5 Rangkumanmeteorologi
5 Rangkumanmeteorologi
1.1 Komposisi
Atmosfer adalah lapisan gas atau campuran gas yang menyelimuti dan
terikat pada bumi oleh gaya gravitasi.tebal lapisan ini kira-kira seribu kilometer.
Di antara campuran gas tadi terdapat pula uap air. Campuran gas yang tidak
mengandung uap air dinamakan udara kering.
Nitrogen
Nitrogen yang masuk ke dalam atmosfer berasal dari peluruhan sisa-sisa
hasil pertanian dan letusan gunung api, sedangkan pengeluaran nitrogen dari
atmosfer terutama disebabkan oleh proses biologis dalam tumbuh-tumbuhan dan
kehidupan di laut. Konsentrasi nitrogen di atmosfer adalah konstan yang
menunjukan seimbangnya masukan dan keluaran nitrogen.
Oksigen
Oksigrn dihasilkan terutama melalui proses fotosintesis pada tumbuhan.
Oksigen diambil dari atmosfer oleh proses peluruhan bahan organik dan
pernapasan makhluk hidup. Oksigen dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain di
atmosfer membentuk senyawa oksida.
Ozon
Ozon terdapat di seluruh atmosfer bagian bawah terutama di lapisan
stratosfer, yaitu pada ketinggian 15 dan 35 km.
Ozon terbentuk dari terbelahnya molekul oksigen di bawah pengaruh radiasi
ultraviolet menjadi atom-atom oksigen yang kemudian bergabung membentuk
ozon.
O2 + radiasi ultraviolet O + O
O + O2 + M O3 + M
M adalah molekul ketiga, biasanya N2 atau O2
Ozon adalah senyawa yang tidak stabil.senyawa ini dapat terpecah di bawah
pengaruh radiasi atau pada tumbukan dengan atom oksigen.
O3 + radiasi O2 + O
O3 + O O2 + O
Ozon menyerap dengan kuat radiasi ultra vilolet yang dipancarkan
mataharike bumi sehingga radiasiradiasi ultraviolet yang mencapai bumi
berkurang hingga ke intensitas yang dapat ditolerir makhluk hidup di bumi.
Kerusakan lapisan ozon disebabkan oleh lepasnya senyawa-senyawa kimia
sintesis ke atmosfer.
Karbon Dioksida
Karbon dioksida yang masuk ke atmosfer dapat berasal dari sumber alam
dan sumber buatan. Sumber alami karbon dioksida berasal dari proses pernapasan
makhluk hidup dan peluruhan bahan organik. Sedangkan sumber buatan berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil, industri semen, pembakaran hutan, dan
perubahan tata guna lahan.
Uap Air
Konsentrasi uap air di atmosfer berkisar antara nol di daerah gersang hingga
4% di daerah tropis.Uap air di atmosfer berasal berasal dari evapotranportasi dari
permukaan bumi dan diangkat ke atas oleh turbulensi yang paling efektif di bawah
ketinggian 10 km.
Uap air menunggalkan atmosfer melalui proses kondensasi dalam bentuk
hujan atau melalui pembentukan curahan lain.
Aerosol
Aerosol adalah partikel yang ukurannya lebih besar daripada ukuran
molekul, tetapi cukup kecil sehingga dapat melayang di atmosfer. Partikel ini
dapat berupa padat maupun cair, misalnya debu, garam, sulfat, nitrat, dsb.
Aerosol yang masuk ke atmosfer berasal dari letusan gunung api serta sisa
pembakaran bahan bakar fosil. Aerosol dapat keluar dari atmosfer dengan cara
berikut. Yang berukuran besar akan jatuh ke bumi akibat gaya gravitasi,
sedangkan yang berukuran kecil akan terbawa oleh curahan.
Strarosfer
Stratosfer adalah lapisan atmosfer yang berada di atas tropopause hingga
ketinggian sekitar 50 km. Di troposfer, suhu meningkat dengan bertambahnya
ketinngian dan mencapai suhu maksimum (270 K) pada stratopause. Sumber
bahang utama adalah penyerapan radiasi ultraviolet oleh ozon.
Mesosfer
Di dalam lapisan ini suhu berkurang dengan bertambahnya ketinggian. Suhu
mencapai -90ºC pada puncak lapisan, yang dinamakan mesopause. Neraca bahang
di lapisan ini ditentukan oleh penyerapan radiasi oleh molekul oksigen dan
pemancaran radiasi infra merah oleh karbon dioksida. Di bawah punck mesosfer,
komposisi atmosfer dapat dikatakan homogen. Hal ini disebabkan oleh gerakan
makroskopik dari atmosfer.
Termosfer
Komposisi gas di dalam termosfer tidak homogen terhadap ketinggian. Hal
ini disebabkan oleh gerakan mikroskopik dari setiap molekul dan atom. Di dalam
lapisan ini, suhu meningkat denga bertambahnya ketinggian yang disebabkan oleh
penyerapan radiasi ultraviolet oleh atom oksigen.
BAB 2
PEMANASAN ATMOSFER
m
0,1 0,5 1 5 10 50 100 500 1000 5000
0,4 0,7
3. Hamburan
Radiasi matahari terutama dihamburkan oleh molekul udara, uap air, dan
partikel di atmosfer. Hamburan dapat terjadi ke atas atau ke bawah menuju
permukaan bumi.
Ada dua macam hamburan radiasi matahari di dalam atmosfer yang
bergantung pada besarnya ukuran partikel penghambur terhadap panjang
gelombang radiasi yang datang. Jika ukuran partikel penghambur jauh lebih kecil
dari panjang gelombang radiasi yang datang, maka hamburannya dinamakan
hamburan Rayleigh. Jika ukuran partikel penghambur lebih besar daripada
panjang gelombang radiasi maka hamburannya dinamakan hamburan Mie yang
efektif untuk semua panjang gelombang.
4 12 26 16 masuk permukaanbumi 12 + 26 + 16 – 4 = 50
Meninggalkan atmosfer (C + D) + 38 + 26 –
(A + B) =
6 A C B D
Puncak atmosfer
atmosfer
H LE
Bahang sensibel 7 23 bahang laten
Permukaan bumi
Q = cv T + p
Q = cp T - p
5.2 Kondensasi
Udara basah atau lengas dikatakan jenuh jika udara tersebut berada dalam
keadaan seimbang dengan air murni yang permukaannya datar dan mempunyai
suhu yang sama.
Bila udara didinginkan, maka kelembapan nisbinya akan naik, tetapi
sebelum mencapai 100%, kondensasi dimulai pada inti kondensasi yang lebih
besar dan lebih aktif. Tetes yang terjadi akan tumbuh mencapai ukuran tetes awan
pada waktu kelembapan nisbi mendekati 100%. Efek larutan dilawan oleh efek
kelengkungan, akibatnya inti kondensasi yang kecil dan kurang aktif tidak
berperan, karena uap air yang tersedia telah habis digunkan oleh inti yang lebih
besar. Oleh sebab itu, banyaknya tetes awan di dala suatu volume lebih kecil
daripada banyaknya inti kondensasi.
.
. .
. . .
. . . .
Penangkapan langsung penangkapan tidak langsung
Ada dua teori mengenai pertumbuhan tetes awan menjadi tetes hujan, yaitu
teori tumbukan-penggabungan dan teori tiga fase atau teori Bergeron-Findeisen.
Ada dua jenis gerak atmosfer, yaitu gerak nisbi terhadap permukaan bumi,
yang dinamakan angina, dan gerak bersama-sama dengan bumi yang berotasi
terhadap sumbunya.
Gerak atmosfer terhadap permukaan bumi mempunyai dua arah yaitu arah
vertical dan horizontal. Gerak inidisebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
radiasi bersih, kelembapan dan momentum di antaralintang rendah dan lintang
tinggi di satu pihak dan di antara permukaan bumi dan atmosfer di lain pihak.
Pada umumnya berbagai gaya yang bekerja pada paket udara adalah gaya
gradient tekanan, gaya coriolis, gaya gesekan, dan gaya gravitas. Untuk gerak
horizontal gaya gravitas ini tidak berpengaruh karena selalu ditiadakan oleh
kompenen vertikal dari gaya gradient tekanan.
1 p
Pn = - n
Gaya Coriolis
Gaya coriolis adalah gaya fiktif yang dimunculkan pada sistem koordinat
yang tidak inersial.
Besarnya percepatan coriolis secara matematis dapat dinyatakan sebagai
berikut.
ac = v 2Ω sin Φ = v f
dengan ac = percepatan coriolis
v = kecepatan benda
Ω= kecepatan sudut rotasi bumi = 7,27 × 10-5 rad/s
Φ= besarnya derajat lintang
f = parameter coriolis = 2Ω sin Φ
arah percepatan coriolis adalah tegak lurus pada kecepatan, ke kanan di
BBU dan ke kiri di BBS.
Gaya Gesekan
Gesekan terutama dialami oleh udara yang bergerak dekat permukaan bumi.
Sifat gaya ini adalah sebagai berikut.
a. Makin kasap permukaan makin besar gesekan.
b. Makin ke atas dari permukaan bumi, makin kecil efek gesekan. Efek
tersebut dapat diabaikan pada ketinggian di atas 1.000 meter.
c. Efek gesekan di atas lautan jauh lebih kecil daripada di atas daratan.
Angin Geostropik
Angin geostropik adalah angin yang bergerak sejajar dengan isobar dan
kecepatannya tetap. Angin nyata akan mendekati angin geostropik jika isobarnya
lurus dan paralel dan berada jauh dari permukaan bumi yang tidak ada gaya
gesekannya.
Laju angin geostropik bertambah dengan berkurangnya lintang. Makin dekat
dengan khatulistiwa angin permukaan rata-rata cenderung memotong garis
permukaan isobar dengan sudut yang makin besar.
Angin Gradien
Jika gerak udara mengikuti suatau lintasan yang melengkung, maka resultan
dari gaya gradien tekanan dan gaya coriolis harus menghasilkan gaya sentripetal
yang diperlukan untuk gerak melengkung. Gerak semacam ini dinamakan angin
gradien.
Gerak melengkung yang arahnya berlawanan dengan arah putar jarum jam
dinamakan gerak siklonik, sedangkan yang arahnya sama dengan arah putar jarum
jam disebut gerak anti siklonik.
Pengaruh Gesekan M
Dianggap bahwa gaya gesekan berbanding lurus dengan laju angin dan arahnya
berlawanan dengan arah kecepatan angin. Oleh karena itu arah angin berkurang
sehingga gaya coriolis lebih kecil daripada gaya gradient tekanan. Sebagai
akibatnya angina akan bertiup memotong garis isobar dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah.
Di daerah tekanan rendah udara dekat permukaan bumi menuju daerah tesebut,
dinamakan berkonvergensi. Sedangkan di daerah tekanan tinggi udara dekat
permukaan bmi meamncar keluar dinamakan berdivergensi.
Pada daerah konvergensi udara akan naik ke atas mengalami proses penaikan
adiabatik kering sampai mencapa keadaan jenuh dan terjadilah kondensasi.
Setelah itu udara akan mengalami proses adiabatic jenuh, terbentuklah awan dan
dapat menimbulkan curahan yaitu cuaca jelek.
Pada divergansi terjadilah penurunan udara dari bagian atas. Udara akan selalu
mengalami proses adiabatik kering, terjadilah penurunan kelembapan, atau udara
menjadi kering dan awan yang ada di daerah tersebut akan menguap dan
menghilang, terjadilah cuaca cerah.
Spiral Ekman
Perubahan besar arah angina menurut ketinggian dikatakan mengikuti spiral
Ekman. Lapisan atmosfer yang gaya gesekannya efektif biasanya dinaamkan
lapisan gesekan dan bagian atmosfer di atasnya disebut atmosfer bebas. Di dalam
bagian atmosfer bebas berlaku angin geostrofik.
Untuk bagian Sumatra lainnya dan Kalimantan Barat, keempat musim serta
periodanya adalah sbb.
Angin Kumbang
Angin Monsun Timur berlaku sebagai pendorong udara menaiki
pegunungan yang membentang dalam arah timur-barat di Jawa Tengah bagian
barat.
Angin Brubu
Angin Monsun Timur merupakan pendorong udara melewati Gunung
Lompobatang. Gunung ini terletak di ujung selatan Sulawesi Selatan.
Angin Wambraw
Angin Monsun Timur mendorong udara menaiki pegunungan Jaya Wijaya.
Setelah menuruni balik pegunungan ini angin Fohn, yang dinamakan angin
Wambraw bertiup menuju jauh ke arah barat laut menyebrangi Selat Yapen
sampai ke Biak.
10.1 Iklim
Iklim adalah keadaan yang mencirikan atmosfer pada suatu daerah alam
jangka waktu yang cukup lama, yaitu kira-kira 30 tahun.
10.2 Klimatologi
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim. Pembagian klimatlogi
berdasarkan pokok bahasannya adalah sbb.
1. Klimatologi regional; mengungkapakan iklim di berbagai daerah di
permukaan bumi.
2. Klimatologi sinoptik; mempelajari iklim dari suatu daerah dengan
mengaitkannya terhadap pola sirkulasi atmosfer yang berkuasa.
3. Klimatologi fisis; melibatkan penelitian perilaku berbagai unsur
cuaca dan berbagai proses di dalam atmosfer dengan menggunakan
prinsip-prinsip fisika.
4. Klimatologi dinamis; dilakukan penekanan terhadap gerakan
atmosfer pada berbagai skala, khususnya sirkulasi umum atmosfer.
5. Klimatologi terapan; melakukan penerapan pengetahuan dan
prinsip klimatologi pada pemecahan masalah praktis untuk
kepentingan kesejahteraan manusia.
6. Klimatologi historis; mempelajari perkembangan iklim sepanjang
periode sejarah ini.
Pembagian klimatologi berdasarkan skala adalah sbb.
1. Makroklimatologi; mempelajari iklim daerah yang luas dengan ukuran
horizontal bahkan sampai ukuran global.
2. Mesoklimatologi; mempelajari iklim yang ralatif kecil dan ukuran
horizontal antar 10-100 Km.
3. Mikroklimatologi; mempelajari iklim di dekat permukaan tanah dengan
ukuran horizontal kurang dari 100 meter.
Perubahan Internal
Perubahan internal ialah perubahan yang terdapat di dalam sistem iklim. Proses
pertukaran materi dari komponen yang satu ke komponen yang lainpada sistem
iklim merupakan perubahan internal.
BAB 11
PENGELOMPOKKAN IKLIM
Pengukuran udara atas umumnya menggunakan balok pilot atau radio sonde.
Radio sonde adalah pemancar radio kecil yang dilengkapi dengan alat pengukur
tekanan, suhu, dan kelembapan relatif.
Tujuan stasiun klimatologis ialah mendapatkan data klimatologis yang
pengukurannya dilakukan secara kontinu dan meliputi periode waktu yang lama,
paling sedikit sepuluh tahun.
Radiasi visible
Intensitas radiasi tampak yang dipancarkan suatu benda sangat kecil dan
dapat diabaikan terhadap intensitas radiasi tampak yang dipantulkan benda
tersebut.
Gelombang mikro
Pada panjang gelombang mikro radiasi yang dipancarkan juga dominant
terhadap radiasi gelombang mikro yang direfleksikan. Ada beberapa perbedaan
atara inderaja yang menggunakan gelombang mikro dan yang menggunakan
radiasi visible dan inframerah. Pertama, gelombang mikro dalam perjalanannya
melalui atmosfer mengalami atenuasi yang kecil, kecuali kalau ada hujan deras.
Kedua, intensitas radiasi gelombang mikro yang direfleksikan atau yang
dipancarkan adalah sangat kecil sehingga setiap inderaja gelombang mikro yang
pad\sif harus sangat peka atau sensitive. Selain itu pada inderaja gelombang
mikro pasif masih ada masalah yaitu masalah perbansingan antara sinyal dan
gaduh. Sinyal atau isyaratnya ialah radisi terefrleksi yang sampai ke sensor, yang
menyatakan suhu sasaran, sedangkan gaduh berasal dari suhu sensor sendiri.
Perbandingan sinyal gaduh ini kecil.
Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan menggunakan inderaja
gelombang mikro aktif yang menghasilkan atau memancarkan radiasi gelombang
mikro sendiri.
14.2 Awan Es
Bentuk awan es tampak sebagai jejak-jejak kristal es atau jejak sirus tanpa
awan induk yang terdiri dari tetes kelewat dingin.
Kristal es lebih lambat menguap daripada kristal air, maka dalam udara tak
jenuh bagian luar dari awan tetes tetap menguap lebih cepat daripada bagian luar
dari awan es. Percampuran awan es dan udara di sekitarnya menyebabkan
perluasan awan yang menampakkan tepi awan es kabur atau tidak tegas.
Sirus
Sirus didefinisikan sebagai awan yang tampak tersususn dari serat lembut
dan halus berwarna putih mengkilat tanpa bayangan sendiri. Sirus dapat berbentuk
lurus, melengkung tak teratur tau tampak kusut yang dinamakan fibratus. Jenis
unsinus berbentuk koma atau kail yang mata kailnya menghadap ke atas. Jenis
spisatus berbentuk kumpulan serat yang rapat dan mampat.
Sirus terdiri dari kristal es. Gejala optiknya disebabkan oleh pemantulan,
pembiasan, dan penghamburan cahaya oleh kristal-kristal es. Awan sirus
berkembang dari kristal es tang jatuh dari Sirokumulus atau dari pembentangan
bagian atas Kumulonimbus. Sirus dapat pula terjadi dari penguapan bagian yang
tipis dari Sirostratus.
Sirokumulus
Sirokumulus adalah lapisan awan yang tampak terdiri dari unsur kecil sekali
menyerupai butir padi-padian yang berwarna putih tanpa bayangan seperti sirus.
Awan sirokumulus dapat berbentuk lonjong atau lensa yakni dari jenis
lentikularis. Jenis undulatus tersusun dari beberapa baris sejajar yang menyerupai
gulungan ombak.
Nama Sirokumulus hanaya dapat digunakan bila
awan yang diamati jelas berkaitan dengan Sirus atau Sirostratus
awan yang diamati terjadi dari Sirus atau Sirostratus
awan yang diamati mempunyai cirri atau tanda yang menunjukan bahwa
awan tersebut terdiri dari kristal es.
Sirostratus
Sirostratus adalah awan yang tampak seperti tirai kelambu halus keputih-
putihan yang tidak mengaburkan tepi matahari atau bulan yang ada di baliknya
tetapi menghasilkan gejala halo. Jenis fibratus mempunyai jaringan serat dan jenis
nebulosus menyerupai tirai asap yang merata.
Altokumulus
Altokumulus adalah lapisan awan berwarna putih atau kelabu yang terdiri
dari unsur-unsur berbentuk bulatan terpipih. Jenis stratiformis berbentuk lapisan
yang cukup luas dan seragam. Jenis lentikularis berbentuk lensa yang
pinggirannya tajam dan tegas. Altokumulus dengan ketransparanan termasuk
varitas translusidus, sedangkan yang tidak transparan adalah varitas opakus.
Altostratus
Altostratus didefinisikan sebagai lapisan awan yang tampak berserat atau
seragam tetapi berwarna kelabu atau kebiru-biruan menutupi sebagian atau
seluruh langit.
Altostratus terdiri dari air dan kristal es. Awan ini juga mengandung tetes
hujan dan dapadt menimbulkan gejala virga yang tampak sebagai garis sejajar
yang keluar dari dasar awan.
Nimbostratus
Nimbostratus adalah lapisan awan yang seragam, luas berwarna kelabu tua,
sering terdapat koyakan awan di bawahnya yang saling terpisah maupun
bersambung. Nimbostratus tidak memiliki jenis maupun varitas.
Stratokumulus
Stratokumulus didefinisikan sebagai lapisan awan yang terdiri dari unsur
berupa bulatan terpipih atau bulatan panjang terpipih berwarna kelabu dengan
bagian yang lebih gelap. Stratocumulus yang seragam dan meliputi bagian langit
yang luas termasuk jenis stratiformis.
Stratocumulus terdiri dari tetes awan dan kadang-kadang mengandung pula
tetes hujan. Awan ini kadang-kadang disertai curahan yang berupa hujan
berintensitas kecil.
Stratus
Stratus didefinisikan sebagai awan rendah yang seragam dan umumnya
berwarna kelabu tetapi tidak menyentuh permukaan bumi. Stratus terdiri dari tetes
awan yang kecil. Stratus yang tebal sering terdiri dari tetes hujan. Stratus
menimbulkan gejala halo.
Kumulus
Kumulus adalh awan yang umunya kelihatan mampat dan berbentuk
gumpalan yang menjulang.
Ukuran vertikal kumulus dapat kecil dan tampak seperti tertindih. Jenis ini
disebut humilis. Jenis kongestus memiliki uukuran vertikal yang sangat tinggi
dengan bagian atas berupa tonjolan-tonjolan. Kumulus yang pinggirannya
terkoyak-koyak merupakan jenis fraktus.
Kumulus terutama terdiri dari tetes air. Kristal es dapat terjadi di bagian
awan yamg suhunya lebih kecil dari 0ºC.
Kumulonimbus
Kumulonimbus dalah awan yang tampak beratdan mampat, menjulang
tinggi sekali menyerupai gumpalan yang besar.
Kumulonimbus terdiri dari tetes awan dan di bagian atas terdapat es.
Kumulonimbus mengandung pula tetes hujan yang besar.
Curahan yang timbul dari Kumulonimbus menimbulkan suatu gejala yang
tampak sebagai berkas garis sejajar yang keluar dari dasar awan. Jika gejala
tersebur dapat mencapai permukaan bumi dinamakan presipitasio dan jika berkas
tidak mencapai permukaan bumi disebut virga.
14.6 Hidrometeor
Hidrometeor dalah suatau gejala selain awan yang terdiri dari pertikel air
cair maupun padat di atmosfer, atau endapan tetes air pada permukaan benda yang
berada dekat permukaan bumi, atau di udara yang bebas yang disebabkan oleh
kondensasi uap air dari sekelilingnya. Hydrometeor yang ditemukan di Indonesia
antara lain sbb :
Hujan; adalah curahan yang terdiri dari partikel air cair, tetes air, dengan
diameter lebih besar dari 0,5 mm.
Hujan curah; adalah curahan yang terdiri dari tets air dengan diameter
lebih besar dari diameter tetes hujan biasa. Disebabkan oleh awan
konvektif yaitu Kumulus dan Kumulonimbus.
Hujan es; hujan curah disertai partikel es kecil dengan diameter antara 5-
50 mm.
Gerimis; curahan yang terdiri dari tetes air yang kecil dengan diameter
kurang dari 0,5 mm.
Kabut; yaitu kumpulan tetes ai kecil sekali yang melayang-layang di dekat
udara permukaan bumi.
Kabus; adalah kumpulan tetes air yang mikroskopik atau partikel
higroskopik basah yang melayang-layang di udara.
Embun; adalh endapan tetes air pada permukaan benda yang berada dekat
permukaan bumi atau di udara bebas yang disebabkan oleh kondensasi uap
air.