Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantu dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan kami harapan kami semogga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah ini makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karna keterbatasn pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karna itu kami sanggat mengharapkan
saran dan keritik yang membagun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Sistem Inovasi Daerah....................................................................................3


2. Basis Produk Unggulan Daerah dan Perumusan Kebijakan Daerah ..............4
3. Tujuan Inovasi Daerah ...................................................................................4
4. Prinsip Perumusan Kebijakan Inovasi Daerah ...............................................9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................13

Daftar pustaka ................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Beberapa hal yang medasari Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Bantul
diantaranya terjadinya pergeseran dari ekonomi yang berbasis industri menuju ke
ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy); adanya daya saing daerah
yang ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan modal insani melalui inovasi ;
karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi global, cenderung membentuk jejaring ;
posisi tenaga kerja dengan upah tinggi, ketrampilan luas dengan berbagai disiplin,
pembelajaran tanpa kenal waktu, dan pengelolaan SDM kolaboratif;
rendahnya entrepreneurship masyarakat . Negara yang maju dan makmur merupakan
salah satu ciri utamanya memiliki jumlah entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah
penduduknya (McLeland, 2007). Sedangkan, Indonesia hanya sebesar 0,18% (Ciputra,
2009); SDM berkualitas yang dirasa masih kurang; pertumbuhan ekonomi kurang
berkualitas, didominasi oleh konsumsi, sektor keuangan, dan sektor riil non-tradeable;
Antara perusahaan besar dan usaha rakyat belum terjalin kerjasama secara produktif
dan sinergis; Kerusakan lingkungan dan marginalisasi masyarakat; Biaya mahal dan
risiko tinggi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu system inovasi daerah?


2. Apa tujuan dari langkah inovasi daerah?
3. Bagimana basis produk unggulan daerah dan perumusan kebijakan daerah?

C. Tujuan penulisan

1. Agar pembaca dapat memahami apa itu system inovasi daerah


2. Agar pembaca mengetahui tujuan dan inovai daerah
3. Agar pembaca mengetahui basis produk dan rumusan kebijakan daerah

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Inovasi Daerah

Sistem inovasi daerah yang selanjutnya disingkat SIDA adalah keseluruhan


proses dalam sistem untuk menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar
institusi pemerintah,pemerintahan daerah, lembaga litbang, lembaga pendidikan,
lembaga penunjang inovasi,dunia usaha,dan masayarakat didaerah.

Merujuk pada uu no. 17 thn 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang
nasional (RPJN) 2005-2025 dan uu no. 18 thn 2002 tentang sistem nasional
penelitian,pengembangan,dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,setiap
daerah harus melakukan beberapa poin penting tentang penguatan Sida,yaitu kebijakan
membuat tim koordinasi dan roadmap sida,penataan sida baik kelembagaan maupun
sumber daya sida,mengembangkan sida melalui potensi lokal dan melakukan
koordinasi dan pelaporan hingga pemerintah pusat.

Supaya dalam memahami sistem inovasi daerah lebih komprehensif dan mudah
dimengerti berikut beberapa pengertian inovasi:

a. Lundvall (1992) mengartikan sistem inovasi sebagai unsur-unsur dan


hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam produksi,difusi,dan penggunaan
pengetahuan yang baru dan berguna secara ekonomis,serta seringkali berlokasi
atau berakar dalam batas-batas suatu negara.
b. Freeman (1987) menyebutkan sistem inovasi sebagai jejaring kelembagaan
dalam sektor publik dan swasta dimana kegiatan-kegiatan dan interaksi-
interaksinya,memulai,mendatangkan,mengubah dan mendifusikan teknologi-
teknologi baru.

3
c. Hall dkk. (2003) berpendapat bahwa sistem inovasi adalah kelompok organisasi
dan individu yang terlibat dalam produksi,difusi,dan adaptasi,dan penggunaan
pengetahuan signifikansi sosial ekonomi,dan konteks kelembagaan yang
mengatur cara dimana interaksi-interaksi dan proses-proses ini terjadi.

2. Basis dan ciri produk unggulan daerah

Salah satu agenda daerah adalah untuk lebih mengarahkan daerah untuk
memaksimalkan daerah untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki demi lebih
mensejahtrakan rakyat. Dengan pertimbangan dari berbagai segi kehidupan baik untuk
masyarakat, pemerintah, pemerintah pusat serta Negara kesatuan republik Indonesia.

1. basis inovasi daerah


a. basis ilmu pengetahuan dan teknoligi
b. basis produksi
c. basis pemanafaatan dan difusinya dalam masyarakat
d. basis poros pembelajaran yang berkembang.
2. cirri-ciri produk daerah
a. kedudukan teknologi yang cukup menonjol
b. mempunyai jangkauan pemasaran yang luas
c. mempunyai cirri khas daerah
d. mempunyai kedudukan bahasa baku local
e. dapat memproosikan budaya local.

3. Tujuan dan langkah pengembangan sistem inovasi daerah (sida).

Pada dasarnya basis dan ciri produk unggulan dalam pembagunan daerah
bersangkutan tsb,sekiranya mengindikasikan betapa pentingnya suatu sistem inovasi
daerah (sida), karena bagaimanapun juga dalam sida yang ada tsb bisa untuk memantau
beberapa hal diantaranya sbb:

4
1. Tujuan sistem inovasi daerah (sida).
a. terjadi pergeseran dari ekonomi yang berbasis industri menuju ke
ekonomi berbasis pengetahuan.
b. daya saing daerah ditentukan oleh krmampuan memanfaatkan modal
SDM melalui inovasi.
c. karakteristik pasar yang dinamis,kompetisi global,kecenderungan
membentuk jejaring,posisi tenaga kerja dengan upah
tinggi,ketemrampilan luas dengan berbagai disiplin,pembelajaran tanpa
kenal waktu dan sepanjang hayat.
d. pengelolaan SDM kolaboratif.
e. rendahnya jiwa kewirausahaan masyarakat.

Pengembangan sistem inovasi daerah diindonesia dipandang sangat urgen mengingat


berbagai hal yang saling terkait terutama kelemahan-kelemahan perkembangan sistem
inovasi indonesia sejauh ini,keragaman daerah,proses "transisi" dalam pembagunan
dalam upaya pemulihan dari krisis multidimensi.

Hal yang tidak dapat diabaikan dalam proses transisi tsb terutama berkaitan dengan
otonomi daerah dan perkembangan perundangan terkait.

Berikut pengedepanan tujuan pengembangan sistem inovasi daerah.


2. Pengembangan tujuan sistem inovasi daerah (sida).
a. visi pembangunan ekonomi lokal berbasis IPTEKMAS.
b. mendayagunakan segenap potensi pembangunannya secara efisien guna
menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas secara berkelanjutan.
c. mengembangkan daya saing ekonomi daerah melalui inovasi.
d. roteksi terhadap sektor-sektor ekonomi lokal yang daya saingnya masih
rendah dengan membentuk jejaring.
e. memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan.

5
f. menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investor.
Salah satunya dengan meninggalkan budaya birokrasi berlebihan
dengan meningkatkan profesionalisme kerja.
g. menciptakan perbandingan dan kepastian hukum bagi investor.
h. menciptakan kebijakan berdasarkan asas berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan.

Pengembangan dan upaya peningkatan kualitas regulasi dan kebijakan pemerintah


daerah,maka perlu dilakukan kegiatan kelitbang-an yang terdiri dari kegiatan
penelitian,pengkajian,pengembangan,perekayasaan dan pengoperasian yang
dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh SKPD yang melaksanakan fungsi penelitian
dan pengembangan.

Berkenaan dengan hal tersebut telah ditetapkan peraturan menteri dalam negeri nomor
20 tahun 2011 tentang pedoman penelitian dan pengembangan dilingkungan
kementerian dalam negeri dan pemerintahan daerah,serta peraturan bersama menteri
negara riset dan teknologi dan menteri dalam negeri no 03 thn 2012 dan no 36 thn 2012
tentang penguatan sistem inovasi daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut,dalam perumusan RKPD thn


2014,gubernur,bupati/wali kota agar mengambil langkah-langkah antara lain sbb:

a. memperkuatkebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan


berbasis ke litbang-an. sesuai arah dan kebutuhan perumusan kebijakan
pemerintahan daerah.
b. mengarahkan penguatan sistem inovasi daerah (sida).
c. mengarahkan kegiatan ke litbang-an untuk dilaksanakan dan
dikoordinasikan oleh badan penelitian dan pengembangan
(BPP),Bappeda atau sebutan lain.
d. meningkatkan kapasitas badan penelitian dan pengembangan
diantaranya penataan kelembagaan:peningkatan kualitas tenaga

6
fungsional peneliti dan perekayasa,penyusunan sistem dan prosedur
yang berstandar,serta pengembangan sarana dan prasarana yang
memadai.

3. Langkah pengembangan sida.

Demi penguatan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan telah


ditetapkan peraturan menteri dalam negeri no 20 thn 2011 tentang pedoman penelitian
dan pengembangan dilingkungan kementerian dalam negeri dan pemerintahan
daerah,serta peraturan bersama menteri negara riset dan teknologi dan menteri dalam
negeri no 03 thn 2012 dan no 36 thn 2012 tentang penguatan sistem inovasi
daerah,maka perumusan kegiatan dalam RKPD thn 2015 supaya memperhatikan antara
lain hal-hal sbb:

a. penguatan sistem inovasi daerah(sida) melalui penyusunan roadmap


sida dan panduan teknis operasional kegiatan penguatan sida.
b. peningkatan jumlah dan kompetisi peneliti pada badan litbang provinsi
dan kabupaten/kota melalui sosialisasi jabatan fungsional peneliti dan
pengikutsertaan calon peneliti pada pendidikan dan pelatihan sertifikasi
serta pemberian beasiswa bagi peneliti untuk melanjutkan pendidikan.
c. penelitian pengkajian terhadap implementasi standar pelayanan
minimal (spm) didaerah.

Sedangkan dalam langkah pengembangan sida,merujuk dari uu no 9 tahun 2015 jo. UU


no 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah adalah sebagai berikut:

a. identifikasi sosial ekonomi budaya masyarakat.


b. penentuan prioritas utama pengembangan dan sasaran.
c. sosialisasi awal program dan dialog partisipatif masyarakat.
d. identifikasi kebutuhan dan masalah yang ada.
e. analisa swot.

7
f. penyiapan dan penunjukkan champion program.
g. penyiapan pendamping.
h. pembentukan organisasi/komite tingkat lokal.
i. penyiapan forum komunikasi antar lembaga dan organisasi.
j. kolaborasi,keterlibatan,networking,kelembagaan.
k. pelatihan,workshop,seminar dan pendampingan.
l. pemberian intensif modal/bantuan.
m. pengembangan pusat informasi dan basis data.
n. pemberian bantuan modal pinjaman lunak dan pendampingan intensif.
o. peningkatan standar mutu dan sertifikasi.
p. pengembangan industri:turunan,terkait dan pendukung.
q. promosi dan pameran produk dan potensi.
r. monitoring dan evaluasi.

Supaya dalam langkah pengembangan sida bisa diterapkan demi lancarnya


pembangunan daerah secara optimal,maka disetiap daerah sangat perlu menggunakan
suatu panduan kerangka kebijakan sida,yang didalamnya perlu mencakup antara lain
sbb:

a. mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan


bisnis.
b. memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri,termasuk ukm.
c. menumbuh kembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan
difusi inovasi,praktik terbaik dan hasil litbang.
d. mendorong budaya inovasi.
e. menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem
inovasi dan klaster industri daerah.
f. penyelarasan dengan perkembangan global merupakan dua agenda
inovasi lainnya yg harus dilakukan.

8
4. Prinsip Perumusan Kebijakan Inovasi Daerah.

Merujuk dari undang-undang no 9 thn 2015 jundo(jo) uu no. 23 thn 2014,upaya


pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan inovasi mengacu pada prinsip
berikut:

a) Peningkatan efisiensi.

Efisiensi berhubungan dengan rasio ouput dengan input atau keuntungan


biaya (Drs. Ulbert silalahi, M.A studi tentang ilmu administrasi,2007 hlm 128)
sedangkan efisiensi menurut H.emerson merupakan perbandingan yang terbaik antara
input dan ouput,antara keuntungan dengan biaya,antara hasil pelaksanaan dengan
sumber-sumber yang di gunakan dalam pelaksanaan Dengan sumber-sumber yang di
gunakan dalam pelaksanaan,seperti halnya juga maksimum yang dicapai dengan
penggunaan sumber yang terbatas.

Jadi dengan demikian dapat disimpulakan bahwah efisiensi adalah tingkat


perbandingan antara masukan (input) dan hasil (output) yang dicerminkan dalam rasio
atau perbandingan antara keduannya. Jadi tinggi rendahnya efisiensi di tentukan
besarnya kecilnya rasio yang di hasikan. Efesiensi kerja merupakan pelaksanaan cara
tertentu dengan tampa mengurangi tujuannya merupakan cara yang:

a. Termudah dalam melaksanakanaya


b. Termurah dalam biaya
c. Tersingkat dalam waktu
d. Teringan dari bebannya
e. Terendah dalam jaraknya

b) Perbaikan efektivits

9
Evektifitas adalah tingat dimana organisasi dapat merealisasikan tujuan-
tujuannya atau dengan kata lain pengukuran efektivitas dapat di lakukan dengan
melihat sejauh mana organisasi mampu mencapai tingkat yang di ingikan. Sedangkan
upaya –upaya organisasi yang terus dilakukan demi perbaikan tanpa mengurangi tujuan
suatu organisasi, maka di situlah bias kita katakana sebagai upaya perbaikan
efektivitas.

c) Pebaikan kualitas pelayanan

Mengigat pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki bagi aparatur


pemerintahan sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat, oleh karana itu. Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, maka perbaikan kinerja aparatur sangat
penting. Dalam kaitan ini, kebijaksanaan pemrintah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan masyarakat harus direncanakan secara terasparan secara lebih mengatifkan
tugas dan fungsi lembaga-lembaga pegawasan, dengan demikian mutu pelayanan
diharapkan akan dapat mencapai tahapan “prima”. Menurut Gasperz kualitas mengacu
kepada:

a. kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan pokok


b. kualutas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan.

d) Stop konflik kepentingan

Salah satu penyebab korupsi di Indonesia adalah adanya konflik kepentingan


yang dilakukan oleh penyelenggara Negara. Pemahaman yang tidak seragam mengenai
konflik kepentingan menimbulkan penafsiran yang beragam dan berpengaruh terhadap
peforma kinerja penyelengara Negara. Untuk itu maka disusunlah paduan penaganan
konflik ini dengan maksud:

10
a. Menyediakan kerangka acauan bagi penyelenggara Negara untuk
mengenal, mengatasi, dan menagani konflik kepentingan
b. Menciptakan budaya pelayanan pablik yang dapat menagani situasi
konflik kepentingan secara tarsparan danefesin tanpa mengurangi
kinerja penyelengara Negara yang bersangkutan
c. Mencegah terjadinya tindaka pidana korupsi di kalangan penyelengara
Negara

e) Berorientassi kepada kepentingan umum

Pelayanan pablik merupakan ujung tombak interaksi antara masyarakat dan


pemerintahan, karena ia merupakan implementasi dari kebijakan birokrasi di lapangan,
dalam konsep penyelengaraan Negara, pelayanan pablik yang bermuara pada
kepentingan umum, dirumusakan sebagai salah satu dari tujuh asas umum
penyelengaraan Negara sebagaimana diataur dalam ketetapan MPR RI NOMOR IX
tahun 1998, yang ditindaklanjuti dan dijabarkan dalam undang-undang nomor 28 tahun
1999 tentang penyelengara Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

f) Dilakukan secara terbuka

Keterbukaan mengacu kepada terbukannya kesempatan bagi rakyat untuk


mengajukan tanggapan dan keritik terhadap pemrintah yang dinilai tidak terasparan.
Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang bersifat terbuka dan trasparan
memberikan data dan informasi yang memadai bagi masyarakat sebagai bahan untuk
melakukan penilaian atas jalannya pemerintah.

11
g) Memenuhi nilai-nilai kepatutan

Sistem inovasi daerah (SIDa) ialah proses kegiatan secara keseluruhan untuk
mengembangkan inovasi yang dilakuakan anatar institusi pemerintah baik itu dari
pemerintahan daerah, lembaga (Litbang, pendidikan, dunia usaha) dan masyarakat,
setiap daerah diharapkan dapat memenuhi nilai-nilai kepatutan.

h) Dapat dipertanggung jawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri

Pelaksanaan system inovasi daerah (SIDa) dan diharapkan bias merujuk pada
wujud good governance menurut LAN (2000;8) yang dikatakan bahwa penyelengara
pemerintah Negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan eektif.
Pertama, menjujung tinggi keinginan/ kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional, kemandirian,
pembagunan berkelanjutan dan berkeadilan sosilal. Kedua, aspek-aspek fungsional
dari pemerintah yang efektif dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem inovasi daerah yang selanjutnya disingkat SIDA adalah keseluruhan


proses dalam sistem untuk menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar
institusi pemerintah,pemerintahan daerah, lembaga litbang, lembaga pendidikan,
lembaga penunjang inovasi,dunia usaha,dan masayarakat didaerah. Salah satu agenda
daerah adalah untuk lebih mengarahkan daerah untuk memaksimalkan daerah untuk
memaksimalkan semua potensi yang dimiliki demi lebih mensejahtrakan rakyat.
Dengan pertimbangan dari berbagai segi kehidupan baik untuk masyarakat,
pemerintah, pemerintah pusat serta Negara kesatuan republik Indonesia. Pada dasarnya
basis dan ciri produk unggulan dalam pembagunan daerah bersangkutan tsb,sekiranya
mengindikasikan betapa pentingnya suatu sistem inovasi daerah (sida),

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai