Pertanyaan :
Setelah membaca inisiasi 8 silahkan saudara/i bisa menyampaikan pendapat pada forum
diskusi 8 tentang arti dari tenaga kerja outsourcing bagaimana kedudukannya di mata hukum
(undang-undang ketenagakerjaan) dan setujukah saudara dengan konsep outsourcing di
Indonesia?
selamat berdiskusi
Tengku (tutor)
Tanggapan saya :
- Michael F, Corbett, pendiri dari The Outsourcing Institute dan Presiden Direktur dari
Michael F, Corbett & Associates Consulting Firm F. mengatakan bahwa outsourcing
telah menjadi alat manajemen yang bukan hanya untuk menyelesaikan masalah tetapi
juga bisa mendukung tujuan dan sasaran kegiatan bisnis perusahaan.
- Maurice F Greaver II, pada bukunya Strategic Outsourcing, A Structured Approach to
Outsourcing: Decisions and Initiatives, menjabarkan outsourcing sebagai “Strategic use
of outside parties to perform activities, traditionally handled by internal staff and
resources”.
- Maurice Greaver, Outsourcing adalah tindakan mengalihkan beberapa aktivitas
perusahaan dan hak pengambilan keputusannya kepada pihak lain (outside provider),
dimana tindakan ini terikat dalam suatu kontrak kerjasama.
- Muzni Tambusai, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mendefinisikan pengertian outsourcing sebagai
memborongkan satu bagian atau beberapa bagian kegiatan perusahaan yang tadinya
dikelola sendiri kepada perusahaan lain yang kemudian disebut sebagai penerima
pekerjaan.
Pengertian tenaga kerja outsourcing adalah tenaga kerja yang dikontrak dan didatangkan
dari luar perusahaan yang disediakan oleh perusahaan yang khusus menyediakan jasa tenaga
kerja outsourcing. Tenaga kerja ini dikontrak oleh sebuah perusahaan berdasarkan perjanjian
dengan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja. Lalu apa kelebihan dan kekurangan tenaga
kerja outsourcing ?
Bagi pihak perusahaan pemakaian tenaga kerja outsourcing dinilai sangat menguntungkan.
Adapun keuntungan tenaga kerja outsourcing yaitu perusahaan tidak perlu repot melakukan
perekrutan karyawan yang tentu saja menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya. Belum lagi
memberikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan tugas karyawan. Seperti pelatihan cara
menjawab telepon yang benar bagi calon karyawan operator telepon. Selain itu perusahaan
juga tidak perlu memikirkan fasilitas-fasilitas seperti tunjangan dan asuransi kesehatan bagi
tenaga kerja outsourcing seperti yang diberikan kepada karyawan tetap.
Sebaliknya sistem kerja outsourcing justru dinilai merugikan bagi tenaga kerja itu sendiri.
Meskipun mereka dibantu mencarikan pekerjaan atau perusahaan yang membutuhkan tenaga
mereka namun bisa dikatakan jenjang karir mereka hampir tidak ada. Seumur hidup mereka
akan dikontrak melakukan pekerjaan yang sama tanpa ada peningkatan karir.
Sangat sulit bagi mereka untuk menjadi karyawan tetap di sebuah perusahaan karena pada
dasarnya tujuan perusahaan-perusahaan itu menggunakan tenaga kerja outsourcing karena
tidak ingin menambah karyawan tetap dan menekan biaya operasional perusahaan. Karena
bekerja secara kontrak maka hak atau fasilitas yang mereka terima berbeda dengan karyawan
tetap. Belum lagi adanya pemotongan gaji mereka sekian persen yang diambil oleh
perusahaan penyalur atau penyedia jasa sebagai imbalan atau balas jasa karena telah
mencarikan pekerjaan.