Lap. RTPLP BAB II Kebiajakan A N Betul
Lap. RTPLP BAB II Kebiajakan A N Betul
BAB II c. Meningkatkan interaksi wilayah Kota Sabang ke dalam jaringan perkotaan poros-
a. Meningkatnya interaksi dan integrasi wilayah Kota Sabang ke dalam konteks fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di ruang daratan maupun
sistem tata ruang wilayah Provinsi (RTRWP) Aceh maupun RTRW Nasional melalui lautan, serta penetapan kriteria lokasi dan standar teknis pengelolaan kawasan;
penataan sistem pusat-pusat permukiman perkotaan (urban system) secara g. Mengupayakan terwujudnya perimbangan dalam luasan dan sebaran ruang
terpadu dengan sistem transportasi wilayah (c.q. transportasi antar wilayah); antara kawasan hutan dan non hutan dengan memperhatikan fungsi-fungsi
b. Mempercepat pengembangkan Kawasan Perdagangan Bebas sebagai pusat hidrologis hutan sebagai kawasan resapan air, pemeliharaan kesuburan tanah, dan
pertumbuhan ekonomi regional melalui kegiatan dibidang perdagangan, jasa, mencegah terjadinya erosi maupun banjir;
industri, pertambangan dan energi, transportasi dan maritim, post dan h. Meningkatkan optimalitas pemanfaatan dan produktivitas lahan kawasan-kawasan
telekomunikasi, perbankan, asuransi, pariwisata, pengolahan, pengepakan, dan budidaya, terutama pola kawasan-kawasan produksi yang belum diusahakan dan
terlantar dengan tetap mempertahankan terpeliharanya kelestarian lingkungan 3. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan ekonomi yang
i. Menyediakan dan mencadangkan secara khusus lahan-lahan budidaya untuk 4. Pengendalian pemanfaatan ruang yang optimal
mendukung pengembangan perekonomian rakyat (usaha kecil, menengah dan 5. Pemanfaatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan.
2.2 Tinjuauan Kebijakan berdasarkan RTRW Kota Sabang Tahun 2012 - 2032
Penataan ruang wilayah kota bertujuan untuk mewujudkan kota yang aman, nyaman,
kawasan perdanggan dan pelabuhan bebas. Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan
dalam penataan ruang kota Sabang, maka arahan untuk mewujudkan tujuan tersebut
ditetapkan melalui kebijkan. Kebijakan penataan ruang wilayah di kota sabang adalah
sebagai berikut :
lingkungan wilayah kota sebagai kawasan strategis Nasional (KSN) dan pusat
Gambar 2.1
Kedudukan RTRW Kota Sabang Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan dan Sistem Penataan Ruang
RTR Pulau
RPJP Nasional RTRW Nasional
RTR Kaw Strategis Nasional
RPJM Nasional
RPJM Propinsi
RDTR Kabupaten
RTRW Kabupaten
RTRK Kaw Strategis Kabupaten
RPJP Kab/Kota
RDTR Kota
RPJM Kab/Kota RTRW Kota
RTRK Kaw Strategis Kota
Arahan pengembangan kawasan perumahan permukiman di kota sabang tetatp kawasan perumahan yang teratur dan harmonis antara kawasan perumahan dan
mengacu pada kecendrungan perkembangan saat ini, dan gejala pertumbuhan kawasan non perumahan lainnya.
perumahan pada kawasan – kawasan potensial sebagai akibat terstimulasi oleh program f. Pengembangan kawasan perumahan oleh pengembang dalam scala kecil harus
pembangunan permerintah kota. Pengembangan kawasan perumahan di kota sabang memperhatikan sistem jaringan jalan, jaringan drainase dan jaringan air bersih
dilakukan melalui strategi sebagai berikut : untuk menghindari kemungkinan munculnya daerah genangan
a. Kawasan perumahan terdiri dari kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi, g. Penataan kawasan perumahan sepanjang pantai, mata air dan kawasan penting
kepadatan sedang dan kawasan perumahan dengan kepadatan rendah. lainnya disesuaikan dengan ketentuan sempadan yang telah dijelaskan diatas
b. Pengembangan perumahan secara bertahap diarahkan untuk mencapai norma h. Perluasan fisik kawasan perumahan disesuaikan dengan arahan pemanfaatan
satu unit rumah yang layak untuk tiap keluarga. ruang dan hasil analisis kebutuhan ruang yang diproyeksikan berdasarkan
c. Kawasan perumahan secara bertahap dilengkapi dengan sarana lingkungan yang kecendrungan pertumbuhan penduduk.
jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan Pembagian wilayah perumahan berdasarkan tingkat kepadatan bangunan dan kawasan
standar pelayanan air minum yang meliputi sarana pendidikan, kesehatan, bencana di kota sabang direncanakan sebagai berikut :
peribadatan, sarana olah raga dan rekreasi, sarana pelayanan pemerintah dan a. Kawasan perumahan kepadatan tinggi dengan luas 775,84 Ha dan tersebar di
sarana perdagangan. gampong Krueng Raya, Ujong Kareung, Aneuk Laot, Kuta Ateuh, Kuta Timu, Kuta
d. Pengembangan kawasan perumahan diarahkan untuk mengisi kawasan belum Barat, Ie meulee, Cot Bau, Cot Abeuk dan Balohan.
terbangun terutama dibagian timur dan selatan. Ini dilakukan untuk b. Kawasan perumahan kepadatan sedang dengan luas 900,31 Ha tersebar di
mengoptimalkan pelayanan dan kegiatan – kegiatan yang telah berkembang dan Gampong Krueng Raya, Ujong Kareung, Aneuk Laot, Kuta Ateuh, Kuta Timu, Kuta
mengurangi perkembangan kawasan perumahan secara sporadic. Barat, Ie meulee, Cot Bau, Cot Abeuk, Paya Seunara, Jaboi, Batee Shoek, Iboih
e. Pengembangan kawasan perumahan baik yang dilakukan secara individu maupun serta Anoi Itam.
Gampong Batee Shoek, Beurawang, Cot Bau, Keunekai, Krueng Raya dan Paya
seunara.
Kawasan ini yang berada di daerah rawan bencana seluas 71,22 Ha meliputi :
Kawasan rawan bencana tsunami seluas 70,22 Ha meliputi di Gampong Iboih, Paya, Keunekai,
Beurawang, Jaboi, Balohan, Cot abeuk, Ujong Kareung, Ie Muelee, Kuta Ateuh, Kuta Barat, Kuta
Gambar 2.2 Peta Pola Rencana Penataan Pengembangan Perumahan Permukiman Kota sabang
2.4 Rencana dan Struktur dan Pola Ruang BWK Pengembangan Pemukiman sector prioritas yang telah ditetapkan untuk di kembangkan di kota sabang yaitu pusat sebagai
Konsep pengembangan system pusat – pusat pelayanan RTRW kota sabang merupakan kegiatan pelayanan jasa kepelabuhan, industry/perdagangan, pariwisata dan perikanan. Ke
rencana pengaturan pemanfaatan dan pengembangan sertiap wilayah dalam kota empat sector prioritas tersebut juga direncakana tidak hanya dalam skala lokal saja namun juga
sabang secara optimal dan terpadu. Hal ini ditunjukan untuk memperoleh keseimbangan ke tingkat internasional.
dan keserasian pertumbuhan dan perkembangan wilayah kota sabang secara Beberapa scenario pola perkembangan yang akan dikembangkan di kota sabang tersebut
menyeluruh. Pendekatan yang digunakan untuk menyusun rencana struktur tata ruang antara lain sebagai berikut :
adalah dengan membentuk pusat – pusat pelayanan yang menggabarkan adanya satu Kota sabang merupakan pusat utama di kawasan kota sabang dan menjadi focus
kesatuan mekanisme pengembangan wilayah yang terpadu. Pendekatan ini diambil tahap awal pengembangan di kawasan kota sabang, karena di lokasi ini sudah
mengingat perkembangan kota sabang saat ini telah membentuk pola sektoral dengan berkembang pusat kegiatan yang menjadi cikal pengembangan fungsi kegiatan
mengikuti jaringan jalan yang menghubungkam kawasan pusat kota dengan wilayah – dalam skala yang lebih luas seperti (pelabuhan, perdagangan, lapangan terbang dan
wilayah lain yang memiliki sector strategis untuk di kembangkan. kawasan wisata).
Adapun fungsi masing – masing hirarki yang akan di kembangkan adalah sebagai berikut : Kota sabang perlu pengembangan beberapa pusat – pusat kegiatan seperti (pusat
Primer ; berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan sebagai pintu keluar dengan pelayanan pelabuhan internasional, pusat industry, pusat perdagangan, pusat
Sekunder ; berfungsi sebgai pusat koleksi, distribusi dan penyeimbang pertumbuhan Daya dukung lahan kota sabang relative terbatas (berbukit) maka pengembangan
Tersier ; berfungsi sebagai pusat produksi dan penunjang pertumbuhan lahan harus mempertimbangkan kemampuan lahan.
Arahan pola pengembangan spasial di kota sabang harus mengacu pada konsep Dengan demikian struktur ruang di kota sabang terbentuk oleh system pusat – pusat pelayanan
penataan yang terkait dengan fungsi yang dominan kota sabang sebagai kawasan perdagangan yang saling terintegrasi dan masing – masing pusat tersebut terhubungkan oleh system – sistem
bebas dan pelabuhan bebas dengan skala pelayanan tidak hanya tingkat lokal namun pada jaringan trasnportasi untuk meningkatkan aksesbilitas trasnportasi antar pusat – pusat
skala nasional maupun internasional dan global. Selain mengacu pada dua fungsi dominan pelayanan.
tersebut diatas pada penataan spasial dikota sabang juga harus dapat mengakomodir empat (4)
2.5 Aspek Penentuan Perencanaan Kondisi social budaya dalam aspek social budaya merupakan memberikan
Di dalam proses perencanaan selalu mencakup banyak hal seperti kondisi demografi dan gambaran baik secara lansung atau tidak lansung mengenal kondisi social budaya
social budaya masyarakat setempat, kajian ini ruang lingkup dalam penentuan masyarakat di kawasan perencanaan.
perencanaan yang meliputi aspek – aspek yaitu : Kondisi ekonomi, aspek ini supaya bisa menegtahui sector unggulan di kawasan
Aspek fisik dasar kawasan yang meliputi beberapa hal seperti (adminstratif, perencanaan
topografi, geologi, hidrologi, klimatologi dan tata guna lahan. Kependudukan salah satu aspek pertimbangan dalam menentukan kawasan
Kawasan rawan bencana alam perencanaan supaya mengetahui sumber daya manusia (SDM) di kawasan
Lokasi dan pola ruang, merupakan suatu bentuk yang menampilkan bahwa perencanaan.
hubungan manusia dan ruang tidak dapat dipisahkan karena manusia selalu Aspek sarana dan prasarana atau ketersediaan infrastruktur aspek ini merupakan
berada di dalam ruang sehingga dapat membentuk hubungan antar ruang suatu pendukung dalam proses perencanaan yang akan di lakukan karena upaa
berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan dalam ruang. mengidentifikasi sarana dan prasarana yang ada untuk di jadikan pemikiran ke
Peraturan zonasi, merupakan ruang lingkup peraturan zonasi untuk mengetahui depan atau masa yang akan datang untu direncanakan.
lahan tinggi.
yang terkait.