Anda di halaman 1dari 15

METODE PENGUMPULAN DATA

Salah satu komponen yang penting dalam penelitian adalah proses peneliti dalam
pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan dalam proses pengumpulan data akan membuat
proses analisis menjadi sulit. Selain itu hasil dan kesimpulan yang akan didapat pun akan menjadi
rancu apabila pengumpulan data dilakukan tidak dengan benar.

Masing-masing penelitian memiliki proses pengumpulan data yang berbeda, tergantung


dari jenis penelitian yang hendak dibuat oleh peneliti. Pengumpulan data kualitatif pastinya akan
berbeda dengan pengumpulan data kuantitatif. Pengumpulan data statistik juga tidak bisa
disamakan dengan pengumpulan data analisis.P engumpulan data penelitian tidak boleh dilakukan
secara sembarangan.

Terdapat langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang harus diikuti.
Tujuan dari langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data ini adalah demi mendapatkan
data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak akan diragukan kebenarannya.

a. Definisi Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan
dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,
ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan
teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar
didapat data yang valid dan reliable.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan
dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau
reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.
Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan
diuraikan pada pembahasan selanjutnya.

Data juga dapat dibagai menjadi menjadi bermacam-macam klasisifikasi. Tergantung dari
jenis, teknik, kegunaan dan analisanya. Seperti yang terangkum berikut ini :

1. Menurut cara memperolehnya:


a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari
subjek atau objek penelitian.
b. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek
penelitian.
2. Menurut sumbernya
a. Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam sebuah
organisasi
b. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau kegiatan di luar
sebuah organisasi
3. Menurut sifatnya
a. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti
b. Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka
4. Menurut waktu pengumpulannya
a. Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu tertentu
b. Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
5. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
a. Data Diskrit, yaitu data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya
adalah berat badan ibu-ibu PKK Sumber Ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-
sebagainya.
b. Data Kontinyu, yaitu data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval
tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan
kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor
bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.

b. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural
seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan
lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam
proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument pengumpul data. Alat
pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan
menggunakan metode test dan metode non test.

1. Pengumpulan Data Dengan Metode Test


Test merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi
tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan
menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif
tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah : Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi.
Instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah :
Hanya mengukur satu aspek data. Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus
dilakukan secara berulang-ulang. Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan.
Jenis-jenis tes:
a) Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berfikir, terutama berkaitan
dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental
ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis
data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan
akademik.
b) Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam
bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan
tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific
Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur
intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan
untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari
pengalaman belajar dibidang itu.
c) Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam
ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya
paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest).
d) Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti
sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-
relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan
kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian
seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata;
angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa
jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola
bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang
berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya.
e) Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak
akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan
antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan
social-ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana
pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf
kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia
pekerjaan (career maturity).
f) Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang
dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi
dalam belajar.

2. Pengumpulan Data Dengan Metode Non Test


Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data
yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul
data dalam bentuk non tes.
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan
teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu,
misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa
yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah
membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan
berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta
instrumen-instrumen lain.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya
memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
Keunggulan :
1) Diperoleh informasi dalam suasana komunikasi secara langsung, yang
memungkinkan siswa selain memberikan data factual seperti yang ditulis dalan
angket, juga mengungkapkan sikap, pikiran, harapan, dan perasaan.
2) Rumusan pertanyaan dapat disesuaikan dengan daya tangkap siswa.
3) Dapat ditanyakan hal-hal yang bersifat sensitive, seperti suasana keluarga, corak
pergaulan dengan saudara kandung dan teman sebaya, penggunaan bahan narkotika,
pengalaman seksual, dsb.
4) Interview penting untuk memperoleh informasi, tidak hanya merngenai item-item
yang factual seperti yang biasa tercakup pada kuesioner pengumpul data-siswa,
namun juga mengenai sikap, ambisi dan hal afektif lain yang menyusun studi kasus
ini.
Kelemahan :

1) Memakan banyak waktu bagi petugas bimbingan.


2) Siswa berprasangka terhadap petugas bimbingan dan memberikan informasi yang
tidak sesuai dengan kenyataan.
3) Petugas bimbingan mendengarkan terlalu selektif atau bertanya-tanya dengan cara
yang sugestif.
4) Pembuatan catatan memberikan kesan kepada siswa bahwa dia sedang berhadapan
dengan petugas kepolisian.
5) Interview mungkin mengubah informasi mengenai interview mereka sendiri, reaksi
mereka, dan pengalaman mereka.
6) Interview dapat menjadikan sumber kesalahan. Mereka dapat mencatat informasi
karena “pendengaran yang selektif”. Mungkin mereka hanya gagal mendengarkan
pernyataan interviewee yang bertentangan dengan opini,reaksi, sikap atau ide tentang
situasi mereka sendiri.

b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya
mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-
gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak
terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
Jenis jenis observasi, sebagai berikut :
1. Jenis Observasi Partisipasi
Merupakan observasi yang dilakukan dengan observer terlibat langsung secara aktif
dalam objek yang diteliti. Keadaan yang sebaliknya disebut nonobservasi partisipasi.
Sedangkan kehadiran observer yang berpura-pura disebut kuasi observasi partisipasi.
2. Jenis Observasi Sistematis atau Observasi Berkerangka
Merupakan observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka
tersebut memuat faktor-faktor yang akan diobservasi menurut kategorinya.
3. Jenis Observasi Eksperimen
Merupakan observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian
rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.
Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan
observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia
diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk
diwawancarai atau menisci kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan
dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang
dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang
ternyata sangat menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah observasi
tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan
observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi,
terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi
sering menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu
bahwa ia sedang diobservasi.

Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu,
sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi, yaitu:
1) Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian,
catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap
bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
2) Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu
gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan
terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali
pengamatan.
3) Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama
observer dan jenis gejala yang diamati.
4) Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya terletak
pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama
objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-
kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut.
5) Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena
sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan
keperluan.
c. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti
telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan
dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua
jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner
yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu,
kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk
dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini
juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk
ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi
kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip
penulisan angket yaitu sebagai berikut:
1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka
dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala
pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya
dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada
jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum
menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.

d. Studi dokumenter
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar
maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu
dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan
dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak
begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum
berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk
mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari,
maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk
mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti
dapat menggunakan kalimat bebas.

e. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat
hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan
hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja. Keunggulan
metode ini adalah di samping menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula
pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut, menolong Konselor memahami
kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari garis besar riwayat
perkembangannya sampai sekarang, berunsur subjektifitas sehingga siswa
menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference).
Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga menimbulkan kesulitan
bagi interpretasi, karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan
sendiri dan menilai peranan orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang
lama.

f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan sosial
dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.
Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan terbesar teknik sosiometri
adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu dalam
kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari sumber yang lain.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak
memberikan jawaban yang pasti. Tes ini hanya bisa memberikan indikasi struktur social
atau petunjuk bagi peneliti tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri
atau postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak tersangkal
kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa
dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup) melainkan atas dasar
simpati dan antipati (psychogroup).
INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak
menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instrumen.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian
jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel
yang diteliti

A. Pengertian Intrumen Penelitian

Instrumen itu merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan
penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Dengan masing-masing pengertian
kata tersebut di atas maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah,
menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa
mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan
digunakan tergantung pada jumlah variable yang diteliti. Jadi jika variable yang digunakan
jumahnya 3, maka instrumen yang digunakan juga 3 jumlahnya .

Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian. Hal ini
karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur
tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang
memadai. Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa
digunakan pada penelitian lain. Kekhasan setiap obyek penelitian membuat seorang peneliti
harus merancang sendiri instrumen yang akan digunakannya. Susunan instrumen untuk setiap
penelitian tidak selalu sama dengan penelitian yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap
penelitian mempunyai tujuan dan mekanisme kerja yang berbeda-beda.

Dalam mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan secara


langsung dengan berbagai cara, yang antara lain melalui teknik wawancara (baik secara
langsung maupun dengan telepon), survey, pengamatan dan angket.

1. Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai sesuatu
masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket dan survey terletak pada
penentuan responden yang memang tidak akan sama).
2. Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada
responden. Kemudian responden didatangi oleh pencacah untuk menanyakan informasi
yang diminta serta dicatat dalam daftar kuesioner yang telah disiapkan.
3. Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para responden untuk
dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai suatu kejadian,
fakta, maupun pendapat si responden).

Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih penelitian sosial yang melibatkan banyak
orang, membutuhkan suatu instrumen penelitian, yang nantinya akan digunakan dalam proses
pengumpulan informasi dari responden.

B. Kegunaan instrumen penelitian antara lain :


Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel (peubah),
konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap data dalam suatu penelitian.
Semakin suatu peubah, konsep, dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan
semakin baik pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan.. Secara sederhana fungsi dari
instrumen penelitian:
(1) sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden
(2) sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara dan
(3) sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staff peneliti.
Beberapa jenis instrumen dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
3. Wawancara (Interviw)
Interview digunakan oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk
mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap
terhadap sesuatu.
4. Observasi
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung,
abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara.
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan
diamati.
5. Skala bertingkat (ratings)
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala.
Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan
informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini depat dengan mudah
menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam orang menjalankan
tugas, yang menjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Didalm menyusun skala, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa
yang dapat diamati responden.
6. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam
melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.
C. Teknik penyusunan instrumen penelitian

Dalam setiap penelitian yang bersifat empiris selalu dibutuhkan instrumen penelitian
yang terdiri dari daftar kuesioner (daftar pertanyaan), formulir tabulasi, dan formulir analisis.
Ketiga macam instrumen tersebut, harus dirancang dalam satu kesatuan. Sehingga dalam
proses penelitian para peneliti dapat bekerja dalam satu arahan yang terpadu. Diantara ketiga
instrumen penelitian tersebut, perancangan daftar kuesioner membutuhkan perhatian yang
lebih besar dibanding jenis instrumen penelitian yang lainnya. Mutu daftar kuesioner sangat
menentukan keberhasilan penelitian yang sedang dilakukan. Jenis instrumen lain
perancangannya menyesuaikan dengan struktur daftar pertanyaan yang dibuat. Keterpaduan
semua aspek instrumen diharapkan dapat menghasilkan instrumen yang baik dan memenuhi
tujuan penelitian tersebut.

Daftar kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden guna
mengumpulkan informasi dari responden mengenai obyek yang sedang diteliti, baik berupa
pendapat, tanggapn ataupun dirinya sendiri. Sebagai suatu instrument peneliian, maka
pertanyaan – pertanyaan tersebut tidak boleh menyimpang dari arah yang akan dicapai oleh
usulan proyek penelitian, yang tercermin dalam rumusan hipotesis. Oleh karena itu daftar
pertanyaan penelitian yang diajukan harus benar – benar bisa membantu dalam penyelesaian
tujuan dari penelitian. .

Pertanyaan yang diajukan oleh responden harus jelas rumusannya, sehingga peneliti
akan menerima informasi dengan tepat dari responden. Sebab responden dan pewawancara
dapat menginterpretasi makna suatu kalimat yang berbeda dengan maksud peneliti, sehingga
isi pertanyaan justru tidak dapat dijawab. Disamping itu harus pula diperhatikan kemana arah
yang dicapai, mengingat tanpa arah yang jelas tidak mungkin dapat disusun suatu daftar
pertanyaan yang memadai.
D. Langkah – langkah penyusunan instrumen penelitian

Dalam metode pengumpulan data sudah ditetapkan bagaimana data itu dikumpulkan.
Sekarang bagaimana caranya ? Untuk itu kita harus tetapkan instrumen-instrumen dari
metode yang ditetapkan tersebut. Misalkan sudah ditetapkan data dikumpulkan dengan
cara menyebar angket atau kuesioner. Untuk itu instrumen yang harus dibuat bisa
berbentuk kuesioner terbuka, tertutup, atau menggunakan checklist.

Langkah-langkah menyusun instrumen penelitian :

1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian


2. Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub-variabel
3. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator
4. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

Kisi - Kisi instrumen

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen dikatakan baik jika memenuhi dua kriteria sebagai berikut :

1. Valid
Valid adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Analoginya misalnya meteran yang valid dapat digunakan
untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur
panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat.
Jadi hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
2. Reliable
Reliable adalah keajekan (konsistensi) alat pengumpul data/ instrumen dalam
mengukur apa saja yang diukur. Instrumen yang reliabel maksudnya instrumen yang
jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Meteran dari karet yang digunakan untuk mengukur panjang
merupakan contoh alat ukur yang tidak reliabel. Sebagian besar langkah - langkah yang
dilakukan dalam suatu proses penelitian adalah dengan mengumpulkan informasi.
Informasi tersebut bisa didapat baik secara langsung (data primer) maupun tidak
langsung (data sekunder, tersier, dsb). Jadi hasil penelitian dikatakan reliable jika
terdapat kesamaan data pada waktu yang berbeda.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliable dalam pengumpulan data,
maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable. Jadi instrumen yang valid
dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
reliable. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrument yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliable.
Karena hal tersebut masih dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan
orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, peneliti
harus mampu mengendalikan dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang
diteliti.
Instrumen yang reliable belum tentu valid. Misalnya meteran yang putus dibagian
ujungnya, bila digunakan berkali – kali akan menghasilkan data yang sama (reliable) tetapi
selalu tidak valid, karena instrument tersebut sudah rusak. Reliabilitas instrumen
merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument. Oleh karena itu, walaupun
instrumen yang valid umumnya pasti reliable, tepi pengujian reliabilitas instrumen perlu
dilakukan, untuk menambah keakuratan data. Selain itu Kriteria lain Instrumen yang baik
adalah Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun eksternalnya.
1. Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau pengaruh
dalam desain penelitian yang dilakukan.
2. Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan digeneralisasinya hasil
penelitian pada lingkungan, orang, atau peristiwa lain.
DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta:
Gaung Persada Group

Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai