ABSTRACT
This study aims to determine the effect of motivation on teacher performance accounting
work. This study uses a correlational study approach with samples taken from the accounting
teacher in SMK Madiun incluster random sampling as much as 97 people. The variables of this
study consists of one independent variables, namely: work motivation (X) and one dependent
variable is: accounting teacher performance (Y). The data was collected using a structured
question naire covered. Results of data collection were then analyze dusing regression analysis
technique simple and multiple regression using SPSS version 20. The results show that a positive
effect on work motivation on teacher performance accounting with a contribution of 80,6%,
remaining at 19,4% accounting teacher performance is determined by factors other than research.
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru
akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi korelasional dengan sampel yang diambil
dari guru akuntansi di SMK kota Madiun secara cluster random sampling sebanyak 97 orang.
Variabel penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas yaitu: motivasi kerja (X) dan satu variabel
terikat yaitu: kinerja guru akuntansi (Y). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat
kuesioner berstruktur tertutup. Hasil pengumpulan data selanjutnya dianalisis menggunakan teknik
analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan bantuan SPSS Versi 20. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru akuntansi
dengan kontribusi sebesar 80,6%, selebihnya sebesar 19,4% kinerja guru akuntansi ditentukan oleh
faktor-faktor lain diluar penelitian.
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 14
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X
secara keseluruhan yang terlibat langsung dengan teman kerja, gaji, rasa aman dalam
dalam proses belajar mengajar, gurulah yang pekerjaan, kehidupan pribadi, kondisi kerja
berperan langsung dalam mengajar dan dan status. Motivasi kerja guru merupakan
mendidik. Sehubungan dengan itu, perlu faktor penting dalam peningkatan kinerja
dilakukan berbagai program untuk guru karena sebagai pendorong utama setiap
meningkatkan kualitas kinerja guru dalam guru melaksanakan tugas profesinya sesuai
mengembangkan aspek-aspek pendidikan dan ketentuan yang berlaku.
pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan
Banyak faktor yang mempengaruhi di lapangan bahwa selama ini kunjungan
kinerja, antara lain adalah lingkungan, kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah
perilaku manajemen, desain jabatan, belum optimal sehingga kepala sekolah
penilaian kinerja, umpan balik dan belum bisa melihat kinerja guru dan masalah
administrasi pengupahan (Tempe dalam yang dihadapi di dalam kelas secara lebih
Supardi, 2014: 50). Kinerja seseorang sangat dalam. Selain itu, hampir di setiap sekolah
dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability), beberapa guru tidak mempersiapkan
motivasi (motivation), dan kesempatan perangkat pengajaran dengan lengkap
(opportunity), yaitu performance artinya misalnya rencana pelaksanaan harian,
kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, presensi, kisi-kisi soal, program perbaikan,
motivasi dan kesempatan (Robbins & Judge, laporan akhlak, analisis KKM. Dengan
2012: 281). Kinerja guru dapat ditunjukkan demikian dapat disimpulkan bahwa
dari kemampuan guru dalam menguasai rendahnya motivasi kerja guru akan
kompetensi yang dipersyaratkan, yakni berdampak pada rendahnya hasil kinerja guru
kompetensi pedagogik, kompetensi yang dapat berimplikasi kepada rendahnya
kepribadian, kompetensi sosial, dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu saya
kompetensi profesional (Undang-Undang tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
Nomor 14 Tahun 2005). dengan melihat tingkat kinerja guru dengan
Sebagai tenaga profesional judul “Pengaruh Motivasi Kerja Guru
kependidikan guru memiliki motivasi kerja terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK di
yang berbeda antara guru yang satu dengan Kota Madiun”
lainnya. Hal ini kelak akan berakibat adanya
perbedaan kinerja guru dalam meningkatkan KAJIAN TEORI DAN
mutu pendidikan. Herzberg (dalam bukunya PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Prof. Dr. J. Winardi, SE) menyatakan bahwa Kinerja
“Motivasi kerja bukanlah dimensi tunggal, Kinerja suatu organisasi sangat
tetapi tersusun dalam dua faktor, yaitu: faktor dipengaruhi oleh kinerja karyawan,
motivator (satisfier) dan faktor hygiene“. sedangkan untuk meningkatkan kinerja
Faktor motivator adalah faktor yang karyawan sangat erat kaitannya dengan
menyebabkan terjadinya kepuasan kerja, motivasi dari karyawan itu sendiri. Kinerja
seperti prestasi kerja, pengakuan, kemajuan, adalah perilaku seseorang yang membuahkan
perasaan bahwa yang mereka kerjakan hasil kerja tertentu setelah memenuhi
penting dantanggung jawab. Faktor hygiene sejumlah persyaratan (Uno & Lamatenggo,
adalah faktor yang bersifat ekstrinsik, seperti 2014: 63). Banyak faktor yang memengaruhi
kebijakan administrasi, supervisi, hubungan kinerja, antara lain adalah lingkungan,
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 16
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X
segala daya upayanya untuk mencapai yang dirangsang agar terinspirasi dalam
kepuasan (Hasibuan, 2009: 219). pengaturan sekolah yang efektif).
Robbins dalam Riduwan (2010: 147)
berpendapat bahwa motivasi kerja guru Hakikat Motivasi Kerja Guru
diukur dalam dua dimensi, yaitu motivasi Motivasi kerja tidak hanya berwujud
eksternal dan motivasi internal. Motivasi kepentingan ekonomis saja, tetapi biasanya
eksternal meliputi: hubungan antarpribadi, juga berbentuk kebutuhan psikis untuk lebih
penggajian atau honorarium, supervisi kepala melakukan pekerjaan secara aktif. Menurut
sekolah, dan kondisi kerja. Motivasi internal Dimyati (2006) “motivasi adalah dorongan
meliputi: dorongan untuk bekerja, kemajuan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
dalam karier, pengakuan yang diperoleh, rasa perilaku manusia”. Motivasi sering kali
tanggung jawab dalam pekerjaan, minat dikatakan menjadi kunci bagi kreativitas
terhadap tugas, dan dorongan untuk kerja. Kreativitas kerja dapat ditingkatkan
berprestasi. dengan motivasi kerja yang tinggi,
Menurut Moekijat (2002) menyatakan pengetahuan dan keahlian dalam melakukan
bahwa motivasi adalah suatu daya pendorong tugas dan peran positif yang dimiliki
atau perangsang untuk melakukan sesuatu. seseorang.
ini adalah guru-guru SMK di Kota Madiun, pelaksanaan pengajaran, (3) hubungan antar
jumlah sampel yang ditemukan adalah pribadi, dan (4) evaluasi.
berjumlah 97 orang dibulatkan menjadi 100
orang. Sehingga diperoleh jumlah sampel
sebanyak 100 orang. Tehnik Analisis
Alat pengumpulan data dalam Dalam penelitian ini untuk mengolah
penelitian ini menggunakan teknik tidak data dari hasil penelitian ini dengan
langsung. Angket merupakan alat menggunakan Analisis Inferensial
pengumpulan data dalam bentuk formulir (kuantitatif). Analisis data dilakukan dengan
yang dan disebarkan untuk menjaring bantuan Metode Regresi Linier Sederhana.
informasi-informasi mengenai sesuatu yang Regresi linier sederhana digunakan untuk
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam
dijawab oleh responden secara terperinci. bentuk suatu persamaan antara variabel tak
bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal.
Definisi Operasional dan Pengukuran Regresi linier sederhana hanya memiliki satu
Variabel peubah yang dihubungkan dengan satu
1. Motivasi Kerja Guru peubah tidak bebas (Alan, 2012).
Menurut Mangkunegara (2011: 93) Analisis regresi berguna untuk
mendefinisikan motivasi merupakan mengetahui besarnya pengaruh antara
dorongan yang timbul pada diri seseorang variabel motivasi kerja terhadap variabel
yang menggerakkan untuk melakukan kinerja guru. Dari data kuesioner yang telah
sesuatu. Guru yang mempunyai motivasi ditabulasikan dan dilakukan analisis dengan
kerja yang tinggi akan setantiasa bekerja bantuan program SPSS versi 20 yang
keras untuk mengatasi segala jenis dirumuskan sebagai berikut:
permasalahan yang dihadapi dengan harapan Y = a + b1 X
mencapai hasil yang lebih baik. Indikator Keterangan :
motivasi kerja guru yaitu: (a) Kebutuhan akan Y = Kinerja guru akuntansi,
berprestasi, (b) Peluang untuk berkembang, a = Konstanta,
(c) Kebanggaan terhadap pekerjaan sendiri, b1 = Koefisien regresi,
(d) Kebutuhan akan pengakuan, dan (e) Gaji X = Variabel motivasi kerja
yang diterima. Uji Hipotesis
2. Kinerja Guru Akuntansi Dalam penelitian ini untuk pengujian
Menurut Rusman (2006) menyatakan hipotesis menggunakan Uji t. Uji t adalah uji
bahwa berkenaan dengan kepentingan parsial yang digunakan untuk menguji
penilaian kinerja guru, georgia department of keterkaitan antara variabel bebas secara
education telah mengembangkan teacher individual dengan variabel terikat (Santoso,
performance assesment yang kemudian 2001).
dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Uji Asumsi Klasik
Penilaian Kinerja Guru (APKG) yang Untuk mendapatkan model regresi yang
dikembangkan oleh proyek Pengembangan tidak bias maka perlu dilakukan uji asumsi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Indikator klasik meliputi: uji multikolinearitas,
tersebut adalah: (1) rencana pengajaran, (2) autokorelasi dan heterokedastisitas (Ghozali,
2011).
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 19
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 22
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun ISSN : 1412-629X
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL. 17, NO. 02, JANUARI 2017 - 23