A. Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim. Kanker serviks
menunjukkan adanya sel- sel abnormal yang terbentu oleh sel-sel jaringan yang tumbuh terus-
menerus dan tidak terbatas pada bagian leher rahim (Ariani, 2015 ).
Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik
menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20
sampai 30 tahun (Prawirohardjo, 2014).
Sedangkan menurut Mitayani (2011) Kanker Serviks adalah perubahan sel-sel serviks
dengan karakteristik histologi.
Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana
sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan.Kanker ini hanya
menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.
Menurut padila (2015) Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks sebagai
berikut :
1. Mikroskopis
a. Displasia
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis
menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah
ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan
bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasive muncul diarea bibir posterior atau
anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau
anterior, jurusanparametrium dan korpus uteri.
2. Markroskopis
Tujuan penentuan stadium klinik adalah untuk dapat merumuskan prognosis, menentukan
jenis pembatasan cacat, dan agar hasil penanganan dari berbagai stadium dapat dibandingkan.
Menurut Cunningham (2010), Stadium klinik yang sering digunakan adalah klasifikasi yang
dianjurkan oleh Federation International of Gynecology and Obtetricts (FIGO), yaitu sebagai
berikut :
1. Stadium 0, stadium ini disebut juga karsinoma insitu ( CIS). Tumor masih dangkal, hanya
tumbuh dilapisan sel serviks.
2. Stadium I, kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemanapun, stadium ini
dibedakan menjadi:
a. Stadium 1 A1, dokter tidak dapat melihat kenker tanpa mikroskop, kedalamannya kurang
dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.
b. Stadium IA2, dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop, kedalamannya antara 3-5
mm dan besarnya kurang dari 7 mm.
c. Stadium IB1, dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran tidak lebih besar
dari 4 cm.
d. Stadium IB2, dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran lebih besar dari 4
cm.
3. Stadium II, kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di luar panggul. Stadium II dibagi
menjadi :
a. Stadium IIA, kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang
lebih dalam dari vagina.
b. Stadium IIB, kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum
sampai ke dinding panggul.
4. Stadium III, kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang
dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urin ke kandung kemih.
5. Stadium IV, pada stadium ini, kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh, seperti kandung
kemih, rektum, dan paru-paru. Stadium IV dibagi menjadi:
a. Stadium IVA, kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rektum.
b. Stadium IVB, kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru.
B. Etiologi
C. Anatomi
D. Fisiologi
a. Mons Veneris
Mons Veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang
menutupi bagian depan simpisis pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons veneris akan di
tumbuhi oleh rambut.
b. Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke
bawah dan belakang.Yaitu dua lipatan kulit yang tebal membentuk sisi vulvadan terdiri dari
kulit, lemak, pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. Labia mayora sinistra dan dextra
bersatu di sebelah belakangdan merupakan batas depan dari perinium, yang disebut commisura
posterior (frenulum), dan panjangnya kira-kira 7, 5 cm.
c. Labia Minora
Labia minora merupakan lipatan sebelah medial dari labia mayora dan merupakan lipatan
kecil dari kulit diantara bagian superior labia mayora.Sedangkan labianya mengandung jaringan
erektil. Kedua lipatan tersebut bertemu dan membentuk superior sebagai preputium klitoridis
pada bagian superior dan inferior sebagai klitoridis pada bagian inferior
d. Klitoris
Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil, banyak mengandung urat-urat syaraf sensoris
yang dibentuk oleh suatu ligamentum yang bersifat menahan ke depan simpisis pubis dan
pembuluh darah. Panjangnya kurang lebih 5 cm. klitoris identik dengan penis tetepi ukurannya
lebih kecil dan tak ada hubungannya dengan uretra.
e. Hymen (selaput Dara)
Hymen adalah diafragma dari membrane yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus
vagina, di tengahnya terdapat lubang dan melalui lubang tersebut kotoran menstruasi dapat
mengalir keluar.Biasanya hymen berlubang sebesar jari, letaknya di bagian mulut vagina
memisahkan genitalia eksterna dan interna.
f. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateralnya dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina
uretra dan terdapat juga 4 lubang kecil yaitu: 2 muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat
disamping dan agak kebelakang dari introitut vagina, 2 muara dari kelenjar skene disamping dan
agak dorsal dari uretra.
Hubungan antara kavum uteri dengan kanalis cervikalis disebut ostium uteri internum,
sedangkan muara kanalis cervikalis kedalam vagina disebut ostium uteri eksternum. Dinding
rahim terdiri dari 3 lapisan : Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uteru
bagian luar, Myometrium (lapisan otot) merupakan lapisan yang paling tebal, Endometrium
(selaput lendir) merupakan lapisan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi kavum uteri.
c. Tuba Fallopi
Tuba Fallopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah lateral, mulia dari
kornu uteri kanan kiri yang panjangnya kurang lebih 12 cm dan diameternya 3-8 mm. Fungsi
tuba yang utama adalah untk membawa ovum yang dilapaskan ovarium ke kavum uteri.
Pada tuba ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian, sebagai berikut :
1. Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai pada
ostium internum tubae.
2. Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum dan merupakan bagian
tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S.
3. Pars Isthmica, bagian tuba sebelahkeluar dari dinding uerus dan merupakan bagian tuba yang
lurus dan sempit.
4. Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya menghadap ke rongga perut,
Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna sebagai alat penangkap ovum.
d. Ovarium
Ovarium terdapat di dalam rongga panggul di sebelah kanan maupun sebelah kiri dan
berbentuk seperti buah kenari.Ovarium berfungsi memproduksi sel telur, hormon esterogen dan
hormon progesteron.
E. Patofisiologi
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan epitel kubus
mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona transformasi). Pada zona
transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang akhirnya berakhir
sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan karsinoma in situ (HSIL) mendahului
karsinoma invasif. Karsinoma seviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epitelium masuk ke
dalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan para
servikal.
Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih
progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal invasive dapat menginvasi atau meluas ke
dinding vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium, invasi ke kelenjar getah bening
dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh.
Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker servik. Karsinoma servikal invasif tidak
memilki gejala, namun karsinoma invasif dini dapatmenyebabkan sekret vagina atau perdarahan
vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul
pada saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat didiagnosis. Jenis
perdarahan vagina yang paling sering adalah pasca coitus atau bercak antara menstruasi.
Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung
bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi berkemih yang
sering dan mendesak, hematuri atau perdarahan rectum (Price & Wilson, 2012).
Pada pengobatan kanker serviks sendiri akan mengalami beberapa efek samping antara
lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka
mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ).
Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan
kering sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan sehingga daya
tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul.
Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker serviks ini merasa cemas akan
penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat
diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian (Aspiani, 2017)
F. Manifestasi Klinis
1. Keputihan
Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan
Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar dari vagina
ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian,
pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
2. Perdarahan
Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak)
merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%).Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak
ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid,
amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan
intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini
yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus
yang terjadi pada klien kanker serviks.Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam
(vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi.Karakteristik darah yang keluar berwarna
merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal.Perdarahan rektum dapat
terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut.
3. Nyeri
Dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal.Pada tahap lanjut,
gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina berwarna kuning,
berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering
terjadi dan nyeri makin progresif. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki,
hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter.
G. Komplikasi
1. Menopause dini : Menopause dini dapat terjadi jika rahim dan ovarium diangkat melalui
operasi, atau bisa juga karena rahim dan ovarium rusak saat menjalani perawatan dengan
radioterapi.
2. Terjadinya penyempitan vagina : Pengobatan dengan radioterapi pada kanker serviks sering
kali menyebabkan vagina Anda menjadi sempit.Kondisi ini dapat membuat hubungan seks
terasa sangat menyakitkan dan sulit.
Pada orang dengan kanker serviks, limfedema biasanya terjadi pada bagian kaki.Untuk
mengurangi pembengkakan yang terjadi, Anda bisa melakukan latihan dan teknik pemijatan
khusus.Perban atau kain pembalut khusus juga bisa membantu untuk mengatasinya.
4. Rasa sakit akibat penyebaran kanker : Rasa sakit yang parah akan muncul ketika kanker sudah
menyebar ke saraf, tulang, atau otot Anda. Namun, beberapa obat pereda rasa sakit biasanya
dapat digunakan untuk mengendalikan rasa sakit ini.Jika pereda rasa sakit tidak banyak
membantu, tanyakan pada dokter tentang obat yang mungkin memiliki efek lebih
kuat. Radioterapi jangka pendek juga efektif untuk mengendalikan rasa sakit.
5. Gagal ginjal : Pada beberapa kasus kanker serviks stadium lanjut, kanker bisa menekan
ureter.Ini menyebabkan terhalangnya aliran urine untuk keluar dari ginjal.Terkumpulnya urine di
ginjal dikenal dengan istilah hidronefrosis.Kondisi ini bisa menyebabkan ginjal membengkak
dan meregang.Hidronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga kehilangan seluruh
fungsinya.Kondisi inilah yang disebut sebagai gagal ginjal.
6. Keputihan abnormal : Keputihan abnormal bisa berbau aneh dan tidak sedap akibat dari
kanker serviks stadium lanjut. Keputihan yang keluar bisa muncul karena beberapa penyebab,
seperti kerusakan pada jaringan sel-sel, kerusakan pada kandung kemih atau usus sehingga
terjadi kebocoran, atau karena infeksi bakteri pada organ vagina.
H. Pemeriksaan Penunjang
Sitologi, dengan cara Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV
dan prakanker serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras
(karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang.Didapatkan hasil negatif palsu 5-
50% sebagian besar disebabkan pengambilan sediaan yang tidak adekuat.Sedangkan hasil
positif palsu sebesar 3-15%.
Kolposkopi
Servikografi
Pemeriksaan visual langsung
Gineskopi
Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
J. Penatalaksanaan MEDIS
1. Radiasi
- Dapat dipakai untuk semua stadium
- Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
- Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Operasi
- Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
- Operasi histerektomi vagina yang radikal
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi,
odema.Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering
menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran
darah.
Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari
karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post
terapi keadaan masih tetap sama.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b/d diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan femininitas dan perubahan
bentuk tubuh.
b. Gangguan harga diri b/d perubahan seksualitas, fertilitas, dan hubungan dengan pasangan
dan keluarga.
c. Perubahan eliminasi urinarius b/d trauma mekanis, manipulasi bedah, adanya edema jaringan
lokal, hematoma, gangguan sensori/motor ; paradisis saraf.
d. Nyeri b/d pembedahan dan terapi tambahan lainnya.
e. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d status hipermetabolik berhubungan
dengan kanker dan konsekuensi kemoterapi,radiasi dan pembedahan.
f. Kurangnya pengetahuan tentang aspek-aspek perioperatif histierektomi dan perawatan diri
(Doenges, 2000).
3. Intervensi Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan
femininitas dan perubahan bentuk tubuh d/d Peningkatan ketegangan, gemetaran,
ketakutan, gelisah, mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.
Intervensi:
1) Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan kanker. Tentukan apakah
dokter telah menjelaskan kepada pasien dan apakah kesimpulan pasien telah dicapai.
Rasional :Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada
pengalaman pada kanker.
2) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional :Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistik serta kesalaahn konsep
tentang diagnostik.
3) Berikan informasi akurat, konsistensi mengenai prognosis, hindari memperdebatkan tentang
persepsi pasien terhadap situasi.
Rasional :Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan/ pilihan
berdasarkan realita.
b. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, dan hubungan
dengan pasangan dan keluarga d/d Mengungkapkan perubahan dalam gaya hidup tentang tubuh,
perasaan tidak berdaya, putus asa, dan tidak mampu.Tidak mengambil tanggung jawab untuk
perawatan diri, kurang mengikuti perubahan pada persepsi diri/persepsi orang lain tentang peran.
Tujuan : Meningkatkan harga diri pasien
Kriteria Hasil :Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri dalam
situasi.
Intervensi :
1) Dorong diskusi tentang/pecahkan masalah tentang efek kanker/pengobatan pada peran sebagai
ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.
Rasional :Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan
atau merangsang kemajuan penyakit.
2) Berikan informasi bahwa konseling sering perlu dan penting dalam proses adaptasi.
Rasional :Memvalidasi realita perasaan pasien dan memberikan izin, untuk tindakan apapun
perlu untuk mengatasi apa yang terjadi.
3) Berikan dukungan emosi untuk pasien/orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.
Rasional :Meskipun beberapa pasien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan efek kanker atau
efek samping terapi, banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini.
4) Rujuk pasien/orang terdekat pada program kelompok pendukung (bila ada).
Rasional :Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik untuk pasien/ orang
terdekat, memberikan kontak dengan pasien dengan kanker pada berbagai tingkatan pengobatan
dan/atau pemulihan.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
berhubungan dengan kanker dan konsekuensi kemoterapi,radiasi dan pembedahan.
Ditandai dengan : berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi dan bentuk
tubuh
Tujuan : tidak terjadi perubahan nutrisi;kurang dari kebutuhan
Kriteria Hasil : penambahan berat badan progresif ke arah tujuan normalisasi
Intervensi :
1) Pantau masukan makanan
Rasional : mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi
2) Ukur TB, BB setiap hari sesuai indikasi
Rasional : membantu mengidentifikasi malnutrisi protein-kalori
3) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga dengan cairan
f. Kurangnya pengetahuan mengenai prognosis penyakit, dan kebutuhan pengobatan
Ditandai dengan : pernyataan/meminta informasi, mengungkapkan masalah, salah persepsi
Tujuan : pasien mengetahui tentang prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan
Kriteria Hasil : mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnosa dan aturan pengobatan
dan melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan.
Intervensi :
1) Bantu pasien menentukan persepsi tentang kanker dan pengobatan
Rasional : membantu identifikasi ide, sikap, dan rasa takut
2) Berikan informasi yang jelas dan akurat
Rasional : membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang diperlukan
3) Minta pasien memberikan umpan balik verbal, dan perbaiki kesalahan konsep
Rasional : kesalaahan konsep tentang kanker lebih mengganggu daripada kenyataan dan
mempengaruhi pengobatan/penurunan penyembuhan.
(Doenges, 2000).
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
a. Ansietas pasien berkurang
b. Meningkatkan harga diri pasien
c. Eliminasi kembali lancar seperti biasanya
d. Nyeri hilang/berkurang
e. tidak terjadi perubahan nutrisi;kurang dari kebutuhan
f. pasien mengetahui tentang prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan
(Doenges, 2000).
Daftar Pustaka
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-serviks/komplikasi-kanker-serviks/