Anda di halaman 1dari 12

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan kerunianya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyusun

makalah ini dengan sedemikian rupa. Shalawat berangkaikan salam pemakalah

kirimkan kepada Rasulullah saw semoga dengan banyak bershalawat kepada

beliau kita mendapat safaatnya.

Berikutnya pemakalah mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen

yang telah banyak memberikan bimbingan dalam memperlancar perkuliahan.

Pemkalah menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah yang kami

susun ini, untuk itu kami berharap kritik dan saran dari pembaca.

Ujung Gading, Januari 2010

Penulis

i
2

BAB I

PENDAHULUAN

Puji beserta syukur marilah senantiasa terucapkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan nikmat yang selalu dilimpahkan-Nya kepada kita. Shalawat

berangkai salam tetap tercurahkan ke arwah baginda Nabi besar kita Muhammad

saw.

Dalam kesempatan ini kami pemakalah mencoba membahas tentang

aliran-aliran dalam tasawuf. Dalam sejarah perkembangannya para ahlimembagi

tasawuf menjadi dua yaitu tasawuf yang mengarah pada teori-teori perilaku dan

tasawuf yang mengarahpada teori yang rumit dan memerlukan pemahaman yang

mendalam. Tasawuf yang masuk pada kategori pertama disebut tasawuf akhlaki

sedangkan pada kategori yang masuk pada kategori kedua disebut tasawuf falsafi.

Pembagian yang lain dikemukakan bahwa dalam tasawuf terdapat dua aliran.

Pertama aliran tasawuf sunni yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan

Al-qur’an dan hadits dan aliran kedua disebut aliran falsafi yaitu tasawuf yang

bercampur dengan ajaran filsafat kompromi dalam pemakaian dalam pemakaian

terminologi-terminologi yang maknanya disesuaikan dengan tasawuf.

Semoga makalah yang kami susun ini bisa menambah ilmu pengetahuan

kita terutama kami sebagai penyaji.


3

BAB II

PEMBAHASAN

ALIRAN-ALIRAN DALAM TASAWUF

A. Tasawuf Akhlaki

Pada prinsipnya, tasawuf adalah ilmu tentang moral islam yang berkaitan

erat dengan pembahasan tentang jiwa. Menurut para sufi satu-satunya jalan yang

dapat mengantar seseorang kehadirat allah hanyalah kesucian jiwa.

Haris al-muhasibi adalah seorang sufi populer yang berpendapat bahwa

keselamatan hanya dapat ditempuh melalui ketakwaan kepada Allah SWT,

melaksanakan kewajiban-kewajiban dan meneladani Rasulullah. Dan apabila

seseorang sudah melaksanakan hal-hal diatas maka orang tersebut akan diberi

petunjuk oleh Allah. Keunggulan seseorang bukanlah diukur dari tumpukan harta

yang dimilikinya, bukan pula dari tingginya jabatan yang diraihnya dan bukan

dari kekuasaan yang dimilikinya tetapi terletak pada akhlak yang dimilikinya tak

terkontrolnya hawa nafsu yang ingin mengecak kenikmatan dunia adalah sumber

utama kerusakan akhlak.

Ajaran-ajaran tasawuf akhlaki yang dibawa oleh beberapa tokoh yaitu:

1. Hasan al-Bashri

Hasan al-Bashri merupakan orang yang mula-mula mengajarkan ilmu-

ilmu kebathinan, kemurnian akhlak dan usaha penyucian jiwa. Ia mendasarkan

ajaran-ajaran pada sunnah Rasul.

Ajaran tasawuf Hasan al-Bashri:


4

Inti ajaran yang dibawa oleh Hasan al-Bashri adalah khauf dan raja’. Dia

menyebutkan bahwa takut (khauf) dan pengharapan (raja’) tidak akan dirundung

kemuraman dan keluhan-keluhan.

2. Al-Muhasibi

Al-Muhasibi adalah orang yang sangat takut melakukan perbuatan dosa

walaupun hanya dosa kecil. Sebagai seorang sufi ia juga ahli dalam bidang ushul

dan mu’amalah

Ajaran tasawuf Al-Muhasibi:

Ia menyebutkan bahwa manusia yang baik adalah mereka yang akhiratnya

tidak dipengaruhi dunianya dan tidak pula meninggalkan dunia karena akhirat.

Selain itu dia juga membahas tentang maqamat dan ahwal, ikhlas dan ridha.

3. Al-Qusyairi

Merupakan seorang tokoh yang banyak menguasai ilmu pengetahuan

agama seperti fiqh, ilmu kalam, tafsir, hadis, sastra dan tasawuf.

Ajaran tasawuf Al-Qusyairi

Al-Qusyairi mensejajarkan ajaran tasawufnya dengan aliran kalam yang

dianut yakni aliran ahli sunnah wal jamaah

4. Al-Ghazali

Merupakan seorang yang sangat luar biasa ia seorang yang sangat luar

biasa, ia seorang ahli dalam berbagai ilmu kalam, ilmu fiqh, dan ilmu tasawuf.

Ajaran tasawuf Al-Ghazali

Selain mengutamakan pendidikan moral ia juga mendasarkan ajaran

tasawufnya yaitu pada Al-qur’an da as-Sunnah.


5

B. Aliran Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi merupakan tasawuf yang ajarannya memadukan antara

visi mistis dan visi rasional.

Ajaran-ajaran tasawuf falsafiyang dibawa pra tokoh-tokoh islam yaitu:

1. Ibnu Arabi

Inti ajaran tasawuf yang diperkenalkan Ibnu Arabi adalah wahdat al-

wujud, yang berarti kesatuan (unity of existence). Dalam paham wahdatul wujud

ada dua hal yaitu khalq (makhluk) dan haq (tuhan). Menurut paham ini setiap

sesuatu punya dua aspek (aspek luar dan dalam). Aspek luar merupakan khalq

yang merupakan sifat kemakhlukan. Aspek dalam adalah haq yang mempunyai

sifat ketuhanan. Dengan kata lain setiap yang berwujud punya sifat ketuhanan dan

sifat kemakhlukan.

Menurut paham ini semua benda yang ada dialam ini adalah cermin Allah.

Bila ia ingin melihat diri-Nya, maka ia melihat kepada alam. Benda-benda dialam

punya sifat ketuhanan, maka tuhan melihat dirinya pada benda-benda itu, disinilah

timbul paham kesatuan. Ibaratnya seorang yang sedang berkaca pada cermin yang

diletakkan disekelilingnya, dalam cermin yang banyak ia kelihatan banyak

padahal sebenarnya ia adalah satu seperti itupula Allah dalam paham ini.

2. Al-jilli

Ajaran tasawuf al-jilli adalah insan kamil (manusia sempurna). Bagi al-jilli

Nabi Muhammad merupakan insan kamil yang sempurna. Sesungguhnya beliau

sudah wafat, hanya akan tetapi abadi dan mengambil bentuk pada diri orang yang
6

masih hidup, ketika mengambil bentuk pada diri seseorang maka ia dipanggil

dengan nama orang tersebut.

3. Abu Yazid al-Bustami

Ajaran tasawufnya ialah tentang paham ittihad. Ittihad adalah suatu

tingkatan dalam tasawuf dimana seorang sufi telah merasa dirinya telah bersatu

dengan tuhan, suatu tingkatan dimana antara yang mencintai dengan yang dicintai

telah menjadi satu.

4. Abu Mansur al-hallaj

Ajaran tasawuf yang dibawanya adalah Hulul, Hulul adalah paham yang

mengatakan bahwa tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk menganbil

tempat didalamnya.

Menurut Al-Hajaj, Allah memiliki dua sifat yakni sifat Lahut (ketuhanan)

dan sifat Nasut (makhluk), manusia pun memiliki sifat yang sama. Karena tuhan

dan manusia memiliki sifat yang sama, maka persatuan antara keduanya bisa

terjadi.

Sebagai sebuah corak tasawuf, maka tasawuf falsafi memiliki karakteristik

yang berbeda dengan tasawuf lainnya. Adapun karakteristik tasawuf ini antara

lain:

1. Tasawuf falsafi tidak terlalu menjelaskan ajaran-ajaran tasawufnya.

Mereka menggunakan syatahat-syatahat (ungkapan) bahasa yang rumit

dan susah dimengerti.

2. Ajaran-ajaran mengandung banyak kesamaran, disebabkan kerumitan

bahasa yang mereka pilih.


7

C. Aliran tasawuf sunni

Bagi sebagian ahli tasawuf sunni disamakan dengan tasawuf akhlaki

karena ajaran tasawufnya lebih banyak mengenai akhlak dan berlandaskan pada

al-Qur’an dan as-Sunnah.

Pengikut ajaran ini menyelaraskan pemahamannya dengan apa yang ada

dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Mereka tidak banyak memberikan penafsiran dan

cendrung memberikan pemahaman yang sederhana saja terhadap konteks ayat al-

Qur’an/Sunnah. Mereka tidak memakai terminologi-terminologi filsafat yang sulit

seperti yang digunakan dalam tasawuf falsafi.

Dalam ajaran tasawuf sunni ini mereka mengajarkan Dualisme dalam

hubungan antara tuhan dengan manusia. Dualisme yang dimaksud disini adalah

ajaran yang mengakui bahwa meskipun manusia dapat berhubungan dengan tuhan

tetapi hubungan disini tetap dalam rangka yang berbeda antara keduanya. Sedekat

apapun manusia dengan tuhan tidak lantas dapat membuat manusia menyatu

dengan tuhan.

Ajaran ini lebih banayak berbicara masalah pembinaan dan pendidikan

akhlak, pengobatan jiwa dengan cara riyadhah (latihan mental) dengan

menggunakan langkah-langkah takhali, tahalli, dan tajalli.

D. Taswuf syi’i

Tasawuf ini juga dikenal dengan tasawuf syi’ah. Kaum syi’ah merupakan

golongan yang dinisbatkan kepada pendukung Ali bin Abi-Thalib setelah perang

siffin. Setelah perang usai golongan syi’ah banyak yang berdiam didarat persia
8

suatu daratan yang terkenal dengan pemikiran persia dan falsafat yunani, maka

disinilah terjadi kontak antara islam dengan kebudayaan yunani hingga akhir nya

tasawuf syi’i banyak yang dipengaruhi oleh filsafat yunani. Karena tasawuf syi’i

telah dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran persia dan falsafat yunani maka

membuat tasawuf syi’i dan tasawuf falsafi mempunyai banyak persamaan,

contohnya: ajaran hulul dan tasawuf falsafi sama dengan hululnya syi’ah

islamiyah. Pengertian hulul adalah tuhan mengambil tempat didalam tubuh

manusia.

E. Aliran Tasawuf ‘irfani

Dalam dunia tasawuf, Qaib merupakan pengetahuan tentang hakikat,

termasuk didalamnya hakikat makrifat. Qaib yang dapat memperoleh makrifat

adalah Qaib yang suci.

Ada beberapa tokoh sufi yang masuk pada kategori tasawuf ‘irfani, yakni:

1. Rabi’ah al-Adawiyah

Rabi’ah al-Adawiyah lahir dibasrah. Dalam hidupnya, ia banyak beribadat,

bertobat dan menjauhi kehidupan duniawi. Dalam pengembaraan sufinya ia

sampai pada tingkatan mahabbah. Dimana hanya Allah satu-satunya yang

dicintainya. Bahkan ia rela tidak menikah seumur hidupnya karena cintanya sudah

habis diberikan kepada Allah, dan tidak ada lagi yang tersisa untuk makhluknya.

Salah satu syair Rabi’ah yang menggambarkan perasaan cintanya kepada

Allah adalah:
9

“Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut kepada neraka, bukan pula

karena ingin masuk surga. Tetapi Aku mengabdi karena cintaku kepada-Nya.

Tuhanku jika engkau kupuja karena takut kepada neraka, bakarlah aku

didalamnya, dan jika kupuja karena mengharapkan surga, jauhkan aku dari

padanya, tetapi jika kupuja semata-mata karena engkau, maka janganlah

sembunyikan kecantikan-Mu yang kekal itu dari diriKu

2. Dzun Nun Al-Mishri

Dzun Nun Al-Misri merupakan sufi pertama yang mencetuskan faham

ma’rifah. Ia mengatakan seorang sufi adalah seseorang yang berbicara sesuai

prilakunya. Secara konseptual Al-Misri membagi ma’rifah menjadi tiga bagian

yakni pengetahuan awam, pengetahuan ulama dan pengetahuan sufi menurut Al-

Misri pengetahuan awam dan pengetahuan ulama masih disebut ilmu bukan

ma’rifah. Bagi nya pengetahuan sufilah yang dikategorikan kepada ma’rifah.


10

BAB III

ANALISA PEMAKALAH

Setelah memahami beberapa aliran dalam tasawuf bahwasanya aliran

tasawuf sunni yaitu membahas mengenai akhlak yang berlandaskan pada al-

Qur’an dan Hadist. Pada aliran tasawuf falsafi ajarannya memakai terminologi-

terminologi yang mengarah pada teori yang rumit dan memerlukan pemahaman

yang mendalam, aliran tasawuf syi’i atau disebut juga syi’ah banyak dipengaruhi

oleh pemikiran persia dan yunani. Sedangkan aliran tasawuf ‘irfani menekankan

ajarannya pada hakikat ma’rifat.


11

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian sebelumnya dapat kita simpulkan bahwasanya ada empat

aliran-aliran dalam tasawuf. Aliran tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang

mengarah pada perilaku/akhlak yang dimiliki seseoprang yang berlandaskan al-

Qur’an dan Hadits.

Aliran tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara

visi mistis dan visi rasional.

Aliran tasawuf sunni bagi sebagian ahli disamakan dengan tasawuf akhlaki

karena lebih banyak mengenai akhlak dan berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dalam ajaran tasawuf ini mereka mengajarkan dualisme dalam antara tuhan dan

manusia.

Aliran tasawuf syi’i dikenal dengan tasawuf syi’ahyang merupakan

golongan yang dinisbatkan kepada pendukung Ali bin Abi Thalib, setelah perang

siffin. Aliran tasawuf ‘irfani adalah tasawufnya mengandalkan hati karena hati

dapat mengetahui hakikat ma’rifat.

2. Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah

wawasan/pengetahuan kita pada alira-aliran dalam tasawuf, menerima perbedaan-

perbedaan yang timbul dalam aliran tersebut ataupun terdapatnya sedikit

persamaan didalamnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. M. Ag. Tiswarni. 2008. Akhlak tasawuf. Bina Pratama, Jakarta: Safira Jakarta

2. Dr. Solihin, Mukhtar. M. Ag. 1996. Ilmu Tasawuf. Gema insani pres: Jakarta

3. H. A. Rifai siregar. 1987. Akhlak Tasawuf. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai