Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemetaan Geologi adalah suatu kegiatan pengambilan data dan informasi geologi
yang terdapat dalam suatu daerah penelitian yang menggambarkan penyebaran batuan,
struktur, dan kenampakan morfologi bentang alam. Untuk tahap awal, pengumpulan data
geologi dapat dilakukan pada skala 1:25.000. Skala tersebut dianggap cukup untuk mewakili
intensitas data dan kerapatan singkapan. Namun untuk suatu kegiatan prospeksi yang
memerlukan informasi lebih detail dapat digunakan skala peta yang lebih kecil. Dari data hasil
pemetaan akan dihasilkan peta geologi yang akan memberikan informasi dan tatanan geologi
suatu daerah. Metode tersebut dilakukan dengan cara deskripsi dan analisis terhadap seluruh
kondisi geologi yang ada di lapangan sehingga didapatkan data untuk membantu manusia
dalam memahami implikasi kondisi geologi suatu daerah terhadap daerah tersebut yang dapat
menghasilkan potensi, baik berupa potensi positif, maupun potensi negatif.

Daerah pemetaan terletak di daerah Kecamatan Purworejo dan sekitarnya


merupakan bagian dari dataran aluvium Jawa Tengah Selatan, yang dibatasi oleh Pegunungan
Serayu Selatan dan Gunung Api Sumbing di sebelah utara, Pegunungan Kulon Progo di timur,
Samudra Hindia di selatan dan dataran Kebumen-Banyumas di sebelah barat. Para ahli tersebut
menemukan singkapan batuan yang diperkirakan berumur mulai dari Oligosen akhir sampai
Miosen awal, yang terdiri atas batuan beku, dan batuan sedimen. Namun penelitian yang telah
dilakukan masih bersifat regional, sehingga pada beberapa tempat, keadaan geologinya belum
terlalu jelas atau tidak terperinci. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan geologi dengan skala
yang lebih besar, sehingga didapatkan keadaan geologi yang lebih rinci dan lengkap pada
daerah yang di teliti.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari dilakukannya kegiatan pemetaan ini adalah sebagai salah satu cara
mengaplikasikan ilmu geologi dari kondisi geologi yang berupa keadaan geomorfologi,
stratigrafi yang meliputi penyebaran litologi, dan struktur geologi dimana nantinya dapat
menghasilkan peta geologi yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademik serta untuk
melakukan penelitian lebih lanjut guna untuk mempelajari proses geologi yang terjadi serta
hasil daripada proses geologi tersebut.
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk menampilkan kondisi geologi yang ada pada
daerah pemetaan dalam bentuk peta lintasan, peta dan penampang geomorfologi, peta dan
penampang geologi serta kolom stratigrafi tanpa skala, yang nantinya dapat menjelaskan
sejarah geologi dan potensi geologi, terutama yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
bencana alam daerah pemetaan.
1.3. Waktu dan Lokasi Daerah Penelitian
Pemetaan dilakukan dalam waktu 33 hari dari tanggal 7 Juli – 9 Agustus 2018.
Daerah pemetaan secara administrative terletak di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten
Purworejo, Kecamatan Purworejo, yang meliputi Desa Soko dan sekitarnya. Secara geografis
daerah penelitian terletak pada 110°00'59,9" - 110°03'39,7" BT dan 07°46'42,1" - 07°49'57,5"
LS dengan luas 30 km2. (Gambar 1.1)

Gambar 1.1 Peta Lokasi Daerah Penelitian


1.4. Metodelogi dan Tahapan Pemetaan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian geologi permukaan dengan
metode analisis deksriptif, guna mendapatkan data-data yang diperlukan dalam pembuatan peta
geologi, peta geomorfologi, peta lintasan, dan penampang stratigrafi.

Untuk mempermudah kegiatan pemetaan lapangan geologi, dilakukan pembagian


langkah kerja melalui beberapa tahapan, yaitu: tahap persiapan dan perencanaan, tahap
penelitian lapangan, tahap penelitian dan analisis laboratorium dan tahap penyusunan laporan
(Gambar 1.2).

Gambar 1.2 Diagram alir tahapan penelitian


1.4.1 Tahap Persiapan dan Perencanaan

Tahapan persiapan meliputi pembuatan proposal dan studi literatur. Hal ini dilakukan agar
penulis dapat mengetahui secara garis besar kondisi geologi daerah pemetaan baik secara
regional maupun secara khusus.

Studi pustaka mengenai geologi daerah Kajoran dan sekitarnya dilakukan dari peta geologi
regional lembar Kebumen berskala 1 : 100.000, yang merupakan hasil dari peneliti terdahulu,
dan data lain yang menunjang kegiatan pemetaan ; penafsiran peta topografi dari peta rupa
bumi digital Indonesia lembar Gombong dan sekitarnya dengan skala 1 : 12.500 ; peta
bakorsurtanal lembar Gombong dan sekitarnya yang berskala 1 : 25.000, dan pembuatan peta
pola aliran sungai dan penentuan lintasan pemetaan, serta peralatan maupun perlengkapan
pemetaan geologi berupa kompas geologi, GPS (Global Positioning System), Palu geologi,
kamera, kantong plastik sample, komparator besar butir, kaca pembesar (loup), larutan HCL
10%, Alat tulis, dan buku catatan lapangan.

1.4.2 Tahap Pemetaan Lapangan

Penelitian di lapangan bertujuan untuk membuat peta geologi konvensional dengan


menggunakan peta dasar topografi yang berskala 1 : 12.500. Tahapan pemetaan ini meliputi
penentuan geologi permukaan yang mencakup orientasi dan shooting lapangan dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System) dan kompas geologi sebagai alat untuk
menentukkan letak plotting pada peta topografi yang telah di-grid, dilanjutkan dengan
pengamatan dan pencatatan data singkapan, beserta pengukuran strike/dip atau data struktur
lainnya yang ditemui disepanjang lintasan yang dilalui, kemudian pengambilan sampel batuan,
serta pengambilan foto dan sketsa. Pengambilan data biasanya dilakukan pada jalan setapak,
lembah dan sungai yang meliputi pengamatan singkapan litologi, geomorfologi, stratigrafi, dan
struktur geologi.

1.4.3 Tahap Penelitian dan Analisis Laboratorium

Tahapan penelitian laboratorium adalah tahap pengenalan data secara khusus dan rinci dengan
beberapa penelitian laboratorium diantaranya, yaitu: (a) analisis petrografi merupakan
pengamatan khusus pada contoh batuan yang disayat tipis dengan bantuan mikroskop
polarisasi untuk menentukan nama batuan berdasarkan jenis, tekstur, dan komposisi
mineralnya; (b) analisis paleontologi yaitu pengamatan khusus pada fosil yang terkandung
dalam suatu contoh batuan dengan alat mikroskop binokuler untuk menentukan umur dan
paleobathimetri dari suatu lingkungan pengendapan batuan yang bertujuan untuk mengetahui
umur relatif batuan dan lingkungan pengendapan pada daerah pemetaan; (c) analisis kalsimetri
yang dilakukan untuk menentukan kadar karbonat dalam batuan pada daerah pemetaan.

1.4.4 Tahap Penyusunan Laporan

Tahapan penyusunan laporan dilakukan setelah serangkaian tahapan sebelumnya telah


diselesaikan dengan baik dan benar untuk menyimpulkan seluruh data yang di dapat selama
kegiatan kegiatan lapangan geologi. Konsultasi dengan pembimbing juga dilakukan seiring
dengan pelaksanaan pemetaan lapangan mulai dari tahap awal persiapan sampai tahap akhir
penulisan laporan. Konsultasi ini meliputi masalah teknis penelitian sampai dengan masalah
penulis hasil penelitian.

Secara sistematika laporan pemetaan geologi terdiri dari tujuh bab, yaitu:

1. BAB I yang berisi pendahuluan, mencakup latar belakang, maksud dan tujuan
pemetaan, peneliti terdahulu, waktu, lokasi, dan kesampaian daerah pemetaan, metode
pemetaan, tahap pemetaan, dan tinjauan pustaka;

2. BAB II, merupakan pembahasan yang berkisar pada analisis geomorfologi yang
diuraikan secara dekriptif dan genetik, Kemudian dilakukan pembagian satuan
Geomorfologi yang diuraikan secara deskriptif daerah pemetaan;

3. BAB III, merupakan pembahasan stratigrafi, menguraikan urutan satuan batuan, baik
hubungan yang satu dengan yang lain, maupun kejadiannya mulai dari yang tua sampai
yang muda;

4. BAB IV, merupakan pembahaan tentang struktur Geologi yang ada di daerah tersebut,
data yang diuraikan adalah data yang diperoleh di lapangan dengan melakukan
kesebandingan dengan peneliti terdahulu;

5. BAB V, merupakan sejarah geologi yang terjadi pada daerah tersebut sampai terbentuk
seperti sekarang dan merupakan gradasi dari seluruh pembahasan seperti bentang
alam,stratigrafi dan struktur;

6. BAB VI, merupakan pembahasan tentang evalusai geologi mengenai daerah Tangkil
dan sekitarnya yang membahas pengaruh dari faktor geologi terhadap lingkungan
daerah pemetaan;
7. BAB VII, kesimpulan yang berisi mengenai inti dari hasil pembahasan seluruh aspek
di daerah pemetaan. Dan dilanjutkan dengan daftar pustaka yang berisi referensi buku
dan pengetahuan umum lain yang digunakan oleh penulis selama melakukan penelitian
di daerah pemetaaan.

1.5. Tinjauan Pustaka

Kondisi geologi daerah penelitian ini telah dipelajari oleh para penelitian ini telah di
pelajari oleh peneliti terutama dalam aspek geologi maka dari itu studi pustaka yang dilakukan
pada pemetaan ini dimulai dari studi pustaka peta regional, guna mengetahui arah penyebaran
batuan dan struktur secara regional, dan pola penyebaran jurus. Lembar geologi regional yang
digunakan lembar regional peta geologi Yogyakarta serta pembuatan geomorfologi
menggunakan Klasifikasi Bentuk Muka Bumi oleh Bambang Brahmantyo, Pembagian
Fisiografi Pulau Jawa menurut Van Bemmelen (1949) dan pembagian pola struktur menurut
Situmorang, dkk (1976).

Anda mungkin juga menyukai