Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HADITS TENTANG KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH


DAN INVESTASI
MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AL-HADIST
YANG DIAMPU OLEH BAPAK MU’INAN RAFI’., S.H.I, M.SI.

DISUSUN OLEH :

AMINAH 182100091 (PSY)

ANISA NUR ANGGRAINI 182100092 (PSY)

DYAH ANGGRAINI 182100101 (PSY)

LUTFIANA HIKMAH ANDARA 182100105 (PSY)

MUH ZULFAHMI RAPI 182200224 (ESY)

UNIVERSITAS ALMA ATA


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah al-hadist ini dengan baik

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Mu’inan Rafi’ yang telah
memberikan tugas kepada kami sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami
mengenai hadist tentang perbankan syariah.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi kepada
pembaca dan membuat pembaca menjadi ingin lebih memahami tentang perbankan syariah.

Yogyakarta, 24 September 2018

Kelompok 12
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar perbankan syariah mengacu kepada ajaran agama Islam yang bersumber pada
al-Qur’an, al-Hadits/ as-Sunnah, dan Ijtihad. Ajaran agama Islam yang bersumber pada
wahyu Ilahi dan sunaturosul mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mendapatkan
kehidupan yang baik di dunia yang sekaligus memperoleh kehidupan yang baik di
akhirat. Hal ini berarti, bahwa dalam mengerjakan kehidupan di dunia tidak dapat
dilakukan dengan menghalalkan segala cara, tapi harus dilakukan melalui gerakan amal
saleh.

“Bank Syariah adalah bank yang kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip
syariah. Sedangkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam”
(UU No. 21/2008 ttg Perbankan Syariah).

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan
sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatmadja
membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi
dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip
syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-
ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah
Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.

Dalam keuangan syariah menekankan pentingnya keselarasan aktivitas keuangan


dengan norma dan tuntunan syariah. Aturan terpenting dalam kegiatan keuangan syariah
adalah pelarangan riba (memperanakan uang dan mengharapkan hasil tanpa menanggung
risiko). Ahli fiqh menilai ini sangat kental eksistensinya dalam aktivitas keuangan
konvensional.[1]
Untuk itulah pada kesempatan kali ini kelompok kami akan coba mencari tahu tentang
Perbankan Syariah secara lebih rinci yaitu mulai dari pengertian perbankan syariah,
konsep dasar perbankan syariah, fungsi perbankan syariah, peran perbankan syariah,
prinsip dasar perbankan syariah dan perbandingan perbankan syariah dengan perbankan
konvensional.

Kami mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami cantumkan dalam


rumusan masalah dari kutipan-kutipan laman website di google, sumber bacaan lain
berupa artikel, majalah islam dan buku referensi terkait ekonomi islam

Semoga apa yang kami tuangkan dalam makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan pembaca makalah.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa landasan yang mendasari kegiatan dalam keuangan dan perbakan syariah ?
2. Apa saja yang termasuk investasi dalam islam?
3. Investasi apa yang mendatangkan kebaikan dan tidak melanggar syariat?

1.3. Tujuan permasalahan

1. Dapat menjelaskan landasan yang mendasari kegiatan dalam keuangan dan perbankan
syariah
2. Dapat menjelaska investasi dalam islam
3. Dapat menyebutkan investasi yang mendatangkan kebaikan dan tidak melanggar
syariat.
BAB II

PEMBAHASAN

3.1. Landasan yang mendasari kegiatan dalam keuangan dan perbankan syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-Prinsip


Syariah. Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama
dengan bank konvensional. Pada intinya prinsip syariah tersebut mengacu
kepada syariah Islam yang berpedoman utama kepada Al Quran dan
Hadist.Islam sebagai agama merupakan konsep yang mengatur kehidupan
manusia secara komprehensif dan universal baik dalam hubungan dengan Sang
Pencipta (HabluminAllah) maupun dalam hubungan sesama manusia
(Hablumminannas).

Ada tiga pilar pokok dalam ajaran Islam yaitu :

1. Aqidah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas


keberadaan dan kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang
muslim manakala melakukan berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata
untuk mendapatkan keridlaan Allah sebagai khalifah yang mendapat
amanah dari Allah.
2. Syariah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang
muslim baik dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang
muamalah (hablumminannas) yang merupakan aktualisasi dari akidah yang
menjadi keyakinannya.
Sedangkan muamalah sendiri meliputi berbagai bidang kehidupan antara
lain yang menyangkut ekonomi atau harta dan perniagaan disebut
muamalah maliyah
3. Akhlaq : landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya
sebagai seorang muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang
menjadi pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki akhlaqul karimah
sebagaimana hadis nabi yang menyatakan “Tidaklah sekiranya Aku diutus
kecuali untuk menjadikan akhlaqul karimah”
Cukup banyak tuntunan Islam yang mengatur tentang kehidupan ekonomi umat
yang antara lain secara garis besar adalah sebagai berikut:

 Tidak memperkenankan berbagai bentuk kegiatan yang mengandung unsur


spekulasi dan perjudian termasuk didalamnya aktivitas ekonomi yang
diyakini akan mendatangkan kerugian bagi masyarakat. Islam
menempatkan fungsi uang semata-mata sebagai alat tukar dan bukan
sebagai komoditi, sehingga tidak layak untuk diperdagangkan apalagi
mengandung unsur ketidakpastian atau spekulasi (gharar) sehingga yang
ada adalah bukan harga uang apalagi dikaitkan dengan berlalunya waktu
tetapi nilai uang untuk menukar dengan barang.
 Harta harus berputar (diniagakan) sehingga tidak boleh hanya berpusat pada
segelintir orang dan Allah sangat tidak menyukai orang yang menimbun
harta sehingga tidak produktif dan oleh karenanya bagi mereka yang
mempunyai harta yang tidak produktif akan dikenakan zakat yang lebih
besar dibanding jika diproduktifkan. Hal ini juga dilandasi ajaran yang
menyatakan bahwa kedudukan manusia dibumi sebagai khalifah yang
menerima amanah dari Allah sebagai pemilik mutlak segala yang
terkandung didalam bumi dan tugas manusia untuk menjadikannya sebesar-
besar kemakmuran dan kesejahteraan manusia.
 Bekerja dan atau mencari nafkah adalah ibadah dan waJib dlakukan
sehingga tidak seorangpun tanpa bekerja - yang berarti siap menghadapi
resiko – dapat memperoleh keuntungan atau manfaat(bandingkan dengan
perolehan bunga bank dari deposito yang bersifat tetap dan hampir tanpa
resiko).
 Dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam kegiatan ekonomi harus
dilakukan secara transparan dan adil atas dasar suka sama suka tanpa
paksaan dari pihak manapun.
 Adanya kewajiban untuk melakukan pencatatan atas setiap transaksi
khususnya yang tidak bersifat tunai dan adanya saksi yang bisa dipercaya
(simetri dengan profesi akuntansi dan notaris).
 Zakat sebagai instrumen untuk pemenuhan kewajiban penyisihan harta
yang merupakan hak orang lain yang memenuhi syarat untuk menerima,
demikian juga anjuran yang kuat untuk mengeluarkan infaq dan shodaqah
sebagai manifestasi dari pentingnya pemerataan kekayaan dan memerangi
kemiskinan.
 Sesungguhnya telah menjadi kesepakatan ulama, ahli fikih dan Islamic
banker dikalangan dunia Islam yang menyatakan bahwa bunga bank adalah
riba dan riba diharamkan.

Dalam operasionalnya, perbankan syariah harus selalu dalam koridor-


koridorprinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai


kontribusi dan resiko masing-masing pihak
2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan
pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra
usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan
3. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan
keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor
dapat mengetahui kondisi dananya
4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Prinsip-Prinsipsyariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah


adalah kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Maisir: Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut istilah


maisir berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja keras. Maisir
sering dikenal dengan perjudian karena dalam praktik perjudian seseorang
dapat memperoleh keuntungan dengan cara mudah. Dalam perjudian,
seseorang dalam kondisi bisa untung atau bisa rugi.Judi dilarang dalam
praktik keuangan Islam, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah
sebagai berikut:”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar,
maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syetan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan” (QS Al-Maaidah : 90)
Pelarangan maisir oleh Allah SWT dikarenakan efek negative maisir.
Ketika melakukan perjudian seseorang dihadapkan kondisi dapat untung
maupun rugi secara abnormal. Suatu saat ketika seseorang beruntung ia
mendapatkan keuntungan yang lebih besar ketimbang usaha yang
dilakukannya. Sedangkan ketika tidak beruntung seseorang dapat
mengalami kerugian yang sangat besar. Perjudian tidak sesuai dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan sehingga diharamkan dalam sistem
keuangan Islam.

2. Gharar : Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut istilah gharar


berarti seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian.
Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada dalam
kuasanya alias di luar jangkauan termasuk jual beli gharar. Misalnya
membeli burung di udara atau ikan dalam air atau membeli ternak yang
masih dalam kandungan induknya termasuk dalam transaksi yang bersifat
gharar. Pelarangan ghararkarena memberikan efek negative dalam
kehidupan karena gharar merupakan praktik pengambilan keuntungan secara
bathil. Ayat dan hadits yang melarang gharar diantaranya :“Dan janganlah
sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang
lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (Al-
Baqarah : 188)
3. Riba: Makna harfiyah dari kata Riba adalah pertambahan, kelebihan,
pertumbuhan atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba
berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil.
Para ulama sepakat bahwa hukumnya riba adalah haram. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 130 yang melarang kita untuk
memakan harta riba secara berlipat ganda. Sangatlah penting bagi kita sejak
awal pembahasan bahwa tidak terdapat perbedaan pendapat di antara umat
Muslim mengenai pengharaman Riba dan bahwa semua mazhab Muslim
berpendapat keterlibatan dalam transaksi yang mengandung riba adalah dosa
besar. Hal ini dikarenakan sumber utama syariah, yaitu Al-Qur’an dan
Sunah benar-benar mengutuk riba. Akan tetapi, ada perbedaan terkait
dengan makna dari riba atau apa saja yang merupakan riba harus dihindari
untuk kesesuaian aktivitas-aktivitas perekonomian dengan ajaran Syariah.

Ada banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keharaman riba,


diantaranya:

a. Surat Al-Baqarah, ayat 275:

Orang-orang yang makan (mengambil) RIBA’ tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan RIBA’, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan RIBA’. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil RIBA’),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Alloh. Orang yang kembali
(mengambil RIBA’), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.

b. Surat An-Nisa, ayat 161:

Dan karena mereka menjalankan riba, padahal sesungguhnya


mereka telah dilarang darinya dan karena mereka memakan harta orang
dengan cara yang tidak sah (bathil). Kami telah menyediakan untuk
orang-orang kafir diantara mereka azab yang pedih.

c. Surat Ali ‘Imran, ayat 130:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba


dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan.
d. Surat Ar-Rum, ayat 39:

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia


bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah.

Jenis-jenis Riba

Menurut para ulama fiqih, riba dibagi menjadi 4 (empat) macam:

Riba Fadhl, yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya dengan
tidak sama timbangannya atau takarannya yang disyaratkan oleh orang yang
menukarkan. Contoh: tukar menukar dengan emas, perak dengan perak,
beras dengan beras, gandum dan sebagainya.

Riba Qardh, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan


atau tambahan bagi orang yang meminjami/mempiutangi. Contoh : Andi
meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Budi. Budi mengharuskan Andi
mengembalikan hutangnya kepada Budi sebesar Rp. 30.000. maka
tambahan Rp. 5.000 adalah riba Qardh.

Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat sebelum timbang diterima.


Maksudnya: orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelumnya ia
menerima barang tersebut dari sipenjual, pembeli menjualnya kepada orang
lain. Jual beli seperti itu tidak boleh, sebab jual-beli masih dalam ikatan
dengan pihak pertama.

Riba Nasi’ah, yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak
sejenis yang pembayarannya disyaratkan lebih, dengan
diakhiri/dilambatkan oleh yang meminjam. Contoh : Rusminah membeli
cincin seberat 10 Gram. Oleh penjualnya disyaratkan membayarnya tahun
depan dengan cincin emas seberat 12 gram, dan jika terlambat satu tahun
lagi, maka tambah 2 gram lagi menjadi 14 gram dan seterusnya.

3.2 Investasi dalam islam

Secara bahasa, investasi memiliki arti penanaman uang atau modal di


perusahaan atau proyek tertentu untuk memperoleh keuntungan tertentu. Dalam
investasi ini, seorang pemodal bisa menggelontor dana dalam jumlah besar
kepada startup atau perusahaan yang diprediksi mampu berkembang dengan baik
di kemudian hari. Yang mencakup beberapa hat sebagai berikut :
1. Imbalan yang diharapkan dari investasi adalah berupa keuntungan dalam
bentuk finansial
2. Badan usaha umumnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan berupa
uang, sedangkan badan sosial dan badan-badan pemerintahan lainnya lebih
bertujuan untuk memberikan manfaat sosial (Social benefit) dibandingkan
dengan keuntungan finansialnya
3. Badan-badan usaha yang mendapat pembiayaan investasi dari bank harus
mampu memperoleh keuntungan finansial dibandingkan dengan keuntungan
finansialnya.
Investasi menurut islam tidak sama dengan investasi yang dipraktikkan oleh
banyak pihak. Dalam Islam, investasi mengharuskan pemodal dan penerima
modal untuk menerapkan prinsip bagi hasil dan bagi rugi. Artinya, tidak ada
pihak yang dirugikan dalam sistem investasi ini.
Sebelum menginvestasikan uang Anda, perhatikan prinsip-prinsipnya di bawah
ini.
a. Halal
Sebelum melakukan investasi sejumlah uang, pastikan terlebih dahulu
sektor yang akan Anda investasikan modal itu bergerak dalam bidang yang
halal. Kalau investasi dilakukan pada sektor industri hiburan malam yang
lekat dengan alkohol, hal-hal asusila, dan narkoba, maka uang yang Anda
gelontorkan justru akan jauh dari halal. Selain bidang yang diinvestasikan,
kehalalan dari investasi juga bisa dilihat dari niat dan motivasinya. Kalau
motivasinya untuk memberi kebaikanbagi orang lain, maka investasi akan
menjadi halal. Tapi kalau investasi dilakukan dengan tujuan yang buruk,
uang yang dijadikan modal itu jadi haram.

b. Memiliki Manfaat

Investasi yang dilakukan haruslah memberikan manfaat bagi semua


orang. Baik pemodal dan penerima modal harus merasakan manfaatnya. Bagi
pemodal, dia akan mendapatkan untung yang berkah. Sedangkan bagi
penerima modal, mereka bisa mengembangkan perusahaannya dan tetap
mendapatkan untung yang sesuai dengan porsi dan kesepakatan. Selain untuk
pemodal dan penerima modal, manfaat dari investasi ini juga harus dapat
dirasakan oleh banyak orang. Misalnya, dengan investasi ini, jadi banyak
tenaga kerja yang terjaring sehingga angka pengangguran pun menurun.
Adapun investasi dalam perspektif ekonomi Islam, investasi tidak
membicarakan tentang berapa keuntungan materi yang bisa didapatkan
melalui aktivitas investasi, tapi ada beberapa faktor yang mendominasi
motifasi investasi dalam Islam. Akibat implementasi mekanisme zakat maka
asset produktif yang dimiliki seseorang pada jumlah tertentu (memenuhi
batas nisab zakat) akan selalu dikenakan zakat, sehingga hal ini akan
mendorong pemiliknya untuk mengelolanya melalui investasi. Dengan
demikian melalui investasi tersebut pemilik asset memiliki potensi
mempertahankan jumlah dan nilai assetnya.

3.3 Investasi yang diperbolehkan dalam islam


Telah jelas di terangkan bahwa Allah SWT memberikan petunjuknya kepada kita
dalam bentuk Al-Quran sebagai pedoman hidup yang harus di taati. Meskipun dalam
islam sendiri kita dianjurkan untuk melakukan investasi, namun juga terdapat asas
sistem ekonomi dalam islam, cara dan tatanan serta jenis investasi yang dipeebolehkan
dalam islam.
Sebagai tambahan referensi bagi anda berikut 10 jenis investasi yang
diperbolehkan dalam islam. Simak selengkapnya.
1. Usaha atau Bisnis
Rasulullah SAW dikenal sebagai seorang saudagar dan pedangan yang
termasyur. Karenanya dalam hal investasi usaha dagang atau bisnis merupakan
salah satu jenis investasi yang dianjurkan dan menjadi bentuk transaksi ekonomi
dalam islam . Bahkan Rasulullah sendiripun melakukan hal tersebut untuk dapat
mengelola sumber kekayaannya. Sebagaimana dalam Al Quran Surat Al Ahzab
ayat 21 disebutkan,
“Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, bagi
orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan Hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Allah.” Maka contohlah investasi usahq dan bisnis terbaik ala
Nabi Muhammad Saw.
2. Menyewakan Lahan
Dalam Hadits HR Bukhori Nomor 2329 dan Muslim Nomor 1551 dijelaskan
bahwa Rasulullah Saw menyerahkan kebun kurma dan ladang daerah Khaibar
kepada bangsa Yahudi. Mereka menggarapnya dengan biaya sendiri.
Adapun perjanjiannya, Rasulullah Saw mendapatkan setengah dari hasil
panennya. Ini merupakan investasi yang paling cocok bagi anda yang memiliki
lahan, sawah atau kebun yang tidak tergarap oleh anda.
Dari pada tidak termanfaatkan maka anda bisa menyewakan kepad pihak lain
yang membutuhkan. Sebagaimana seperti yang Rasulullah SAW contohnya diatas.
3. Ternak Hewan
Investasi terbaik menurut Islam selanjutnya adalah ternak hewan. Anda pasti
tahu bila Baginda Rasulullah adalah penggembala kambing. Beliau juga punya
puluhan hewan unta yang bila dirupiahkan sekarang mencapai angka ratusan juta
untuk satu ekor.
4. Emas
Emas merupakan salah satu bentuk investasi paling menguntungkan. Selain
itu, dalam islam sendiri investasi emas diperbolehkan. Anda bisa membeli emas
batangan langsung atau melalui penggadaian, kemudian pada saat harga emas naik,
anda dapat menjualnya kembali. Investasi ini sangat cocok dipilih sebagai bentuk
investasi jangka panjang.
Emas sendiri memiliki harga yang relatif stabil. Meskipun begitu anda harus
memperhatikan dan memiliki ketelitian serta kesabaran dan kecermatan dalam
investasi ini.
5. Properti
Meskipun tidak memiliki embel-embel syariah namun investasi di bidang
properti juga merupakan investasi yang diperbolehkan. Bentuk properti ada
berbagai macam, mulai dari tanah, bangunan, ruko, kost an dan masih banyak
lainnya. Anda bisa menyewakan properti kepada mereka yang membutuhkan.
Sehingga tentu anda akan mendapatkan keuntungan daripenyewaan tersebut.
6. Deposito Syariah
Deposito syariah merupakan sebuah mekanisme dimana nasabah menyetorkan
sejumlah uang kepada bank. Kemudian dalam periode waktu tertentu uang tersebut
akan menghasilkan bunga. Pada deposito syariah bunga yabg diberikan adalah
dalam bentu pembangian hasil atau mudharabah.
Besar kecilnya nilai bagi hasil tersebut tergantung kepada seberapa untung
lembaga keuangan tersebut dalam mengelola uang yang anda setorkan. Sehingga
hal ini tidak tergolong kedalam riba. Karena secara jelas islam mengharamkan riba.
7. Investasi Produk Perbankan Syariah
Investasi produk perbankan syariah menjadi salah satu investasi yang halal dan
diperbolehkan. Dalam hal ini, investasi ini berbeda dengan produk perbankan
konvensional. Karena anda akan menerima bentuk keuntungan dalam bentuk bagi
hasil dan bukan bentuk bubga tetap.
Tentunya hal ini, akan menghindarkan anda dari kegiatan riba. Sehingga anda
bisa memilih satu satu jenis produk perbankan syariah untuk dapat dijadikan
benruk investasi.
8. Investasi Tanah
Anda juga berinvestasi pada produk tanah. Sebagaimana anda tahu bahwa
tanah memiliki harga yabg cenderung naik setip tahunnya. Jika anda membeli
sebidang tanah dengan harga murah, maka 10-20 tahun yang akan datang jika di
jual maka harganya bisa naik 5 kali lipat. Bahkan jika lokasi tanah anda cukup
strategis untuk membuka usaha maka harganya bisa lebih tinggi lagi.
9. Asuransi Syariah
Asuramsi syariah juga menjadi salah satu investasi yang menguntungkan
selanjutnya. Dalam asuransi syariah, anda masih memiliki hak kepemilikan atas
uang yang anda setor. Sehingga kelak jika uanh tersebut kembali kepada anda
maka anda masih memiliki hak didalamnya.
Berbeda dengan siatem asuransi konvensional dimana premi yang anda
setorkan merupaka hak mutlak perusahaan sehingga anda tidak memiliki hak
dalam uang tersebut.
10. Sedekah
Sedekah tidak hanya menjadi bentuk investasi di dunia, namun juga
merupakan bentuk investasi di akhirat. Sedekah sendiri memiliki banyak manfaat.
Dalam pandangan Islam, jelas disebutkan dalam Al Quran, Allah akan
melipatgandakan rezeki seseorang dengan memberikan sedekah atau sodaqoh.
Sebagaimana firman Allah SWT berikut :
“Orang yang menginfakkan harta di jalan Allah, seperti sebutir biji yang
menumbuhkan 70 tangkai pada setiap tangkainya terdapat 100 biji. Allah
melipatgandakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, Allah Maha Luas dan
Maha Mengetahui.” ( Alquran Surat Al Baqarah ayat 261.)
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian kita sepakati bersama bahwa perbankan islam adalah lembaga keuangan
yang menjalankan aktivitas perbankan konvensional murni yang tidak sama sekali ada
kaitannya dengan kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila
terjadi sebuah kesalahan, maka agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan
tersalahkan.
Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasan
dan prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk
menyempurnakan dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi
pada profitabilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika
dan moral dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan
perbankan yang efisien dan efektip (bebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat
berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar
ekonomi yang sehat dan menghilangkan paradigma dzalim.
DAFTAR PUSTAKA

https://fachriadha55.blogspot.com/2017/03/makalah-perbankan-
syariah.html
https://www.syariahmandiri.co.id/news-update/edukasi-syariah/prinsip-
dan-konsep-dasar-perbankan-syariah

Anda mungkin juga menyukai