Stroke Hemoragik
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Neurologi RSUDZA/FK Unsyiah
Banda Aceh
Oleh:
Pembimbing:
dr. Nur Astini, Sp.S
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan
atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf
pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan syaraf tersebut antara lain kelumpuhan wajah atau anggota badan,
bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, dan gangguan
penglihatan.(1) Gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak
tersebut dapat menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Secara umum, stroke
digunakan sebagai sinonim Cerebro Vascular Disease (CVD) dan kurikulum Inti
Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit
akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO).(2) Stroke atau gangguan aliran
darah di otak disebut juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan
penyebab cacat (disabilitas, invaliditas).(3)
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai
dengan tingginya mobiditas dan mortalitasnya.(2) Stroke adalah sindrom yang
terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau
global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). (4)
Secara sederhana stroke akut didefenisikan sebagai penyakit otak akibat
terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau perdarahan
(stroke hemoragik). Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah,
melalui proses aterosklerosis. Sedangkan pada stroke perdarahan (hemoragik),
pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal dan darah yang
keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Stroke akut
baik yang iskemik maupun hemoragik merupakan kedaruratan medis yang
memerlukan penanganan segera karena dapat menimbulkan kecacatan permanen
atau kematian. (5)
BAB II
LAPORAN KASUS
• Nama : Tn. AM
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 67 tahun
• Alamat : Blang Makmur, Kuala Batee, Aceh Barat Daya
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Tanggal pemeriksaan : 30 Mei 2017
2.2 Anamnesis
2.2.1 Keluhan Utama :
Penurunan Kesadaran
Kulit
Warna : Kuning langsat
Turgor : Cepat kembali
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Anemia : Ada
Kepala
• Wajah : Simetris
• Mata : Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3
mm / 3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), dan refleks
cahaya tidak langsung (+/+)
• Telinga : Normotia, otorea (-/-), serumen (+/+)
• Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-)
• Mulut : Bibir Simetris, pucat (-), mukosa basah (+), sianosis (-),
• Lidah : Tremor (-), hiperemis (-), deviasi(+)
• Tonsil : Hiperemis (-/-), T1 – T1
• Faring : Hiperemis (-)
Leher
tidak ada pembesaran KGB
Kaku kuduk (-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Pemeriksaan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis Negative Negative Negative Negative
Edema Negative Negative Negative Negative
Nervus Kranialis
Nervus II (visual)
Kelompok Optik Kiri Kanan
Visus normal normal
Lapangan pandang normal normal
Melihat warna normal Normal
Pemeriksaan fundus Tidak dilakukan
Kelompok Motorik
Nervus V (fungsi motorik)
Kelompok Sensoris
Nervus I (fungsi penciuman) : belum dapat dinilai
Nervus V (fungsi sensasi wilayah) : kesan normal
Nervus VII (fungsi pengecapan) : kesan normal
Nervus VIII (fungsi pendengaran) : kesan normal
Badan
Motorik
- Gerakan Respirasi : Thorako Abdominal
- Gerakan Columna Vertebralis : Simetris
- Bentuk Columna Vertebralis : Kesan simetris
Sensibilitas
- Rasa Suhu : dalam batas normal
- Rasa nyeri : dalam batas normal
- Rasa Raba : dalam batas normal
Sensibilitas
Fungsi Vegetatif
2.7 Terapi
• IVFD Asering 20 gtt/i
• Inj citicolin 500 mg/12 jam
• Inj Mecobalamin 500 mg/12 jam
• Inj Ranitidin 1 amp/12 jam
• Diovan 2x 160 mg
• Ceremax 2,1 cc/ jam
• Gabapentin 1x300mg
• Adalat Oros 1x30mg
2.8 Prognosis
Qou ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
BAB IV
DISKUSI KASUS
Apa saja faktor resiko terhadap stroke hemoragik yang ada pada pasien
tersebut?
1. Usia
Pada umumnya risiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan akan
meningkat dua kali dalam dekade berikutnya. Empat puluh persen berumur 65
tahun dan hampir 13% berumur dibawah 45 tahun.(16)
2. Jenis Kelamin
Laki-laki lebih cenderung untuk terkena stroke lebih tinggi dibandingkan
wanita, dengan perbandingan 1.3:1, kecuali pada usia lanjut laki-laki dan wanita
hampir tidak berbeda. Laki-lai yang berumur 45 tahun bila bertahan hidup sampai
85 tahun kemungkinan terkena stroke 25%, sedangkan risiko bagi wanita hanya
20%. Pada laki-laki cenderung terkena stroke iskemik sedangkan wanita lebih
sering menderita perdarahan subarakhnoid dan kematiannya 2 kali lebih tinggi
dibandingkan laki-laki.(6)
3. RAS
Tingkat kejadian stroke diseluruh dunia tertinggi dialami oleh orang Jepang
dan Cina. Menurut Broderick melaporkan orang negro Amerika cenderung
mengalami stroke perdarahan intrakranial. Sedangkan orang kulit putih cenderung
terkena stroke iskemik, akibat sumbatan ekstrakranial lebih banyak.(6) Orang kulit
hitam dua kali lebih mungkin untuk memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan
orang kulit putih.(17)
4. Riwayat Stroke
Dalam waktu 5 tahun kemungkinan akan terserang stroke kembali sebanyak
35% sampai 42%.(16)
5. Hereditas
Gen berperan besar dalam beberapa faktor risiko stroke, misalnya hipertensi,
jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Riwayat stroke dalam keluarga,
terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah mengalami stroke pada usia
kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko terkena stroke. Menurut penelitian
Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001 riwayat stroke pada keluarga
meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 29,3%.(18)
Hiperkolesterolemia
Kondisi ini secara langsung dan tidak langsung meningkatkan faktor risiko,
tingginya kolesterol dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga menyebabkan
penyakit jantung koroner. Kolesterol yang tinggi terutama Low Density
Lipoprotein (LDL) akan membentuk plak di dalam pembuluh darah dan dapat
menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar kolesterol total
> 200 mg/dl meningkatkan risiko stroke 1,31-2,9 kali.(19)(3)
Merokok
Berdasarkan penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam Malik Medan
dengan desain case control, kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena stroke
sebesar 4 kali.(20) Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di
seluruh tubuh (termasuk yang ada di otak dan jantung), sehingga merokok
mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan menyebabkan
darah mudah menggumpal.(18)
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan
atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf
pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan syaraf tersebut antara lain kelumpuhan wajah atau anggota badan,
bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, dan gangguan
penglihatan. Gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak tersebut
dapat menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Secara umum, stroke digunakan
sebagai sinonim Cerebro Vascular Disease (CVD) dan kurikulum Inti Pendidikan
Dokter di Indonesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat
gangguan peredaran darah otak (GPDO). Stroke atau gangguan aliran darah di otak
disebut juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat
(disabilitas, invaliditas).
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai
dengan tingginya mobiditas dan mortalitasnya. Stroke adalah sindrom yang terdiri
dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global)
yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jambi 2007 [Internet]. 2007.
Available from: http://labdata.litbang.depkes.go.id/menu-download
16. Prodjodisastro H. Pencegahan Stroke & Serangan Jantung pada Usia Muda.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2003.
17. Stroke Association. State of the Nation Stroke Statistics January 2016.
London; 2015.
19. Bambang M, Suhartik K. Pencegahan Stroke Dan Jantung Pada Usia Muda.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2003.
20. Siregar F. Determinan Kejadian Stroke Pada Penderita Rawat Inap RSUP
Haji Adam Malik Medan. Kesehat Masy. 2002;