Tugas Kependudukan
Tugas Kependudukan
NIM:(1601105)
ANALISA
Lingkungan Hidup
Jumlah penduduk harus berbanding lurus dengan luas pemukiman. Masalah terjadi ketika
lahan untuk pemukiman tidak cukup lagi untuk menampung banyaknya penduduk. Untuk
mengatasi masalah ini, penduduk pun mengubah lahan pertanian atau hutan menjadi areal
pemukiman baru. Masalah tidak sampai di situ saja. Membuka lahan pertanian atau hutan menjadi
lahan pertanian justrus menimbulkan masalah lingkungan.
Lahan pertanian atau hutan yang di sulap menjadi areal pemukiman mengakibatkan hilangnya
daerah resapan air. Sebab, lahan yang semula jadi resapan air kini di poles dengan semen dan
beton. Sehingga air tidak dapat meresap. Banjir pun tidak terhindarkan.
Selain itu, ketika membuka hutan menjadi areal pemukiman, penduduk biasanya membakar hutan
tersebut. sebagai akibatnya timbullah polusi udara yang disebabkan oleh hutan yang terbakar. Hal
ini tidak hanya menjadi masalah domestic bagi satu Negara. Tetapi juga menjadi masalah bagi
Negara lain. Sebab, akibat dari tindakan ini juga dirasakan oleh Negara lain
Budaya
jika penduduk tidak merata maka upaya untuk melestarikan budaya hanya terpusat pada daerah
teretentu saja,selain itu akan memperlambat terjadi nya akulturasi dan asmiliasi antar budaya di
indonesia .padahal kalau akulturasi dan asimilasi antar budaya itu bisa di percepat,maka akan
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
Budaya masyarakat Indonesia yang suka bergotong royong dan bekerja sama juga akan hilang jika
terjadi ketimpangan jumlah penduduk. Hal ini dikarenakan penduduknya jumlahnya terlalu padat
akan membuat persaingan yang sangat ketat sehingga menyababkan penduduk menjadi lebih
individualis. Sedangkan daerah yang penduduknya kurang akan kehilangan budaya asli mereka
karena tidak ada lagi yang mau melestarikan budaya tersebut. Kebanyakan penduduk lebih tertarik
ke daerah yang lebih padat yang multikultur sehingga kebudayaan masing-masing penduduk akan
hilang atau melebur dengan budaya lainya dalam bentuk akulturasi dan asimilaisi. Akibat lebih
lanjut banyak penduduk yang kehilangan budaya leluhur mereka berganti dengan budaya yang
baru yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang banyak.
Politik
Secara politik akan menimbulkan sistem politik yang tidak seimbang,misalnya:jawa mempunyai
wakil rakyat di DPR lebih banyak dari pada daerah lain,padahal seperti kalimantan,sulawesi,papua
dan sumatera lebih luas dibangdingkan pulau jawa.jadi,keterwakilan di DPR ,ini bisa terjadi
ketimpangan. Maka dari itu perlu ada kebijakan politik dalam menentukan jumlah wakil rakyat
antara daerah yang padat penduduknya dengan daerah yang jarang penduduknya.Selain itu Kepala
Daerah sangat sulit melakukan pembangunan jika penduduknya sedikit, ini sangat dirasakan di
pulau Kalimantan dan Papua dimana mereka sangat sulit dalam menjalankan kekuasaannya untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk karena kurang jumlah SDM , persebaran pendudk yang
tidak merata memiliki dampak masyarakatnya akan banyak yang buta akan keadaan politik di
negaranya sehingga sosialisasi politik di negara tersebut menjadi terhambat .Hal ini dapat
berpengaruh pada bentuk budaya politik yang akan di anut masyarakat tersebut.Pada kasusu ini
masyarakat akan cenderung cuek dengan politik karena persebaran penduduk yang tidak merata.
Hukum:
Transmigrasi pada dasarnya merupakan pembangunan wilayah dalam rangka penngkatkan taraf
hidup serta pemanfaatan sumber daya alam dan manusia dalam menciptaan kesatuan dan persatuan
bangsa melalui program terpadu dan lintas sektoral.Menurut undang-undang no 3 tahun 1972
tentang ketentuan pokok transmigrasi ,yang di maksud transmigrasi adalah pepindahan penduduk
dari satu daerah untuk menetap ke daerah lain yang di tetapkan dalam wilayah indonesia guna
kepentiingan pembangunan Negara yang di pandang pemerintah berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang di atur oleh undand-undang.
Untuk menghindari ledakan penduduk ,di lakukan berbagai usaha di antaranya penundaan
perkawinan ,karena perkawinan harus mempersiapkan segala aspek yang harus terpenuhi seperti
sehat secara jasmani mental ekonomi social sehingga memungkinkan melakukan hal yang
produktif,maka usia matang pernikahan pada laki-laki usia 25tahun dan perempuan usia 20 tahun
dan diatur dalam undang-undang no.1 tahun 1974,dan adanya program Keluarga
Berencana(KB).Indonesia pun saat ini sudah menerapkan program KB meskipun untuk menekan
angka kelahiran namun program ini belum berjalan secara efektif.Didalam bab 1 pasal 1 ketentuan
umum undang undang No.52 tahun 2009 dijeaskan bahwa kependudukan adalah hal ikhwal yang
berkaitan dengan jumlah struktur pertumbuhan ,persebaran ,mobilitas ,penyebaran,kualitas dan
kondisi kesejahteraan yang mencakup politik ekonomi,sosial ,budaya,agama dan serta lingkungan
penduduk setempat.
Dampak jumlah penduduk dengan variabel konteks dapat terlihat jelas pada
social,ekonomi,politik,budaya,hukum,dan lingkungan dimana dapat membawa dampak buruk
maupun positif seperti yang dijelaskan diatas.dan kita dapat mengintervensi variable konteks agar
dapat mempengaruhi variable kependudukan .misalnya pada peningkatan kehidupan ekonomi
masyarakat yang ditingkatkan ,tentu ini akan membawa dampak meningkatnya kelahiran pada
variable kependudukan , begitu juga sebaliknya. Variable konteks dapat mempengaruhi variable
kependudukan dimana hal ini dapat kita lihat dari aspek ekonomi dan linkungan,jika ekonomi dan
lingkungan bagus maka angka kelahiran tinggi ,dan begitu juga sebaliknya jika ekonomi dan
lingkungan buruk maka angka kematian meningkat.jika ada hukum kb maka angka kelahiran dapat
ditekan kebawah atau diminimalisir .