Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Aloe Vera
(Lidah Buaya)

Oleh :

dr. Fahmi Syarif

Pembimbing:

Dr.dr. Neni Susilaningsih, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Imunomodulator adalah substansi atau obat yang dapat memodulasi fungsi dan aktivitas sistem
imun. Imunomodulator dibagi menjadi 3 kelompok: i) imunostimulator, berfungsi untuk meningkatkan
fungsi dan aktivitas sistem imun, ii) imunoregulator, artinya dapat meregulasi sistem imun, dan iii)
imunosupresor yang dapat menghambat atau menekan aktivitas system imun. Kebanyakan tanaman obat
yang telah diteliti membuktikan adanya kerja imunostimulator, sedangkan untuk imunosupresor masih
jarang dijumpai. Pemakaian tanaman obat sebagai imunostimulator dengan maksud menekan atau
mengurangi infeksi virus dan bakteri intraseluler, untuk mengatasi imunodefisiensi atau sebagai
perangsang pertumbuhan sel-sel pertahanan tubuh dalam sistem imunitas (BLOCK dan MEAD, 2003).
Bahan yang dapat menstimulasi sistem imun disebut biological response modifiers (BRM), dibagi
menjadi dua kelompok yaitu bahan biologis dan sintetik. Yang termasuk bahan biologis diantaranya
adalah sitokin (interferon), hormon timus dan antibody monoklonal, sedangkan bahan sintetik antara lain
adalah senyawa muramil dipeptida (MDP) dan levamisol (TIZARD, 2000).

Ketahanan alami tubuh terhadap infeksi dapat ditingkatkan dengan penggunaan obat-obatan
herbal. Beberapa persiapan herbal yang dapat meningkatkan status sistem kekebalan tubuh secara
ekstensif digunakan dalam sistem obat-obatan asli. Ada peningkatan dalam penggunaan obat-obatan
pribumi secara klinis sebagaimana adanya bebas dari efek samping yang serius. Dua et al, 2 melaporkan
sejumlah besar tanaman yang diketahui kegiatan imunomodulator. Interaksi molekul besar dalam sistem
biologis memainkan peranan penting bagian dalam banyak proses kehidupan. Kedua polisakarida dan
glikoprotein terlibat dalam kegiatan tersebut, terutama sehubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan itu sendiri jauh lebih kompleks, memiliki pusat reaksi dari antibodi inang dengan
antigen invasif. Aloe vera salah satu yang paling banyak tanaman penyembuhan yang banyak digunakan
dalam sejarah manusia. Aloe vera adalah salah satu dari sedikit zat yang diketahui efektif menurunkan
peradangan dan mempercepat penyembuhan luka. Ini juga telah diteliti untuk itu properti antioksidan.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki imunomodulator aktivitas ekstrak Aloe vera.

Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain yaitu dengan memanfaatkan tanaman tradisional yang
termasuk dalam kelompok imunomodulator. Obat nabati melalui ekspresi sitokin dapat mempengaruhi
mekanisme pertahanan atau sistem imunitas tubuh yang meliputi sistem imunitas spesifik dan nonspesifik
(SPELMAN et al., 2006). Indonesia memiliki keanekaragaman hayati nomor dua di dunia setelah Brasil

1
dengan ribuan spesies tumbuhan yang tersebar di hutan tropika (HAKIM, 2002). Berbagai komponen
bioaktif yang terdapat di dalam tumbuhan dan bermanfaat bagi kesehatan telah dikembangkan sebagai
obat sintetis atau masih digunakan dalam bentuk ramuan beberapa simplisia tumbuhan yang dikenal
dengan istilah jamu (SUMARYONO, 2002).). Pada makalah ini akan dibahas tentang lidah buaya (Aloe
vera) morfologi, kandungan dan khasiat yang terkandung, Semoga melaui makalah ini, dapat
dikembangkan dan diteliti lebih lanjut efek dan manfaat dari lidah buaya (Aloe vera).

2
BAB II

ISI

A. Deskripsi dan Taksonomi Aloe Vera (Lidah Buaya)

Aloe Vera merupakan tanaman Liliaceae yang mempunyai banyak jumlah spesies yang
berbeda, di antara spesies ini hanya satu jenis yang telah lazim digunakan sebagai tanaman obat
sejak ribuan tahun yang lalu yaitu Aloe vera atau yang sering disebut dengan nama lidah buaya.
Selama 3500 tahun, kisah aloe vera diteruskan dari mulut ke mulut. Aloe Vera selalu muncul
dalam setiap fase sejarah dengan penghargaan atas keampuhannya dalam pengobatan. Pertama
kali dokumentasi aloe vera berasal dari Mesir Kuno di mana tempat aloe vera tumbuh. Mesir juga
mendokumentasikan kegunaannya dalam mengobati luka bakar, dan infeksi. aloe vera dalam
bentuk segar selalu digunakan Cleopatra untuk menjaga kulitnya agar tetap halus dan awet muda.

Aloe vera termasuk suku Liliaceae. Liliaceae diperkirakan meliputi 4000 jenis tumbuhan,
terbagi dalam 240 marga, dan dikelompokan lagi menjadi lebih kurang 12 anak suku. Daerah
distribusinya meliputi keseluruh dunia. Lidah buaya sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis
tanaman.

Aloe vera masuk pertama kali ke Indonesia sekitar abad ke- 17. Tanaman tersebut dibawa
oleh petani keturunan Cina. Tanaman aloe vera dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang ditanam
sembarangan di pekarangan rumah dan digunakan sebagai kosmetika untuk penyubur rambut.
Sekitar tahun 1990, tanaman ini baru digunakan untuk industri makanan dan minuman
(Furnawanthi, 2002).

A. DAUN

a. Morfologi Aloe Vera

Daun tanaman aloe vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daun aloe vera
melekat dari bagian bawah satu dengan yang lain berhadap-hadapan membentuk struktur khas
yang disebut roset. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan,
bersifat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) yang
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan
ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun
dapat mencapai 50 – 75 cm, dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang

3
bersaf-saf. Di daun aloe vera muda dan anak (sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat
sampai putih. Bercak ini akan hilang saat aloe vera dewasa. Namun tidak demikian halnya dengan
tanaman aloe vera jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya.
Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna.

b. Anatomi

Struktur anatomi daun aloe vera terdiri dari 4 lapisan :


1. Kulit
Kulit pada daun aloe vera merupakan lapisan pelindung eksternal dari daun merupakan
bagian berwarna hijau, ketebalannya mencapai 15 sel. Pada bagian ini adalah di mana sintesis
dan produksi semua nutients di aloe Vera berlangsung
2. Getah
Getah merupakan cairan lapisan pahit yang membantu melindungi tanaman dari hewan,
sel getah ini terdiri dari aloin. Ketika kulit hijau daun dipotong, Aloe vera akan memancarkan
getah hijau kekuningan yang dikenal sebagai aloin. Aloin adalah zat berbahan dasar lateks.
Umumnya dianggap iritasi pada manusia dan beracun untuk hewan peliharaan rumah. Hindari
terkena aloin pada kulit Anda ketika Anda menangani tanaman aloe vera. Aloin juga merupakan
pencahar, kadang-kadang diambil secara internal dan dipromosikan dalam bentuk tonik .

4
3. Gel Lendir
Gel lendir merupakan bagian dalam dari daun yang keluar saat daun terpotong. Gel lendir
merupakan bahan untuk membuat gel aloe vera. Gel dikelilingi oleh lapisan lendir yang terdiri
dari polisakarida bernilai tinggi
4. gel lidah buaya
Gel lidah buaya (gel dalam) terdiri dari delapan asam amino esensial yang dibutuhkan
tubuh manusia tetapi tubuh manusia tidak dapat menghasilkannya. Gel (parenkim) pada bagian
ini, anda akan menemukan produk-produk aloe vera berkualitas tinggi (mengandung 200 +
nutrisi).
B. BATANG

a. Morfologi
Batang tanaman aloe vera pada umumnya sanagt pendek dan hampir tidak terlihat karena
tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa
species yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5m. Species ini dapat dijumpai di gurun
Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan.
Aloe vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun.
Aloe vera tidak mempunyai cabang. Batang lidah buaya juga dapat disetek untuk perbanyakan
tanaman
 Karakteristik
 Batang bulat berserat
 Warna putih

 Susunan:

Epidermis Epidermis terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang
antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. epidermis terdiri dari satu
lapis sel

 Hipodermis (berisi kristal)

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat
dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim. Pada Aloe vera jaringan palisadenya hanya selapis dan memiiki kloroplas.

 Jar. Parenkim Air

5
 Jar. Pengangkut: berkambium, tipe amfivasal

Stele Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari
stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang
artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar

C. Akar

Akar tanaman aloe vera berupa akar serabut yang pendekmenyebar ke samping di bagian
bawah tanaman. Panjang akar berkisar antara 50–100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman
menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.

 Sistem perakaran serabut


 Ukuran:
o Besar sama
o Panjang mencapai 30-100 cm
 Warna: coklat muda sampai coklat kemerahan
 Terdapat arbuscular micorhiza:

Merupakan jamur yang bersimbiosis pada akar Aloe vera.

Fungsi: mendukung kemampuan tanaman dalam menyimpan air dan unsur hara dari
sekitarnya.

Letak: menempel di pangkal batang, tepat di atas akar dengan bentuk bulat memanjang.

D. Bunga

Bunga aloe vera berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3cm, berwarna kuning
sampai orange, bunganya tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan tersusun sedikit berjungkai
melingkari ujung tangkai yang menjulang keatas sepanjang sekitar 50-100cm. Bunga aloe vera
keluar dari ketiak daun. Bunga lidah buaya biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. Bunga
aloe vera -merupakan bunga yang hermaprodit yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina
yaitu benang sari dan putik. Selain itu, bunga Aloe vera juga memeiliki tenda bunga

1. Tenda Bunga

Aloe vera mempunyai hiasan bunga yang tidak lagi dapat dibedakan mana kelopak dan

6
mana tajuk bunganya, baik bentuk maupun warnanya yang kita kenal dengan istilah tenda
bunga. Aloe vera memiliki tenda bunga berjumlah 6, biasanya berpautan di dalalm tube, Kadang-
kadang 3 di bagian luar bebas, berdaging, apices sub-acute sampai obtuse.

2. Benang Sari

Benang sari merupakan bagian bunga yang merupakan kelamin jantan. Pada Aloe vera
memiliki benang sari 6, dalam 2 baris dari 3.

3. Bakal Buah

Bakal buah merupakan bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada
dasar bunga. Aloe vera memiliki bakal buah di atas, dengan 3 lokular (rongga).

4. Putik

Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan merupakan alat kelamin
betina.Pada Aloe vera tangkai putik membenang, lebih panjang dari benang sari, kepala putik
kecil dan bulat.

Gambar 1. Tanaman Lidah Buaya serta Bagian-Bagiannya

7
Terdapat beberapa jenis Aloe yang umum dibudidayakan, yaitu Aloe sorocortin yang
berasal dari Zanzibar, Aloe barbadensis Miller, dan Aloe vulgaris. Namun lidah buaya yang saat
ini dibudidayakan secara komersial di Indonesia adalah Aloe barbadensis Miller atau yang
memiliki sinonim Aloe vera Linn (Suryowidodo, 1988). Tanaman ini ditemukan Phillip Miller,
seorang pakar botani Inggris pada tahun 1768. Berikut adalah kedudukan taksonomi dari lidah
buaya menurut Furnawanthi (2002).

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Bangsa : Liliflorae

Suku : Liliaceae

Marga : Aloe

Jenis : Aloe barbadensis Miller

Dalam aloe vera mengandung beberapa zat seperti: vitamin, enzim, mineral, gula, lignin,
saponin, asam salisilat, dan asam amino

1. Vitamin
Aloe vera mengandung vitamin A (beta-karoten), C dan E, yang merupakan
antioksidan. Hal ini juga mengandung vitamin B12, asam folat, dan kolin. Antioksidan
menetralkan radikal bebas.

2. Enzim
Aloe vera berisi 8 enzim: aliiase, alkaline fosfatase, amilase, bradykinase,
carboxypeptidase, katalase, selulase, lipase, dan peroksidase.

3. Mineral
Aloe vera menyediakan kalsium, kromium, tembaga, selenium, magnesium,
mangan, kalium, natrium dan seng. Mereka sangat penting untuk memfungsikan dari
sistem enzim berbagai metabolisme yang berbeda jalur dan sedikit antioksidan.
4. Gula

8
Aloe vera menyediakan monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan polisakarida:
(glucomannans / polymannose). Ini berasal dari lapisan lendir tanaman dan dikenal
sebagai mucopolysaccharides.

5. Anthraquinones
Aloe vera menyediakan 12 antrakuinon, adalah senyawa fenolik tradisional
dikenal sebagai obat pencahar. Aloin dan emodin bertindak sebagai analgesik,
antibakteri, dan antivirus.

6. Asam lemak
Aloe vera menyediakan 4 steroid tanaman, kolesterol, campesterol, β-sisosterol
dan lupeol.

7. Hormon
Auksin dan giberelin yang membantu dalam penyembuhan luka.

8. Lainnya
Aloe vera Menyediakan 20 dari 22 amino yang dibutuhkan manusia asam dan 7
dari 8 asam amino esensial.

Sumber: Indian J Dermatol 2008:53(4):163-6

Menurut Candra dkk., (2009), bagian-bagian dari tanaman aloe vera yang umum
dimanfaatkan adalah :

a. Daun, yang dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak

b. Eksudat (getah daun yang keluar bila dipotong, berasa pahit dan kental), secara tradisional
biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuhan luka, dan
sebagainya,

c. Gel (bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun setelah eksudat
dikeluarkan), tersusun oleh 96% air dan 4% padatan yang terdiri dari 75 komponen senyawa
berkhasiat. Bersifat mendinginkan dan mudah rusak karena oksidasi, sehingga dibutuhkan
proses pengolahan lebih lanjut agar diperoleh gel yang stabil dan tahan lama. Djubaedah
(2003) menyebutkan bahwa gel lidah buaya mengandung 17 asam amino yang penting bagi

9
tubuh (Tabel 1). Asam amino yang terkandung dalam lidah buaya termasuk jenis asam amino
esensial bagi manusia. Kebutuhan tubuh akan asam amino jenis ini harus didapatkan dari
bahan makanan karena tubuh tidak dapat mensitesisnya sendiri atau jumlah produksinya
sangat sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan metabolisme

Tabel 1. Kandungan Asam Amino dalam Gel Lidah Buaya

No. Jenis asam amino Kandungan (g/g)


1 Lisin 8,27
2 Histidin 5,92
3 Arginin 4,81
4 Asam aspartat 14,37
5 Treonin 5,68
6 Serin 6,35
7 Asam glutamate 14,27
8 Glisin 7,80
9 Alanin 1,09
10 Sistin 0,02
11 Valin 6,85
12 Metionin 1,83
13 Isoleusin 3,72
14 Tirosin 3,24
15 Fenilalanin 4,47
16 Leusin 8,53
17 Prolin 0,07
Sumber : Djubaedah, 2003

Aloe vera dapat tumbuh optimal apabila ditanam atau tumbuh di daerah, sebagai berikut.

a. Iklim
Tanaman aloe vera tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar
matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya yang tebal,
mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Suhu
optimum untuk pertumbuhan tanaman lidah buaya antara 28°C-32°C. Lidah buaya termasuk

10
tanaman yang efektif penggunaan air, sehingga dapat tumbuh di daerah basah maupun kering.
Namun, lidah buaya yang tumbuh di daerah basah rentan terserang cendawan.

b. Ketinggian tempat
Aloe vera dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran tinggi sampai daerah dataran
tinggi dengan ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut, tetapi untuk mendapatkan hasil terbaik
sebaiknya aloe vera dibudidayakan pada daerah yang ketinggiannya kurang dari 1.000 m dpl.

c. Tanah
Tanah yang dikehendaki aloe vera adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan gembur.
Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun tanah organik, agar dapat
tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk. Derajat keasaman atau pH ideal untuk tanaman
lidah buaya adalah 5,5 - 6. Tanah yang terlalu asam dapat mengakibatkan tanaman aloe vera
keracunan logam berat, sehingga ujung-ujung daun menjadi kuning seperti terbakar, pertumbuhan
terhambat, dan jumlah anakan berkurang. sirkulasi air dan udara selalu dalam keadaan baik
sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Perkembangbiakan dari Aloe dapat diilakukan cara vegetatif, lewat tunas, offsets atau stek atau
dengan bibit.; Pada kultivasi Aloe vera, perbanyakan dengan cara vegetatif lebih disukai
dibandingkan dengan perbanyakan lewat bibit, karena ketidakmampuan munculnya semaian dan
kecepatan pertumbuhan awal dari tunas. Kekurangan air memberi peranan pada pengurangan
pembentukan tunas.Tunas dapat dipotong dari tanaman induk ketika panjangnya mencapai 15 -
20 cm. Tunas-tunas tersebut dapat tumbuh di kebun bibit selama tahun pertama. setelah
pemindahan tanam, jarak antara dan dalam baris dalam perkebunan Aloe skala besar sekurang-
kurangnya 1,5 m.; Reproduksi in vitro dari Aloe juga memungkinkan, namhun hanya
memperoleh sedikit perhatian. Pada Aloe vera, hanya regenerasi tanaman lewat akar dan jaringan
embrio yang berhasil. Pada Aloe vera, perbanyakan mikro dengan biakan in vitro lewat vegetatif
meristem, sama baiknya dengan regenerasi in vitro dari eksplan pangkal daun yang mungkin akan
muncul.

Sumber: Medicinal and poisonous plants 1(prosea 12.1) p.100-105 (author(s): de Padua, L.S.,
Bunyapraphatsara, N. and Lemmens, R.H.M.J.)

Aloe vera dapat tumbuh di daerah yang kering. Hal ini dikarenakan aloe vera dapat
menutup stomatanya sampai rapat pada musim kemarau untuk melindungi kehilangan air dari
daunnya. Aloe vera juga dapat hidup di daerah beriklim dingin, karena aloe vera termasuk

11
tanaman CAM (crassulance acid metabolism). Tanaman CAM adalah tanaman sukulen yang
memiliki daging daun tebal dan memiliki kebiasaan untuk tidak membuka stomatanya pada siang
hari. Saat malam hari stomata daun ini akan membuka, memungkinkan uap air masuk dan tidak
terjadi penguapan air, sehingga air di dalam tubuhnya dapat dipertahankan (Mc Vicar, 1994).

Aloe vera merupakan tanaman sukulen berbentuk roset dengan tinggi 30-60 cm dan
diameter tajuk mencapai 60 cm (McVicar, 1994). Aloe vera terdiri dari batang, daun, bunga, dan
akar. Namun yang paling sering digunakan adalah bagian daunnya, karena kandungan nutrisi di
dalamnya (Tabel 2).

Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Lidah Buaya per 100 gram:

Zat gizi Kandungan per 100 gram bahan


Energi (kal) 4,00
Protein (g) 0,10
Lemak (g) 0,20
Serat (g) 0,30
Abu (g) 0,10
Kalsium (mg) 85,00
Fosfor (mg) 186,00
Besi (mg) 0,80
Vitamin C (mg) 3,476
Vitamin A (IU) 4,594
Vitamin B1 (mg) 0,01
Kadar air (gr) 99,20
Sumber : Departemen Kesehatan R.I, (1992)

Batang lidah buaya berbentuk bulat dan bersifat monopodial. Batang ini sangat pendek
dan hampir tidak terihat karena tertutup daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah.
Dari batang tersebut akan muncul tunas-tunas baru yang selanjutnya menjadi anakan (Purbaya,
2003).

Bunga pada lidah buaya akan muncul jika ditumbuhkan pada daerah subtropis. Saat akhir
musim dingin dan musim semi bunganya akan muncul dengan bentuk seperti lonceng berwarna
kuning atau oranye. Bunga ini berukuran kira-kira 2,5 cm dan tumbuh di atas tangkai bunga
(raceme) yang tingginya mencapai 1 meter (Briggs dan Calvin, 1987; McVicar, 1994).

12
Daun lidah buaya merupakan daun tunggal, berbentuk lanset, atau membentuk taji, yakni
ujung meruncing dan pangkalnya menggembung. Daunnya juga berdaging tebal (kurang lebih 1 -
2,5 cm untuk yang berumur 12 bulan), tidak bertulang daun, berwarna hijau keabu-abuan dan
memiliki lapisan lilin di permukaannya (Purbaya, 2003).

Daun lidah buaya mengandung lemak tak jenuh arachidonic acid dan phosphatidylcholine
(Afzal dkk., 1991). Daun dan akar mengandung saponin dan flavonoid, disamping itu daunnya
juga mengandung tanin dan polifenol. Kandungan yang lain barbaloin, iso barbaloin, aloe-
emodin, aloenin, aloesin, aloin, aloe emodin, antrakinon, resin, polisakarida, (Sudarsono dkk.,
1996), serta kromium dan inositol (Duke, 2002).

B. Manfaat Lidah Buaya

Kandungan dalam lidah buaya menyebabkan tanaman ini menjadi tanaman multikhasiat.
Kandungan tersebut berupa aloin, emodin, resin, lignin, saponin, antrakuinon, vitamin, mineral,
dan lain sebagainya. Pemakaian oral Aloe vera dibatasi karena efek samping yang ditimbulkan
dari Aloe vera, seperti alergi, efek toksik subkronik terhadap mukosa tubuler, kelenjar limfe
mesenterik dan lamina propia (ZHOU et al., 2003), serta efek toksik terhadap sel sehingga
menghambat produksi spesifik oksigen reaktif dari sel PMN (polimorphonuklear) (AVILA et al.,
1997). Akan tetapi IKENO et al. (2002) menyebutkan bahwa Aloe vera dalam jangka panjang,
sama sekali tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan.Selain itu lidah buaya tidak
menyebabkan keracunan baik pada tanaman ataupun pada hewan, sehingga dapat digunakan
dalam industri dengan diolah menjadi gel, serbuk, ekstrak, pakan ternak, atau berbagai produk
yang lain (Suryowidodo, 1988).

Masing-masing kandungan dalam lidah buaya memiliki efek yang berbeda:

 Efek imunomodulator
Gel A.vera memiliki aktivitas imunomodulator yang kuat di mana ia menurunkan
regulasi produksi sitokin inflamasi lipopolisakarida dan ekspresi NLRP3 (NACHT, LRR, dan
PYD protein yang mengandung domain 3) inflammasome dalam makrofag manusia (M. M.
Budai et al, 2013). A.vera juga bisa menghambat proses inflamasi setelah cedera. A.vera secara
langsung menghambat jalur siklooksigenase dan mengurangi produksi prostaglandin E2 (M Y
Park et al, 2009), yang memainkan peran penting dalam peradangan. Protein Aloe yang
dimurnikan menunjukkan sifat anti-inflamasi terhadap lipoksigenase murni dan siklooksigenase-2
dengan 84% dan penghambatan 73%, masing-masing, dan diverifikasi dengan mengikat dengan

13
protein ini dengan metode waktu nyata oleh fenomena resonansi permukaan plasmon (Swagata
Das et al. , 2010). Juga, gel Aloe vera mengandung anthraquinones dan chromone yang memiliki
efek peradangan yang kuat.

 Efek Antidiabetic
Studi klinis menunjukkan bahwa gel A.vera dapat bertindak sebagai agen
antihiperglikemik dan antihiperkolesterolemia yang aman untuk pasien diabetes tipe 2 tanpa efek
yang signifikan pada kadar lipid darah normal lainnya atau fungsi hati / ginjal (Huseini et al,
2012). Penelitian telah menunjukkan bahwa fraksi yang larut dalam air, Aloe spp. memiliki
aktivitas menurunkan glukosa. Gel A.vera memiliki aktivitas antidiabetes dan kardioprotektif
yang signifikan karena secara signifikan mengurangi stres oksidatif pada tikus diabetes yang
diinduksi streptozocin dan meningkatkan status antioksidan (Jain et al, 2010).

 Aktivitas Antihyperlipidemic
Aloe vera telah terbukti mencegah pertumbuhan lemak berlebih dan juga mengurangi
perkembangan atherosclerosis melalui modifikasi faktor risiko tinggi. Kemanjuran dari Aloe gel
diperiksa pada pasien diabetes tipe 2 hyperlipidemic menunjukkan penurunan kadar kolesterol
total dan LDL secara signifikan (Huseini et al, 2012). Hiperlipidemia adalah salah satu
konsekuensi utama dari sindrom ovarium polikistik (PCOS). Tikus PCOS yang diberi gel Aloe
menunjukkan penurunan kadar kolesterol dan LDL yang signifikan dengan peningkatan
lipoprotein densitas tinggi. Gel A..vera juga membantu untuk mempertahankan status steroid
ovarium dalam kondisi seperti ovarium polikistik dimana steroidogenesis diubah dan
mengganggu estrogen: rasio testosteron (Maharjan et al, 2010).

 Aktivitas Antiulcer
Aloe vera gel menunjukkan sifat antibakteri terhadap H.pylori, organisme yang
menyebabkan sakit maag. Oleh karena itu digunakan dalam pengobatan ulkus peptikum untuk
tindakan sitoprotektif. Gel bersama dengan kombinasi antibiotik bertindak sebagai agen baru
yang efektif untuk pengobatan infeksi lambung H. Pylori. Gel lidah buaya juga digunakan dalam
aplikasi topikal untuk pengobatan luka, luka bakar dan eksim (Maharajan et al, 2014).

 Efek Antioksidan
A. vera terbukti mengandung antioksidan termasuk α-tokoferol (vitamin E), karotenoid,
asam askorbat (vitamin C), flavonoid, dan tanin. Sifat tanaman ini bisa digunakan untuk
pengobatan berbagai penyakit. Aloe vera mampu menangkap radikal bebas dan oksida nitrat

14
dengan cara yang bergantung pada konsentrasi, seperti yang terlihat dalam studi in vitro tentang
kemanjuran gel (Saini et al, 2011). Potensi antioksidan dari polisakarida yang diisolasi dari
ekstrak Aloe diselidiki. Ekstrak enzimatik disiapkan dari gel A.vera menggunakan 10 enzim
pencernaan termasuk lima karbohidrat dan lima protease. Hasil menunjukkan bahwa Aloe
polysaccharides menunjukkan efek perlindungan terhadap 2,2′-azobis (2-amidinopropane)
dihidroklorida-diinduksi stres oksidatif dan kematian sel di sel epitel ginjal (sel Vero) serta dalam
model zebra zebrafish anin (Kang et al, 2014)

 Aktivitas Anitimikrobial
Pandey dan Mishra menetapkan kerentanan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif
terhadap ekstrak gel bagian dalam A. vera (Pugh et al, 2001). Polisakarida gel A.vera telah
dikaitkan aktivitas bakteri langsung melalui stimulasi leukosit fagosit untuk menghancurkan
bakteri (Pugh et al, 2001). Protein Aloe yang dimurnikan menunjukkan aktivitas anti-jamur yang
kuat terhadap Candida paraprilosis, Candida krusei dan Candida albicans (Swagata Das et al,
2010). Aloe vera mengandung pyrocatechol yang diketahui memiliki efek toksik dari
mikroorganisme. Aloe vera juga mengandung 6 agen antiseptik: Lupeol, asam salisilat, nitrogen
urea, asam cinnamonic, fenol dan sulfur. Mereka semua memiliki aksi penghambatan pada jamur,
bakteri dan virus (Amar Surjushe dkk, 2008). Anthraquinone derivatif, seperti Aloe-emodin,
emodin, dan chrysophanol, dilaporkan menunjukkan aktivitas antivirus di mana mekanisme
penghambatan dan efeknya terhadap virus influenza A dengan mengurangi efek cytopathic yang
diinduksi virus dan menghambat replikasi influenza (Li et al, 2014). Banyak laporan lain yang
menyatakan bahwa A. vera gel memiliki aktivitas antivirus yang mencegah adsorpsi, lampiran,
atau masuknya virus ke sel inang. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak kasar A. vera
gel memiliki aktivitas antivirus terhadap virus herpes simpleks tipe 2 (Cellini dkk, 2014).

 Aktivitas antikanker
Aloin, adalah senyawa alami dan bahan utama Aloe berasal dari daun A.vera. Ini adalah
antrakuinon dan terbukti memiliki aktivitas antikanker potensial. Telah didokumentasikan untuk
opsi terapeutik yang luar biasa potensial dalam kanker, di mana ia menunjukkan efek
kemoprotektif terhadap lesi preneoplastik 1,2-dimetilhidrazin yang diinduksi pada kolon tikus
Wistar (Hamiza dkk, 2014). Aloin menghambat angiogenesis dan pertumbuhan tumor melalui
memblokir transduser sinyal dan aktivator aktivasi transkripsi 3, dengan potensi kandidat obat
untuk terapi kanker (Jackson et al, 2013). Aloe-emodin, adalah turunan antrakuinon lainnya yang
diperoleh dari tanaman yang sama juga dikenal karena sifat antikankernya.

15
 Aktivitas Antiviral
Beberapa bahan dalam Aloe vera jel telah terbukti menjadi agen antiviral yang efektif.
Acemannan mengurangi infeksi herpes simpleks pada dua jalur sel target berbudaya. Lektin,
fraksi gel Aloe vera, secara langsung menghambat proliferasi cytomegalovirus dalam kultur sel,
mungkin dengan mengganggu sintesis protein. Sampel yang dimurnikan dari aloe emodin efektif
terhadap infektivitas virus herpes simpleks Tipe I dan Tipe II dan itu mampu menonaktifkan
semua virus, termasuk virus varicella-zoster, virus influenza, dan virus pseudorabies.
Pemeriksaan mikrograf elektron anthroininone yang diobati virus herpes simpleks menunjukkan
bahwa amplop terganggu sebagian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak antrakuinon dari
berbagai tanaman langsung membasmi virus yang terbungkus. Tindakan ini mungkin karena efek
tidak langsung karena stimulasi sistem kekebalan tubuh. Aloin antrakuinon juga menginaktivasi
berbagai virus yang diselimuti seperti herpes simplex, va- ricella zoster dan influenza.

 Aktivitas Antijamur
Aloe vera telah dievaluasi pada perkembangan mycellium Rhizoctonia solani, Fusarium
oxysporum, dan Collectrichum coccodes, yang menunjukkan efek penghambatan dari pulp A.
vera pada F. oxysporum pada 104 μl L-1 dan fraksi cair mengurangi tingkat pertumbuhan koloni
pada konsentrasi 105 μl L-1 dalam R. solani, F. oxysporum, dan C. coccodes. Juga dilaporkan
bahwa jus Aloe memiliki aktivitas antiinflamasi, anti-rematik, antibakteri dan hipoglikemik.
Untuk bakteri, gel daun dalam dari Aloe vera terbukti menghambat pertumbuhan Streptococcus
dan Shigella spesies in vitro. Agarry dkk., melaporkan bahwa gel Aloe menghambat
pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes (20,0 mm), sedangkan daun memiliki efek
penghambatan pada kedua Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Sebaliknya, ekstrak
lidah buaya gagal menunjukkan sifat antibiotik terhadap spesies Xanthomonas. Penggunaan lain
untuk ekstrak Aloe vera termasuk pengenceran air mani untuk fertilisasi buatan domba,
digunakan sebagai pengawet makanan segar dan digunakan dalam konservasi air di peternakan
kecil. Konstituen lain dari Aloe vera termasuk saponin. Ini adalah zat sabun dari gel yang mampu
membersihkan dan memiliki sifat antiseptik. Saponin bekerja kuat sebagai anti-mikroba melawan
bakteri, virus, jamur dan ragi

16
BAB III

KESIMPULAN

Bahan aktif yang tersembunyi di dalam aloe vera memiliki kekuatan untuk kehidupan manusia
dalam bidang kesehatan. Tanaman ini memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari untuk
mberbagai penyakit kulit seperti luka ringan, antidotum untuk sengatan serangga, memar,racun daun dan
eksim bersama dengan pelembab kulit dan anti penuaan, kesehatan saluran pencernaan, sirkulasi darah
dan limfatik dan fungsi ginjal, hati, dan kantung empedu membuatnya menjadi anugerah bagi manusia.
Aloe vera sebagai "tanaman ajaib" yang banyak dari menjadi agen antiseptik, anti-inflamasi, membantu
dalam menghilangkan seperti kanker dan diabetes, dan menjadi bidang kosmetik. Pabrik ini
membutuhkan penekanan penelitian yang lebih besar untuk pemanfaatan yang lebih baik dari tanaman ini
untuk kemanusiaan. Aloe vera tidak diragukan lagi, karunia alam untuk dunia kesehatan. Diharapkan
dengan makalah ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut serta tujuan klinis.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. A Yagi, PY Byung., Immune Modulation of Aloe vera: Acemannan and Gut Microbiota
Modulator.2015. Journal of Gastroenterology and Hepatology. Volume 4(8): 1707-1721
2. Bhargavi Narayanan,Prabhu.S., A Review on Biological Properties of Aloe Vera Plant, 2017.
International Journal for Innovative Research in Science & Technology. Volume 3(9): 2349-6010
3. Ening Wiedosari., Peranan Imunomodulator alami (Aloe Vera) dalam Sistem Imunitas Seluler
dan Humoral.2007 . Wartazoa Vol. 17 No. 4
4. Pankaj K. Sahu, Deen Dayal Giri., Therapeutic and Medicinal Uses of Aloe vera: A
Review.2013. Pharmacology & Pharmacy (http://www.scirp.org/journal/pp)
5. Atul N Chandua, Santhosh kumar. C., Studies on Immunomodulatory Activityof Aloe vera
(Linn).2011. International Journal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology.

18

Anda mungkin juga menyukai