Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

“Bronkopneumonia”
Sebagai Tugas Profesi Ners Departement Emergency

Disusun oleh:
FITRIYAWATI
180070300111064
Kelompok 3B

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS BEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
1 DEFINISI
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran
berbercak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke
parenkim paru (Brunner dan Suddarth, 2001). Bronchopneumonia adalah radang paru-paru
yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson, 1994). Dari
beberapa penngertian tersebut dapat disimpulkan,Bronkopneumonia adalah radang paru-
paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya
bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur dan benda asing
2 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan oleh
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Penyebab
Bronchopneumonia yang biasa ditemukan adalah:
1. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus,
Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium
Tuberculosis.
2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,
Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah
a) Faktor predisposisi
-usia /umur
-genetik
b) Faktor pencetus
-gizi buruk/kurang
-berat badan lahir rendah (BBLR)
-tidak mendapatkan ASI yang memadai
-imunisasi yang tidak lengkap
-polusi udara
-kepadatan tempat tinggal
3 EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) sejak 1986 sampai era 2000
an hampir 80 sampai 90 persen kematian balita akibat serangan ISPA dan pnemonia. Angka
kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan
meningkatnya umur.
Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh Pneumococcus, ditemukan pada
orang dewasa dan anak besar, sedangkan Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada
anak kecil dan bayi. Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap
tahunnya menyerang sekitar 1% penduduk amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam
bidang antibiotik, pneumonia tetap sebagai penyebab terbanyak dari kematian di Amerika.
4 KLASIFIKASI
Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia
yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi
pneumonia.
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
1. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).
2. Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial
pneumonia).
3. Pneumonia aspirasi.
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised.
2. Berdasarkan bakteri penyebab:
1. Pneumonia bakteri/tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella
pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza. Pneumonia Atipikal disebabkan mycoplasma, legionella, dan
chalamydia.
2. Pneumonia virus.
3. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).
3. Berdasarkan predileksi infeksi:
1. Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan
besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.
2. Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak
infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang
disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.
3. Pneumonia interstisial.
5 MENISFESTASI KLINIK
• Biasanya didahului infeksi traktus respiratoris atas
• Demam (390 – 400C) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang tinggi
• Anak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
dicetuskan oleh bernapas dan batuk
• Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut.
• Kadang-kadang disertai muntah dan diare
• Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, whezing.
• Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
• Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan atelektasis
absorbsi.
6 PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan pada bronkopneumonia untuk menegakkan
diagnosis diantaranya yaitu :
1. Rontgen Dada : Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi struktural; dapat
juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar
atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus).
Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih. Foto thorax bronkopeumoni
terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia
lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
2. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung,
biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini
tidak rutin dilakukan karena sukar.
3. Pemeriksaan fungsi paru. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan volume paru
mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin
meningkat dan komplain paru menurun, terjadi hipoksemia.
4. Analisa Gas Darah. Pada pemeriksaan darah ini biasanya akan didapatkan hasil
yang tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
5. Pemeriksaan radiologi yaitu pada foto thoraks, konsolidasi satu atau beberapa lobus
yang berbercak-bercak infiltrate
6. Pemeriksaan laboratorium didapati lekositosit antara 15000 sampai 40000 /mm3.
7. Hitung sel darah putih biasanya meningkat kecuali apabila pasien mengalami
imunodefiensi.
8. Pemeriksaan AGD (analisa gas darah), untuk mengetahui status kardiopulmoner
yang berhubungan dengan oksigen.
9. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, untuk
mengetahui mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok untuk menanganinya.
7 PENATALAKSANAAN
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini
tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam praktek
diberikan pengobatan polifragmasi seperti penisilin diambah dengan kloramfenikol atau
diberi antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. Pengobatan diteruskan
sampai anak bebas demam selama 4 – 5 hari.
Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi
 Bed rest
 Anak dengan sesak nafas memerlukan cairan inta vena dan oksigen (1 – 2 l/mnt).
Jenis cairan yang digunakan adalah campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9% ditambah
larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus.
 Jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu.
 Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
 Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan :
 Untuk kasus pneumonia community base :
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
- Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
 Untuk kasus pneumonia hospital base :
- Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
- Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
 Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri
 Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis/oral
 Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sesaknya berat maka pasien harus
dipuasakan.
A. Farmakologi
v Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, gentamisin.
v Pemilihan jenis antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum penderita, dan
dugaan kuman penyebab:
1. Umur 3 bulan-5 tahun,bila toksis disebabkan oleh streptokokus pneumonia, Hemofilus
influenza atau stafilokokus.Pada umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka secara
praktis dipakai : Kombinasi : penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24 jam IM, 1-2 kali
sehari dan Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari. Atau kombinasi
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam
IM/IV, 4 kali sehari atau kombinasi Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral 4 kali sehari dan
Kloramfenikol (dosis sama dengan diatas).
2. Anak –anak < 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus
pneumonia: o Penisilin prokain IM atau o Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/24 jam
oral, 4 kali sehari o Eritromisin atau o Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali
sehari. o Oksigen 1-2 L/menit. v IVFD dekstrose 5 % ½ NaCl 0,225% 350cc / 24 jam v
ASI/PASI 8 x 20cc per sonde
B. Non farmakologi
1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.
2. Simptomatik terhadap batuk.
3. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif
4. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan broncodilator.
5. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik yang
paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebabnya.
8 KOMPLIKASI
Penyakit bronkopneumonia ini selain terjadi pada dewasa, seringkali juga terjadi
bronkopneumonia pada anak. Berikut beberapa komplikasi dari penyakit
bronkopneumonia yaitu :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
2. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
3. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
6. Infeksi sitemik
9 PATOFISIOLOGI
(terlampir)
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Identitas.
2) Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
klien sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan
cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan
diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas
selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40 oC dan
kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat
menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan
awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang
kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak
asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
f. Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit
infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang
tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
h. Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
3) Pemeriksaan persistem.
a. Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
b. Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan klien sulit bernapas, pernapasan cuping
hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan
dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi
redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas
dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.
c. Sistem pencernaan.
klien malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua
yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan
dan cara pemberian makanan/cairan personde.
d. Sistem eliminasi.
klien menderita diare, atau dehidrasi,
e. Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak
atau malas minum, ubun-ubun cekung.
f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
g. Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h. Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit
kering, .
i. Sistem penginderaan.
Tidak ada kelainan.
4) Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran
ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk
preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya. Tetapi
cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk
dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :
· Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
· Luas daerah paru yang terkena.
· Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa
lobur.
Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 < 0 mmHg.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan
paru (perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO2 menurun,
sesak nafas.
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, mengigil, akral teraba panas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi
ditandai dengan nafsu makan menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor
kulit tidak elastis.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2
dengan kebutuhan oksigen ditandai dengan tidak mampu berpartisipasi dalam
kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan tanpa bantuan.
6. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh,kehilangan cairan karena berkeringat banyak, muntah atau diare.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan resiko terpajan bakteri pathogen
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Bersihan Jalan NOC: · Pastikan kebutuhan oral /
Nafas tidak efektif · Respiratory status : tracheal suctioning.
berhubungan dengan: Ventilation · Berikan O2 ……l/mnt,
· Infeksi, disfungsi · Respiratory status : metode………
neuromuskular, Airway patency · Anjurkan pasien untuk
hiperplasia dinding · Aspiration Control istirahat dan napas dalam
bronkus, alergi Setelah dilakukan · Posisikan pasien untuk
jalan nafas, asma, tindakan keperawatan memaksimalkan ventilasi
trauma selama …………..pasien · Lakukan fisioterapi dada jika
· Obstruksi jalan menunjukkan keefektifan perlu
nafas : spasme jalan nafas dibuktikan · Keluarkan sekret dengan
jalan nafas, dengan kriteria hasil : batuk atau suction
sekresi tertahan, · Mendemonstrasikan · Auskultasi suara nafas,
banyaknya mukus, batuk efektif dan suara catat adanya suara
adanya jalan nafas nafas yang bersih, tambahan
buatan, sekresi tidak ada sianosis dan · Berikan bronkodilator :
bronkus, adanya dyspneu (mampu · ………………………
eksudat di mengeluarkan sputum, · ……………………….
alveolus, adanya bernafas dengan · ………………………
benda asing di mudah, tidak ada · Monitor status hemodinamik
jalan nafas. pursed lips) · Berikan pelembab udara
DS: · Menunjukkan jalan Kassa basah NaCl Lembab
· Dispneu nafas yang paten (klien · Berikan antibiotik :
DO: tidak merasa tercekik, …………………….
· Penurunan suara irama nafas, frekuensi …………………….
nafas pernafasan dalam · Atur intake untuk cairan
· Orthopneu rentang normal, tidak mengoptimalkan
· Cyanosis ada suara nafas keseimbangan.
· Kelainan suara abnormal) · Monitor respirasi dan status
nafas (rales, · Mampu O2
wheezing) mengidentifikasikan · Pertahankan hidrasi yang
· Kesulitan berbicara dan mencegah faktor adekuat untuk
· Batuk, tidak yang penyebab. mengencerkan sekret
efekotif atau tidak · Saturasi O2 dalam · Jelaskan pada pasien dan
ada batas normal keluarga tentang
· Produksi sputum · Foto thorak dalam penggunaan peralatan :
· Gelisah batas norma O2, Suction, Inhalasi.
· Perubahan
frekuensi dan
irama nafas
2 Gangguan NOC: NIC :
Pertukaran gas · Respiratory Status : · Posisikan pasien untuk
Berhubungan dengan: Gas exchange memaksimalkan ventilasi
- ketidakseimbangan · Keseimbangan asam · Pasang mayo bila perlu
perfusi ventilasi Basa, Elektrolit · Lakukan fisioterapi dada
- perubahan membran · Respiratory Status : jika perlu
kapiler-alveolar ventilation · Keluarkan sekret dengan
· Vital Sign Status batuk atau suction
DS: Setelah dilakukan · Auskultasi suara nafas,
- sakit kepala ketika tindakan keperawatan catat adanya suara
bangun selama …. Gangguan tambahan
- Dyspnoe pertukaran pasien · Berikan bronkodilator ;
- Gangguan teratasi dengan kriteria -………………….
penglihatan hasi: -………………….
DO: · Mendemonstrasikan · Barikan pelembab udara
- Penurunan CO2 peningkatan ventilasi · Atur intake untuk cairan
- Takikardi dan oksigenasi yang mengoptimalkan
- Hiperkapnia adekuat keseimbangan.
- Keletihan · Memelihara · Monitor respirasi dan status
- Iritabilitas kebersihan paru paru O2
- Hypoxia dan bebas dari tanda · Catat pergerakan
- kebingungan tanda distress dada,amati kesimetrisan,
- sianosis pernafasan penggunaan otot tambahan,
-warna kulit abnormal · Mendemonstrasikan retraksi otot supraclavicular
(pucat, kehitaman) batuk efektif dan dan intercostal
- Hipoksemia suara nafas yang · Monitor suara nafas, seperti
- hiperkarbia bersih, tidak ada dengkur
- AGD abnormal sianosis dan dyspneu · Monitor pola nafas :
- pH arteri abnormal (mampu bradipena, takipenia,
-frekuensi dan mengeluarkan kussmaul, hiperventilasi,
kedalaman nafas sputum, mampu cheyne stokes, biot
abnormal bernafas dengan · Auskultasi suara nafas, catat
mudah, tidak ada area penurunan / tidak
pursed lips) adanya ventilasi dan suara
· Tanda tanda vital tambahan
dalam rentang normal · Monitor TTV, AGD, elektrolit
· AGD dalam batas dan ststus mental
normal · Observasi sianosis
· Status neurologis khususnya membran
dalam batas normal mukosa
· Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang persiapan
tindakan dan tujuan
penggunaan alat tambahan
(O2, Suction, Inhalasi)
· Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung
3 Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan dengan: Thermoregulasi · Monitor suhu sesering
· penyakit/ trauma mungkin
· peningkatan Setelah dilakukan · Monitor warna dan suhu kulit
metabolisme tindakan keperawatan · Monitor tekanan darah, nadi
· aktivitas yang selama………..pasien dan RR
berlebih menunjukkan : · Monitor penurunan tingkat
· dehidrasi Suhu tubuh dalam batas kesadaran
normal dengan kriteria · Monitor WBC, Hb, dan Hct
DO/DS: hasil: · Monitor intake dan output
· kenaikan suhu · Suhu 36 – 37C · Berikan anti piretik:
tubuh diatas · Nadi dan RR dalam · Kelola Antibiotik:
rentang normal rentang normal …………………
· serangan atau · Tidak ada perubahan · Selimuti pasien
konvulsi (kejang) warna kulit dan tidak · Berikan cairan intravena
· kulit kemerahan ada pusing, merasa · Kompres pasien pada lipat
· pertambahan RR nyaman paha dan aksila
· takikardi · Tingkatkan sirkulasi udara
· Kulit teraba · Tingkatkan intake cairan dan
panas/ hangat nutrisi
· Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
· Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
· Monitor hidrasi seperti turgor
kulit, kelembaban membran
mukosa)
4 Ketidakseimbangan NOC: NIC:
nutrisi kurang dari a. Nutritional status: · Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Adequacy of · Kolaborasi dengan ahli gizi
Berhubungan dengan: nutrient untuk menentukan jumlah
Ketidakmampuan b. Nutritional Status : kalori dan nutrisi yang
untuk memasukkan food and Fluid dibutuhkan pasien
atau mencerna nutrisi Intake · Yakinkan diet yang dimakan
oleh karena faktor c. Weight Control mengandung tinggi serat
biologis, psikologis Setelah dilakukan untuk mencegah konstipasi
atau ekonomi. tindakan keperawatan · Ajarkan pasien bagaimana
DS: selama….nutrisi kurang membuat catatan makanan
· Nyeri abdomen teratasi dengan indikator: harian.
· Muntah · Albumin serum · Monitor adanya penurunan
· Kejang perut · Pre albumin serum BB dan gula darah
· Rasa penuh tiba- · Hematokrit · Monitor lingkungan selama
tiba setelah · Hemoglobin makan
makan · Total iron binding · Jadwalkan pengobatan dan
DO: capacity tindakan tidak selama jam
· Diare · Jumlah limfosit makan
· Rontok rambut · Monitor turgor kulit
yang berlebih · Monitor kekeringan, rambut
· Kurang nafsu kusam, total protein, Hb dan
makan kadar Ht
· Bising usus · Monitor mual dan muntah
berlebih · Monitor pucat, kemerahan,
· Konjungtiva pucat dan kekeringan jaringan
· Denyut nadi konjungtiva
lemah · Monitor intake nuntrisi
· Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat
nutrisi
· Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
· Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
· Kelola pemberan anti
emetik:.....
· Anjurkan banyak minum
· Pertahankan terapi IV line
· Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval
5 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan: · Self Care : ADLs · Observasi adanya
· Tirah Baring atau · Toleransi aktivitas pembatasan klien dalam
imobilisasi · Konservasi eneergi melakukan aktivitas
· Kelemahan Setelah dilakukan · Kaji adanya faktor yang
menyeluruh tindakan keperawatan menyebabkan kelelahan
· Ketidakseimbang selama …. Pasien · Monitor nutrisi dan sumber
an antara suplei bertoleransi terhadap energi yang adekuat
oksigen dengan aktivitas dengan Kriteria · Monitor pasien akan adanya
kebutuhan Hasil : kelelahan fisik dan emosi
Gaya hidup yang · Berpartisipasi dalam secara berlebihan
dipertahankan. aktivitas fisik tanpa · Monitor respon kardivaskuler
DS: disertai peningkatan terhadap aktivitas (takikardi,
· Melaporkan tekanan darah, nadi disritmia, sesak nafas,
secara verbal dan RR diaporesis, pucat, perubahan
adanya kelelahan · Mampu melakukan hemodinamik)
atau kelemahan. aktivitas sehari hari · Monitor pola tidur dan
· Adanya dyspneu (ADLs) secara lamanya tidur/istirahat pasien
atau mandiri · Kolaborasikan dengan
ketidaknyamanan · Keseimbangan Tenaga Rehabilitasi Medik
saat beraktivitas. aktivitas dan istirahat dalam merencanakan
DO : progran terapi yang tepat.
· Respon abnormal · Bantu klien untuk
dari tekanan mengidentifikasi aktivitas
darah atau nadi yang mampu dilakukan
terhadap aktifitas · Bantu untuk memilih aktivitas
· Perubahan ECG : konsisten yang sesuai
aritmia, iskemia dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
· Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
· Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
· Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
· Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
· Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
· Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
· Monitor respon fisik, emosi,
sosial dan spiritual
6 Defisit Volume NOC: NIC :
Cairan · Fluid balance · Pertahankan catatan intake
Berhubungan dengan: · Hydration dan output yang akurat
· Kehilangan · Nutritional Status : · Monitor status hidrasi
volume cairan Food and Fluid ( kelembaban membran
secara aktif Intake mukosa, nadi adekuat,
· Kegagalan Setelah dilakukan tekanan darah ortostatik ),
mekanisme tindakan keperawatan jika diperlukan
pengaturan selama….. defisit volume · Monitor hasil lab yang
DS : cairan teratasi dengan sesuai dengan retensi
· Haus kriteria hasil: cairan (BUN , Hmt ,
DO: · Mempertahankan osmolalitas urin, albumin,
· Penurunan turgor urine output sesuai total protein )
kulit/lidah dengan usia dan BB, · Monitor vital sign setiap
· Membran BJ urine normal, 15menit – 1 jam
mukosa/kulit · Tekanan darah, nadi, · Kolaborasi pemberian
kering suhu tubuh dalam cairan IV
· Peningkatan batas normal · Monitor status nutrisi
denyut nadi, · Tidak ada tanda tanda · Berikan cairan oral
penurunan dehidrasi, Elastisitas · Berikan penggantian
tekanan darah, turgor kulit baik, nasogatrik sesuai output (50
penurunan membran mukosa – 100cc/jam)
volume/tekanan lembab, tidak ada · Dorong keluarga untuk
nadi rasa haus yang membantu pasien makan
· Pengisian vena berlebihan · Kolaborasi dokter jika tanda
menurun · Orientasi terhadap cairan berlebih muncul
· Perubahan status waktu dan tempat meburuk
mental baik · Atur kemungkinan tranfusi
· Konsentrasi urine · Jumlah dan irama · Persiapan untuk tranfusi
meningkat pernapasan dalam · Pasang kateter jika perlu
· Temperatur tubuh batas normal · Monitor intake dan urin
meningkat · Elektrolit, Hb, Hmt output setiap 8 jam
· Kehilangan berat dalam batas normal
badan secara · pH urin dalam batas
tiba-tiba normal
· Penurunan urine · Intake oral dan
output intravena adekuat
· HMT meningkat
· Kelemahan
7 Risiko infeksi NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko : · Immune Status · Pertahankan teknik aseptif
· Prosedur Infasif · Knowledge : · Batasi pengunjung bila
· Kerusakan Infection control perlu
jaringan dan · Risk control · Cuci tangan setiap sebelum
peningkatan Setelah dilakukan dan sesudah tindakan
paparan tindakan keperawatan keperawatan
lingkungan selama…… pasien tidak · Gunakan baju, sarung
· Malnutrisi mengalami infeksi tangan sebagai alat
· Peningkatan dengan kriteria hasil: pelindung
paparan · Klien bebas dari · Ganti letak IV perifer dan
lingkungan tanda dan gejala dressing sesuai dengan
patogen infeksi petunjuk umum
· Imonusupresi · Menunjukkan · Gunakan kateter intermiten
· Tidak adekuat kemampuan untuk untuk menurunkan infeksi
pertahanan mencegah timbulnya kandung kencing
sekunder infeksi · Tingkatkan intake nutrisi
(penurunan Hb, · Jumlah leukosit dalam · Berikan terapi
Leukopenia, batas normal antibiotik:.......................
penekanan · Menunjukkan perilaku · Monitor tanda dan gejala
respon inflamasi) hidup sehat infeksi sistemik dan lokal
· Penyakit kronik · Status imun, · Pertahankan teknik isolasi
· Imunosupresi gastrointestinal, k/p
· Malnutrisi genitourinaria dalam · Inspeksi kulit dan membran
· Pertahan primer batas normal mukosa terhadap
tidak adekuat kemerahan, panas,
(kerusakan kulit, drainase
trauma jaringan, · Monitor adanya luka
gangguan · Dorong masukan cairan
peristaltik) · Dorong istirahat
· Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
· Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia setiap
4 jam

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika.


Nanda, 2001. Diagnosis Keperawatan NANDA: Klasifikasi dan Definisi 2001-2002. Alih
Bahasa: Ani Haryani, dkk, Jakarta: PSIKO-BOZ UGM.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Prince, S.A. & Wilson L.M. 1005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi
IV.
Wong, O.L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Mcgrow Hill (1995), Perinatal/ Neonatal, USA
Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, Edisi III EGC ,Jakarta. Staf Pengajar IKA(1985),
Ilmu Kesehatan Anak UI , Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai