OLEH :
KELOMPOK : 6
2. FINNY RAHMATANIA
2. MUTIA NURUL
JURUSAN KIMIA
C. TEORI DASAR
dioksida dan air dalam suasanan asam dan ion permanganat direduksi menjadi mangan (II)
sebagai berikut:
Karena reaksi ini berlangsung lambat pada temperatur kamar, diperlukan penambahan sedikit
panas ke larutan untuk mendapatakan kecepatan reaksi yang cukup. Tidak ada indikator yang
diperlukan pada titrasi permanganat, karena titik akhir titrasi mudah diamati.Ion permanganat
berwarna merah pekat, sedangkanion mangan (II) hampir tak berwarna.Kelebihan sedikit
permanganat memberikan warna pink pada larutan yang menandakan bahwa semua oksalat
telah habis terpakai. Setengah reaksi yang telah setara terkait dengan persamaan (1) adalah :
Oksidasi : 5 C2O42- (aq) → CO2(g) + 2 e- (2)
E.PROSEDUR KERJA
Prosedur Titrasi
-Menimbang dengan timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
(timbangan analitik 4 digit) tiga porsi 0,20 g natrium oksalat murni
-250 ml asam sulfat 0,1 M, kemudian panaskan larutan sambil diaduk dengan
thermometer
-sampai semua oksalat larut dan suhu mencapai antara 80
hingga 90 °C.
G.PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini membahas tentang titrasi oksidasi reduksi pada penentuan
oksalat. Tujuan praktikum ini untuk mengenal penentuan anion dalam senyawa kompleks
secara kuantitatif, mengetahui cara titrasi redoks untuk penentuan anion secara kuantitatif dan
mengetahui kimia redoks.
Praktikum kali ini adalah lanjutan dari praktikum sebelumnya, yaitu preparasi
senyawa kompleks oksalat dengan menggunakan logam Cu . Pada hasil preparasi ini yang
telah didiamkan selama beberapa hari menghasilkan kristal Cu berwarna biru dimana telah
dikomplekskan dengan oksalat. Hal ini dikarenakan Cu yang telah terkontaminasi atau
bercampur dengan air akan berwarna biru.
Pada penentuan oksalat ini digunakan teknik titrasi permanganometri. Prinsip
permanganometri ini berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi. Percobaan ini menggunakan
larutan KMnO4 yang telah distandarisasi terlebih dahulu. Kalium permanganat merupakan
oksidator kuat dalam larutan yang bersifat sebagai asam lemah netral atau basa lemah. Titrasi
harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat, karena reaksi yang terjadi tidak
bolak-balik.
Pada proses titrasi, hal pertama yang dilakukan yaitu menimbang 0,2 atau 0,3 gram
dan melarutkan ke dalam 250 ml H2SO4 0,1 M. Hal ini bertujuan agar reaksi berlangsung
dalam suasana asam. Sehingga nantinya MnO4- tereduksi menjadi Mn2+. Jika larutan dalam
keadaan netral atau sedikit basa, maka KMnO4 akan tereduksi menjadi MnO2 berupa
endapan. Alangkah baiknya pada titrasi ini, kalium permanganat yang terletak di buret
ditutup menggunakan plastik hitam. Hal ini untuk mencegah agar ion permanganat tidak
teroksidasi lebih dulu.
Titik akhir dari titrasi ini yaitu perubahan warna pada larutan yang dititrasi telah
konstan. Awalnya larutan yang berwarna biru muda, perlahan berubah menjadi warna ungu.
Jika larutan masih kembali menjadi warna biru muda, berarti membuktikan larutan masih
belum mencapai titik akhir. Pada percobaan ini, titik akhir titrasi ditandai warna biru
kehijauan. Volume permanganat yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi adalah 15
ml.
H.KESIMPULAN
Untuk penentuan anion oksalat dapat dilakukan dengan cara melakukan titrasi menggunakan
Kalium permanganat. Dimana sebelumnya, kristal Cu yang telah dikomplekskan oksalat.
DAFTAR PUSTAKA