Anda di halaman 1dari 68

MODUL VII

MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF DI
TK

Penulis:

Dr. RACHMA HASIBUAN, M.Kes

PRODI PG-PAUD FIP


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2011

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

A. Tujuan:
 Mendeskripsikan model-model pembelajaran yang dapat diterapkan pada
pembelajaran di kelas.
 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran tertentu.
 Menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran tertentu pada pembelajaran nyata di kelas (real teaching)

B. Pendahuluan
Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut para
guru untuk menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi di kelas. Hal ini dapat
tercipta jika para guru memahami dan menguasai beberapa model pembelajaran baik
secara teoritis maupun dari segi praktis. Adanya pembelajaran yang bervariasi
diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan aktivitas siswa dalam belajar,
supaya kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum dapat dicapai oleh siswa.
Pada modul ini akan diberikan uraian singkat tentang beberapa model-model
pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran di kelas. Model-model
pembelajaran tersebut meliputi Pengajaran Langsung (DI= Direct Instruction),
Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) dan Pengajaran Berdasarkan
Masalah (PBI=Problem Base Instruction) serta inkuiri atau belajar melalui
penemuan.
Pada modul ini juga diberikan contoh-contoh Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang menerapkan keempat model pembelajaran tersebut di
atas. Hal ini dimaksudkan untuk memberi contoh kepada para guru dalam
mengembangkan RPP di sekolah masing-masing dengan menerapkan model
pembelajaran tertentu.

C. Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang juga sering
disebut belajar melalui observasi. Arends (1997) menyebutnya sebagai teori
pemodelan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang dasar pengembangan model
pengajaran langsung John Dolard dan Neal Miller serta Albert Bandura yang
mempercayai bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara
selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya.
Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan
model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang
terlalu kompleks.
Para pakar pada umumnya membedakan pengetahuan menjadi dua yaitu,
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif adalah
pengetahuan tentang sesuatu. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Supaya ungkapan tentang
pengetahuan deklaratif dan prosedural lebih jelas marilah kita amati sebuah neraca.
Neraca apapun pasti tersusun atas bagian-bagian yang menyusunnya. Bagian-bagian
tersebut meliputi dasar atau kaki neraca, lengan neraca, piring neraca dan bagian-
bagian lain. Masing-masing bagian tersebut mempunyiai fungsi tertentu, yang pada
akhirnya mendukung fungsi neraca tersebut. Pengetahuan tentang bagian-bagian
neraca dan fungsi masing-masing bagian tersebut merupakan pengetahuan
deklaratif.
Neraca digunakan dengan prosedur atau langkah-langkah yang tepat, supaya
memberikan hasil yang akurat. Pada langkah awal menggunakan neraca kita harus
”mengenolkan” neraca tersebut, atau menyeimbangkan lengan neraca secara tepat.
Langkah selanjutnya adalah meletakkan anak timbangan yang massanya kita
prediksi hampir sama dengan massa benda yang kita timbang. Selanjutnya kita
meletakkan benda dan menemukan massa benda yang kita timbang tersebut.
Langka-langkah dalam menggunakan neraca tersebut merupakan pengetahuan
prosedural. Dalam menerapkan model pengajaran langsung hendaknya kita
menyederhanakan baik pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural
yang akan kita sampaikan kepada siswa.
Pengajaran langsung dicirikan oleh sintaks tertentu. Pada Tabel 1 berikut ini
dapat dicermati sintaks model pengajaran langsung dan peran guru pada tiap-tiap
sintaks

Tabel 1. Sintaks Model Pengajaran Langsung

Fase Peran Guru


1. Menyampaikan tujuan dan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
mempersiapkan siswa. informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan
siswa untuk belajar.

2. Mendemonstrasikan keterampilan Guru mendemonstrasikan keterampilan


(pengetahuan prosedural) atau dengan benar, atau menyajikan informasi
mempresentasikan pengetahuan tahap demi tahap.
(deklaratif)

3. Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi


bimbingan pelatihan

4. Mengecek pemahaman dan Guru mengecek apakah siswa telah


memberikan umpan balik berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik.

5. memberikan kesempatan untuk Guru mempersiapkan kesempatan


pelatihan lanjutan dan penerapan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada
situasi lebih kompleks dan kehidupan
sehari-hari.

Uraian singkat tentang pengajaran langsung diharapkan dapat diterapkan dalam


mengajarkan prosedur kerja tertentu, langkah-langkah penggunaan alat tertentu atau
materi-materi pelajaran yang sederhana dan tidak terlalu kompleks.

D. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pilihan dalam melaksanakan
pembelajaran. Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat dipilih oleh guru
dalam berinteraksi dengan siswa untuk membahas sesuatu konsep/pengetahuan. Untuk
memahami tentang konsep dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif, dapat
dicermati dalam bahasan berikut ini.
Penggunaan pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran menerapkan
pembelajaran kooperatif secara luas. Berdasarkan teori ini bahwa siswa diharapkan
menemukan kemudahan dalam memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara
saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman belajarnya. Pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) mengacu pada metode pembelajaran yang
menempatkan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam
belajar (Slavin, 1995). Lebih lanjut dikatakan bahwa banyak terdapat pembelajaran
kooperatif yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebanyakan melibatkan siswa
dalam 1 kelompok yang terdiri atas 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Slavin ini berdasar pada teori
Vygotsky, yaitu bahwa anak usia setingkat melakukan kolaborasi dengan tingkat
kesulitan berkisar dalam Zona of Proximal Development (ZPD) hasilnya lebih baik dari
pada bekerja sendiri-sendiri karena dengan kolaborasi menghasilkan perkembangan
kognitif (Moll, 1994). Kolaborasi ini dapat dilakukan dengan teman sebaya (peer
colaboration), dan dampak dialog dengan teman sebaya ini adalah terjadinya pertukaran
gagasan dengan penuh kerja sama, saling memperoleh kesempatan dan tidak otoriter.

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif


Guru perlu memperhatikan langkah-langkah, agar dapat memperoleh hasil yang
optimal. Arends (1997) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif
seperti tersaji pada tabel 2.
Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah laku Guru
Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
Menyampaikan tujuan dan memotivasi ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
siswa memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan


Menyajikan informasi jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara


Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok- membentuk kelompok belajar dan membantu
kelompok belajar setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.

Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar


Membimbing kelompok bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik


Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Sumber: Arends (1997)
Berbagai macam pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dan diteliti yang
sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Model pembelajaran kooperatif yang
paling luas dievaluasi (Slavin, 1995), seperti berikut ini.

1. Student Teams-Achievement Divisions (STAD)


Student Teams-Achievement Divisions (STAD) atau Tim Siswa-Kelompok
Prestasi. Dalam STAD (Slavin, 1995), siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis
kelamin, dan suku. Guru menyajikan pembelajaran, dan kemudian siswa bekerja di
dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi tesebut, pada
waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu.
Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu mereka sendiri, dan
poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa dapat menyamai atau melampaui
prestasi yang pernah dicapai sebelumnya. Poin tiap anggota tim ini dijumlah untuk
mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi sertifikat
atau ganjaran yang lain.

2. Team-Assisted Individualization (TAI)


Team-Assisted Individualization (TAI) atau Pengajaran individual Dibantu-Tim
(Slavin, Leavy, dan Madden, 1985) sama dengan STAD dalam penggunaan tim belajar
4-anggota-berkemampuan-campur dan diberi sertifikat untuk tim yang berkinerja tinggi.
Perbedaannya adalah bila STAD menggunakan 1 langkah pengajaran di kelas, TAI
menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual.

3. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)


Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Pengajaran
Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis CIRC (Steven dan Slavin, 1995a) adalah
suatu program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan
menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Siswa bekerja dalam 1 tim belajar
kooperatif beranggotakan 4 orang. Mereka telibat dalam serangkaian kegiatan bersama,
termasuk saling membacakan satu dengan yang lain, membuat prediksi tentang
bagaimana cerita naratif akan muncul, mereka saling membuat ikhtisar satu dengan
yang lain, menulis tanggapan terhadap cerita, dan berlatih pengejaan serta
perbendaharaan kata. Mereka juga bekerja sama untuk memahami ide pokok dan
ketrampilan pemahaman yang lain.

4. Jigsaw
Pada Jigsaw (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, dan Snapp, 1978), siswa
dikelompokkan ke dalam tim yang beranggotakan 6 orang yang mempelajari materi
akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub-bab. Sebagai misal, membahas
tentang geografis negara Indonesia dapat dibagi menjadi pengelompokan pulau dan
kepulauan di Indonesia, gunung berapi yang masih aktif dan non aktif, sungai
terpanjang atau terlebar pada setiap propinsi, laut dan lautan, selat, teluk dan
semenanjung yang ada pada setiap pulau. Setiap anggota tim membaca sub-bab yang
ditugaskan. Kemudian anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari sub-bab
yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikan sub-bab
mereka. Kemudian para siswa itu kembali ke tim asal mereka dan bergantian mengajar
teman 1 tim mereka tentang sub-bab mereka. Karena satu-satunya cara siswa dapat
belajar sub-bab lain selain dari sub-bab yang mereka pelajari adalah dengan
mendengarkan dengan sungguh-sungguh teman 1 tim mereka, mereka termotivasi untuk
mendukung dan menunjukkan minat terhadap apa yang telah dipelajari teman 1 timnya.
Modifikasi dari pendekatan ini disebut Jigsaw II (Slavin, 1994), siswa bekerja sama
dalam satu tim beranggotakan 4 atau 5 orang seperti pada STAD. Sebagai gantinya
setiap siswa ditugasi mempelajari satu sub bab dari sebuah buku, cerita singkat, atau
sebuah riwayat hidup. Sementara itu, setiap siswa ditugasi mempelajari suatu topik agar
menjadi pakar dalam topik itu. Siswa dengan topik yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikan topik tersebut. Setelah itu mereka
kembali ke tim mereka masing-masing untuk secara bergantian mengajarkan apa yang
mereka pelajari kepada teman dalam 1 tim mereka. Siswa itu diberi kuis secara
individual, yang menghasilkan skor tim seperti pada STAD.
5. Belajar Bersama atau Learning Together.
Belajar bersama atau Learning Together adalah suatu model pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh David Johnson dan Roger Johnson (1994). Model
ini melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok beranggota 4 atau 5
orang yang heterogen menangani tugas tertentu. Kelompok-kelompok tersebut
menyerahkan 1 hasil kelompok. Mereka menerima pujian dan ganjaran berdasarkan
pada hasil kelompok tersebut.

6. Penelitian Kelompok atau Group Investigation.


Penelitian Kelompok atau Group Investigation (Sharan dan Sharan, 1992)
merupakan suatu rencana organisasi kelas umum. Di dalam tatanan ini siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif (pembelajaran
kooperatif bercirikan penemuan), diskusi kelompok, dan perencanaan serta proyek
kooperatif. Setiap kelompok terdiri dari 2 sampai 6 anggota yang dibentuknya sendiri.
Setelah memilih beberapa sub topik dari sebuah bab yang sedang dipelajari seluruh
kelas, kelompok-kelompok itu memecahkan sub topik mereka menjadi tugas-tugas
individual dan melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan
kelompok. Setiap kelompok kemudian membuat presentasi atau peragaan untuk
mengkomunikasikan temuannya kepada seluruh kelas.

7. Student Teams-Achiement Divisions (STAD)


Model STAD, dapat dipilih dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif.
Metode STAD telah dikembangkan oleh Slavin (1995), siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi,
jenis kelamin, dan suku (etnis). Selanjutnya dikatakan guru menyajikan pelajaran, dan
kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu.
Di bawah ini (Slavin, 1995; Nur dan Wikandari, 2000) mengemukakan langkah-
kangkah melaksanakan model STAD dalam pembelajaran.

a. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok


Dalam 1 kelompok, masing-masing terdiri atas 4 anggota dan jika jumlah siswa
tidak habis dibagi 4, dapat pula 1 kelompok 5 anggota. Mengurutkan mereka dari atas
ke bawah berdasarkan kinerja akademik tertentu (misalnya skor tes atau Indeks Prestasi)
dan membagi daftar siswa yang telah urut itu menjadi 4. Kemudian 1 siswa dari tiap
perempatan itu sebagai anggota tiap tim, perlu dipastikan bahwa tim-tim yang
terbentuk itu berimbang menurut jenis kelamin dan asal suku.
b. Guru membuat Lembar Kegiatan siswa (LKS) dan Kuis Pendek
Untuk kepentingan diskusi kelompok pada mata pelajaran yang telah
direncanakan diajarkan, guru membuat LKS dan kuis pendek. Selama belajar kelompok
(1 atau 2 periode kelas) tugas anggota tim adalah menguasai secara tuntas materi yang
dipresentasikan guru dan membantu anggota tim mereka mengusai secara tuntas materi
tersebut. Siswa mendapat LKS atau bahan ajar lain yang dapat mereka gunakan untuk
latihan ketrampilan yang sedang diajarkan dan menilai diri mereka sendiri dan anggota
tim mereka.
Pada saat guru menjelaskan STAD kepada kelas, guru membacakan tugas-tugas
yang harus dikerjakan tim seperti di bawah ini.
1) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur tempat duduk, dan memberi
kesempatan 10 menit kepada siswa untuk memilih nama tim mereka.
2) Guru membagi LKS atau bahan ajar lain (dua set untuk tiap tim). Dalam penelitian
ini yang akan dibagikan oleh guru untuk dibahas oleh siswa dalam diskusi
kelompok adalah modul pembelajaran geografi beserta LKS kelompok.
3) Menganjurkan pada tiap-tiap tim bekerja dalam duaan (berpasangan) atau tigaan.
Apabila mereka sedang mengerjakan tugas, setiap siswa dalam satu pasangan atau
tigaan hendaknya mengerjakan tugas itu dan kemudian saling mengecek
pekerjaannya di antara teman dalam pasangan atau tigaan itu. Apabila ada siswa
yang tidak dapat mengerjakan tugas itu, teman 1 tim siswa memiliki tanggung
jawab untuk menjelaskan tugas itu.
4) Guru menekankan pada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan
belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota tim mereka dapat
menjawab/mengerjakan tugas 100% benar tugas kuis tersebut.
5) Guru memastikan siswa memahami bahwa LKS itu untuk belajar bukan untuk diisi
dan dikumpulkan. Oleh karena itu penting bagi siswa pada akhirnya diberikan
umpan balik atas tugas yang telah diselesaikan oleh kelompok.
6) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk saling menjelaskan jawaban/pekerjaan
mereka.
7) Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu
kepada 1 timnya, sebelum mengajukan kepada guru.
8) Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim, sebaiknya guru berkeliling untuk
mengamati dari dekat pada tiap tim secara bergantian.
9) Bila tiba saatnya memberikan kuis, guru membagikan kuis atau bentuk evaluasi lain
dan memberikan cukup waktu untuk dilesaikan oleh setiap individu.
10) Skor tim pada STAD didasarkan pada peningkatan skor anggota tim dibandingkan
skor yang lalu mereka sendiri.
11) Setelah guru menghitung skor untuk tiap siswa dan skor tim, maka guru
berkewajiban memberikan pengakuan prestasi tim. Tim yang berprestasi dalam
suatu topik atau pokok bahasan yang telah dibelajarkan diberi penghargaan oleh
guru. Penghargaan itu dapat berupa pujian atau bentuk yang lain.

E. Pengajaran Berdasarkan Masalah


Model pengajaran berdasarkan masalah lebih kompleks dibandingkan dua model
yang telah diuraikan sebelumnya. Model pengajaran berdasarkan masalah
mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang masalah yang
autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para siswa untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model ini juga mempunyai beberapa ciri
khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan
antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk/karya dan
memamerkan produk tersebut serta adanya kerja sama. Masalah autentik adalah
masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung jika
ditemukan penyelesaiannya. Sebagai contoh masalah autentik adalah
”bagaimanakah kita dapat memperbanyak bibit bunga mawar dalam waktu yang
singkat supaya dapat memenuhi permintaan pasar” Apabila pemecahan terhadap
masalah ini ditemukan, maka akan memberikan keuntungan secara ekonomis.
Masalah seperti ”bagaimanakah kandungan klorofil daun pada tumbuhan-tumbuhan
yang tumbuh pada tempat yang tingkat intensitas cahanyanya berbeda” merupakan
masalah akademis yang apabila ditemukan jawabannya belum dapat memberi
manfaat praktis secara langsung.
Apabila anda melihat seekor ikan yang berenang di akuarium, maka apakah
masalah autentik dan masalah akademik yang dapat dirumuskan dari pengamatan
ikan tersebut. Masalah autentik yang muncul dapat meliputi, bagaimanakah
komposisi ransum pakan ikan supaya menghasilkan pertumbuhan badan ikan yang
maksimal, atau bagaimanakah ransum pakan yang menghasilkan warna tubuh ikan
yang lebih cerah sehingga ikan tersebut lebih mahal jika dijual. Adapun masalah
akademik yang muncul meliputi bagaimanakah pengaruh suhu air terhadap
kecepatan membuka dan menutupnya insang pada ikan, bagaimanakah pengaruh
adanya zat polutan terhadap kecepatan motilitas ikan dan masalah-masalah lain yang
tidak langsung bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah autentik sangat menarik minat siswa sebagai subyek belajar, karena
terkait dengan kehidupan mereka dan bermanfaat bagi dirinya. Dengan mengangkat
masalah-masalah autentik ke dalam kelas, maka pembelajaran akan lebih bermakna.
Adapun landasan teoritik dan empirik model pengajaran berdasarkan masalah
adalah gagasan dan ide-ide para ahli seperti Dewey dengan kelas demokratisnya,
Piaget yang berpendapat bahwa adanya rasa ingin tahu pada anak akan memotivasi
anak untuk secara aktif membangun tampilan dala otak mereka tentang lingkungan
yang mereka hayati, Vygotsky yang merupakan tokoh dalam pengembangan konsep
konstruktivisme yang merupakan konsep yang dianut dalam model pengajaran
berdasarkan masalah.
Model pengajaran berdasarkan masalah juga mempunyai sintaks yang dapat
dicermati dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Sintaks Model Pengajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


Orientasi siswa kepada masalah menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.

Tahap 2 Guru membantu siswa mendefinisikan dan


Mengorganisasi siswa untuk belajar mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.

Tahap 3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan


Membimbing penyelidikan individual informasi yang sesuai, melaksanakan
maupun kelompok eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.

Tahap 4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan


Mengembangkan dan menyajikan hasil menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
karya video, dan model dan membantu mereka untuk
Tahap Tingkah Laku Guru

berbagi tugas dengan temannya.

F. Inkuiri atau Belajar Melalui Penemuan


Para siswa dapat belajar menggunakan cara berpikir dan cara bekerja para
ilmuwan dalam menemukan sesuatu. Tokoh-tokoh dalam belajar melalui penemuan
ini antara lain adalah Bruner, yang merupakan pelopor pembelajaran penemuan.
Pembelajaran penemuan merupakan suatu model pengajaran yang menekankan
pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin
ilmu, perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan suatu keyakinan
bahwa pembelajaran yang sebenarnya akan terjadi melalui penemuan pribadi. Tokoh
lain adalah Richard Suchman yang mengembangkan suatu pendekatan yang disebut
latihan inkuiri. Dengan pengajaran ini guru menyajikan kepada siswa suatu teka-teki
atau kejadian-kejadian yang menimbulkan konflik kognitif dan rasa ingin tahu siswa
sehingga merangsang mereka melakukan penyelidikan.
Tabel 4 berikut ini adalah sintaks dan tingkah laku guru dalam model belajar
melalui penemuan.
Tabel 4. Sintaks Model Belajar Melalui Penemuan

Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang
Observasi untuk menemukan memungkinkan siswa menemukan masalah.
masalah
Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah
Merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang
disajikannya.

Tahap 3 Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis


Mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya.

Tahap 4 Guru membimbing siswa untuk merencanakan peme-


Merencanakan pemecahan masalah cahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan
(melalui eksperimen atau cara lain) yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang
tepat.
Tahap 5 Selama siswa bekerja guru membimbing dan
Melaksanakan eksperimen (atau memfasilitasi.
cara pemecahan masalah yang lain)
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 6 Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang
Melakukan pengamatan dan hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan
pengumpulan data mengorganisasi data.

Tahap 7 Guru membantu siswa menganalisis data supaya


Analisis data menemukan sesuatu konsep

Tahap 8 Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan


Penarikan kesimpulan atau berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang
penemuan ingin ditanamkan.

Demikianlah sekilas uraian tentang beberapa model pembelajaran yang dapat


dipilih oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.

G. Kegiatan dan Contoh-Contoh Model Pembelajaran


Pada bagian ini akan diberikan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan keempat model pembelajaran seperti telah
diuraikan di atas. Dengan adanya contoh-contoh ini diharapkan anda dapat
menyusun RPP lain yang lebih baik sehingga dapat diselenggarakan pembelajaran di
kelas yang menarik dan berkualitas.

a. Contoh RPP Model Pengajaran Langsung

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran : Sistem Pernapasan Hewan

Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : V/1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami alat-alat tubuh bagian dalam
(organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau
membuat makanan dan dapat mengembangkan
kemampuan mengaitkan ciri-ciri makhluk hidup dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari
pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk
mencegah kepunahan.

A. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian dalam manusia (organ pernapasan,
pencernaan, dan peredaran darah)

B. Indikator
 Menjelaskan proses keluar masuknya udara pernapasan pada manusia
 Mendeskripsikan fungsi masing-masing organ pada sistem pernapasan
C. Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)

D. Model dan Metode Pembelajaran:


1. Model Pembelajaran
- Pengajaran Langsung dengan menerapkan strategi belajar menggarisbawahi.
2. Metode Pembelajaran
- Diskusi

E. Langkah Kegiatan Pembelajaran


A. Pendahuluan (5 menit)
1. Memotivasi siswa dengan menunjukkan beberapa gambar hewan ( belalang,
cacing tanah, ikan, katak, kadal dan burung). Guru bertanya kepada siswa
tentang beberapa aspek penting pada sistem pernapasan manusia yang telah
diketahui siswa. Selanjutnya guru berdiskusi dengan siswa tentang
bagaimana cara bernapas hewan-hewan pada gambar yang ditunjukkan itu.
(Fase 1)
2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai hari ini, yaitu mengetahui sistem
pernapasan beberapa hewan dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
pernapasan. (Fase 1)
B. Inti (60 menit)
1. Guru memodelkan cara menggarisbawahi bagian-bagian yang penting pada
”Buku Siswa tentang pernapasan beberapa hewan”. Pemodelan dilakukan
per halaman dan ditirukan siswa juga per halaman. (Fase 2)
2. Membimbing pelatihan awal dengan meminta satu atau
dua siswa untuk menirukan apa yang dilakukan guru, yaitu
menggarisbawahi bagian yang penting pada “Buku Siswa tentang
pernapasan beberapa hewan”pada halaman selanjutnya. (Fase 3)
3. Guru meminta semua siswa untuk menggarisbawahi
bagian-bagian penting pada ”Buku Siswa tentang pernapasan beberapa
hewan” sampai halaman yang telah ditentukan dan mengamati kebenaran
hasil kerja para siswa. Apabila ada hal-hal yang kurang tepat, guru segera
membenarkan. Hal ini dilakukan untuk mengecek pemahaman dan memberi
umpan balik. (Fase 4)
4. Pelatihan lanjutan dan penerapan tentang apa yang telah
dipelajari para siswa, diberikan oleh guru dengan cara memberi tugas kepada
para siswa untuk menjawab pertanyaan yang relevan seperti apakah alat
pernapasan pada ikan, bagaimana proses keluar-masuknya udara pernapasan
pada burung dan sebagainya. (Fase 5)
C. Penutup (15 menit)
Membimbing siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini
tentang sistem pernapasan pada beberapa hewan. Pada bagian penutup dapat juga
menugaskan siswa untuk mengerjakan beberapa soal yang relevan yang telah dibuat
oleh guru secara tertulis.

F. Sumber Pembelajaran
 Buku siswa Sains SD & MI tentang sistem pernapasan pada beberapa hewan
 Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan

G. Alat dan Bahan


 Gambar cacing, balalang, ikan, katak, kadal dan burung (untuk kegiatan
motivasi)
 Buku Kegiatan

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama


(SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.

Mengetahui: Guru Mata Pelajaran IPA


Kepala SD ..........

__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................

b.Contoh RPP Model Pembelajaran Kooperatif

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: Sistem Pernapasan Manusia

Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : V/1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami alat-alat tubuh bagian dalam
(organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau
membuat makanan dan dapat mengembangkan
kemampuan mengaitkan ciri-ciri makhluk hidup dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari
pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk
mencegah kepunahan.

A. Kompetensi Dasar
2. Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian dalam manusia (organ pernapasan,
pencernaan, dan peredaran darah)

B. Indikator
 Menjelaskan proses keluar masuknya udara pernapasan pada manusia
 Mendeskripsikan fungsi masing-masing organ pada sistem pernapasan
 Membuat prediksi/ramalan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang
dimilikinya.
 Merancang kegiatan untuk membuat model mesin pernapasan sederhana secara
mandiri atau dalam kelompok.
 Membuat suatu karya atau alat untuk memvisualisasi proses keluar masuknya
udara pernapasan pada manusia.
 Menguji coba hasil karya yang berupa model mesin pernapasan sederhana yang
telah dibuat.
 Menyempurnakan hasil karya yang berupa model mesin pernapasan sederhana
berdasarkan hasil uji coba.

C. Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)

D. Model dan Metode Pembelajaran:


1. Model Pembelajaran
- Pembelajaran Kooperatif
2. Metode Pembelajaran
- Diskusi
- Eksperimen

E. Langkah Kegiatan Pembelajaran


A. Pendahuluan (± 10 menit)

1. Memotivasi siswa dengan meminta para siswa duduk saling berhadapan


dengan temannya. Masing-masing siswa memegang dadanya sendiri sambil
mengamati dada pasangannya. Pasangan siswa tersebut diminta ambil napas
dalam-dalam, merasakan apa yang terjadi pada tubuhnya dan mengamati apa
yang terjadi pada tubuh temannya. Selanjutnya guru menanyakan beberapa
pertanyaan yang berkaitan denga kegiatan yang baru dilakukan seperti alat-
alat tubuh apakah yang terlibat pada saat bernapas, zat yang dihirup dan
dihembuskan pada saat bernapas, perubahan pada dada dan perut pada saat
menghirup dan menghembuskan napas dan pertanyaan lain yang berkaitan
dengan pernapasan. (Fase 1)
2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai hari ini, yaitu
mempelajari sistem pernapasan khususnya pada manusia. Dan melakukan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pernapasan. (Fase 1)

B. Inti (± 60 menit)

1. Guru menyajikan informasi dengan cara menjelaskan beberapa konsep yang


penting tentang sistem pernapasan pada manusia seperti yang terdapat pada
Buku Siswa tentang pernapasan pada manusia. (Fase 2)

2. Selanjutnya guru menjelaskan hal-hal penting yang berkaitan dengan Model


Mesin Pernapasan seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini. (Fase 2)

3. Guru mengelompokkan siswa. Satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Kepada
wakil masing-masing kelompok diminta mempersiapkan alat dan bahan
yang diperlukan dan selanjutnya meminta kelompok-kelompok siswa untuk
membuat Model Mesin Pernapasan. (Fase 3)

4. Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi. Bimbingan


tersebut untuk memperjelas petunjuk cara pembuatan model mesin
pernapasan secara tepat, cara mendemonstrasikan model mesin pernapasan
yang telah dibuat siswa untuk memvisualisasi proses keluar masuknya udara
pernapasan pada tubuh manusia, mengarahkan siswa dalam pengambilan
data, analisis data dan penarikan kesimpulan. (Fase 4)

5. Langkah evaluasi ditempuh guru dengan cara memberi kesempatan kepada


satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang
berupa model mesin pernapasan hasil kerja kelompok itu, demonstrasi
penggunaan model mesin pernapasan yang telah dibuat, data, analisis data
dan kesimpulan yang dibuat oleh kelompok itu. Selanjutnya guru memberi
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi presentasi tersebut.
Guru juga memberi umpan balik untuk menunjukkan model mesin
pernapasan yang benar, demonstrasi penggunaan model mesin pernapasan
yang tepat, data, analisis dan kesimpulan yang seharusnya diperoleh
kelompok kerja siswa. Guru juga memberi penguatan pada akhir langka
evaluasi tersebut. (Fase 5)

6. Langkah memberi penghargaan ditempuh dengan cara memberi pujian


kepada kelompok yang hasil kerjanya baik dari aspek akademik maupun
kerja sama antar anggota kelompok. (Fase 6)

C. Penutup (10 menit)

Membimbing siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini


tentang proses keluar masuknya udara pernapasan pada tubuh manusia. Pada bagian
penutup dapat juga menugaskan siswa untuk mengerjakan beberapa Lembar
Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan.

F. Sumber Pembelajaran
 Buku siswa Sains SD & MI tentang sistem pernapasan pada manusia
 Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan

G. Alat dan Bahan


Pertemuan Pertama
 2 balon karet (1 besar, 1 kecil)
 sedotan limun
 selotip
 gunting
 botol plastik/kaca kecil, jernih (transparan) yang dasarnya terpotong
 plastisin
 Buku Kegiatan
Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama


(SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata


Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.

Mengetahui: Guru Mata Pelajaran IPA


Kepala SD ..........
__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................

c. Contoh RPP Model Pengajaran Berdasarkan Masalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran : Fungsi Masker Hidung

Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : V/1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami alat-alat tubuh bagian dalam
(organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau
membuat makanan dan dapat mengembangkan
kemampuan mengaitkan ciri-ciri makhluk hidup dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari
pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk
mencegah kepunahan.

A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian dalam manusia (organ pernapasan,
pencernaan, dan peredaran darah)
B. Indikator
 Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernapasan manusia,
misalnya menghirup udara tercemar, terinfeksi oleh kuman.
 Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sistem
pernapasan.
 Memelihara kesehatan alat pernapasan.
 Menyajikan informasi menggunakan diagram/gambar tentang perbandingan
sistem pernapasan yang sehat dan kurang sehat.

C. Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran (2 x pertemuan)

D. Model dan Metode Pembelajaran:


1. Model Pembelajaran
- Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
2. Metode Pembelajaran
- Pengamatan
- Diskusi
- Eksperimen

E. Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
A. Pendahuluan (± 10 menit)

1. Memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar polisi lalu lintas


menggunakan masker penutup hidung pada saat kerja di jalan raya. meminta
para siswa untuk menemukan fungsi masker hidung. (Tahap 1)

2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai hari ini, yaitu


mengetahui fungsi dan cara kerja masker hidung dalam menjaga kesehatan
pernapasan. (Tahap 1)

3. Selanjutnya guru mengorientasikan siswa pada masalah otentik yang harus


dipecahkan. Masalah tersebut adalah apakah fungsi dan bagaimana kerja
masker hidung dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan. Guru
menugaskan siswa untuk membaca buku-buku yang mendukung pemecahan
masalah otentik tersebut. (Tahap 1)

B.Inti (± 60 menit)

1. Guru mengorganisasikan siswa dalam beberapa kelompok kerja untuk


melaksanakan penyelidikan tentang fungsi dan cara kerja masker hidung.
Guru dapat menjelaskan lebih rinci beberapa alternatif kegiatan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah otentik tersebut. (Tahap 2)
2. Guru memberi bimbingan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan.
Bimbingan tersebut meliputi pengumpulan informasi yang berkaitan dengan
sistem pernapasan pada manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti yang telah dipelajari sebelumnya, kegiatan penyelidikan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah otentik yang ditetapkan, alat dan
bahan yang diperlukan, prosedur kerja yang akan ditempuh, gambaran data,
analisis data, dan kesimpulan yang akan diperoleh. (Tahap 3)
3. Selanjutnya guru meminta siswa untuk melaksanakan tugas pemecahan
masalah tersebut di rumah dalam kurun waktu satu minggu. (Tahap 3)
C. Penutup (15 menit)
Membimbing siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini
dan mengingatkan kembali akan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.

Pertemuan Kedua
A. Pendahuluan (5 menit)
1. Guru mengingatkan tugas yang harus diselesaikan para siswa pada minggu
yang lalu, dan meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing.
2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu akan
menindaklanjuti hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan.
B. Inti (70 menit)
1. Selanjutnya guru meminta para siswa menyajikan hasil karyanya dengan
cara memajang laporan kegiatan yang telah disusunnya di dinding kelas atau
di papan tulis. Selain pajangan laporan, kepada tiap-tiap kelompok juga
diminta untuk mendemonstrasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk
memecahkan masalah yang dipecahkan. Guru mengorganisasikan supaya
pada saat satu kelompok berdemonstrasi, kelompok lain dapat menyaksikan
dengan seksama. Diusahakan semaksimal mungkin kelompok dapat
berdemonstrasi. (Tahap 4)
2. Pada setiap demonstrasi dan penyajian laporan hasil kerja kelompok,
dilakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Pada setiap
kelompok yang presentasi diberi komentar oleh kelompok lain dan umpan
balik oleh guru. Komentar dan umpan balik berupa refleksi dan evaluasi
pada penyelidikan yang dilakukan, langkah-langkah kerja yang ditempuh,
data/hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dihasilkan/jawaban masalah
otentik yang dipecahkan. Selanjutnya diberikan penguatan oleh guru tentang
fungsi masker penutup hidung, pentingnya penggunaan masker pada saat
berada di udara penuh debu, dan kaitannya dengan fungsi rambut-rambut
hidung dalam melindungi kesehatan alat pernapasan kita. (Tahap 5)
C. Penutup (5 menit)
Para siswa dibimbing untuk menyimpulkan butir-butir penting
pembelajaran hari ini tentang gangguan pernapasan pada manusia dan cara-
cara melindunginya. Pada penutup guru juga dapat memberi tugas kepada
siswa untuk mengerjakan Lembar penilaian yang berisi butir-butir soal
relevan.

F. Sumber Pembelajaran
 Buku–buku penunjang pemecahan masalah
 Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal terkait

G. Alat dan Bahan


 Alat dan bahan yang dikembangkan sendiri oleh kelompok untuk
memecahkan masalah otentik yang ditetapkan
 Alat dan bahan yang disarankan meliputi arang, serbuk kayu, kapur tulis, batu
bata, palu penumbuk, sekop, berbagai jenis masker dari kain.

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata


Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.

Mengetahui: Guru Mata Pelajaran IPA


Kepala SD ..........
__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................

d.RPP Model Belajar Melalui Penemuan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: Fungsi dan Struktur Daun

Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : IV/1

A. Kompetensi Dasar
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya

B. Indikator
 Menjelaskan struktur daun
 Mendeskripsikan fungsi daun

C. Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)

D. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model Pembelajaran
- Belajar Melalui Penemuan
2. Metode Pembelajaran
- Diskusi
- Eksperimen

E. Langkah Kegiatan Pembelajaran


A. Kegiatan Awal
Guru menunjukkan daun bayam, dan menanyakan bagian tumbuhan apakah itu?
Apa manfaatnya bagi manusia? Apa pula manfaatnya bagi tumbuhan? (Tahap 1)
B. Kegiatan Inti
Guru mengawali kegiatan inti dengan membantu siswa merumuskan pertanyaan
sebagai berikut. (Tahap 2)

Bagaimanakah struktur daun dan apa fungsi daun bagi tumbuhan?

Guru meminta siswa untuk mengemukakan jawaban sementara atas pertanyaan


yang telah dirumuskan tersebut. (Tahap 3).
Selanjutnya guru membimbing para siswa untuk melakukan penyelidikan
supaya menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan. (Tahap 4)

KEGIATAN : Menyelidiki Struktur Daun


Mintalah siswa mengamati daun membaca buku pelajarannya untuk mempelajari
struktur daun. Untuk memandu diskusi, guru dapat juga menayangkan gambar struktur
(Tahap 5)
Guru membimbing siswa mengumpulkan data dengan cara meminta siswa untuk
menggambarkan struktur daun dan memberinya penjelasan yang diperlukan (Tahap 6)
Guru membimbing siswa untuk menganalisis data yang diperoleh untuk menemukan
struktur daun dan fungsinya bagi tumbuhan. (Tahap 7)
Di akhir diskusi bimbinglah siswa untuk menemukan struktur daun dan fungsinya
sebagai berikut. (Tahap 8)

Gambar Struktur Daun, lapisan-lapisan daun dari atas ke bawah adalah sebagai
berikut:
- Epidermis merupakan lapisan terluar yang melindungi lapisan yang ada di
dalamnya
- Palisade merupakan tempat terjadinya fotosintesis karena mengandung klorofil
- Bunga karang/sponsa (pada beberapa tempat terdapat tulang daun) berfungsi
untuk menjebak gas-gas pernapasan di dalam rongganya, juga tempat daun
mendapat bahan dasar untuk fotosintesis dan hasil-hasil fotosintesis
- Epidermis bawah (pada beberapa tempat terdapat stomata) dapat digunakan untuk
pertukaran gas-gas pernapasan.
C. Penutup
Tutuplah kegiatan pembelajaran dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan yang
relevan yang dapat dijawab secara lisan naupun tertulis.

F. Sumber Pembelajaran
 Buku siswa Sains SD & MI tentang struktur dan fungsi daun
 Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan

G. Alat dan Bahan


daun bayam
kantong plastik transparan
daun tumbuhan yang baru di petik/segar
air
karet gelang
obat nyamuk
korek api
jarum pentul
gambar penampang melintang daun

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama


(SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.

Mengetahui: Guru Mata Pelajaran IPA


Kepala SD ..........

__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................

D. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Apabila anda mengajarkan cara penggunaan termometer pada siswa anda model
pembelajaran apakah yang sesuai untuk diterapkan? Berikan penjelasan!
2. Bagaimanakah karakter materi pelajaran yang cocok untuk diajarkan menggunakan
model pengajaran langsung?
3. Deskripsikan teori-teori yang melatarbelakangi model pembelajaran kooperatif.
4. Karakteristik materi ajar yang bagaimanakah yang cocok diajarkan menggunakan
model pengajaran berdasarkan masalah
5. Deskripsikan beberapa tipe model pembelajaran kooperatif.
6. Deskripsikan sintaks model belajar melalui penemuan!
7. Bagaimanakah karakter materi pelajaran yang cocok diajarkan menggunakan model
belajar melalui penemuan?
8. Deskripsikan teori-teori yang melatarbelakangi model belajar melalui penemuan.
9. Manfaat-manfaat penting apa sajakah yang dapat diperoleh oleh siswa anda bila
anda mengajar mereka dengan model pembelajaran kooperatif?
10. Tuliskan perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe Jigsaw!

II. Latihan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


1. Buatlah skenario pembelajaran untuk materi perkembangbiakan vegetatif pada
tumbuhan dengan menerapkan model-model pembelajaran sebagai berikut.
a. Pengajaran Langsung
b. Pembelajaran Kooperatif
c. Pengajaran Berdasarkan Masalah
d. Belajar Melalui Penemuan

2. Buatlah skenario dengan materi dan model pembelajaran sesuai dengan karakteristik
siswa anda!

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata


Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.

Ibrahim, M., Fida R., Mohamad Nur dan Ismono, 2005, Pembelajaran Kooperatif,
Surabaya: PSMS UNESA.

Ibrahim, M., dan M..Nur, 2005, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: PSMS
UNESA

Kardi, S., dan M.Nur, 2004, Pengajaran Langsung, Surabaya: PSMS UNESA
SUPLEMEN
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF DI
TK

PRODI PG-PAUD FIP


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2011

MODEL PEMBELAJARAN DI PAUD


Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan
proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi
dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
Adapun komponen model pembelajaran meliputi : konsep, tujuan pembelajaran,
materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik
evaluasi. Penyusunan model pembelajaran di PAUD didasarkan pada silabus yang
dikembangkan menjadi perencanaan semester, rencana kegiatan mingguan (RKM), dan
Rencana kegiatan harian (RKH). Dengan demikian model pembelajaran merupakan
gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan rencana
kegiatan harian. Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD
diantaranya adalah :
1. Model Pembelajaran Klasikal,
2. Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman,
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-Sudut Kegiatan,
4. Model Pembelajaran Area, dan
5. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra.
Model-model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-
langkah yang relatif sama dalam sehari, yaitu kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti,
istirahat/makan, dan kegiatan akhir/penutup.
Kegiatan pendahuluan : adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan
untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti : merupakan proses untuk
mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi,
eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah : kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa
menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.
Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang
sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas (secara klasikal).
Model pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan di PAUD,
dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang
memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan
pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan. Oleh karena
itu dalam buku ini tidak dibahas secara khusus model pembelajaran klasikal.
Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan PAUD di
Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah
banyak PAUD yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman,
adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok,
biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok
melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus
menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam
pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih
cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di
kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak
tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru
yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan
alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema
yang dibahas.
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut
kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model
pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering
diganti, disesuaikan dengan tema dan sub tema yang dibahas.
Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada
anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.
Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan
menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi
setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga
dalam proses pembelajaran.
Perkembangan terakhir tentang model pembelajaran di PAUD adalah model
pembelajaran berdasarkan sentra yang mempunyai ciri utama yaitu pemberian pijakan
(scaffolding) untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep
densitas dan intensitas bermain. Model pembelajaran ini adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di
sentra bermain dan pada saat anak dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan
dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan setelah bermain.
Pijakan ini diberikan untuk mencapai perkembangan anak yang lebih tinggi. Sentra
bermain dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan
lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis
bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran, dan bermain
pembangunan (konstruktif, yaitu membangun pemikiran anak), sedangkan saat
lingkaran dilakukan guru untuk memberikan dukungan kepada anak yang dilakukan
sebelum dan sesudah bermain. Pelaksanaan model pembelajaran terakhir ini sekarang
masih berada pada tahap rintisan yang masih dilaksanakan oleh beberapa TK yang
diperkirakan memungkinkan, karena model ini membutuhkan persiapan yang cukup
matang dengan sarana bermain yang lebih lengkap. Masing-masing model pembelajaran
memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh
sebab itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan digunakan dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia,
serta faktor pendukung lainnya.
Berikut ini akan dijelaskan secara lebih rinci, masing-masing model pembelajaran
diatas, mulai dari model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman, model
pembelajaran kelompok berdasarkan sudut kegiatan, model pembelajaran berdasarkan
area, dan model pembelajaran berdasarkan sentra.

A. MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DENGAN KEGIATAN


PENGAMAN

Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman merupakan pola


pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan
yang berbeda-beda. Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari
pada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat,
anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman.

1. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta
didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu
pencapaian pembelajaran yang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan kelas adalah :
- Penataan perabot di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
- Pengelompokkan meja dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada
waktu mengikuti kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga
duduk di tikar/karpet.
- Dinding dapat digunakan untuk menempelkan sarana yang dipergunakan sebagai
sumber belajar dan hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehingga
dapat mengganggu perhatian anak.
- Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan
fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai
seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur
kembali peralatan dan sebagainya.
Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat
berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik.

2. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kelompok dengan kegiatan
pengaman menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan/Awal
Kegiatan pendahuluan/awal dilaksanakan secara klasikal artinya kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan
kegiatan yang sama dan sifatnya pemanasan, misalnya berdiskusi dan tanya jawab
tentang teman dan sub teman atau pengalaman yang dialami anak. Jika pada
waktu diskusi terjadi kejenuhan diharapkan guru membuat variasi kegiatan,
misalnya kegiatan fisik/motorik atau permainan yang melatih pendengaran anak.
b. Kegiatan Inti
Sifat dari kegiatan ini adalah kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan
dan sosial emosi anak. Kegiatannya terdiri dari bermacam-macam kegiatan
bermain yang dipilih dan disukai anak agar dapat bereksplorasi, bereksperimen,
meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi, memunculkan inisiatif,
kemandirian dan kreativitasnya serta dapat membantu dan mengembangkan
kebiasaan bekerja yang baik. Pada kegiatan ini anak terbagi beberapa kegiatan
kelompok, artinya dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok
anak melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Pengorganisasian anak saat kegiatan
pada umumnya dengan kegiatan kelompok, namun ada kalanya diperlukan
menggunakan kegiatan klasikal maupun individual.
Sebelum anak dibagi menjadi kelompok, guru menjelaskan kegiatan atau
hal-hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing kelompok secara klasikal.
Pada kegiatan inti dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru
bersama anak dapat memberi nama masing-masing kelompok. Anak diberi
kebebasan untuk memilih kegiatan yang ada pada kelompok yang diminatinya dan
tempat yang disediakan. Semua anak hendaknya secara bergantian mengikuti
kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh guru. Setelah anak dapat mengikuti
secara teratur, maka anak boleh memilih kegiatan sendiri dengan tertib.
Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada
temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat,
anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman. Fungsi kegiatan
pengaman adalah :
1. Sebagai tempat kegiatan anak yang telah menyelesaikan tugasnya lebih cepat
sehingga tidak mengganggu teman lain.
2. Untuk memotivasi anak agar cepat menyelesaikan tugasnya.
3. Untuk mengembangkan aspek emosional, sosial, kemandirian, kerja sama dan
kreativitas anak.
Sebaiknya alat-alat yang disediakan pada kegiatan pengaman lebih
bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan teman atau sub tema yang
dibahas. Pada waktu kegiatan kelompok berlangsung, guru tidak berada di satu
kelompok saja melainkan juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan walaupun peserta didik tersebut berada di kelompok lain.
c. Istirahat/Makan
Kegiatan ini kadang-kadang dapat digunakan untuk mengisi
indikator/kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan
makan, misalnya tata tertib makan, jenis makanan bergizi, rasa sosial dan
kerjasama. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersisa dapat digunakan
untuk bermain dengan alat permainan di luar kelas yang bertujuan
mengembangkan fisik/motorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang,
guru dapat menambah sendiri waktu istirahat dengan tidak mengambil waktu
kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelum kegiatan awal atau sesudah kegiatan
penutup.
d. Penutup
Kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan penutup menenangkan anak dan
diberikan secara klasikal, misalnya membaca cerita dari buku, pantomime,
menyanyi, atau apresiasi musik dari berbagai daerah.
Kegiatan ini diakhiri dengan tanya jawab mengenai kegiatan yang
berlangsung, sehingga anak memaknai kegiatan yang dilaksanakan.

3. Penilaian
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru hendaknya mencatat
segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap
perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan
bagi keperluan penilaian.
4. Contoh Pelaksanaan Kegiatan Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman

a. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) BERBAHASA


- Menyebutkan warna bendera
- Bercakap-cakap tentang lambang Negara
PEMBIASAN - Bercakap-cakap tentang Bapak Presiden
- Menyebutkan ciptaan Tuhan yang - Bercakap-cakap tentang Wakil Presiden
berkaitan dengan tema - Menyebutkan macam-macam suku
- Bercakap-cakap tentang makanan betawi
- Bercakap-cakap tentang ibukota Negara
TEMA : TANAH AIRKU - Bercakap-cakap tentang lagu kebangsaan
- Bercakap-cakap tentang lagu wajib
Kelompok : A - Menyebutkan yang berawalan
SENI
- Menggambar bebas dengan cat
3 Minggu - Bercakap-cakap tentang kota tempat tinggal
air - Menceritakan kembali cerita
- Mewarnai bentuk suasana kota - Melakukan 3 perintah sederhana
- Mencipta bentuk dengan balok - Bercerita menggunakan kata ganti aku, saya
- Mencipta bentuk dengan korek api - Bercerita tentang gambar yang disediakan
- Mencocok bentuk bendera - Menjawab pertanyaan dari beberapa tema
- Melukis dengan jari - Menceritakan pengalaman/kejadian sederhana
- Bertepuk tangan dengan dua pola
- Senam sehat ceria 1 dan 2 FISIK/MOTORIK
- Senam tasya KOGNITIF
- Menarik garis lengkung kanan dan kiri
- Menyanyi lagu mandi, api dan - Menyebut urutan bilangan 1 - 10
- Melipat perahu, bunga
anak gembala - Melingkari gambar yang tidak sama
- Melipat kucing, cangkir
- Mengucapkan sajak - Menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda
- Menarik garis pada gambar bendera
- Menyanyi lagu renang - Percobaan benda-benda dimasukkan ke dalam air
- Menggunting bentuk bintang
- Membatik dengan lilin - Demonstrasi mencoba dan membedakan rasa air teh, kopi, susu,
- Membuat segi empat
- Mencocok bentuk burung Garuda jeruk, sirup, permen, nano, sugus
- Berdiri atas satu kaki selama 10 detik
- Menggambar bebas dengan - Mengenal nama-nama hari dalam satu minggu dan satu bulan
- Berjalan berjinjit
krayon - Mengisi wadah dengan air
- Merayap dan merangkak
- Mewarnai bentuk monas - Mengerjakan maze dua jalan
- Menirukan gerakan tanaman terkena
- Mewarnai gambar suasana desa - Menyusun kepingan puzzle
angin
- Menganyam tikar - Mengenal kumpulan benda yang sama jumlahnya dan yang tidak
- Membuat lingkaran
sama
- Membuat segitiga
- Demonstrasi mencoba dan membedakan bau parfum, sabun,
- Menarik garis lengkung
shampo, minyak urang-aring
- Permainan kucing dan tikus
- Menyebutkan kembali benda yang baru dilihatnya
- Menjiplak bentuk kupu-kupu
- Menjala ikan
- Meloncat dari bangku
- Melambungkan dan menangkap kantong
biji
b. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Kelompok : A
Semester/Minggu : II/13
Tema/Sub Tema : Tanah Airku
Hari/Tanggal : …………, …………2011
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB

Penilaian Perkembangan
Alat/Sumber
Indikator Kegiatan Pembelajaran Anak
Belajar
Alat/Teknik Hasil
Melaksanakan tata tertib Berbaris menyanyi lagu Tamborin Observasi
yang ada di sekolah anak-anak
A. Kegiatan Awal (± 30
menit)
Akhlak sikap dan - Bernyanyi, berdoa, Lagu anak Observasi
perilaku salam
Menceritakan - Berbagi pengalaman Observasi
pengalaman/kejadian
secara sederhana
Menjawab pertanyaan - Tanya jawab tentang Gambar macam- Percakapan
tentang keterangan atau suku bangsa yang dekat macam suku
informasi secara anak bangsa di
sederhana Indonesia
Mengikuti berbagai - Pemberian tugas Jala ikan Unjuk kerja
macam permainan bermain menjala ikan

B. Kegiatan Inti (± 60
menit)
Mengenal kasar-halus, Pemberian tugas memberi Lembar kerja Penugasan
berat-ringan, panjang- lingkaran pada gambar yang
pendek, jauh-dekat, lebih banyak.
banyak-sedikit, sama-
tidak sama.
Menggambar bebas Pemberian tugas Buku/kertas, cat Hasil karya
dengan berbagai media menggambar bebas dengan air
(pensil warna, crayon, cat air
arang dan lain-lain)
Menjiplak dan meniru Pemberian tugas menarik Buku/kertas, Hasil karya
membuat garis tegak, garis tegak dan datar pada pensil warna
datar, miring, lengkung gambar bendera
dan lingkaran

C. Istirahat/Makan (± 30
menit)
Menyebutkan kata-kata Pemberian tugas Kartu kata Percakapan
yang mempunyai suku menyebutkan suku
Penilaian Perkembangan
Alat/Sumber
Indikator Kegiatan Pembelajaran Anak
Belajar
Alat/Teknik Hasil
Kata awal yang sama, Kata yang berawalan “ba..” Gambar
misalnya : kaki, kali, atau
suku kata akhir yang
sama, misalnya : nama,
sama, dan lain-lain.
Akhlak sikap dan Bercerita tentang “suku Buku cerita Observasi
perilaku bangsa” , bercakap-cakap
ttg kegiatan satu hari tsb,,
bernyanyi, berdoa, salam,
pulang.

…….., ………..2011
Mengetahui, Guru Kelompok A,
Kepala TK………………..

……………………….. ……………………..

Keterangan :
- Penilaian :
 = berkembang sangat baik (melebihi standar)
√ = berkembang sesuai harapan (sesuai standar)
o = masih perlu bimbingan (kurang dari standar)
- Penggunaan alat/sumber belajar disesuaikan
kebutuhan dan kondisi setempat.
c. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kelompok : A
Semester/Minggu : II/13
Tema/Sub Tema : Tanah Airku
Hari/Tanggal : ……, ………..2011.
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB

Indikator :
- Melaksanakan tata tertib yang ada di sekolah (Pembiasaan)
- Akhlak sikap dan perilaku (Pembiasaan)
- Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana (Bhs)
- Menjawab pertanyaan tentang keterangan atau informasi secara sederhana (Bhs)
- Mengikuti berbagai macam permainan (Fis/Mot)
- Mengenal kasar-halus, berat-ringan, panjang-pendek, jauh-dekat, banyak-sedikit,
sama-tidak sama (Kog)
- Menggambar bebas dengan berbagai media, misalnya pensil warna, crayon, arang dan
lain-lain (Seni)
- Menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung, dan lingkaran
(Fis/Mot)
- Menyebutkan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama, misalnya : kaki,
kali, atau suku kata akhir yang sama, misalnya : nama, sama, dan lain-lain (Bhs)

1. Kegiatan Sebelum Masuk Sekolah


Anak yang datang berjabatan tangan dengan guru-guru dan teman-temannya
sambil mengucapkan salam, lalu anak menyimpan tas di tempat yang telah disediakan
di depan kelas dengan tanda pengenal photo yang bertempel di loker masing-masing.
Sebelum masuk kelas, anak-anak berbaris dan menyanyikan lagu “Selamat
Pagi”, (lagu lain yang sesuai) kemudian diajak mengelilingi halaman dengan diiringi
tepuk tangan/perkusi di depan pintu kelas, kemudian dilanjutkan dengan nyanyian
yang menggembirakan anak.

2. Kegiatan Pendahuluan/Awal (30 menit)


Anak-anak diajak duduk di lantai dengan alas karpet/tikar/plastik sambil
bernyanyi “Aku anak Indonesia” (lagu lain yang sesuai untuk pengkondisian)
diteruskan dengan doa untuk memulai kegiatan, guru memberi salam. Anak-anak
diajak bercerita atau berbagi pengalaman yang ditanggapi oleh beberapa temannya.
Anak-anak diperkenalkan hari, tanggal, bulan dan tahun dengan cara
memasukkan angka tanggal pada kantong-kantong bulan yang telah disediakan.
Selanjutnya membicarakan tema/sub tema. Anak-anak melakukan permainan
“menjala ikan” (kegiatan fisik/motorik) di luar kelas. Jika tidak dimungkinkan, dapat
juga dilakukan di dalam kelas
Dalam permainan ini anak-anak diajak membuat lingkaran besar kemudian
bergerak menjala ikan yang berada di lingkaran kecil dengan cara maju ke depan dan
sambil menyanyi :
“Lingkaran besar lingkaran besar,
lingkaran besar.
Lingkaran kecil, lingkaran kecil
Lingkaran kecil
Selanjutnya anak-anak berlarian untuk mencari dan mendapatkan gandengan
tangan dengan teman-temannya. Anak yang tidak mendapatkan gandengan itu
sebagai ikan yang dijala oleh teman lain, dan kemudian ikan tersebut diserahkan
kepada guru. Demikian permainan tersebut diulang-ulang dan setiap anak yang tidak
mendapat gandengan berperan sebagai ikan yang dijala. Setelah selesai bermain
menjala ikan, lalu anak-anak disuruh minum dan masuk kelas kembali (kegiatan
tersebut mengenalkan bermacam-macam permainan kepada anak dan
mengembangkan fisik/motorik).
3. Kegiatan Inti (60 menit)
Pertama-tama guru menjelaskan pekerjaan yang akan dilakukan oleh anak-
anak, kemudian anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri atas ± 5 anak (sesuai kondisi kelas). Anak-anak diberi kebebasan untuk
memilih kelompoknya. Secara rinci, tugas yang harus dikerjakan anak-anak pada
masing-masing kelompok adalah sebagai berikut.
Kelompok I : Melingkari jumlah gambar bendera yang lebih banyak
Alat yang digunakan adalah pensil warna dengan kertas yang
sudah ada gambar bendera yang terbagi menjadi tiga kolom.
Kolom pertama jumlah bendera 3, kolom kedua 5, kolom 7.
Anak-anak mewarnai bendera merah putih lalu melingkari
jumlah yang paling banyak (mengenalkan konsep banyak
sedikit).
Kelompok II : Menggambar bebas
Alat yang digunakan adalah cat cair dengan menggunakan
cotton bud (kapas pembersih telinga). Anak-anak bebas
mengekspresikan lukisannya di atas buku/kertas polos
(mengembangkan kreativitas anak).
Kelompok III : Menarik garis tegak dan garis datar
Alat yang digunakan adalah pensil berwarna dengan kertas yang
sudah ada gambar bendera (melatih motorik halus anak).

Setelah selesai melakukan kegiatan pada kelompoknya, anak-anak bebas


meneruskan/berpindah ke kelompok lain untuk mengerjakan tugas yang ada di
kelompok tersebut. Hasil kerja anak, dikumpulkan untuk dinilai guru. Hasil kerja
anak dapat dipajang, dapat juga disimpan di dokumen portofolio masing-masing.
Anak-anak yang telah menyelesaikan kegiatan lebih awal di kelompoknya,
dapat pindah ke kelompok yang lain, tetapi ada beberapa anak yang tidak mendapat
tempat, maka anak tersebut masuk ke kegiatan pengaman. Di dalam kegiatan
pengaman terdapat balok-balok kayu, boneka, tas, alat-alat dapur dari kayu, lego dan
lain-lain.

4. Istirahat/Makan (30 menit)


Setelah kegiatan inti selesai anak-anak diajak duduk di lantai dan bernyanyi
“sebelum makan”. Sebelum makan, anak-anak mencuci tangan terlebih dahulu
dengan sabun. Setelah berkumpul di dalam kelas, anak-anak berdoa sebelum makan
bersama yang disediakan sekolah atau makanan yang dibawa masing-masing.
Selesai makan, anak-anak bermain didalam atau diluar kelas dengan
menggunakan fasilitas permainan yang tersedia.

5. Kegiatan Penutup (± 30 menit)


Setelah waktu istirahat selesai, anak-anak berkumpul di tempat pertemuan pagi.
Guru mengajak anak-anak bernyanyi (untuk pengkondisian kegiatan penutup).
Kegiatan selanjutnya, anak-anak berkumpul di karpet/tikar/plastik untuk
menyebutkan kata yang bersuku kata awal “ba…” dengan cara guru menunjukkan
gambar, misalnya ba…pak, ba…ju, dan sebagainya, kemudian anak mendengarkan
guru bercerita tentang “Suku bangsa”. Dalam bercerita, guru menggunakan buku
bergambar yang ditunjukkan kepada anak-anak (menambah kosa kata).
Terakhir guru menanyakan kembali kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-
anak mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan penutup, kemudian guru mengajak
anak-anak bernyanyi, berdoa, dan mengucapkan salam. Setelah itu, anak-anak diajak
berjalan/berbaris menuju ke luar ruangan dan bersalaman, kemudian pulang.
B. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN SUDUT-SUDUT KEGIATAN

Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut


kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang mirip dengan model
pembelajaran area, karena memperhatikan minat anak. Jumlah sudut yang digunakan dalam
satu hari bersifat luwes sesuai dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2 sampai
5 sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan 1 sudut lebih dari 1 kegiatan. Alat-alat yang
disediakan pada sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti,
disesuaikan dengan teman atau sub tema yang dibahas.
Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah :
a. Sudut ke Tuhanan
Alat-alat yang ditempatkan adalah maket tempat ibadah, peralatan ibadah, gambar-
gambar, dan alat lainnya yang sesuai dengan keagamaan.
b. Sudut Keluarga
Alat-alat pada sudut keluarga terdiri dari kursi tamu, meja makan, peralatan dapur,
peralatan ruang kamar tidur, boneka berbagai jenis, dan peralatan lain di ruang tamu.
c. Sudut Alam Sekitar dan Pengetahuan
Alat-alat pada sudut alam sekitar dan pengetahuan terdiri dari akuarium, meja/rak
untuk benda-benda obyek pengetahuan, kulit kerang biji-bijian, batu-batuan, kaca
pembesar, timbangan, magnet dan alat-alat untuk menyelidiki alam sekitar.
d. Sudut Pembangunan
Alat-alat yang ditempatkan pada sudut ini adalah alat-alat untuk permainan
konstruksi, seperti balok, keping geometri, alat pertukangan, dan miniature/model
berbagai jenis kendaraan.
e. Sudut Kebudayaan
Alat-alat yang ditempatkan pada sudut kebudayaan adalah peralatan musik/perkusi,
rak-rak buku, buku perpustakaan, alat untuk pengenalan bentuk, warna, konsep
bilangan, simbol-simbol, alat untuk kreativitas, dan lain-lainnya.

Keberadaan sudut-sudut kegiatan tersebut dapat ditempatkan di dalam kelas maupun


di ruang tersendiri sesuai keadaan dan kondisi TK masing-masing. Pada waktu kegiatan di
sudut berlangsung, guru tidak hanya berada di salah satu sudut saja, tetapi juga memberikan
bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan atau mengalami kesulitan.

1. Pengelolaan Kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada mode pembelajaran
berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan adalah :
a. Pengaturan alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursi, dan luasnya
ruangan, disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya pada
sudut-sudut kegiatan.
b. Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang di papan atau dinding ruangan.
Hasil karya anak, dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai portofolio.
c. Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan
sedemikian rupa sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai
seperti kemandirian, tanggungjawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur
kembali peralatan dan sebagainya.

2. Langkah-Langkah Kegiatan

a. Kegiatan Awal (± 30 menit)


Kegiatan yang dilaksanakan adalah bernyanyi, berdoa, mengucapkan salam,
membicarakan tema/sub tema, diskusi kegiatan yang akan dilaksanakan, melakukan
kegiatan fisik/motorik.
b. Kegiatan Inti (± 60 menit) secara individual di sudut-sudut kegiatan
Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru bersama anak membicarakan tugas-tugas
yang diprogramkan di sudut-sudut kegiatan. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan di setiap sudut kegiatan yang diprogramkan. Sudut
yang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan
sarana/alat pembelajaran yang ada. Kemudian anak dibebaskan untuk memilih sudut
kegiatan yang disukai sesuai dengan minatnya. Anak dapat berpindah sudut kegiatan
sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru.
c. Istirahat/Makan (± 30 menit)
Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya mencuci
tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis
makanan, menumbuhkan rasa sosial dan kerjasama, membereskan dan menerapkan
alat-alat makan dan sebagainya.
d. Kegiatan Akhir (± 30 menit)
Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi,
gotong royong membersihkan kelas, diskusi kegiatan sehari yang telah dilakukan,
informasi kegiatan esok hari, berdo’a, dan mengucapkan salam.

3. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran ini sama dengan penilaian model
pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman, yaitu selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta
didik maupun program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.
4. Contoh Pelaksanaan Kegiatan Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-Sudut Kegiatan
a. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)

SIKAP PERILAKU BERBAHASA


1. Berdoa masuk ruangan 1. Menirukan suara senapan, meriam, orang
2. Menyanyi “tangan dan kaki” berbaris
2. Menyanyi “Tuhanku” 2. Bermain menirukan urutan kata
7. Mewarnai gambar makhluk 3. Bermain kartu kata mencari kata yang bersuku
ciptaan Tuhan kata awal sama (baju, batu, sapu, sagu, palu, paku)
TEMA : TANAH AIRKU
26. Praktek menggosok gigi 3. Menghubungkan kata-kata yang mempunyai
Kelompok : A suku akhir sama (paku, buku, tali, bali, rusa, busa)
27. Makan bersama
28. Memberi tanda V pada gambar 3 Minggu 4. Melaksanakan dua atau tiga perintah sederhana
anak yang tertib ketika bermain 5. Menceritakan kembali cerita : Paman dari Kota
30. Kerja bakti membersihkan kelas 8. Bercakap-cakap tentang nama negara, bendera,
lambang negara, suasana di desa, suasana di kota
11. Menyebut dan menunjuk berbagai posisi
12. Menyebutkan suasana pagi, siang, dan sore
18. Membaca cerita sederhana
SENI 20. Mencontoh gambar dan kata : bendera Monas,
1. Menggambar bebas dengan berbagai dsb
FISIK/MOTORIK
teknik KOGNITIF
2. Membentuk buah dengan plastisin
2. Menggambar dari bentuk dasar O 1. Mengelompokkan bendera menurut warna, bintang menurut
3. Menggambar tugu Monas, mencontoh
3. Menggambar petani ukurannya
rumah adat Jawa
4. Stempel dengan wortel 3. Mewarnai bendera dari yang paling tinggi sampai dengan yang
4. Melipat bentuk topi, ikan, baju adat
4. Mencetak getuk/makanan paling rendah
6. Menggunting bentuk kapal, bendera
5. Mewarnai gambar kota, desa 6. Melakukan percobaan sederhana, memasukkan benda-benda ke
7. Kolase buah apel, kolase pola caping
6. Mewarnai bentuk geometri dalam air
9. Membuat lingkaran, segitiga, segiempat,
7. Membuat rantai dari kertas berwarna- 7. Menyebut urutan bilangan
membentuk orang-orang di sawah
warni 9. Mewarnai bintang dari 1 sampai dengan 5
11. Menangkap dan melempar bola besar
9. Membentuk mobil dengan kepingan 10. Lomba memasang angka dan gambar
12. Memantulkan bola
geometri 11. Memberi tanda V pada kelompok benda yang jumlahnya lebih
15. Berjalan lurus pada garis
10. Membuat bentuk rumah adat dengan lidi banyak
16. Berjalan mundur dan kesamping
12. Membatik 12. Menyebut kembali benda yang dilihatnya
menurut garis lurus
13. Mencocokan dengan berbagai pola yang 14. Menghitung jumlah lingkaran, segitiga
19. Berdiri diatas satu kaki
disediakan guru 15. Menyebut benda yang berbentuk geometri (roda, buku, jam, dsb)
20. Berlari sambil melompati parit
14. Melukis dalam lipatan 16. Maze mencari jalan ke Monas
21. Menendang bola kegawang
18. Tepuk tangan dengan dua pola 22. Membuat kalender anak
22. Senam suruhan merayap
19. Ritmik terpimpin 24. Senam fantasi bentuk meniru
21. Menari menurut irama lagu
23. Menyanyi lagu “Paman Datang”
25. Mengucapkan syair Burung Garuda
c. Contoh Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kelompok : A
Semester : II/XIII
Hari / tanggal : ………..,………..2011.
Tema / Sub Tema : Tanah Airku / Kehidupan di Pedesaan

Indikator

1. Membantu membersihkan lingkungan (Pembiasaan)


2. Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi secara sederhana (Bhs)
3. Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika benda-benda dimasukkan air (Kog)
4. Merobek bebas (Fis/Mot)
5. Menirukan berbagai gerakan binatang (Fis/Mot)
6. Mencetak dengan berbagai media (Seni)
7. Menyanyi 15 lagu anak-anak (Seni)

Langkah-langkah Kegiatan :
a. Kegiatan Sebelum Masuk Kelas
Anak-anak datang, guru menyambut dengan ramah dan penuh kasih sayang. Mereka
berjabat tangan dan mengucap salam. Anak-anak menuju tempat bermain.
Setelah ada tanda masuk kelas, Anak-anak berbaris dengan rapi dan salah satu anak
memimpin di depan, kemudian dengan penuh semangat mereka menyanyi setelah itu
mereka memasuki kelas dengan tertib.

b. Kegiatan Awal (± 30 menit, klasikal)


 Menyanyi, berdo’a, dan mengucap salam
 Membicarakan tema/sub tema
 Melakukan kegiatan fisik/motorik

Sebelum masuk kelas, anak-anak melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu,
selanjutnya duduk di karpet. Sebelum melakukan kegiatan awal guru bersama anak-anak
melakukan diskusi, misalnya dengan menanyakan tentang keadaan anak-anak,
mengomentari penampilan anak, menanggapi apa yang disampaikan anak. Kemudian
setelah anak-anak siap, barulah memasuki kegiatan awal.

Langkah-langkah kegiatan awal meliputi :


1. Anak-anak menyanyi, kemudian berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu
anak yang kebetulan hari itu bertugas.
2. Dilanjutkan dengan mengucap salam baik kepada guru maupun teman-teman, dan
bersama-sama menyanyikan lagu pembukaan, dilanjutkan dengan lagu-lagu lain yang
sesuai dengan tema.
3. Selanjutnya guru menunjukkan gambar tentang suasana pedesaan kemudian
melakukan percakapan/tanya jawab.
4. Guru menunjukkan salah satu gambar binatang yang ada pada gambar suasana
pedesaan tadi dan anak-anak pun sepontan menyebutkan bahwa binatang itu adalah
katak.
5. Guru mengajak anak-anak melakukan kegiatan fisik motorik yaitu melakukan senam
fantasi menirukan katak melompat.

c. Kegiatan Inti (± 60 menit)


 Sudut Alam Sekitar : percobaan memasukkan benda-benda ke dalam air (kog)
 Sudut Kebudayaan : membuat kolase menghias topi petani/caping (fis/mot)
 Sudut kebudayaan : mencetak getuk/makanan dengan berbagai pola (seni)
Catatan :

Bagi anak yang tidak berminat memasuki sudut yang dibuka, dimungkinkan untuk
memasuki sudut lain.

d. Istirahat (± 30 menit)
Waktu menunjukkan saat istirahat, anak-anak diajak duduk di karpet, kemudian
melakukan kegiatan antara lain :
a. Menyanyi, cuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, dipimpin oleh guru.
b. Anak-anak makan dan kemudian membereskan bekas makan, baik alat atau sisa-
sisanya.
c. Bermain
d. Cuci tangan/kaki sebelum mengikuti kegiatan akhir

e. Kegiatan Akhir (± 30 menit)


 Menyanyi lagu “Paman Datang” (seni)
 Gotong royong membersihkan kelas (pembiasan)
 Bercakap-cakap kegiatan sehari
 Informasi kegiatan besok
 Doa, baris, pulang
b. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Kelompok : A
Semester : II/XIII
Hari / tanggal : ………..,………..2011.
Tema / Sub Tema : Tanah Airku / Kehidupan di Pedesaan

Penilaian Perkembangan
Alat/Sumber
Indikator Kegiatan Pembelajaran Anak
Belajar
Alat/Teknik Hasil
A. Kegiatan Awal (± 30
menit)
Kegiatan berdoa, salam - Menyanyi, berdoa, salam Gambar suasana Percakapan
menjawab pertanyaan - Bercakap-cakap tentang pedesaan
tentang kehidupan di pedesaan
keterangan/informasi
secara sederhana (Bhs)
Menirukan berbagai - Senam fantasi bentuk Gambar Unjuk kerja
gerakan binatang (Fis/Mot) meniru binatang
B. Kegiatan Inti (± 60 menit)
Mencoba dan menceritakan Sudut Alam Sekitar : Air, daun, lidi, Penugasan
apa yang terjadi jika benda- Percobaan memasukkan benda- kertas kapal,
benda dimasukkan air benda (daun, kapal kertas, lidi, sendok plastik,
(Kog) sendok plastik, kerikil) ke kerikil, lembar
dalam air dan memberi tanda T kerja
pada kotak benda yang
tenggelam, dan A pada kotak
benda yang terapung
Merobek bebas (Fis/Mot) Sudut Kebudayaan : Pola caping Hasil karya
Kolase caping petani
Mencetak dengan berbagai Sudut Kebudayaan : Getuk Hasil karya
media (Seni) Mencetak Getuk (makanan) (makanan)
dengan berbagai pola dengan berbagai
cetakan
C. Istirahat/Makan (± 30
menit)
Berdoa, cuci tangan, makan, Air, lap tangan, Observasi
dan bermain sabun, bekal
D. Kegiatan lagu “Paman
Datang”
Menyanyi 15 lagu anak- Menyanyi lagu “Paman Gambar dan Unjuk kerja
anak (Seni) Datang” lagu
Membantu membersihkan - Gotong royong memberesi Sapu, kemoceng Unjuk kerja
lingkungan (Pembiasaan) kelas
- Bercakap-cakap kegiatan
sehari
- Informasi kegiatan esok
- Doa, baris, pulang

……, ……….2011
Mengetahui :
Kepala PAUD ……….. Guru Kelompok A,

……………………….. ………….……….
NIP. NIP.
B. MODEL PEMBELAJARAN AREA

Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan


menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman
pembelajaran pribadi setiap anak, (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan
melalui aktivitas di dalam area-area yang disiapkan, dan (3) keterlibatan keluarga dalam
proses pembelajaran. Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran itu sendiri dapat dilakukan
melalui beberapa cara berikut :
- Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran.
- Anggota keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusan tentang anak.
- Anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD .
Pembelajaran Area ini mencakup tiga pilar utama, yaitu : (1) konstrutivisme; (2)
sesuai dengan perkembangan, dan (3) pendidikan progresif. Semua kegiatan dalam
pembelajaran ini didasarkan pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematang
sosioemosional, mendorong rasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap
pengalaman-pengalaman panca indera dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan
baru anak itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-
prinsip perkembangan anak dan konstroktivisme ini.
Pembelajaran Area menggunakan 10 (sepuluh) area yaitu :
a. Area Agama
maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadah agama-agama di Indonesia,
misalnya sebagai berikut :
- Islam : maket masjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah,
tasbih, juz amma, Al-Qur’an dan sebagainya.
- Hindu : maket pura, gambar orang menuju ke Pura, tiruan sesaji
- Kristen/Katolik : maket Gereja, Alkitab, rosario
- Budha : maket pura, maket candi Budha, gambar bikhu
- Kong Hucu : maket kelenteng, foto orang sembahyang
b. Area Balok
Balok dengan berbagai bentuk ukuran, dan warna, lego, lotto sejenis, lotto berpasangan,
kubus berpola, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es krim, dan
sebagainya.
c. Area Berhitung/Matematika
Lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, dan
sebagainya.
d. Area IPA
Macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-
gambar proses pertumbuhan tanaman, pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi,
asam, cuka garam, dll) berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, dan
lain-lain). Pengenalan bau aroma.
e. Area Musik
Seruling, kasatnyet, biola, piano, gitar kecil, dan sebagainya dengan menyesuaikan pada
keunikan daerah masing-masing.
f. Area Bahasa
Buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nama hari, boneka
tangan, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.
g. Area Membaca dan Menulis
Buku tulis, pensil warna, pensil, kartu huruf, ballpoint dan sebagainya.
h. Area Drama
Tempat tidur anak (boneka), almari kecil, meja kursi kecil, boneka-boneka, tempat
jemuran, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan jas dokter, dan sebagainya.
i. Area Pasir/Air
Bak pasir/bak air, aquarium kecil, ember kecil, gayung, garpu, dan sebagainya.
j. Area Seni dan Motorik
Meja gambar, meja kursi anak, kertas lipat, kertas koran, lem, gunting, kertas warna, dan
sebagainya.

1. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta
didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan guru. Untuk itu hal-hal yang
diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah :
a. Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada
hari itu.
b. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja-kursi, karpet, atau tikar sesuai
dengan alat yang digunakan.
c. Pengaturan area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat
memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
d. Pengaturan area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat
memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
e. Guru memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka
melakukan kegiatan di area.

2. Langkah-Langkah Kegiatan
a. Kegiatan Awal ± 30 menit (klasikal)
Kegiatan yang dilaksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnya menyanyi,
memberi salam dan berdoa.
b. Kegiatan Inti ± 60 menit (individual di area)
Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan. Area yang
dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan sarana
pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area sesuai dengan minatnya tanpa
ditentukan oleh guru. Apabila terdapat anak tidak mau melakukan kegiatan di area
yang diprogramkan, guru harus memotivasi anak tersebut agar mau melakukan
kegiatan. Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang
sedang diminatinya.
Orang tua/keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu guru pada waktu
kegiatan pembelajaran.
c. Istirahat/Makan ± 30 menit
Kegiatan makan bersama, menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya cuci tangan,
berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenal jenis makanan
bergizi, menumbuhkan rasa sosial (berbagi makanan) dan kerjasama. Setelah kegiatan
makan selesai, waktu yang tersisa dapat digunakan untuk bermain dengan alat
permainan yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik.
d. Kegiatan Akhir ± 30 menit (klasikal)
Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal misalnya menyanyi, cerita dari guru atau
membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi tentang kegiatan satu hari dan
menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa, salam, dan pulang.

3. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area pada hakikatnya tidak berbeda
dengan model-model pembelajaran sebelumnya karena selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, guru mencatat segala hal yang terjadi, baik terhadap perkembangan peserta
didik maupun program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.
b. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Kelompok : A1
Semester : II/2
Tema / Sub Tema : Komunikasi/benda-benda pos
Hari / tanggal : Rabu, ………….. 2011
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB

Penilaian Perkembangan
Alat/Sumber
Indikator Kegiatan Pembelajaran Anak
Belajar
Alat/Teknik Hasil
- Berlatih untuk selalu Berbaris rapi, masuk kelas - Observasi/
tertib dan patuh pada pengamatan
peraturan.
- Sabar menunggu giliran.
A. Kegiatan Awal (± 30
menit)
- Berdoa sebelum - Salam, berdoa - Observasi
melaksanakan kegiatan
- Menceritakan tentang - Bercerita tentang Unjuk kerja
pengalaman/kejadian pengalamannya
secara sederhana (Bhs)
- Menjawab pertanyaan - Bercakap-cakap tentang Amplop Tanya jawab Ratih
tentang keterangan / “Amplop”
informasi secara
sederhana (Bhs)
- Membungkukkan badan - Berlomba mengambil Amplop Unjuk kerja  Salma,
amplop jatuh  Izzan,
Sulton,
Adam,
Danen
B. Kegiatan Inti (± 60 menit)
AREA MATEMATIKA
Mengerjakan mencari jejak Pemberian tugas mengerjakan Lembar Kerja Penugasan  Sinta,
(maze) yang sederhana maze “pergi ke kantor pos” (LK), krayon Alia,
(kog)  Tigor
AREA SENI
Mewarnai bentuk gambar Pemberian tugas mewarnai LK, pensil Hasil karya  Asep,
sederhana (seni) gambar amplop warna Maria,
 Kayla,
Sifah
AREA MOTORIK
Meniru melipat kertas Pemberian tugas melipat Kertas lipat, lem Penugasan
(Fisik/Motorik) amplop
AREA BAHASA
Menghubungkan tulisan Pemberian tugas LK pensil Penugasan  Adam,
sederhana dengan simbul menghubungkan tulisan danen,
yang melambangkannya amplop dengan gambar Maicel,
(Bhs) Raka,
 Made
Penilaian Perkembangan
Alat/Sumber
Indikator Kegiatan Pembelajaran Anak
Belajar
Alat/Teknik Hasil
AREA BALOK
Menciptakan dua bentuk Pemberian tugas menciptakan Balok-balok Penugasan  Rido,
bangunan dari balok (Seni) dua bentuk bangunan dari Firza,
balok (bangunan tersebut : Lutfan,
kotak pos dan kantor pos)  Fitri,
Nina
AREA IPA
Membedakan konsep cepat Pemberian tugas bermain Gelas plastik, Unjuk Kerja
dan lambat (Kog) telepon dari gelas plastik lidi, dan benang
C. Istirahat / Makan (± 30
menit)
Mengurus diri sendiri Mencuci tangan sebelum dan Serbet, ember, Observasi
dengan sedikit bantuan sesudah makan, berdoa, air, dan lain-lain
kemudian bermain
D. Kegiatan Akhir (± 30
menit)
Mendengarkan cerita - Bercerita “Pak Pos” Benda-benda Unjuk Kerja
- Bercakap-cakap tentang pos
Berdoa sesudah kegiatan hari ini
melaksanakan kegiatan - Salam, berdoa dan pulang

Keterangan :
 Berkembang sangat baik
 Berkembang sesuai dengan harapan
o Masih perlu bimbingan

……, ……….2011.
Mengetahui :
Kepala PAUD …………… Guru Kelompok A,

……………………….. ………………….
NIP. NIP.
c. Contoh Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kelompok : A1
Semester/Minggu : II/II
Tema/Sub Tema : Komunikasi/benda-benda Pos
Hari/Tanggal : …………………2011
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB

Indikator
- Menceritakan tentang pengalaman/kejadian secara sederhana (Bhs)
- Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi secara sederhana (Bhs)
- Membungkukkan badan (Fisik/Motorik)
- Mengerjakan maze/mencari jejak yang sederhana (Kog)
- Mewarnai bentuk gambar sederhana (seni)
- Meniru melipat kertas (Fisik/Motorik)
- Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbul yang melambangkannya (Bhs)
- Menciptakan dua bentuk bangunan dari balok (Seni)
- Membedakan konsep cepat dan lambat (Kog)
- Mendengarkan cerita (Bhs)
- Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (pembiasaan)

1. Kegiatan sebelum masuk


Setelah bel berbunyi anak-anak berbaris sesuai dengan kelompok. Guru meminta salah
satu anak untuk menyiapkan barisan, kemudian mengajak anak bernyanyi bersama,
kemudian meminta seluruh anak masuk kelas dengan tertib.

2. Kegiatan awal / pendahuluan (± 30 menit)


Guru bersama anak masuk ke dalam kelas kemudian duduk membentuk lingkaran di atas
karpet, tikar atau alas lainnya sesuai dengan kondisi sekolah. Dalam aktivitas ini guru
ikut bersama anak membentuk lingkaran (bukan berada di tengah lingkaran). Kegiatan
ini bertujuan agar anak dapat saling bertatapan satu sama lain. Kemudian guru mengajak
anak menyanyi dan berdoa sesuai dengan kebiasaan yang dikembangkan di PAUD
Pengembangan Pembiasaan). Setelah menyanyi, guru mengucap salam.

3. Kegiatan Inti (± 60 menit)


Anak-anak berkumpul lagi dalam posisi duduk menghadap ke arah guru. Iri menjelaskan
secara rinci kegiatan di 6 area yang akan dibuka, yaitu Area IPA, Area Seni, Area
Motorik Halus, Area Matematika, Area Bahasa, dan Area Balok.

4. Istirahat/Makan (± 30 menit)
Kegiatan ini juga merupakan salah satu proses pembelajaran tentang etika makan,
kebiasaan hidup sehat, pola makan sehat, kebiasaan berbagi dengan teman, bersyukur
kepada Tuhan. Kegiatan makan bersama ini diawali dan ditutup dengan doa.

5. Kegiatan Akhir (± 30 menit)


Pada kegiatan akhir ini, guru menanyakan kembali kepada anak perihal rangkaian
kegiatan yang telah dilaksanakan hari itu. Pertanyaan tersebut misalnya :
- Siapa yang sudah mengerjakan mencari jejak ke kantor pos?
- Siapa yang sudah membuat telpon-telponan?
Guru misalnya dapat menggunakan boneka gajah atau lumba-lumba. Selanjutnya guru
menawarkan kepada anak-anak. Misalnya kemudian guru bercerita dengan boneka
gajah.

Usai bercerita guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak anak-anak bernyanyi


bersama. Lagu yang biasa dinyanyikan adalah lagu “Selamat Siang”. Dilanjutkan
dengan doa.
D. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN SENTRA

Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses


pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain.
Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk
memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra
bermain adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat
bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan
secara seimbang. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain
yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif
(membangun pemikiran anak).
Bermain sensorimotor adalah menangkap rangsangan melalui penginderaan dan
menghasilkan gerakan sebagai reaksinya. Anak PAUD belajar melalui panca inderanya dan
melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misalnya menakar air, meremas kertas
bekas, menggunting, dan lain-lain. Bermain peran terdiri dari bermain peran makro (besar)
dan bermain peran mikro/kecil (bermain simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi, atau
bermain drama). Anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang
telah dimiliknya.
Bermain konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran, ide,
dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata. Ada dua jenis bermain konstruktif, yaitu
bermain konstruktif sifat cair (air, pasir, spidol, dan lain-lain) dan bermain konstruktif
terstruktur (balok-balok, lego, dan lain-lain). Model bermain seperti tersebut diatas ada
yang menyebutkan sebagai pendekatan bermain BCCT.

Beyond Centres and Circle Times (BCCT)


Pendekatan ini dikembangkan berdasarkan pada teori perkembangan anak, teori
neuriscience, teori multiple intellegence, yang dipadukan dengan pengalaman guru.
Pendekatan BCCT mencakup semua aspek perkembangan anak dengan ciri utama
pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan
anak. Pijakan yang dikembangkan dalam pendekatan BCCT mencakup:
a. Pijakan lingkungan main
b. Pijakan sebelum main
c. Pijakan selama anak main
d. Pijakan setelah main.
Untuk mendukung pendekatan BCCT maka dalam proses pembelajaran diterapkan
konsep densitas dan intensitas main. Guru, orang tua, dan orang dewasa di sekeliling anak
dipandang sebagai komponen yang sangat berbengaruh bagi perkembangan anak. Dalam
pendekatan BCCT ditekankan bahwa pengalaman main akan tercapai dengan sangat baik
bila orang dewasa mengerti perkembangan anak dan tahap bermain anak serta
menggunakannya untuk mendukung anak kearah keberhasilan pendidikan di tingkat
selanjutnya.

Sentra Bermain terdiri dari :


a. Sentra Bahan Alam dan Sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, batu,
biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang digunakan diantaranya sekop, saringan, corong,
ember, dan lain-lain.
b. Sentra Balok
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna dan
tekstur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/menggunakan balok,
mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung permulaan, kemampuan
berpikir dan memecahkan masalah.
c. Sentra Seni
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting,
kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan/gambar. Sentra seni
memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya
nyata (hasil karya) melalui metode proyek.
d. Sentra Bermain Peran
Sentra bermain peran terdiri dari; sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak
sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket
meja-kursi, rumah-rumahan dan sebagainya.
e. Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka
dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap dan persiapan menulis serta
berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis
permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan
otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar keterampilan sosial (berbagi, bernegosiasi
dan memecahkan masalah).
f. Sentra Agama
Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan
ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
g. Sentra Musik
Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol plastic/beling/kaca,
tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle, dan lain-lain. Sentra musik
memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan
mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas
pengalaman dan pengetahuan anak tentang irama, birama (ketukan), dan mengenal
berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan alat-alat musik yang mendukung,
misalnya pianika, piano, rebana, dan lain-lain.

Untuk membangun konsep dan memberikan gagasan pada peserta didik dalam
model pembelajaran sentra, guru memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding process)
adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan untuk
mencapai perkembangan yang lebih tinggi. Ada empat jenis pijakan yaitu pijakan
lingkungan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain, dan pijakan setelah
bermain. Pijakan sebelum bermain merupakan kegiatan awal dimana guru memberikan
gagasan sebelum anak melakukan kegiatan bermain di sentra.

1. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas model pembelajaran sentra meliputi pengelolaan secara klasikal,
kelompok, dan individual. Pada saat kegiatan pembukaan, saat kegiatan penutup, dan
saat makan bersama, guru menggunakan pengelolaan secara klasikal, tetapi pada saat
kegiatan inti menggunakan pengelolaan secara kelompok atau individual. Untuk itu, hal-
hal yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
- Sentra bermain dirancang dan direncanakan, sehingga semua peserta didik dapat
mengikuti kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.
- Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan sentra-sentra yang diperlukan hari itu
- Jumlah dari kegiatan dan ragam kesempatan masing-masing sentra sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan dan jumlah anak
- Ada kesesuaian antara pijakan, sentra, dan alat yang akan dipergunakan dalam
pembelajaran

2. Langkah-Langkah Kegiatan

a. Penataan Lingkungan Bermain


Guru menempatkan alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang
mencerminkan rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga tujuan anak selama
bermain dengan alat tersebut dapat dicapai.
b. Kegiatan Sebelum Masuk Kelas/Penyambutan Anak (10 menit)
Guru menyambut kedatangan anak dengan tegur sapa senyum dan salam. Kondisi
awal yang harus diketahui guru dari peserta didik saat datang adalah ekspresif emosi
yang menunjukkan rasa nyaman berada di sekolah. Bila kondisi ekspresif emosi anak
saat datang menunjukkan kesedihan/murung, maka guru perlu menetralisir emosi
anak terlebih dahulu dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle,
dan sebagainya.
c. Pembukaan/Pengalaman Gerakan Kasar (20 menit)
Guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran. Kegiatan pembuka dapat berupa
gerak musik, permainan, dan jurnal, dan sebagainya.
Anak dikondisikan duduk melingkar (circle time). Dalam setiap kelompok melakukan
kegiatan berdoa, diskusi tema, membacakan buku cerita yang berhubungan dengan
tema pada hari itu.
d. Transisi (10 menit)
Selesai pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk “pendinginan” dengan cara
bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar
anak kembali tenang. Setelah tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk
minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk melatih kebersihan diri
anak. Kegiatannya dapat berupa cuci tangan, cuci muka, cuci kaki maupun buang air
kecil.
e. Kegiatan Inti (90 menit)
1. Pijakan pengalaman sebelum bermain (15 menit)
Guru dan anak duduk melingkar, guru memberi salam pada anak-anak,
menanyakan kabar anak-anak, dan dilanjutkan dengan kegiatan :
a. Guru meminta anak untuk memperhatikan siapa teman mereka yang tidak hadir.
Minta anak mengambil “nama teman” dan menempelkan ke papan absen, atau
membalik, atau menunjukkan.
b. Berdoa bersama, anak secara bergilir memimpin doa.
c. Guru menyampaikan teman hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
d. Guru membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah selesai, guru
menanyakan kembali isi cerita.
e. Guru mengaitkan isi cerita dengan kegiatan bermain yang akan dilakukan anak.
f. Guru mengenalkan semua tempat dan alat bermain yang sudah disiapkan.
g. Dalam memberi pijakan, guru harus mengaitkan kemampuan apa yang
diharapkan muncul pada anak, sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.

h. Guru menyampaikan bagaimana aturan bermain (digali dari anak), memilih


teman bermain, memilih alat bermain, cara menggunakan alat-alat, kapan
memulai dan mengakhiri bermain, serta merapikan kembali alat yang sudah
dimainkan.
i. Guru mengatur teman lain dengan memberi kesempatan kepada anak untuk
memilih teman mainnya.
j. Setelah anak siap bermain, guru mempersalahkan anak untuk mulai bermain.

2. Pijakan Pengalaman Selama Bermain (60 menit)


a. Guru mengamati dan memastikan semua anak melakukan kegiatan bermain
b. Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan
bahan/alat
c. Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan
anak
d. Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara bermain anak.
Pertanyaan terbuka artinya pertanyaan yang tidak cukup dengan dijawab ya
atau tidak saja, tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak
e. Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan
f. Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki
pengalaman bermain yang kaya
g. Mencatat yang dilakukan anak (jenis bermain, tahap perkembangan, tahap
sosial)
h. Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tangga di
lembar kerja anak
i. Bila waktu tinggal 5 menit, guru memberitahukan pada anak-anak untuk
bersiap-siap menyelesaikan kegiatan mainnya
3. Pijakan Pengalaman Setelah Bermain (15 menit)
Apabila waktu bermain selesai, guru memberitahukan saatnya membereskan alat
dan bahan yang sudah digunakan dengan melibatkan anak-anak

f. Makan Bersama (10 menit)


1. Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan berupa
kue atau makanan lainnya yang disiapkan sekolah atau yang dibawa oleh masing-
masing anak.
2. Sebelum makan bersama, guru mengecek apakah ada anak yang tidak membawa
makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau berbagi makanan pada temannya.
3. Guru memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.
4. Jadikan waktu makan bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik
(adab makan).
5. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus
makanan ke tempat sampah.
g. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, guru mengajak anak
menyanyi atau membaca puisi.
2. Guru memberi kesempatan kepada anak secara bergiliran untuk memimpin doa
penutup.
3. Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna
baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.

3. Penilaian
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hendaknya mencatat segala hal
yang terjadi, baik terhadap program kegiatan maupun terhadap perkembangan peserta
didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian.
Setiap semester, hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara
lisan dan tertulis berupa rapor dalam bentuk narasi.
a. Contoh pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan sentra
1. Contoh perputaran sentra yang akan dimasuki peserta didik pada sebuah PAUD
Jika dalam sebuah PAUD memiliki 3 kelompok belajar yang diberi nama-nama
warna dasar, misalnya kelompok A ada 2 kelompok A Merah, kelompok A Kuning,
dan kelompok B Biru. PAUD tersebut dalam contoh memiliki 3 sentra sebagai
pusat belajar, seperti sentra bahan alam, sentra bermain peran makro, dan sentra
balok, maka guru dapat membuat jadual perputaran sentra yang dibuka dalam 1
hari sesuai kondisi di PAUD tersebut. Contoh jadwal dimaksud adalah seperti
dibawah ini :

Tabel Jadwal Pembelajaran di PAUD Menurut Kelompok Belajar dan Sentra

Hari Sentra Bahan Sentra Bermain Sentra Balok


Alam Peran Makro
Senin A. Merah B. Biru A. Kuning
Selasa A. Kuning A. Merah B. Biru
Rabu B. Biru A. Kuning A. Merah
Kamis A. Merah B. Biru A. Kuning
Jum’at A. Kuning A. Merah B. Biru
Sabtu B. Biru A. Kuning A. Merah

Keterangan :

Selama 1 minggu efektif setiap kelompok mengalami 2 x bermain di


setiap sentra.
2. Contoh Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Bahan Alam

Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Kelompok/Sentra : A. Merah/Bahan Alam


Sem/Minggu Ke : II/15
Hari/tanggal : Senin/ ………. 2011
Waktu : 07.30 – 10.00
Tema : Tanaman
Sub Tema : Macam-Macam Tanaman

Indikator :
1. Menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan (Pembiasaan)
2. Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali cerita secara sederhana (Bahasa)
3. Menggunting bebas (dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola : lurus, lengkung,
gelombang, zig-za, lingkaran, segiempat, segitiga) (Fisik/Motorik)
4. Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika : warna dicampur, proses pertumbuhan
tanaman (biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan), balon ditiup lalu dilepaskan,
benda-benda dimasukkan ke dalam air (terapung, melayang, tenggelam), benda-benda
yang dijatuhkan (gravitas), percbaan dengan magnit, mengamati benda dengan kaca
pembesar, mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa, mencium macam-
macam bau, mendengarkan macam-macam suara/bunyi (Kognitif)
5. Membuat berbagai bentuk menggunakan plastisin, playdough/tanah liat, pasir.
(Fisik/Motorik)
6. Melukis dengan jari/finger painting (Seni)
7. Mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian, beras, dan lain-lain (Kognitif)
8. Menyanyikan lagu anak-anak (Seni)

Penilaian
Indikator Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber Belajar Perkembangan Anak
Alat/Teknik Hasil
1. Menyebutkan ciptaan- Kegiatan Sebelum masuk -
ciptaan Tuhan kelas (Penyambutan Anak)
(Pembiasaan) Salam berbaris dan berdo’a
sebelum kegiatan bermain
2. Mendengarkan cerita dan Kegiatan pembukaan (20 Buku cerita
menceritakan kembali menit) :
cerita secara sederhana Tanya jawab, story reading
(Bahasa) sesuai tema dan
pengkondisian anak
Transisi (10 menit)

Kegiatan Inti/Sentra (90


menit) :
3. Menggunting bebas 4 menggunting bentuk 4 gunting, bermacam-
(dengan berbagai media macam pola bentuk,
berdasarkan bentuk/pola : amplop tempat hasil
lurus, lengkung, karya anak

61
gelombang, zig-zag, 4 menakar air 2 bak air besar, 4
lingkaran, segiempat, corong, 4 gelas plastik,
segitiga) (Fisik/Motorik) 4 botol plastik dengan
4. Mencoba dan berbagai macam
menceritakan apa yang ukuran (besar, sedang,
terjadi jika : warna dan kecil)
dicampur, proses 4 merobek daun Merobek daun 4
pertumbuhan tanaman nampan dan daun
(biji-bijian, umbi-umbian, pisang, 4 piring kecil
batang-batangan), balon tempat hasil robekan
ditiup lalu dilepaskan, 4 meremas daun dan Meremas daun dan
benda-benda dimasukkan menyaring menyaring nampan,
ke dalam air (terapung, daun kembang sepatu,
melayang, tenggelam), 4 saringan, 4 gelas
benda-benda yang plastik, 4 mangkok
dijatuhkan (gravitasi), plastik kecil
percobaan dengan magnit, 4 tanah liat Tanah liat 4 piring
mengamati benda dengan plastik tempat tanah
kaca pembesar, mencoba liat, 4 rol gilingan kue,
dan membedakan 4 papan alas
bermacam-macam rasa, 3 mencetak pasir basah Mencetak pasir basah
mencium macam-macam Bak Pasir besar,
bau, mendengarkan bermacam ukuran
macam-macam cetakan kue, 3
suara/bunyi (Kognitif) nampan, 3 piring kecil
5. Membuat berbagai bentuk 3 menjepit jemuran Menjepit jemuran,
menggunakan plastisin, jepitan jemuran
playdough/tanah liat, dengan berbagai
pasir. (Fisik/Motorik) warna, 3 tali jemuran,
6. Melukis dengan daun berbagai warna,
jari/finger painting (Seni) bentuk dan ukuran
7. Mengisi wadah dengan air, 4 menakar biji-bijian Menakar biji-bijian,
pasir, biji-bijian, beras kacang hijau, 4 sendok
dan lain-lain (Kognitif) berbagai ukuran dan
bentuk, 4 gelas plastik
kecil, 4 takaran dengan
berbagai ukuran, 4
sapu kecil
4 finger painting Finger painting, bubur
warna dasar merah,
kuning, hijau, 4 kertas
bekas kalender, 4
nampan, lap tangan,
air untuk cuci tangan
4 melukis Melukis, 4 papan
lukis/meja, 4 kuas
berbagai ukuran,
wadah tempat cat air,
cat air warna dasar
(dari tepung terigu dan
pewarna makanan)
4 percobaan menanamkan Percobaan menanam
kacang hijau kacang hijau Gelas

62
plastik kecil sejumlah
anak dan transparan,
kapas, air, kacang
hijau, sendok kecil

3 mencuci piring Mencuci piring, 3


piring plastik berbagai
ukuran, 3 gelas plastik
berbagai ukuran, 3
sendok plastik, 3
nampan, spon cuci
piring/sabut kelapa
Makan Bersama (10 menit)
8. Menyanyikan lagu anak- Kegiatan Penutup (10
anak (seni) menit)
Bercakap-cakap, berdoa,
bernyanyi, pulang

Surabaya, ……………….. 2011


Mengetahui :
Kepala PAUD ………… Guru Kelas ,

……………………….. ………………………….
NIP. NIP.

Kegiatan Inti (Sentra) : Sentra bahan Alam

Pijakan lingkungan bermain :

Jumlah peserta didik 15 anak

Densitas 12 ragam kegiatan, 3 x 15 anak = 45 kesempatan


a. 4 menggunting bentuk
b. 4 menakar air
c. 4 merobek daun
d. 4 meremas daun dan menyaring
e. 4 menciptakan bentuk dari tanah liat
f. 3 mencetak pasir basah
g. 3 menjepit jemuran
h. 4 menakar biji-bijian
i. 4 finger painting
j. 4 melukis
k. 4 percobaan menanam kacang hijau
l. 3 mencuci piring

63
Alat dan bahan yang digunakan di sentra bahan alam sesuai dengan ragam bermain yang
disiapkan :
a. 4 menggunting bentuk
4 gunting, bermacam-macam pola bentuk, amplop tempat hasil karya anak
b. 4 menakar air
2 bak air besar, 4 corong, 4 gelas plastik, 4 botol plastik dengan berbagai macam ukuran (besar,
sedang dan kecil).
c. 4 merobek daun
4 nampan dan daun pisang, 4 piring kecil tempat hasil robekan
d. 4 meremas daun dan menyaring
4 nampan, daun kembang sepatu, 4 saringan, 4 gelas plastik, 4 mangkok plastik kecil
e. 4 tanah liat
Tanah liat, 4 piring plastik tempat tanah liat, 4 rol gilingan kue, 4 papan alas
f. 3 mencetak pasir basah
Jepitan jemuran dengan berbagai warna, 3 tali jemuran, daun berbagai warna, bentuk dan
ukuran
h. 4 menakar biji-bijian
Kacang hijau, 4 sendok berbagai ukuran dan bentuk, 4 gelas plastik kecil, 4 takaran dengan
berbagai ukuran, 2 sapu kecil
i. 4 finger painting
Bubur warna dasar merah, kuning, hijau, 4 kertas bekas kalender, 4 nampan, lap tangan, air
untuk cuci tangan
j. 4 melukis
4 papan lukis/meja, 4 kuas berbagai ukuran, wadah tempat cat air, cat air warna dasar (dari
tepung terigu dan pewarna makanan)
k. 4 percobaan menanam kacang hijau
Gelas plastik kecil sejumlah anak dan transparan, kapas, air, kacang hijau, sendok kecil
l. 3 mencuci piring
3 piring plastik berbagai ukuran, 3 gelas plastik berbagai ukuran, 3 sendok plastik, 3 nampan,
spon cuci piring/sabut kelapa

3. Contoh Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Bahan Alam

Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Kelompok/Sentra : A. Kuning/Bermain Peran Makro


Sem/Minggu Ke : II/15
Hari/tanggal : Senin/ ………… 2011
Waktu : 07.30 – 10.00
Tema : Tanaman
Sub Tema : Macam-Macam Tanaman

Indikator :
1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (Pembiasaan)
2. Meminta tolong dengan baik, mengucapkan salam (Pembiasaan)
3. Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana
(Bahasa)

64
4. Mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan (Pembiasaan)
5. Membilang dengan menunjuk benda, atau mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 5
(Kognitif)
6. Menyebut urutan bilangan 1 – 10 (kognitif)
7. Meniru melipat kertas sederhana, 1 – 6 lipatan (fisik motorik)
8. Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin sepoi-sepoi dan kencang (Fisik/motorik)
9. Menyanyikan lagu anak-anak (seni)

Penilaian
Kegiatan
Indikator Alat/Sumber Belajar Perkembangan Anak
Pembelajaran
Alat Hasil
1. Menirukan gerakan Kegiatan Sebelum -
tanaman yang terkena masuk kelas
angin sepoi-sepoi dan (Penyambutan Anak)
kencang (Fisik/motorik) Salam berbaris dan
berdo’a sebelum
kegiatan bermain
2. Meminta tolong dengan Kegiatan pembukaan Buku cerita
baik, mengucapkan salam (20 menit)
(Pembiasaan) Tanya jawab, story
reading sesuai tema
dan pengkondisian
anak
Transisi (10 menit)
Kegiatan Inti/Sentra
(90 menit) :
3. Berdoa sebelum dan Bertamu/silaturrahmi 1 set sofa tamu untuk
sesudah melaksanakan 4 anak, telepon
kegiatan (Pembiasaan) Makan bersama 1 set kursi akan untuk 6
4. Menyebutkan nama diri, anak, alat makan :
nama orang tua, jenis piring, gelas, sendok,
kelamin, alamat rumah garpu, teko, sangku nasi
secara sederhana (Bahasa) Memasak 1 kompor, 2 jongkok,
5. Mengembalikan mainan lemari dapur, alat
pada tempatnya setelah memasak : 1 panci, 1
digunakan (Pembiasaan) penggorengan, 2
6. Membilang dengan sodet/centong
menunjuk benda, atau Aktivitas jual beli Sayuran, buah-buahan,
mengenal konsep (menjual dan ikan, daging ayam
bilangan dengan benda membeli) (pura-pura), mesin kasir,
sampai 5 (Kognitif) botol minuman bekas,
7. Menyebut urutan bilangan kotak makan dan kotak
1 – 10 (Kognitif) susu bekas, 1 kursi dan
8. Menyebutkan urutan meja kasir, plastik, meja
bilangan 1 – 10 (Kognitif) untuk menata barang-
barang dagangan.
Aktivitas di Bank Meja, kursi, kertas,
spidol krayon, uang
pura-pura.

65
Aktivitas rumah sakit 1 kasur, botol obat-
obatan dari bahan
plastik (bekas), kertas,
krayon, spidol, meja dan
kursi pendaftaran,
pesawat telepon, alat
periksa dll.
Kendaraan 1 alat setir, 1 kursi
sebagai jok sopir, 4
kursi sebagai mobil,
lampu lalu lintas dari
bahan kardus bekas
Mushala Mimbar, sajadah, alat
shalat
muslim/muslimah, keran
wudhu dari kardus bekas
Makan Bersama (10
menit)
9. Menyanyikan lagu anak- Kegiatan Penutup
anak (seni) (10 menit) :
Bercakap-cakap,
berdoa, bernyanyi,
pulang

Surabaya, ……………..
2011
Mengetahui :
Kepala PAUD …………… Guru Kelas ,

………………………..
………………………….
NIP. NIP.

66
4. Contoh Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Balok

Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Kelompok/Sentra : B Biru/Balok
Sem/Minggu Ke : II/15
Hari/tanggal : Senin/ ………….. 2011
Waktu : 07.30 – 10.00
Tema : Tanaman
Sub Tema : Macam-Macam Tanaman

Indikator :
1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (Pembiasaan)
2. Menceritakan pengalaman/kejadian sederhana (Bahasa)
3. Melaksanakan tugas yang diberikan guru (Pembiasaan)
4. Mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan (Pembiasaan)
5. Membilang dengan menunjuk benda atau mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 5
(Kognitif)
6. Menyebut urutan bilangan 1 – 10 (Kognitif)
7. Menunjuk kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak atau lebih
sedikit (Kognitif)
8. Mampu mengerjakan tugas sendiri (Pembiasaan)
9. Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin; sepoi-sepoi dan kencang (fisik motorik)
10. Menyanyikan lagu anak-anak (seni)

Penilaian
Kegiatan
Indikator Alat/Sumber Belajar Perkembangan Anak
Pembelajaran
Alat Hasil
Kegiatan Sebelum
masuk kelas
(Penyambutan Anak)
1. Menirukan gerakan Salam berbaris dan -
tanaman yang terkena berdo’a sebelum
angin sepoi-sepoi dan kegiatan bermain
kencang (Fisik/motorik)
Kegiatan pembukaan
(20 menit) :
2. Menceritakan Tanya jawab, story Buku cerita
pengalaman/kejadian reading sesuai tema
sederhana (Bahasa) dan pengkondisian
anak
Transisi (10 menit)
Kegiatan Inti/Sentra
(90 menit) :
3. Berdoa sebelum dan Bercerita tentang Buku cerita bangunan
sesudah melaksanakan macam bangunan
kegiatan (Pembiasan) sesuai tema Papan alas
4. Melaksanakan tugas yang Mengambil balok Balok-balok natural
diberikan guru berbagai bentuk dan
(Pembiasaan) ukuran
5. Mampu mengerjakan Membangun Balok bernuansa agama
tugas sendiri Aksesories : boneka

67
(Pembiasaan) orang muslim/muslimah
(Dewasa & anak-anak),
binatang, tanaman,
kendaraan, rambu lalu
lintas
6. Membilang dengan
menunjuk benda atau
mengenal konsep
bilangan dengan benda
sampai 5 (Kognitif)
7. Menyebut urutan bilangan Memberi tanda Kertas, krayon, spidol,
1 – 10 (Kognitif) bangunan gunting, selotip
8. Menunjuk kumpulan Bermain peran mikro
benda yang sama
jumlahnya, yang tidak
sama, lebih banyak atau
lebih sedikit (Kognitif)
9. Mengembalikan mainan Beres-Beres
pada tempatnya setelah
digunakan (Pembiasaan) Menceritakan
pengalaman bermain
Makan Bersama (10
menit)
Kegiatan Penutup
(10 menit) :
10. Menyanyikan lagu anak- Bercakap-cakap,
anak (seni) berdoa, bernyanyi,
pulang

Surabaya, ……………. 2011


Mengetahui :
Kepala PAUD…………… Guru Kelas ,

……………………….. ………………………….
NIP. NIP.

Penilaian
Hasil observasi semua kegiatan bermain dan sentra dicatat pada buku catatan guru
setiap hari, kemudian hasil catatan setiap hari masing-masing sentra dan bermain lainnya
dirangkum dalam catatan mingguan kemudian hasil mingguan dirangkum dalam catatan
bulanan.
Hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua baik secara lisan
dan tertulis. Orang tua diharapkan dapat melanjutkan apa yang terjadi di PAUD baik dalam
proses pembelajaran maupun pembiasaan sehingga yayasan melatih orang tua agar dapat
mengetahui apa yang diberikan di PAUD dalam memberikan layanan pendidikan. Selain
itu juga masing-masing anak diberi buku penghubung agar orang tua dapat mengetahui
perkembangan putra-putrinya dan memberikan masukan atau tindakan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan catatan buku penghubung.
Setiap semester hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara
tertulis berupa rapor dalam bentuk narasi.

68

Anda mungkin juga menyukai