Anda di halaman 1dari 3

1.

Cari kata kunci

Jeli
melihat kata kunci

Strategi ini bisa kamu terapkan saat muncul soal mengubah kalimat tidak efektif
menjadi kalimat efektif. Ingat, kalimat efektif belum tentu harus selalu lebih singkat
tetapi mencakup semua kata kunci penting dan mampu menjelaskan kembali inti
dari kalimat tidak efektif yang menjadi persoalan.

2. Lihat pilihan jawaban terlebih dulu

Kalau biasanya kita harus membaca soal dulu baru kemudian melihat pilihan
jawaban, untuk soal penyusunan kalimat, kita bisa langsung saja melihat opsi
jawaban. Lihat langsung pilihan pertama dan periksa soal apakah kalimat tersebut
pantas sebagai kalimat pembuka. Berikut contohnya:

Cermatilah kalimat-kalimat berikut!

(1) Pengairan selanjutnya dikurangi, terutama pada rase penuaan rimpang, karena
tanah yang terlalu basah (menggenang) dapat menyebabkan buruknya rimpang
jahe.

(2) Mula-mula air disalurkan melalui saluran pemasukan, kemudia dibiarkan meng-
genangi petakan atau bedengan hingga tanah cukup basah.

(3) Selanjutnya, air segera dialirkan melalui saluran pembuangan.


(4) Pengairan harus dilakukan secara kontinu 3 - 5 hari sekali atau bergantung pada
keadaan cuaca dan kelembaban tanah.

(5) Pengairan dilakukan dengan cara di-genangi 15 menit atau lebih sehingga tanah
cukup basah.

Kalimat-kalimat tersebut dapat dijadikan paragraf yang padu dengan urutan ....

(A) (1), (3), (2), (5), dan (4)

(B) (2), (1), (5), (4), dan (3)

(C) (3), (1), (5), (2), dan (4)

(D) (4), (5), (1), (2), dan (3)

(E) (4), (1), (5), (2), dan (3)

Jawaban : B

3. Hafal ciri-cirinya

Untuk pelajaran Bahasa Indonesia, adalah wajib untuk kita menghafal beberapa
aturan baku seperti penulisan gelar atau daftar pustaka, misalnya. Nah, meskipun
topik lain tidak bisa dihafal karena harus menyesuaikan dengan konteks soal,
namun ada ciri-ciri tetap dari setiap subyek pelajaran Bahasa Indonesia.

Untuk kalimat opini misalnya, ditandai kata-kata ini: sebaiknya, kira-kira,


menyatakan, berharap, diharapkan, sekiranya, mungkin. Kalimat opini juga tidak
diikuti dengan data otentik berupa angka.

4. Kerjakan soal cukup sulit lebih dulu


mulai dari soal yang paling
sulit!

Kalau selama ini kita sering mendengar kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu,
kali ini trik tersebut tidak berlaku. Fokus pada soal yang membutuhkan pemahaman
lebih tinggi dulu baru kerjakan soal yang lebih mudah.

Kenapa? Karena sisa waktu yang lebih sedikit akan cukup mengerjakan soal mudah
yang tersisa dibandingkan kita menjadi panik karena harus membaca berulang kali
soal yang lebih sulit. Ujungnya jadi asal jawab deh ☹

UN yang semakin dekat tentu butuh persiapan yang lebih ekstra, tapi selalu ingat
juga untuk work smart not just work hard. Semoga 4 strategi menguasai UN Bahasa
Indonesia di atas bisa membantu teman-teman.

Anda mungkin juga menyukai