B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran penyiapan tempat persemaian, peserta didik mampu:
a. Melaksanakan pekerjaan penyiapan tempat persemaian dengan tingkat keberhasilan 95% dengan
disediakan , alat dan bahan tangan.
b. Menunjukkan perilaku teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan
peduli dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas maupun di luar kelas/lahan pada saat
melaksanakan pekerjaan penyiapan tempat persemaian.
c. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja
saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
pada saat melaksanakan pekerjaan penyiapan tempat persemaian.
2. Uraian Materi
Perhatikan Gambar 9 diatas, proses apa yang digambarkan pada Gambar tersebut?.
Diskusikan secara kelompok, tulis hasil diskusi dalam kertas dan presentasikan di depan
kelas. Cari sumber informasi sebanyak-banyaknya tentang gambar tersebut atau baca
uraian di bawah ini.
Sebelum melakukan kegiatan penyemaian /penanaman benih hal yang perlu disiapkan adalah
memilih dan mendesain tempat pesemaian. Persiapan tempat pesemaian ditentukan berdasarkan data
hasil pengukuran ketingian tempat, kecepatan angin dan jarak sumber air sesuai persyaratan pesemaian.
Mendesain tempat pesemaian harus didahului dengan penentuan luas pesemaian berdasarkan
target produksi, selain itu inventarisasi sarana sesuai dengan luas lokasi pesemaian. Luas lahan yang
diperlukan untuk pesemaian adalah < 1% dari luas pertanaman produksi.
Tanah di lokasi pesemaian yang paling sesuai adalah tanah yang gembur dan subur dengan
kandungan bahan organik yang tinggi. Tanah yang subur dapat menyediakan nurisi, mengikat dan
mensuplai unsur hara serta dapat menyedikan air dan udara bagi bibit. Tanah di pesemaian dipilih yang
paling sedikit mengandung mikroorganisme patogen dan benih-benih gulma.
1. Raised bed
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan atau guludan pada lahan datar tanpa
menggunakan atap/naungan diatasnya.
2. Sunked bed
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan dan pada bagian-bagian atasnya diberi
atap/naungan yang dapat dibuka tutup.
Tempat pemibibitan ini biasanya digunakan untuk daerah yang kelembabannya rendah dan tiupan
anginnya cukup kencang. Tempat pembibitan jenis Sunked Bed yang banyak digunakan antara
lain :
a) Shade house
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan/guludan pada lahan datar dengan
dilengkapi naungan yang dapat dibuka dan ditutup pada bagian naungannya.
b) Green house
Green house adalah tempat pembibitan yang berbentuk rumah kaca yang dapat dikendalikan
temperaturnya dan kelembaban udara didalamnya sesuai dengan kebutuhan benih kecambah
yang ditanam.
c) Bedengan
Bedengan merupakan luasan lahan tertentu yang dibuat untuk menghindari terjadinya
genangan air pada tempat pembibitan yang dapat mengakibatkan jeleknya aerasi. Bedengan
dibuat memanjang dengan arah utara selatan dengan maksud agar bedengan tersebut dapat
menerima cahaya matahari dengan cukup dan merata.
Umumnya naungan ini, dirancang menghadap ke arah Timur – Barat, dengan tujuan agar
tanaman muda mendapatkan sinar matahari pagi lebih banyak di bandingkan dengan sore
hari. Sedangkan tinggi naungan disesuaikan dengan bentuk naungan dan jenis tanaman.
Misal : Bentuk naungan miring menghadap Timur – barat. Bentuk naungan ini dibuat
dengan ukuran sebelah timur dengan tinggi antara 120 – 180 cm, sedang sebelah baratnya
antara 90 – 120 cm. Bentuk sungkup tinggi antara 50 – 75 cm
Penentuan tinggi, pada dasarnya adalah dengan mempertimbangkan tinggi maximal
tanaman muda di tempat pembibitan, pada ujung pucuk tanaman muda harus ada jarak
dengan atap naungan yang lebarnya disesuaikan dengan pengaliran serkulasi udara, suhu
dan kelambaban.
Untuk membuat naungan, pemasangan kerangka naungan dengan menggunakan bahan dari
bambu, kayu, besi dan lain-lain yang berbentuk tiang yang ditancapkan pada bagian sudut-
sudut bedengan dan bagian pinggir lainnya. Kemudian memasang atapnya dengan
bahanplastik transparan, anyaman daun kelapa, paranet dan lain-lain pada bagian atasnya.
Untuk naungan yang berbentuk sungkup, bentuk kerangka naungannya dibentuk sungkup
pada sepanjang bedengan.
dMedia dalam polibag
Agar benih yang disapih dapat tumbuh dengan baik, maka penyapihan harus dilakukan pada media
dan wadah yang sesuai.
1) Penyiapan tempat media tumbuh (polibag)
Umumnya wadah (tempat media tumbuh) yang banyak digunakan dalam pembibitan adalah pot,
kantong plastik, polibag, bak perkecambahan, bahkan dapat menggunakan daun pisang atau daun
kelapa. Tempat media tumbuh yang umum digunakan dalam produksi pembibitan adalah polibag/pot.
Polibag singkatan dari Poly Ethylin bag yang artinya kantong yang terbuat dari bahan plastik
berwarna hitam. Ukuran polibag yang dapat dijumpai di pasaran berukuran mulai dari diameter 10
cm sampai dengan diameter 40 cm.
Setiap wadah/tempat media tumbuh yang digunakan sebagaio tempat media tumbuh
harus dibuat lubang drainase.