Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Pentingnya pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia
pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku,
kepribadian,sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi, fantasi, dan
berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan
peserta didik yang lainnya. Untuk menangani fenomena tersebut diperlukan pemahaman tentang
faktor-faktor yang berpengaruh pada proses belajar dan pembelajaran dalam psikologi
penddikan.
Kata Kunci : Psikologi, Pendidikan, Psikologi Pendidikan.
1
Makalah disampaikan dalam Kegiatan Perkuliahan Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Mulawarman.
1. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan alam diistilahkan dengan
(knowledge), atau a body of knowledge. defenisi ini merupakan defenisi umum dalam
pembelajaran sains secara konvensional, dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di
alam. Tinggal bagaimana peserta didik atau pembelajar berekplorasi, menggali dan menemukan
Menurut Hilgard (1962), belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau
berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Selanjutnya bersama-sama dengan
marquis, HIlgard memperbarui defenisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses
mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain
Ada beberapa pengertian belajar ditinjau dari beberapa sumber, diantaranya, Skinner
(1973) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar
merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. C. T. Morgan (1962)
mengartikan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai
kita melihat ada perbedaan-perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-
masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Burton, dalam
sebuah buku “the Guidence of Learning Aktivities”, merumuskan pengertian belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
Dalam buku “Educational Psycology”, H.C. witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu perubahan di dalam kepribadian atau suatu pengertian. Dalam sebuah situs tentang
pengertian belajar, Abdillah (2002) mendefenisikan sejumlah pengertian belajar yang bersumber
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar
adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi
dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah (2002), belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui
latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk
Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat
menghayati, meniru, melatih atau mencoba sendiri dengan pengajaran atau latihan. Adapun
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tersebut relatif tetap dan bukan hanya perubahan
yang bersifat sementara. Tingkah laku mengalami perubahan menyangkut semua aspek
Menurut ibnu Khaldum dalam (Sulaiman, Fathiyyah Hasan, 1991) belajar merupakan suatu
Belajar adalah suatu proses penambahan bagian demi bagian informasi baru tehadap informasi
Menurut Kunandar, hakikat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan
(tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi
karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar selalu melibatkan 3 hal pokok yaitu: (1)
adanya perubahan tingkah laku, (2) sifat perubahan relatif permanen, (3) perubahan tersebut
disebabkan oleh interaksi denga lingkungan, bukan oleh proses kedewasaan ataupun perubahan-
perubahan kondisi fisik yang temporer sifatnya. Oleh karena itu, pada prinsipnya belajar adalah
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber
belajar, baik sumber yang didesain maupun yang dimanfaatkan. Proses belajar tidak saja terjadi
karena adanya interaksi antara siswa dengan guru. hasil belajar yang maksimal dapat pula
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik.
Belajar adalah peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks,
kompleksitas tersebut dapat dipandang dari dua segi yaitu, dari segi siswa dan guru. dari segi
siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi
bahan belajar, bahan tersebut berupa alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang
telah terhimpun dalam buku pelajaran. Sedangkan dari guru belajar dapat dilihat sebagai perilaku
Menurut john Dewey (2001), tugas sekolah adalah memberi pengalaman belajar yang tepat
bagi siswa, sedangkan tugas guru adalah membantu siswa menjalin pengalaman belajar yang
satu dengan yang lain, termasuk yang baru dengan yang lama. Pengalaman belajar baru melalui
pegalaman belajar yang lama akan melekat pada struktur kognitif siswa dan menjadi
Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas
tertentu.
Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu prubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dari berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Defenisi tersebut menunjukkan bahwa hasil dari belajar adalah ditandai dengan
adanya perubahan, yaitu perubahan yang terjadi dalam diri sesorang setelah berkahirnya
melakukan aktifitas tertentu. Walaupun kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori
belajar. Misalnya, kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat yang jatuh dari atas
Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya,
belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau
penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Ketika seorang
anak mendapatkan hasil tes yang bagus tidak bisa dikatakan sebagai belajar apabila hasil tesnya
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil dan
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Proses belajar ialah suatu perubahan yang reralatif tetap dalam penguasaan tingkah laku
yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Hal ini akan berarti, bahwa hanya dapat dikatakan ada
proses belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama dengan sebelum proses
belajar. Yakni, bahwa tingkah laku sesudah terjadi proses belajar secara kualitatif lebih baik
daripada sebelumnya.
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dalam segala aspek, bentuk
dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh pendidik. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi
mereka tehadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan
b. Pengertian Pembelajaran
Banyak defenisi para ahli berkaitan dengan pembelajaran, diantaranya adalah: Winkel
(1991), mengartikan pembelajaran sebagai perangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru untuk membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif
mendefenisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanistik
mendeskripsikan pembelajaran sebagai pemberian kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempenfaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga
lainnya, misalnya tenaga laboraturium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur,
fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas, dan perlengkapan, terdiri dari ruangan
kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri dari dua kombinasi yaitu: belajar
yang tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh siswa, dan mengajar berorientasi kepada apa
yang harus dilakukan oleh guru sebgai pemberi pembelajaran. Kedua aspek ini akan
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru
dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain proses pembelajaran
adalah pada hakikatnya merupakan proses interaksi atau komunikasi antara peserta didik dengan
pendidik serta antara sesama peserta didik dalam rangka perubahan sikap dan tingkah laku.
Di dalam pembelajaran terdapat dua proses kegitaan yaitu belajar dan mengajar. Istilah
kedua konsep itu terdapat hubungan yang erat, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya,
bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu
dengan yang lainnya. Belajar merupakan sesuatu yang dilakukan oleh peserta didik dalam
menerima informasi dari pendidik. Peserta didik adalah sebagai objek atau sasaran pembelajaran
yang mutlak adanya. Jika tidak ada peserta didik atau objek, siapa yang diajarkan. Sedangkan
mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan
informasi kepada peserta didik. Karena itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah
a. Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri pelajar antara lain adalah :
Faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah lingkungan alamiah. Kelompok faktor-
faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara,
suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya),
alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga,
Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga faktor-faktor lain yang belum
disebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu (menguntungkan)
proses/perbuatan belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus
memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau
jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran harus seberapa mungkin
paedagogis.
Yang dimaksud dengan faktor-faktor social di sini adalah faktor manusia (sesama manusia),
baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung
hadir. Kehadiran orang-orang atau orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak
kali mengganggu belajar itu. Misalnya, kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian,
lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap di samping kelas, atau seseorang
sedang belajar di kamar, satu atau dua orang hilir mudik ke luar masuk kamar belajar itu, dan
sebagainya. Kecuali kehadiran yang langsung seperti yang telah dikemukakan di atas itu,
mungkin juga oarng lain itu hadir tidak langsung anatau dapat disimpulkan kehadirannya,
misalnya saja potret dapat merupakan representasi bagi kehadiran seseorang, suara nyanyian
yang sedang dihidangkan lewat radio maupun tape recorder juga dapat merupakan presentasi
bagi kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan di atas pada
umumnya bersifat mengangggu proses belajar dan prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-
faktor tersebut mengganggu konsentrasi, sehingga perhatian tidak dapat ditujukan kepada
hal-hal yang dipelajari atau aktivitas belajar itu semata-mata. Dengan berbagai cara faktor-
faktor tersebut harus diatur, supaya belajar dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya.
a. Keluarga, Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta famili) sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, status
ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan bimbingan
lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas (40-50 peserta didik,
c. Masyarakat, Apabila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang
d. Lingkungan sekitar, Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim
b. Internal
a. Keadaan Tonus Jasmani pada umumnya, Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini
dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan
lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang
lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada
dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara pancaindera itu yang
paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu adalah
menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga, agar pancaindera anak-didiknya
dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif maupun yang bersifat
preventif, seperti misalnya adanya pemeriksaan dokter secara periodik, penyediaan alat-
alat pelajaran serta perlengkapan yang memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid
Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju,
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman,
d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru,
e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dan
Djaali membagi faktor dari dalam yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
a) Kesehatan
Apabila orang selalu sakit (sakit kepala, pilek, dan demam) mengakibatkan tidak
bergairah belajar dan secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan
b) Inteligensi
Faktor inteligensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Minat yang besar (keinginan yang kuat) terhadap sesuatu merupakan modal besar untuk
kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi juga dapat berasal dari luar dirinya yaitu
d) Cara belajar
Perlu diperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan
3. KESIMPULAN
Dari uraian makalah diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1) Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman
sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan alam diistilahkan
3) Faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran ialah faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal antara lain ialah faktor social dan non sosial. Faktor internal adalah faktor