Anda di halaman 1dari 4

Kapita Selekta Pendidikan Islam

Dosen pengampu : Faizal Rois Fatahillah M.pd.I

Nama : I’is Lavianti.M

Kelas : PAI-C

NIM : 16110075

Kelompok 1

Pendidikan Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan Gender

A. Definisi Pendidikan HAM


Pendidikan HAM (human rights education) secara sederhana dapat diartikan sebagai
mendidik setiap individu untuk dapat memperjuangkan hak-haknya sekaligus untuk dapat
menghargai hak-hak orang lain. Sang individu diharapkan dapat membangun suatu ‘budaya
hak asasi manusia’ dan peduli dengan pembangunan sosial, budaya, dan
politik masyarakatnya, serta mengarahkan pembangunan tersebut ke arah keadilan.

B. Tujuan Pendidikan Hak Asasi Manusia


Berdasarkan Universal Declaration of Human Right tahun 1948, dikatakan bahwa
pengembanagana daan pembinaan hak asasi manusia di tempuh dengan jalan pendidikan dan
pengajaran.
Tujuan pendidikan HAM di sekolah, khususnya SD diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional dan tujuan negara. Di dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didirikan oleh para pendiri negara
bertujuan:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,dan
4. Ikut serta dalam menjaga ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.
Seluruh warga negara Indonesia sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia berhak
memperoleh perlindungan dari negara. Kewajiban negara adalah melindungi seluruh
kepentingan rakyat. Disamping memiliki hak, di sisi lain warga negara berkewajiban
memiliki loyal pada negara.Perlindungan terhadap segenap bangsa ini menjadi prasyarat
untuk mencapai tujuan memajukan kesejahteraan umum.
Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang terlindungi hak-haknya. Untuk
memenuhi hak itu negara memberikan layanan yang memenuhi hajat hidup orang banyak.
Tujuan negara untuk memajukan kesejahteraan tidak akan dapat dicapai apabila kehidupan
bangsa Indonesia tidak cerdas. Bangsa yang cerdas akan dapat hidup mandiri dan tidak
tergantung pada bangsa lain dan berbagai persoalan juga dapat terselesaikan dengan cerdas.
Bangsa yang cerdas dapat hidup berdampingan secara damai melalui upaya menjaga
ketertiban dunia. Tujuan negara tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan kesadaran
seluruh bangsa dengan suatu sistem pendidikan yang baik.
Di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penanaman nilai-nilai HAM pada anak diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semakain tinggi tingkat pemahaman anak SD
tentang HAM, diharapkan semakin tinggi pula tingkat pemahaman terhadap ajaran agama.
Demikian pula peningkatan dan penghayatan HAM dapat meningkatkan akhlak anak.
Dikatakan demikian karena akhlak itu bukan semata pengetahuan tentang moral saja, tetapi
lebih dari itu merupakan keseluruhan kepribadian anak yang ditunjukkan dalam perilaku,
sikap, dan pengetahuan tentang kebaikan berdasarkan nilai-nilai norma yang di junjung tinggi
oleh masyarakat, kebudayaan, serta ajaran agama.

C. Urgensi Pendidikan HAM


Kesadaran orang terhadap HAM sekarang ini semakin meningkat. Kesadaran
seseorang didorong oleh pemahaman, dan pemahaman ditentukan oleh pendidikan. Tingkat
pendidikan yang rendah akan memiliki pemahaman secara sempit dan dangkal terhadap
HAM. Hal ini dapat dilihat di dalam fenomena masyarakat, orang menuntut hak-haknya
secara anarkhis dan tidak menghormati hukum yang berlaku sehingga melanggar hak orang
lain. Oleh karena itu, sekarang ini HAM sudah menjadi tuntutan agar semua pihak
menghormatinya.
Pendidikan HAM sangat urgen dan perlu diberikan di sekolah mengingat beberapa
pertimbangan sebagai berikut:
1. Memudarnya nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat, seperti menghormati orang lain,
toleransi, dan kepedulian sosial,
2. Tindakan anarki yang cenderung mengarah pada perusakan dan tidak menghormati
HAM lagi,
3. Tindakan pelanggaran hukum dan HAM semakin meningkat tindakan kekerasan dan
aksi teror,
4. Pemahaman HAM di kalangan masyarakat dan penyelenggaraan masih rendah sehingga
perlu diperkenalkan sejak dini melalui pendidikan,
5. Masa depan bangsa sangat bergantung pada generasi muda, sehingga pendidikan HAM
penting untuk menyiapkan mereka agar lebih sadar HAM kelak ketika jadi warga negara, dan
6. Tuntutan HAM melalui gerakan HAM di berbagai negara mendorong kesadaran untuk
memberikan HAM sejak dini di sekolah.

C. Pengertian Gender
Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John M. echols dan
Hassan Sadhily, 1983: 256).Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak
antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.Dalam Women
Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya
membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar berperan dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik,social budaya, pertahanan dan keamanan nasional dan kesamaan dalam
menikmati hasil pembangunan tersebut.

D. Kesetaraan Gender dalam Pendidikan


Tujuan memahami gender adalah untuk memutuskan ketimpangan gender dalam rangka
meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi
bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia
agar berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,social budaya, pertahanan dan
keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut.
Terwujudnya kesetaran dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi
antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil
dari pembangunan. Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan
untuk menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan
terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki
kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya.
Kesadaran akan kesetaraan gender telah menjadi wacana public yang terbuka, sehingga
hamper tidak ada sudut kehidupan manapun yang tidak tersentuh wacana ini. Gender telah
menjadi prespektif baru yang sedang diperjuangkan untuk menjadi control bagi kehidupan
social, sejauh mana prinsip keadilan, penghargaan martabat manusia dan perlakuan yang sama
di hadapan apapun antar sesame manusia termasuk laki-laki dan perempuan.
Namun, demikian kesetaraan sepertinya samar-samar dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari.Alasannya karena prinsip-prinsip kesetaraan dijabarkan dalam konteks sosio-
historis tertentu, dan adanya bias gender (kelaki-lakian) di dalam penafsiran agama yang
selama ini didominasi oleh kaum laki-laki.

Upaya mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG), di Indonesia dituangkan


dalam kebijakan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) 1999, UU No. 25 th. 2000 tentang Program Pembangunan Nasional-PROPENAS
2000-2004, dan dipertegas dalam Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan nasional, sebagai salah satu strategi
untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?q=tujuan+pendidikan+ham&sa=X&ved=0ahUKEwi7h4Oy
n8TXAhUI3Y8KHWMdDJEQ1QIIdCgB&biw=1366&bih=662, diakses 16 November 2017

https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=662&ei=8h4OWvm0PIOAvgSi4aOgDg&q
=kesetaraan+gender+dalam+pendidikan&oq=KESETARAAN+GENDER&gs_l=psy-
ab.3.0.0i67k1j0l3j0i67k1j0l5.17049.25948.0.30059.52.34.7.0.0.0.173.4027.2j29.32.0....0...1.
1.64.psy.ab..19.30.3372.6..0i22i30k1j35i39k1j0i131k1j0i10k1j0i203k1j0i10i30k1j0i13k1j0i1
3i10k1j0i13i10i30k1j0i13i30k1j0i131i67k1.193.W5sShHWL8wM, diakses, 16 November
2017

Anda mungkin juga menyukai