ZHDFXC
ZHDFXC
2. Peralatan
1. Timbangan dengan kapasitas 200 gram, ketelitian 0,1 gram
2. Tabung gelas kimia (beker) dengan kapasitas 600 ml
3. Saringan 6,3 mm (1/4") atau #4 dan 9,5 mm (3/8")
4. Termometer
5. Pisau pengaduk (spatula) lebar 1” dan panjang 4”
6. Wadah tempat mengaduk
7. Oven dengan alat pengukur suhu sampai (110 +5)°C
8. Air suling pH 6–7
3. Benda Uji
1. Benda uji adalah agregat yang lewat saringan 9,5 mm (3/8”) dan tertahan
saringan 6,3 mm (1/4”) atau saringan #4 sebanyak kira-kira 100 gram.
2. Benda uji dicuci sampai bersih dan dikeringkan sampai berat tetap.
Simpan benda uji ditempat yang aman dan siap untuk diperiksa.
3. Untuk pelapisan agregat basah perlu ditentukan berat jenis kering
permukaan jenuh (SSD) dan penyerapan dari agregat kasar (PB-0202-
76).
4. Prosedur Kerja
Untuk pelapisan agregat kering dengan aspal panas:
1. Ambil 100 gram benda uji, masukkan ke dalam wadah, panaskan wadah
berisi benda uji selama 1 jam di oven pada suhu (135-149)°C. Ditempat
terpisah panaskan aspal sampai cair pada suhu (135-145)°C;
2. Timbang aspal sebanyak 5,5 + 0,2 gram di dalam talam lalu masukkan
agregat yang telah dipanaskan. Aduk sampai agregat terlapisi aspal
seluruhnya selama 2-3 menit. Adukan didiamkan sampai mencapai suhu
ruang;
3. Pindahkan benda uji yang sudah terselimuti aspal ke dalam tabung gelas
kimia 600 ml. Tambahkan air sampai semua agregat yang terlapisi aspal
terbenam oleh air dan biarkan pada suhu kamar selama 16-18 jam;
4. Perkirakan persentase luas permukaan yang terselaputi aspal, apakah
mencapai 100 % atau kurang, permukaan yang kecoklatan atau buram
dianggap terselaputi penuh.
5. Aplikasi Lapangan
Pemilihan agregat yang baik sangat diperlukan agar dalam pengerjaan
perkerasan jalan didapatkan hasil yang baik sesuai dengan perencanaan kita.
Jalan akan lebih awet jika kelekatan agregat terhadap aspal sangat baik.
C. Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup
(SNI-06-2433-1991)
1. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar
aspal. Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu
titik di atas permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala
singkat sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.
2. Peralatan
1. Termometer
2. Sumber pemanas yang berasal dari gas
3. Cleveland Open Cup (cawan kuningan)
4. Pelat pemanas, terdiri logam untuk melekatkan cawan Cleveland Open
Cup dan bagian atas dilapisi asbes
5. Nyala uji yang dapat diatur dan memberikan nyala 3,2-4,8 mm
6. Standar dan penahan angin
3. Benda uji
1. Panaskan contoh aspal hingga cair
2. Kemudian isi Cleveland Open Cup dengan aspal cair sampai garis dan
hilangkan gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
4. Prosedur Kerja
1. Letakkan Cleveland Open Cup yang berisi aspal di atas pelat pemanas
dan aturlah sumber pemanas hingga terletak di bawah titik tengah dari
cawan tersebut;
2. Letakkan nyala penguji dengan poros berjarak 7,5 cm dari titik tengah
cawan;
3. Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4
mm di atas dasar cawan dan terletak satu garis dengan yang
menghubungkan titik tengah, kemudian aturlah sehingga poros
termometer terletak pada jarak 1/4 diameter cawan dari tepi;
4. Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji;
5. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikkan
suhu menjadi 15°C per menit dilakukan sampai benda uji mencapai suhu
56°C di bawah nyala perkiraan;
6. Aturlah kecepatan pemanasan 5-6°C per menit pada suhu antara 56°C
dibawah titik nyala perkiraan;
7. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut
menjadi 3,2 sampai 4,8 mm;
8. Lewatkan nyala penguji di atas permukaan cawan dari tepi ke tepi dalam
waktu 1 detik;
9. Lanjutkan pekerjaan 6 sampai 8 sampai terlihat nyala singkat pada suatu
titik di atas permukaan benda uji. Baca suhu pada termometer dan catat;
10. Lanjutkan pekerjaan No. 9 sampai terlihat nyala sekurang-kurangnya 5
detik dan catat pula suhu termometer pada saat itu.
5. Aplikasi Lapangan
Berguna untuk menentukan temperatur maksimal pemanasan aspal sehingga
aspal tidak terbakar dan struktur serta sifat kimianya tidak berubah pada saat
pemanasan aspal. Digunakan dalam pemilihan aspal yang dipakai pada suatu
daerah sesuai iklim daerah tersebut.
2. Peralatan
1. Botol bermulut besar dengan isi 1000 m3
2. Oven dengan pengatur suhu sampai (150 +5)°C
3. Batu–batu putih (silica) dengan ukuran lolos saringan 32 mm dan
tertahan saringan 19 mm.
4. Air suling (pH 6-7, ±2000 cm3) dan aspal cair
3. Benda uji
1. Batu silica kira-kira 100 gram dicuci dengan air sampai bersih, kemudian
dikeringkan pada suhu 125°C selama 5 jam, dan diamkan 24 jam pada
suhu ruang. Setelah didiamkan, ambil 50 gram batu itu dan panaskan
dalam oven pada suhu 40°C.
2. Campurkan 50 gram batu silica dengan 25 gram aspal cair pada suhu
70oC lalu diaduk sampai rata, yaitu hingga semua permukaan batu silica
terselubung aspal.
4. Prosedur Kerja
1. Letakkan benda uji dalam wadah yang tersedia dan tutuplah botol tanpa
tekanan;
2. Setelah 30 menit isilah wadah dengan air suling pada suhu ruang
sehingga benda uji terendam seluruhnya. Kemudian letakkan botol
dalam oven pada suhu 40C;
3. Setelah 3 jam, keluarkan wadah dari oven. Perkiraan luas batuan yang
diselaputi aspal (persentasekan luas permukaan batu secara keseluruhan).
5. Aplikasi Lapangan
Dengan ditentukannya persentase kelekatan aspal pada batuan yang
dibandingkan dengan persentase kelekatan agregat terhadap aspal, maka
dapat ditentukan mana yang lebih baik digunakan untuk campuran
perkerasan, apakah batuan dengan permukaan licin sedikit berpori atau
agregat dengan permukaan kasar berpori banyak yang memungkinkan
penyerapan aspal lebih banyak.
2. Peralatan
1. Cincin kuningan
2. Bola baja, diameter 9,53 mm berat 3,45 gram sampai 3,55 gram
3. Dudukan benda uji, lengkap dengan pengarah bola baja dan plat dasar
yang mempunyai jarak tertentu
4. Bejana gelas tahan pemanasan mendadak diameter dalam 8,5 cm dengan
tinggi ±12 cm berkapasitas 800 ml
5. Termometer
6. Penjepit
7. Alat pengarah bola
3. Benda Uji
1. Panaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil diaduk terus-menerus
hingga cair merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-
lahan agar gelembung-gelembung udara cepat keluar.
2. Setelah cair merata tuanglah contoh ke dalam dua buah cincin. Suhu
pemanasan aspal tidak melebihi 56°C di atas titik lembeknya.
3. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan
letakkan kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan
dari campuran talk dan sabun.
4. Tuang contoh kedalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu sekurang-
kurangnya 8°C di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya 30 menit.
5. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau
yang telah dipanaskan.
4. Prosedur Kerja
1. Benda uji adalah aspal atau ter sebanyak ±25 gram;
2. Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas kedudukan dan letakkan
pengarah bola di atasnya. Kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut
kedalam bejana gelas;
3. Isilah bejana dengar air suling, dengan suhu (25±1)°C sehingga tinggi
permukaan air berkisar antara 101,6 sampai 108 mm;
4. Letakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara kedua
benda uji (kurang lebih dari 12,7 mm dari tiap cincin);
5. Periksalah dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar benda uji
sehingga menjadi 25,4 mm;
6. Letakkan bola baja yang bersuhu 25°C di atas dan di tengah permukaan
masing-masing benda uji yang bersuhu 25°C menggunakan penjepit
dengan memasang kembali pengarah bola;
7. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5°C permenit.
Kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk
3 menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi
0,5°C.
5. Aplikasi lapangan
Titik lembek ini menunjukkan keadaan dimana aspal mengalami
kelembekan. Aspal memiliki derajat kelembekan berkisar antara 30ºC
sampai 200ºC
3. Benda Uji
1. Persiapan benda uji
a. Agregat
b. Aspal
4. Prosedur Kerja
1. Bersihkan benda uji dari kotoran yang menempel;
2. Berikan tanda pengenal pada masing-masing benda uji;
3. Ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm;
4. Timbang berat benda uji;
5. Rendam dalam air pada suhu ruang kira–kira 24 jam;
6. Timbang beratnya dalam air untuk mendapatkan isi;
7. Lap bagian permukaan benda uji, timbang beratnya dalam kondisi kering
permukaan jenuh;
8. Rendam benda uji dalam water bath pada suhu 60C selama 30-40 menit;
9. Bersihkan batang penuntun dan permukaan dalam dari kepala penekan;
10. Keluarkan benda uji dari bak perendam, dan letakkan ke dalam segmen
bawah kepala penekan. Pasang segmen atas, di atas benda uji dan
letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji;
11. Pasang arloji kelelehan pada kedudukannya di atas salah satu batang
penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara
selubung tangkai arloji dipegang teguh terhadap segmen atas dari kepala
penekan selama pembebanan berlangsung;
12. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda uji
dinaikan hingga menyentuh alas cincin penguji;
13. Atur kedudukan jarum arloji tekan pada angka nol. Berikan pembebanan
kepada benda uji dengan kecepatan tetap sebesar 50 mm/menit sampai
pembebanan maksimum tercapai;
14. Catat nilai kelelehan dan stabilitas pada saat pembebanan maksimum;
15. Waktu yang diperlukan dan saat diangkatnya benda uji dari water bath
sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik.
5. Aplikasi Lapangan
Kadar aspal optimum ini bisa didapatkan setelah pemeriksaan di
laboratorium. Untuk menentukan kadar aspal terbaik dalam pelaksanaan
lapisan perkerasan di lapangan