Anda di halaman 1dari 3

CONTOH KASUS PRINSIP ETIK KEPERAWATAN

“JUSTICE”

Disusun Oleh Kelompok :


1. Nur Fadillah (Pk. 115 016 026)
2. Sitti Rahmawati (Pk. 115 016 032)
3. Desak Ayu Sintasari (Pk. 115 016 007)
4. Lorianus Sollitan (Pk. 115 016 015)
5. Septifani (Pk. 115 016 033)
6. Resky Enjeli (Pk. 115 016 029)\

KELAS : A
SEMESTER : V

SEKOLAH TINGGI ILMU SEHATAN INDONESIA JAYA


PALU
CONTOH KASUS :
1. Salah seorang perawat yang ditugaskan untuk menangani pasien yang kurang mampu
dan berada pada ruangan kelas III. Perawat ini awalnya merawat pasien tersebut
dengan baik. Namun. Suatu hari keluarga dari perawat ini dirawat di rumah sakit yang
sama juga tapi dirang VIP. Setiap hari perawat ini selalu berkunjung ke ruangan
keluarganya tersebut sampai-sampai melupakan seorang pasien yang ada di kelas III
yang sudah menjadi tanggungjawab sepenuhnya untuk perawat itu. Ketika ditanya
kenapa perawat itu sering berkunjung ke ruangan pasien yang merupakan
keluarganya, perawat itu menjawab karena yang dirawat itu tantenya. Jadi dia harus
setiap saat mengecek keadaan tantenya itu dan melupakan tanggung jawabnya yang
terdahulu yaitu pasien di ruangan kelas III.
Tentu saja ini melanggar prinsip etik keperawatan justice/keadilan karena
perawat itu sudah membeda-bedakan perawatan pada keluarganya dan pasien yang
sudah menjadi tanggung jawabnya dimana dia lebih sering mengecek keadaan
tantengnya tersebut dan melupakan pasien yang berada diruangan kelas III tersebut.

2. Suatu hari Tn. Arif berobat ke rumah sakit karena anaknya demam tinggi dan muntah-
muntah dengan hanya mengandalkan kartu miskin yang diterima dari kelurahan
setempat. Pada saat yang bersamaan, ada juga seorang anggota dewan yang berobat
ke rumah sakit tersebut dengan keluhan sakit di bagian kepala. Perawat ini kemudian
hanya melayani anggota dewan tersebut terlebih dahulu tanpa melihat pasien yang
datang lebih awal yang parah. Ketika Tn. Arif bertanya apakah anaknya bisa ditolong,
perawat itu menjawab, “maaf pak, bapak duduk diruang tunngu saja dulu. Saya akan
menangani pasien ini dulu. Bapak biar nanti belakangan.”
Kasus ini jelas sangat melanggar prinsip etik keperawatan justice/keadilan
karena mmembeda-bedakan mana yang miskin dan mana yang kaya. Perawat seperti
ini patut diberikan sanksi yang setimpal.

3. Pada saat memberikan asuhan keperawatan perawat A selalu memberikan terapi


sesuai dengan SOP keperawatan dan UU kesehatan yang berlaku. Pada saat itu ada
dokter yang baru bertugas firuangan tersebut, pada saat dokter mengatakan untuk
memberikan terapi farmakologi yang tidak sesuai dengan indikasi untuk gangguan
ginjal. Perawat A berani membela hak pasien dengan mengatakan dan mendiskusikan
bahwa terapi tersebut tidaklah sesuai panduan buku kesehatan. Mengongat klien
adalah pasien anak-anak.

4. Perawat B bertugas dibagian Intensive Care Unit (ICU). Saat ini sedang merawat
seorang nenek berusia 80 tahun dengan gagal jantung dan kondisinta sangat krisis dan
harus dipasang ventilator. Klien berasal dari keluarga miskin dan tidak mempunya
keluarga dan tidak dapat dilakukan perawatan lanjutan di rumah (nursing home). Tiba-
tiba datang intsruksi dari pimpinan rumah sakit bahwa nenek tersebut harus segera
keluar dari ICU dan dipindahkan ke bangsal perawatan umum karena tempatnya akan
digunakan oleh pejabat yang mengalami coma diabetikum dan memerlukan perawatan
di ICU.

Anda mungkin juga menyukai