01/18 163,166 149,577 165,136 151,394 316,531 4188,1
29/01/18 160,558 147,208 162,521 148,996 311,517 4120,7
b. Setelah Overhaul
Tabel 4.15 Massa kondensat sebelum Overhaul
Tanggal
intercondenser
sirkulasi
Massa air
aftercooler (kg/s)
sirkulasi
Massa air
(kg/s)
intercondenser
Massa kondensat
aftercooler (kg/s)
Massa kondensat
aftercooler (kg/s)
intercondenser &
Massa kondensat
Kondensat (kg/s)
Massa
26/03/18 172,687 158,305 174,772 160,228 335 4432,5
27/03/18 174,563 160,025 176,671 161,968 338,639 4479,5
28/03/18 173,928 159,443 176,028 161,379 337,408 4461,6
- Setelah Overhaul
Tabel 4.17 Enthalpy uap keluar turbin setelah overhaul.
- Setelah Overhaul
Tabel 4.19 Enthalpy air pendingin setelah overhaul.
4.8 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Kondensor sebelum dan sesudah overhaul
(kg/s)
m uap
(kJ/kg)
h(kg/s)
t
kondensa
m
(kJ/kg)
t
kondensa
h
(%)
Efisiensi
uap
air
air
b. Setelah Overhaul
Tabel 4.23 Hasil perhitungan setelah overhaul
n (kg/s)
pendingi
m
n (kJ/kg)
pendingi
h
(kg/s)
m uap
(kJ/kg)
h(kg/s)
t
kondensa
m
(kJ/kg)
t
kondensa
h
(%)
Efisiensi
uap
air
air
0.79
0.78
0.77
0.76
0.75
0.74
1 2 3
Data Ke-
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk membandingkan kinerja kondensor
adalah dengan menggunakan perhitungan efisiensi kondensor. Efisiensi sebelum overhaul
rata-rata sebesar sebesar 76.13% sedangkan efisiensi sesudah overhaul sebesar 78.12%.
Efisiensi rata-rata sesudah overhaul meningkat sebesar 1.9%. Kenaikan efisiensi kondensor
berkaitan dengan overhaul kondensor pada bulan Februari. Overhaul yang dilakukan
memaksimalkan kondensor dalam mengkondensasi uap keluaran turbin. Sehingga dengan
adanya peningkatan efisiensi kondensor maka uap keluaran turbin lebih cepat terkondensasi.
BAB V
BAB I PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Dari 3 dugaan penyebab, laju alir massa air pendingin, laju alir NCG ke
ejektor dan endapan kotoran pada filler, yang sangat mendominasi dalam
pengaruh perubahan efisiensi yaitu endapan kerak yang terdapat pada filler.
1. Pengadaan coating minimal dua kali pertahun untuk mencegah korosi dan
mengurangi peluruhan dinding bellows akibat tingginya temperatur uap masuk
kondensor yang mengalir.
(1) Fitri, Karomatul. 2015, Analisa Efisiensi Panas Condenser, APRIND, Yogyakarta.
(2) Geo Dipa Energi. 2018, Profil Perusahaan dan Proses Produksi, PT. Geo Dipa Energi
Dieng.
(3) Nurdiatmoko, Paulus. 2002. Pengaruh Variasi Suhu Air Pendingin Terhadap Unjuk Kerja
Kondensor (Skripsi). Depok : Universitas Indonesia.
(4) Smith, J.M., Van Ness H.C., and Abbott M.M, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics Seventh Edition, Mc Graw – Hill’s, New York.