Anda di halaman 1dari 10

1.

Membaca resep obat :


a. Nama obat (generic, brand nama)
b. Bentuk sediaan obat
c. Kekuatan obat
d. Jumlah obat/ Lama pemberian obat
e. Aturan pemakaian obat
f. Cara pemakaian obat
2. Menganalisis resep obat/ketetapan pemilihan obat :
a. Mekanisme kerja obat
b. Indikasi obat
c. Kontraindikasi
d. Efek samping
e. Interaksi
3. Menulis resep secara rasional
Scenario 2
S : Seorang perempuan usia 56 tahun dating ke dokter dengan keluhan leher cengeng dan sakit
kepala sejak satu minggu. Riwayat tensi tinggi (+) sejak satu tahun ini. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit lain
O : pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg. Oedem tungkai (-)
A : diagnosis dokter hipertensi essensial
R/ captopril tab 12,5 mg No. X
S2 dd tab 1
R/ Amlodipin tab 5 mg No.V
S 1 dd tab 1
Menganalisis resep
Captopril
1. Nama obat (generic, brand nama) : generik
2. Bentuk sediaan obat : tablet
3. Kekuatan obat : 12,5 mg dan 25mg
4. Jumlah obat/ Lama pemberian obat : 10/ 5 hari
5. Aturan pemakaian obat : 2-3 kali sehari dengan dosis maksimal sehari 25-100mg
6. Cara pemakaian obat : peroral , 1 jam sebelum makan.
7. Mekanisme kerja obat : ACE inhibitor menghambat perubahan A1A2  vasodilator dan
penurunan sekresi aldosterone  ekskresi air dan Na serta retensi kalium.
Degradasi bradykinin juga dihambat sehingga kadar bradykinin meningkat dan berperan
dalam vasodilatasi  menurunkan tekanan darah
8. Indikasi obat : hipertensi ringan sampai sedang, hipertensi berat yang resisten terhadap
pengobatan lain, nefropati diabetic pada diabet tergantung insulin, infark miokard.
9. Kontraindikasi : hipersensitif terhadap ACEI, angioedema , kehamilan, menyusui, penyakit
renovaskuler, stenosis aortic
10. Efek samping : hipotensi, pusing, sakit kepala, letih, mual, diare, stomatitis, dyspepsia, sakit
perut, gangguan ginjal, gangguan tidur, gelisah.
11. Interaksi :
a. pemberian bersama diuretic hemat kalium  hiperkalemia
b. antasida  penurunan absorbi
c. kombiasi dengan AINS  penurunan efek antihipertensi dan peningkatan risiko
hiperkalemi.

Amlodipine
1. Nama obat (generic: amlodipine; brand nama: )
2. Bentuk sediaan obat : Tablet
3. Kekuatan obat: 5 mg da 10 mg
4. Jumlah obat/ Lama pemberian obat : 5/ 5 hari
5. Aturan pemakaian obat : 1xsehari , dapat ditingkatkan sampai dosis maksimal 10 mg.
6. Cara pemakaian obat : peroral
7. Mekanisme kerja obat : menghambat ion Ca ketika memasuki saluran lambat atau area
sensitiftegangan selektif pada otot polos vaskuler dan miokardium selama depolarisasi 
elaksan otot polos vascular, coroner dan vasodilatasi coroner serta meningkatkan
penghantaran oksigen pada pasien angina vasospastik.
8. Indikasi obat : profilaksis angina
9. Kontraindikasi : shock kardiogenik , menyusui, angina tidak stabil
10. Efek samping : nyeri abdomen, mual, gangguan tidur, sakit kepala, pusing, letih.
11. Interaksi :
a. Digoksin  tidak mengubah kadar digoksisn
b. Simetidin  tidak merubah farmakokinetik amlodipine.
c. Amlodipine aman diberikan bersama diuretic thiazid
Dr. giring
Praktek Umum
SIP : J500140018
Alamat : Jl. Raya, Telp : 086969

23 Oktober 2017

R/ Captopril tab 12,5 mg No. X


S2 dd tab 1

R/ Amlodipin tab 5 mg No. V


S1 dd tab 1

Pro : Ny. X
Usia : 56 tahun
Alamat : Jl. Malam

Scenario 8
S: Seorang anak perempuan usia 12 tahun diantar keluarganya datang ke dokter dengan keluhan
nyeri telan sejak 3 hari. Keluhan lain: demam dan susah makan.
O: Pemeriksan fisik didapatkan suhu badan 39 0C, BB = 35 kg, tonsil = T3-T3 hiperemis, tanda
radang (+).
A: Diagnosis dokter: Tonsilitis akut.
R/ Amoxicillin dry syrup 120 mg/5mL fl No 1
S 3 dd Cth 2
R/ Paracetamol tab 500 mg
m.f.l.a pulv dtd No X
S 3 dd pulv 1 p.r.n

Amoxicilin :
1. Nama obat: generic: amoxicillin, brand name: amoxan
2. Bentuk sediaan obat :
- Kapsul
- Kaptabs
- Serbuk injeksi
- Sirup kering
- Tablet dispersible
3. Kekuatan obat:
- Kapsul 250 mg, 500 mg
- Kaptabs 500 mg
- Serbuk injeksi 1 gr/ vial
- Sirup kering 100 mg/ ml, 125 mg/ 5 ml, 250 mg/ 5 ml
- Tablet dispersible 375 mg, 500 mg, 750 mg
4. Jumlah obat / lama pemberian obat:
- 250 mg / sampai habis
5. Aturan pemakaian obat/ frekuensi:
- Tiap 8 jam
6. Cara pemakaian: oral
7. Mekanisme kerja obat:
Amoxicillin merupakan golongan penicillin, menghambat pembentukan mukopeptida
yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitive,
penicillin akan menghasilkan efek bakterisid. Mekanisme kerja antibiotic betalaktam
dapat diringkas dengan urutan sebagai berikut:
1. Obat bergabung dengan pencillin – dinding protein ( PBPs ) pada kuman.
2. Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptisida antar rantai
peptin doglikan terganggu.
3. Kemudian terjadi aktivitas enzim protolitik pada dinding sel.
8. Indikasi obat: infekis saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut, bronchitis,
uncomplicated community acquired pneumonia, Haemophillus influenza, salmonellosis
invasive; listerial meningitis.
9. Kontraindikasi obat: hipersensitivitas terhadap penisilin.
10. Efek samping obat: mual, muntah, diare; ruam (hentikan penggunaan), jarang terjadi colitis
karena antibiotic.
11. Interaksi obat:
- Allopurinol : meningkatkan riisko ruam kulit bila amoksisilin atau ampisilin diberikan
bersama allopurinol.
- Antibakteri : neomisin mengurangi absorpsi fenoksimetilpenisilin.
- Antikoagulan: penggunaan klinis antikoagulan menunjukkan INR dapat dipengaruhi oleh
penisilin spectrum luas seperti ampisilin, walaupun penelitian tidak dapat menunjukkan
interaksi dengan kumarin atau fenindion.
- Estrogen: antibakteri yang tidak menginduksi enxim hati dapat mengurangi efek
kontrasepsi estrogen (risiko kecil)
- Pelemas otot: piperasilin meningkatkan efek pelemas otot non depolarisasi dan
suksametonium
- Probenesid: probenesid menurunkan ekskresi penisilin (menaikkan konsentrasi plasma)
- Sitotoksik: penisilin mengurangi ekskresi metroteksat (meningkatkan risiko toksisitas)
- Sulfinpirazon: sulfinpirazon menurunkan ekskresi penisilin.

Paracetamol
1. Nama obat : generic= paracetamol, brand name: sanmol, panmol,
2. Bentuk sediaan obat:
- Tablet
- Syrup
- Drops
- Rectal tube
- Infus
3. Kekuatan obat:
- Tablet 500 mg, 600 mg, 1000 mg
- Syrup 120 mg/ 5 ml
- Drops 60 mg/ 0,6 ml
- Rectal tube 125 mg/ 2,5 ml, 250 mg/ 4 ml
- Infus10 mg/ml
4. Jumlah obat/ lama pemberian obat:
0,5 – 1 gr (dosis maksimal 4 gr/ hari) / selama 3 hari
5. Aturan pemakaian obat (frekuensi):
4-6 jam
6. Cara pemakaian obat: peroral
7. Mekanisme kerja obat: bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk menurunkan
suhu tubuh (antipiretik). Bekerja menghambat sintesis prostaglandin sehingga dapat
mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
8. Indikasi obat: nyeri ringan-sedang, nyeri sesudah operasi atau cabut gigi, pireksia.
9. Kontra indikasi obat: gangguan fungsi hati berat, hipersensitifitas.
10. Efek samping obat: reaksi hipersensitifitas, ruam kulit, kelainan darah (trombositopenia,
leukopenia, neutropenia), kerusakan hati.
11. Interaksi obat:
- Antikoagulan: penggunaan parasetamol jangka panjang dapat meningkatkan efek
antikoagulan kumarin
- Hipolipidemik: absorpsi parasetamol menurun karena kolestiramin
- Metoklopramid: absorpsi parasetamol meningkat karena metoklopamid
- Sitotoksik: parasetamol dapat menghambat metabolisme busulvan intravena (monitor
selama 72 jam pemberian bersama dengan parasetamol)

dr. Al
Praktek Umum
NIP : J50014
Alamat : Jl. Kenangan, No. 11. Telp.09876733

23 Oktober 2017

R/ Amoxicillin dry syrup 125 mg/5mL fl No 1


S 3 dd Cth 2

R/ Paracetamol tab 500 mg


m.f.l.a pulv dtd No X
S 3 dd pulv 1 p.r.n

Pro : Ny. Y
Usia : 12 tahun
Alamat : Jl. Sepanjang
Scenario 11
S : Seorang lai-laki 32 tahun, datang ke dokter dengan keluhan muka sebelah kiri merot. Mata
kiri tidakbisa menutup rapat, air liur mengucur dari sudut bibir kiri. Riwayat herpes zoster pada
muka (+) satu bulan yang lalu. Riwayat tidur di lantai / kena angina pada muka (-)
O : pemeriksaan fisik mendukung diagnosis kelemahan nervus VII sinistra
A : dokter mendiagnosis pasien menderita Bell’s Palsy
Menganalisis resep
Metilprednison
1. Nama obat (generic, brand nama) : methilprednisolone
2. Bentuk sediaan obat : tablet, kapsul-tab, serbuk injeksi
3. Kekuatan obat : tablet : 4,8, dan 16 mg; ; serbuk injeksi : 125 mg dan 150 mg; kapsul-tab : 4
mg dan 16 mg
4. Jumlah obat/ Lama pemberian obat : 10 / 3 hari
5. Aturan pemakaian obat : oral :2-40 mg perhari ; injeksi 100-500mg perhari
6. Cara pemakaian obat : oral, injeksi
7. Mekanisme kerja obat :
Bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesi protein. Molekul hormone memasuki sel
melewati membrane plasma secara difusi pasif. Hanya dijaringan target hormone ini akan
bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan membentuk
kompleks reseptor – steroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi lalu bergerak
menuju nucleus dan berikatan dengan kromatin yang kemudian menstimulasi transkripsi
RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini yang akan menghasilkan efek
fisiologi steroid.
8. Indikasi obat : supresi inflamasi , gangguan alergi , penyakit reumatik, dan oedem serebral
dihubungan dengan keganasan.
9. Kontraindikasi : infeksi sistemik dan hindari pemakaian vaksin hidup
10. Efek samping : dyspepsia, tukak lambung, kehamilan, menyusui, kandidiasis, pankreatitis
akut.
11. Interaksi :
a. Antiinflamasi non steroid atau antireumatik  risiko gangguan gastrointestinal
b. Anti diabetes harus dilakukan penyesuaian dosis.
Asiklovir
1. Nama obat (generic, brand nama) : asiklovir
2. Bentuk sediaan obat : salep, tablet
3. Kekuatan obat : salep 5%, tablet 200 dan 400 mg
4. Jumlah obat/ Lama pemberian obat : 20 / 5 hari
5. Aturan pemakaian obat : 4 kali sehari 1 tab(peroral)
6. Cara pemakaian obat : salep ; dioleskan pada kulit
7. Mekanisme kerja obat :
Asiklovir  dikatalisis timidin kinase virus asiklovir monofosfat kinase selular 
asiklovir difosfat dan trifosfat  masuk ke tahap replikasi DNA virus  sintesis berhenti 
DNA polymerase inaktif.
8. Indikasi obat : infeksi herpes simplex, infeksi varisela zoostr primer, infeksi herpes simplex
sepalitis pada neonates.
9. Kontraindikasi : kehamilan, menyusui, hipersensitif terhadap asiklovir dan valansiklovir
10. Efek samping : dyspepsia, mual, muntah, diare, nyeri abdomen, sakit kepala, Lelah, ruam
kulit, urtikria, pruritic.
11. Interaksi : tidak terjad pada asiklovir topical, interaksi valansiklovir sama dengan asiklovir

dr. Al
Praktek Umum
NIP : J50014
Alamat : Jl. Kenangan, No. 11. Telp.09876733

23 Oktober 2017

R/ Metilprednisolon tab 4 mg No. X


S 3 dd tab 1

R/ acyclovir tab 400 mg


S 4 dd tab 1

Pro : Tn. N
Usia : 32 tahun
Alamat : Jl. Sepanjang

Skenario 14
S : Seorang perempuan usia 40 tahun diantar keluarganya ke dokter dengan keluhan luka sobek
pada pelipis kiri. Luka terjadi setelah pasien jatuh saat kecelakaan lalu lintas. Setelah dijahit dokter
memberikan obat peroral.
O : tampak luka sobek sepanjang 3 cm x 1 cm x 0,5 cm, luka kotor oleh pasir dan bekas aspal.
A : diagnosis vulnus laceratum
R/ tetracyclin HCl tab 500 mg No. X
S 3 dd tab 1
R/ paracetamol tab 500 mg No. X
S 3 dd tab 1
Menganalisis resep
Tetrasiklin 500 mg No.X
1. Nama obat : (Generik: tetracyclin; brand nama : tetracyclin)
2. Bentuk sediaan obat : Tablet
3. Kekuatan obat : 500 mg
4. Jumlah obat/ Lama pemberian obat : 10 tab atau 3 hari
5. Aturan pemakaian obat : 250-500 6 jam/hari Max: 4g/hari
6. Cara pemakaian obat : Peroral, 1jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
7. Mekanisme kerja obat : bakteriostatik yg bekerja menghambat sintesis protein dengan
mengikatan pada ribosoma sub unit, sehingga menghambat ikatan aminoasetil-tRna ke
sisi A pada komplek ribosoma, hambatan ikatan ini menyebabkan hambatan sintesis
ikatan pertida
8. Indikasi obat : dugaan infeksi, jerawat, sifilis, gonore, bucellosis.
9. Kontraindikasi :hipersensitif, memberat pada gangguan ginjal, tidak boleh diberikan
kepada anak-anak dibawah 12 tahun, ibu hamil dan menyusui
10. Efek samping: mual, muntah, diare, eritema, sakit kepala, dan gangguan penglihatan,
hepatotoksisitas, pankreatitis, dan kolitis
11. Interaksi :
a. Antasida  penurunan absorbs dan serum tetracyclin
b. Garam bismuth  penurunan kadar tetracyclin dalam serum
c. Kolestiramin kolestipol  menurunkan absorbsi
d. Pembasa urin (natrium laktat,kalium sitrat)  meningkatkan ekskresi tetrasiklin,
dan menurunkan kadar serumnya
e. Antikoagulan  meningkatkan efek koagulan
f. Kontrasepsi oral  menurunkan efikasi kontrasepsi atau dapat menyebabkan
kegagalan kontrasepsi
g. Digoksin  meningkatkan kadar serum digoksin
h. Insulin  kerja insulin meningkat (efek hipoglikeminya meningkat)
i. Isotretinoin  pseudo tumor serebri
j. Methoxyflurane  meningkatkan resiko toksisitas ginjal dan kematian
k. Penicillin  kerja bakteriostatik terganggu
l. Teofilin  efek samping teofilin meningkat

Parasetamol tab 500 mg No. X


1. Nama obat (generic: Parasetamol; brand nama: parasetamol)
2. Bentuk sediaan obat : Tablet
3. Kekuatan obat : 500 mg
4. Jumlah obat/ Lama pemberian obat : 10 tablet , 3 hari
5. Aturan pemakaian obat : 0,5-1 gram , 4-6 jam per hari. Maksimal 4 gram per hari.
6. Cara pemakaian obat : peroral
7. Mekanisme kerja obat : kerja analgesic dengan menghambat nyeri, menghasilkan
antipiretik dengan menghambat pengaturan panas di hipotalamus, aktivitas anti-inflamasi
yang lemah terkait dengan penghambatan sintesis prostaglandin di SSP
8. Indikasi obat : nyeri ringan - sedang, demam
9. Kontraindikasi : hipersensitif pada parasetamol, gangguan fungsi hati berat
10. Efek samping : ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis pada penggunaan jangka panjang,
kerusakan hati setelah overdosis
11. Interaksi :
a. resin penukar anion  menurunkan absorbsi paracetamol,
b. antikoagulan  meningkatkan warfarin

dr. Al
Praktek Umum
NIP : J50014
Alamat : Jl. Kenangan, No. 11. Telp.09876733

23 Oktober 2017
R/ Tetracyclin tab 500 mg No. X
S 3.dd.tab 1.a.c.

R/ paracetamol tab 500 mg No. X


S 3.dd.tab 1.p.r.n.

Pro : Ny. X
Usia : 40 tahun
Alamat : Jl. Sendiri

Anda mungkin juga menyukai