Anda di halaman 1dari 12

Pahlawan

Hai Pahlawan kami,


Kau selalu melindungi kami
Kau telah berjuang untuk kami
Dan seluruh warga-warga dan teman-teman kami
Juga negara demi kami
Seandainya itu semua
Bukan dari pengorbanan yang rela
Dan semangat para pahlawan kita
Maka negara ini akan hancur selamanya
Jadi, terimalah terimakasih kami semua

PROSA:

Wahai Pahlawan kami, yang selalu melindungi dan telah berjuang untuk kami dan bangsa dan negara
ini. Seandainya semua itu bukan dari pengorbanan dan semangatmu, maka negara ini akan hancur
selamanya. Jadi, terimalah ucapan terimakasih dari kami semua.
Pengorbanan

Detik-detik penuh dengan ancaman


Ketika raga di pucuk darah penghabisan

Mata tombak yang selalu mengintai


Darah mengucur deras bagai badai

Tak kenal senjata, tak kenal mati


Hanya kaulah pahlawan sejati

PROSA :
Setiap detik penuh dengan ancaman, ketika nyawa berada dalam bahaya. Mata tombak yang selalu
mengintai, menyebabkan darahmu keluar dengan deras. Tak mengenal senjata, tak mengenal mati,
karena kau adalah pahlawan sejati
SENYUM PAHLAWANKU

Cucuran keringat di tubuhmu


Darah yang mengalir dalam ragamu
Tak patahkan semangat juangmu
Untuk meraih harapan, kemerdekaan

Tekadmu yang membara


Dengan gagah tegap kau berdiri
Tak pedulikan rasa sakit
Demi sang bumi pertiwi ini

Namun...
Kini perjuanganmu itu seperti tak berarti
Tangisan sedih rakyat kecil menjadi-jadi
Korupsipun seperti sudah menjadi tradisi

PROSA :
Keringat yang keluar dari tubuhmu dan darah yang mengalir, tidak mematahkan semangat juangmu
untuk meraih harapan dan kemerdekaan. Tekadmu yang membara, dengan gagah kau berdiri dan tidak
memperdulikan rasa sakit, demi bumi pertiwi ini. Namun, saat ini perjuanganmu seperti tidak berarti.
Tangisan rakyat kecil semakin menjadi, korupsi sudah menjadi tradisi.
Mengenang Perjuangan Pahlawanku

Kami bisa nikmati kemerdekaan ini


Kami mampu menyaksikan kedamaian di seluruh penjuru negeri
Kami dapat menggapai cita dan asa kami
Kami begitu sadar inilah buah perjuanganmu
Pahlawan kami, kami bangga meski kau tiada
Kemerdekaan yang kami nikmati ini
Pendidikan memadai yang kami enyam kini
Fasilitas dan teknologi canggih ini
Ada bukan karena kami, tapi ini karena kalian
Kami heningkan cipta untuk jerih payahmu
Tak ada yang bisa kami persembahkan
Kecuali sebatas upaya
Tuk lanjutkan asamu yang tinggi menjulang

PROSA:
Kami dapat menikmati kemerdekaan, mampu melihat kedamaian negeri, bisa menggapai cita – cita dan
harapan, kami sadar ini merupakan hasil perjuanganmu. Pahlawan kami, kami bangga meski kau sudah
tidak ada, Kemerdekaan yang kami nikmati, pendidikan memadai, fasilitas dan teknologi canggih, ini
semua karena perjuangan kalian. Kami mengheningkan cipta untuk jerih payahmu, tidak ada yang bisa
kami berikan kecuali sebatas upaya untuk melanjutkan harapanmu yang tinggi.
Pahlawanku, Kan Ku Jaga Negeri Kita

Kemerdekaan negeri ini bukanlah hadiah


Kau raih dengan darahmu yang tlah tumpah
Merah Putih itu kini telah berdiri gagah
Tanpa seorangpun berani mengubah
Pahlawanku, kan ku jaga negeri kita
Ku curahkan jiwa dan raga tuk Indonesia tercinta
Ku bangun dan ku isi kemerdekaan ini
Dengan penuh upaya meski tak seberapa

PROSA :
Kemerdekaan negeri kita bukan merupakan hadiah, tapi kau yang meraihnya dengan darahmu yang
telah tumpah. Bendera merah putih kini telah berdiri tegak, tanpa seorangpun berani mengubah.
Pahlawanku, akan aku jaga negeri ini, mencurahkan jiwa dan ragaku untuk Indonesia serta membangun
dan mengisi kemerdekaan dengan usahaku meski tak seberapa.
GURUKU

Oh Guruku
Betapa besar jasamu
Walaupun semua orang bilang,kau pahlawan tanpa tanda jasa
Tanpa mengenal lelah mengajarkU

Oh Guruku
kau memang pahlawan
walaupun tanpa tanda jasa
Kau tetap mengajar kami
Demi masa depan kami untuk bangsa negara kami..

Bentuk Prosa :
Oh Bapak/Ibu guruku.Betapa besar jasamu kepada kami.Walaupun semua orang mengatakan,kau
adalah pahlawan tanpa tanda jesa. Tanpa mengenal lelah mengajariku berbagai ilmu. Membuat anak-
anak menjadi pintar.
Oh Bapak/Ibu guruku, Kau memang seorang pahlawan.Walaupun tanpa tanda jasa dipundakmu.Kau
tetapi mengajarkan kami berbagai ilmu. Demi masa depan kami di dunia dan bangsa negara kami..
IBU

Ibu kau mengandungku 9 bulan


Sampai engaku melahirkanku dengan susah payah
Engkau merawatku sampai aku tumbuh besar
Engkau juga merawatku tanpa pamrih

dan Engkau juga merawatku dengan penuh kasih sayang


Ibu Kau mengajariku berjalan sampai aku bisa
Ibu kau bagaikan malaikat
di kala aku sedih engkau selalu ada menghiburku

Ibu .. aku juga merasa engkaulah pahlawanku


Ibu... kau bekerja keras untuk menafkahiku
Ibu terima kasih atas pengorbaananmu
Yang engkau berikan padaku

Bentuk Prosa
Ibu kau mengandungku selama 9 bulan.S ampai engaku melahirkanku dengan susah paya..Engkau
merawatku sampai aku tubah besar dan merawatku tanpa pamrih. serta erawatku dengan penuh kasih
sayang.
Ibu kau mengajariku berjalan hingga aku bisa.. dan juga mengajariku berbicara.. Ibu kau baikan
malaikat untukku. dikala aku sedih engaku selalu ada untuk menghiburku.Ibu aku juga merasa kau
adalah pahlawanku kau bekerja kears untuk menafkahiku terima kasih atas pengorbananmu yang telah
kau berikan padaku selama ini..
Pahlawanku
kau bagai ibu yang menjagaku
menghapus penderitaanku
menghapus dukaku

bagaimana nasib dunia tanpamu


indonesia tak kan merdeka
kami tak kan tahu apa itu merdeka
yang hanya kami tahu hanya penjajahan

prosa:
pahlawanku
layaknya ibuku kau menjaga hidupku
menghapus penderitaan ku di masa ini
duka ku juga terhapus oleh dirimu

bagaimana nasib dunia bila pahlawan tak ada


indonesia mungkin tak akan merdeka
kami rakyat tak kan tahu merdeka itu apa
yang akan kita tahu hanya rasa penjajahan

PAHLAWANKU
Bukan sulap tapi nyata
Sebutir padi berubah jadi seuli
Sebutir jagung jadi setangkai
Sepotong tebu jadi serumpun
Sebuah kentang jadi seladang
Kausiapkan kami maizena
Kausuguhkan pada kami tapioka

Bias-bias kasih memancar dari getaran tangam


Pijakan kakimu hangatkan tetumbuhan
Sering kami seminarkan
Nasibmu yang makin tak tentu
Sedang karyamu masuki istana raja

Kulitmu semakin hitam


Mengiring hidupmu kian kelam
Hati kami bertanya
Dapatkah kami hidup tanpa dirimu?
Tapi tanya kami tinggal tanya
Tak ada jawabnya

Prosa :
Pahlawanku seorang pejuang yang nyata dan yang telah memberikan kami kemerdekaan. engkau telah
mengorbankan jiwa raga, harta dan nyawa mu untuk kami. kau berperang sampai kulitmu hitam. dan
sebagian besar banyak yang gugur
maaf kalu salah
Pahlawanku, Senjata Usangmu Lahirkan Militer Canggih
Bambu Runcingmu dulu, kini menjadi rudal
Pedang usangmu kini jadi torpedo handal
Ketapelmu, kini amunisi tuk jadikan musuh terpental
Sepeda usangmu, kini jadi tank di jalanan aspal
Pahlawanku, ini bukan kebetulan
Bukan pula kepiawaian tangan ilmuan
Apalagi sekedar buah kemajuan jaman
Inilah bagian dari perjuanganmu pahlawan
Berbanggalah, kini Indonesia semakin maju
Tak kan ada musuh yang berani melaju
Terlebih merebut kemenanganmu
Maafkan Kami, Pahlawanku
Kamilah generasi mudamu, Pahlawanku
Kamilah ujung tombak perjuangan kini
Di tangan kamilah setir nahkoda kami arahkan
Tuk berjuang diantara karam dan gelombang
Namun, maafkan kami pahlawanku
Jika dengan tangan ini terkadang kami corengkan noda
Kami habiskan masa muda ini untuk berfoya
Kami isi waktu kami dengan hal sia-sia
Di lubuk hati ini kami menangis
Ada dari kami yang menyalahi amanah
Jadi pemimpin yang kadang semena-mena
Dan memutuskan hal dengan tak adil
Kami, memang menodai jerih generasi muda lain
Mereka begitu getol berjuang untuk maju
Mereka begitu gigih menyingkir dari kenistaan
Kamipun ingin kembali dalam lintasan itu

Mengenang Perjuanganmu Wahai Ibu Kartini


Habis gelap terbitlah terang
Kemudahan jenjang pendidikan ini
Kesetaraan antar gender ini
Kemajuan wanita masa kini
Itulah jerihmu wahai Kartini
Kebodohan yang semakin beranjak pergi
Pendidikan yang tidak mengenal kasta ini
Anak-anak perempuan yang tak bodoh lagi
Prestasi wanita yang bisa digeluti kini
Tak kan terwujud tanpa tetes peluhmu
Meski 21 April adalah harimu
Setiap perempuan mengenakan kebaya sepertimu
Kemeriahan acara memperingatimu
Namun rasanya tak cukup untuk menyanjungmu
Tapi, kau tak perlu risau
Begitu banyak Kartini sebagai penerusmu
Pejuang emansipasimu yang sesungguhnya
Untuk generasi gemilang berikutnya

Anda mungkin juga menyukai