Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

FIBRILLARY ASTROCYTOMA
Iskandar Syarif, Rismalisa Fitri

Bagian Ilmu Kesehatan Anak,


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS Dr. M. Djamil, Padang
E-mail: Iskandar.syarif@yahoo.com

Abstrak
Seorang anak berumur 6,5 tahun yang menderita Fibrilary astrositoma
dibawa ke rumah sakit dengan keluhan utama kaki kanan lemah sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit, diplopia, dan kejang. Diagnosis berdasarkan CT-scan
dan biopsy. Terapi suportif dilakukan sebelum pembedahan. Pembedahan terdiri
dari 2 tahap, pertama berguna untuk menurunkan tekanan intrakranial dengan VP-
shunt dan kedua untuk pengangkatan tumor. Reseksi tidak dapat dilakukan
sehubungan dengan lokasi tumor. Tatalaksana dilanjutkan dengan radioterapi
sebanyak 20 kali dengan dosis total 5000 Gy. Pasien meninggal 1 minggu setelah
diperbolehkan pulang, hal ini disebabkan oleh herniasi. Kesimpulan, Fibrillary
astrocytoma mempunyai prognosis buruk, karena sifatnya yang cenderung ganas
walaupun mendapatkan terapi yang adekuat.
Kata kunci : Fibrillary astrocytoma, VP-shunt, radioterapi.

Abstract
A girl 6.5 years old with Fibrillary astrocytoma was taken to hospital with
chief complain right leg weakness since 2 weeks before admission, headache,
diplopia and seizure. Diagnosis based on CT-scan imaging and biopsy. Supportive
therapy was given to maintain before and after surgery. The surgery contained 2
phase, the first is VP-shunt to decrease intracranial pressure and the second is
tumor resection. Tumor resection did not completely because of tumor location.
The patient died caused by herniation after 1 week, when the patient allowed go
home. Conclusion. Fibrillary astrocytoma was poor prognosis, because it is likely
to be malignant despite adequate treatment.
Keywords : Fibrillary astrocytoma, Vp-shunt, radiotherapy

73
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.33. Januari-Juni 2009 74

PENDAHULUAN Fibrillary astrocytoma merupakan


Kasus astrositoma pertama kali kelompok LGA atau tipe II, yang dapat
dilaporkan oleh Carmichaell pada menjadi difus serta berinfiltrasi, meluas
tahun 1928, yang didiagnosis ke corpus collosum sampai ke kedua
berdasarkan gam-baran histopatologi.(1) hemisfere.(8) Awalnya tipe ini adalah
Astrositoma meru-pakan tumor otak jinak tetapi dalam perjalanannya dapat
yang berasal dari sel astrosit, kemudian menjadi ganas.(1,5,9) Sampai saat ini
mengalami proliferasi secara keberhasilan terapi sangat tergantung
berlebihan. Sebagaimana diketahui pada kondisi umum penderita,
bahwa sel astrosit atau sel glia tersedianya alat yang lengkap, luasnya
merupakan sel terbanyak yang metastasis serta dukungan keluarga.(10)
menyusun jaringan otak.(2,3)
Astrositoma merupakan tumor otak KASUS
yang sering dijumpai pada anak, yakni Seorang anak perempuan, LI,
hampir 40 % dari kasus tumor otak, berusia 6 tahun 6 bulan, di rawat dari
dengan perban-dingan antara laki-laki tanggal 3 Agustus 2008 sampai dengan
dan perempuan adalah 2:1.(3-5,6) tanggal 17 November 2008, rujukan
Diperkirakan 700 kasus terdiagnosis dari rumah sakit daerah dengan
setiap tahun (lebih 80%) dengan diagnosis post meningitis purulenta dan
astrositoma grade rendah, yang lebih ventrículo-megali suspek SOL.
dikenal dengan Low-Grade Alloanamnesis dipe-roleh dari ibu dan
Astrocytoma ( LGA ), dimana salah ayah kandung dengan keluhan utama
satu-nya adalah tipe Fibrillary kaki dan tangan kanan lemah sejak 2
(6)
Astrocytoma. minggu sebelum masuk rumah sakit
Tumor otak umumnya bersifat (SMRS).
ganas yakni sekitar 20% dari seluruh Riwayat penyakit sekarang, sakit
kasus keganasan pada anak, yang kepala sejak 3 bulan yang lalu, sakit
kemudian disusul oleh leukemia limfo- dirasakan hilang timbul, keluhan
blastik akut.(7,8-11) Puncak kejadian dirasakan bertambah hebat bila anak
tumor otak pada anak adalah di usia 5-9 batuk. Kadang-kadang disertai muntah
tahun.(7) Sebuah penelitian yang yang menyemprot. Anak juga mengeluh
dilakukan oleh New York State Cancer melihat ganda sejak 6 minggu SMRS
Registry (NYSCR) selama 19 tahun tetapi tidak disertai pandangan kabur.
menemukan 4.613 kasus astrositoma Kejang berulang sebanyak 4 kali, 1
tidak spesifik dan 874 kasus anaplastic bulan SMRS, terakhir 2 minggu yang
astrocytoma.(12) Dari penelitian lain lalu, lama kejang ± 10 menit, kejang
yang dilakukan di salah satu rumah seluruh tubuh dengan mata melihat
sakit di Karachi pada bulan Januari keatas, kemudian anak tidak sadar
1989 sampai 1998 dijumpai 81 kasus. selama 2 hari. Anak tidak pernah kejang
Terdapat kasus 34,6% astro-sitoma dan sebelumnya. Kaki dan tangan kanan
sisanya meliputi Primitive melemah sejak 2 minggu SMRS. Tidak
Neuroectodermal Tumor (PNET), dapat berbicara dan menelan setelah
ependymoma, mixed glioma dan oligo- kejang yang terakhir. Tidak ada keluhan
dendroglioma. Berdasarkan lokasi, sesak napas. Tidak ada riwayat trauma
astrositoma merupakan tumor yang kepala. Buang air kecil dan buang air
sering dijumpai didaerah infra- besar tidak ada keluhan.
tentorial.(7) Pasien tidak pernah sakit seperti
ini sebelumnya dan tidak ada anggota
Iskandar Syarif, Fibrillary Astrocytoma 75

keluarga yang mempunyai riwayat gordon, schaefer positif dan


menderita tumor. Pasien merupakan peningkatan refleks fisiologis seperti
anak tunggal, lahir spontan, ditolong refleks patella, achilles, biseps dan
bidan, cukup bulan, berat badan lahir triseps. Kekuatan otot .
3400 gram, panjang badan lahir 50 cm,
langsung menangis kuat. Pasien telah Tanda rangsang meningeal
mendapat imunisasi lengkap, ada Scar seperti kernig sign, brudzinski I dan II
BCG. Dari anamnesis diet didapatkan tidak ditemukan. Pemeriksaan sensori
kesan cukup, baik secara kuantitas rasa nyeri, pasien merasa kesakitan dan
maupun kualitas. Riwayat pertumbuhan berusaha untuk menghindari
dan perkembangan normal. Ayah pasien rangsangan.
berusia 33 tahun, pendidikan SMP, Pada pemeriksaan laboratorium
pekerjaan sebagai tukang, dengan rutin didapatkan, Hb 12,8 g/dl, leukosit
penghasilan 1.000.000, per bulan. Ibu 10.800 /mm3, hitung jenis
berusia 34 tahun, pendidikan SMP, 0/0/1/69/29/1, LED 16 mm/1 jam
bekerja sebagai ibu rumah tangga. pertama. Urinalis dan pemeriksaan
Pasien tinggal di rumah semi permanen, feses dalam batas normal. Diagnosis
sumber air minum dari PDAM, halaman sementara : hemiparese dextra ec
tidak luas, jamban keluarga di dalam suspek SOL.
rumah, sampah di buang ke tempatnya, Dari pemeriksaan mata
dengan kesan higiene dan sanitasi baik. didapatkan papil edem OS disertai
Pasien tampak sakit sedang, kemungkinan perdarahan retina mata
sadar, tidak sesak dan tidak sianosis. kiri dan suspek tumor di pons serebri
Pada pemeriksaan, Tekanan Darah dengan tanda peningkatan tekanan
100/70 mmHg, laju nadi 80 x/menit, intrakranial. Pasien ditatalaksana
laju nafas 20 x/menit, suhu 37ºC. Berat dengan pemberian makanan cair,
badan 18 kg, (P10 CDC-NCHS 2000), Luminal, Dexametason, Diamok dan
tinggi badan 115 cm (P10-25 CDC-NCHS Bikarbonat. Pada hari ke-2 dilakukan
2000). Status antropometri didapatkan CT-Scan dengan kesan SOL (suspek
BB/U 83,7%, TB/U 96,6% dan BB/TB meduloblastoma) di infratentorial
90% didapatkan gizi baik. Tidak teraba dengan hidrosepalus obtruktif,
pembesaran kelenjar getah bening. dilanjutkan dengan pemasangan
Kepala simetris dan bentuk normal, ventrikulo-peritoneal shunting (VP-
dengan lingkar kepala 50 cm (normal Shunt). Setelah pemasanngan VP-
standar Nellhaus). Konjungtiva tidak Shunt, keadaan pasien tidak ada
anemis, sklera tidak ikterik, pupil perubahan. Hasil pemeriksaan sitologi
isokor, reflek cahaya +/+ normal cairan serebro spinal tidak ditemukan
dengan diameter 2 mm, tidak dapat sel ganas.
melihat ke lateral. Telinga dan hidung Empat minggu kemudian pasien
tidak ada kelainan. Tonsil T1-T1 tidak dioperasi kembali untuk reseksi tumor.
hiperemis, faring tidak hiperemis. Pada Hasil pemeriksaan patologi anatomi,
mulut ditemukan oral trush, tidak tampak jaringan yang mengandung sel-
ditemukan kaku kuduk. Jantung dan sel astrosit dengan inti agak pleomorfik,
paru tidak ditemukan kelainan. hiperkromatin, sitoplasma sedikit,
Abdomen tidak ditemukan kelainan. eosinofilik dengan tonjolan fibriler.
Status puberitas A1M1P1. Ekstremitas Tampak pula daerah-daerah yang
kanan didapatkan klonus, reflek mengalami perdarahan dengan kesan
babinski, chaddock, oppenheim, Fibrillary astrocytoma.
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.33. Januari-Juni 2009 76

Pasien dianjurkan untuk


radioterapi sebanyak 20 kali dengan
dosis akumulasi 5000 Gy. Lima hari
sesudah radioterapi, pasien kembali
demam, muntah sebanyak 1 kali. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan sakit
sedang, sadar, berat badan 19 kg,
tekanan darah 90/50 mmHg, laju nadi
110x/menit, laju napas 26x/menit, suhu
38.1ºC. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan perbaikan kekuatan otot
menjadi

Ditemukan sumber infeksi


berasal dari saluran kemih. Setelah
terapi pasien perbaikan dan
A diperbolehkan pulang. Tujuh hari
setelah pasien diizinkan pulang, pasien
meninggal dunia.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Astrositoma merupakan
neoplas-ma intraserebral, berbatas
ireguler, tepi bergerigi (jagged-edged
border).(12,13) Terkadang istilah
”astrocytoma” dan ”glioma” digunakan
secara bersamaan, karena sel astrosit
berasal dari sel glia.(5) Diketahui bahwa
sel tersebut merupakan sel yang banyak
terdapat didalam otak, berfungsi
menyediakan nutrisi esensial yang
diperlukan oleh neuron dan membantu
neuron mempertahankan potensial
bioelektris yang sesuai untuk konduksi
B impuls dan transmisi sinaptik.(1,8-10)
Para ahli mengklasifikasikan
Gambar 1. Jaringan tumor LI yang astro-sitoma menurut subtipe-subtipe
mengandung sel astrosit, histo-logis, asal tumor dan berdasarkan
di mana masih terdapat lokasi yang terdapat disaraf pusat.(2,11-14)
bagian normal Adapun pembagian yang sering
dengan pembesaran 10 X digunakan adalah menurut WHO yang
(A); Sel astrosit yang didasarkan pada gambaran histologis
tumbuh berlebihan, yakni grade I (astrositoma pilositik),
bersifat pleo-morfik, tumbuh lambat dan jarang menyebar ke
hiperkromatik dengan sekitar, sel piloid, serat-serat Rosenthal,
tonjolan fibriler pada badan granular eosinofilik, selularitas
pembesaran 100 X (B) rendah. Tipe ini dapat sembuh total.
Grade II (astrositoma difusa atau LGA),
Iskandar Syarif, Fibrillary Astrocytoma 77

tumbuh lambat tetapi dapat menyebar orang dewasa, sekitar 15% dari tumor
ke jaringan sekitarnya. Sifat sel dapat otak.(2)
berdiferensiasi dengan baik, inti atipik, Walaupun jarang, di Amerika
dan selularitas meningkat. Tipe ini pernah ditemukan astrositoma tipe ini
sering berlanjut ke tahap berikutnya. pada saraf tulang belakang, yaitu sekitar
Grade III (astrositoma anaplastik), 30% atau 1,1 kasus per 100.000 orang
sering disebut astrositoma maligna, dari semua tumor saraf tulang bela-
karena tumbuh cepat dan menyebar kang.(21)
kejaringan sekitarnya. Inti atipik dan
bermitosis. Grade IV (glioblastoma Etiologi
multiforme), tumbuh menyebar dan Penyebab tumor otak belum dapat
secara agresif. Sel-sel sangat berbeda diketahui secara pasti, namun terdapat
dengan sel normal. Inti atipik, beberapa faktor resiko.(2,10)
bermitosis dengan proliferasi 1. Faktor Genetik
(2,15-20)
endothelial dan atau nekrosis. Ditemukan adanya mutasi
Fibrillary astrocytoma adalah kromosom P53 dengan
tumor otak primer, yang termasuk ditemukan platelet-derived
dalam astrositoma grade II, mempunyai growth factor α-chain dan
ciri khas berinfiltrasi secara difus ke platelet-derived growth factor α-
jaringan otak normal dan mempunyai reseptor. Ditemukan riwayat
potensi untuk menjadi ganas. Secara tumor otak dalam satu keluarga
histologi terjadi hiperseluler didaerah seperti astrositoma, sklerose
yang terkena dibandingkan dengan tuberos, dan penyakit Sturge-
parenkhim, dimana terdapat gambaran Weber.
sel yang berdiferen-siasi baik, 2. Sisa-Sisa Sel Embrional
bermitosis sedikit, sel pleomorfik dan (Embryonic cell Rest)
inti kecil.(2,20,21) Tumor juga tampak Beberapa tumor otak tertentu
keras seperti karet dengan atau tanpa seperti kraniofaringioma, tera-
daerah sistik.(3) toma, yang berasal dari sisa-sisa
Lokasi primer sering ditemukan embrional yang kemudian
di regio hipotalamus, saraf optik dan Menga-lami pertumbuhan
serebellum.(3) Sementara astrositoma neoplastik.
lain-nya dapat juga dijumpai pada 3. Radiasi
hemisphere otak.(21) Jaringan dalam sistem saraf
pusat peka terhadap radiasi dan
Epidemiologi dapat mengalami perubahan
Insiden tumor otak primer degenerasi. Namun belum ada
terjadi pada sekitar 6 kasus dari 100.000 bukti radiasi dapat memicu
populasi per tahun. Dan 41% berasal terjadinya suatu glioma. Pernah
dari sel astrosit. Dimana lokasi dilaporkan bahwa meningioma
terbanyak adalah infratentorial.(3) terjadi setelah tim-bulnya suatu
Astrositoma grade II atau LGA radiasi.
adalah yang paling sering ditemukan, 4. Virus
yakni 80% dari seluruh astrositoma, Banyak penelitian tentang
sisanya 20% adalah grade III dan IV.(5) inoku-lasi virus pada binatang
Tipe Fibrillary astrocytoma juga sering kecil dan besar untuk
dijumpai pada anak-anak dibanding mengetahui peran infeksi virus
dalam proses terjadi-nya
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.33. Januari-Juni 2009 78

neoplasma, tetapi hingga saat ini bertambah hebat karena


belum ditemukan hubungan perubahan posisi, batuk atau
antara infeksi virus dengan per- mengedan. Biasanya nyeri kepala
kembangan tumor pada sistem bersamaan dengan muntah yakni
saraf pusat. sekitar 50% penderita. Nyeri dapat
5. Substansi-Substansi dirasakan ipsilateral, terutama bila
Karsinogenik tumor berada di daerah supraten-
Saat ini telah ditemukan torial. Sedangkan pada fossa
beberapa bahan kimia yang posterior akan memberikan
bersifat karsino-genik, seperti sensasi berupa nyeri alih ke
methylcholan-tren dan nitroso- oksiput dan leher.
ethyl-urea. 2. Perubahan status mental
Gangguan konsentrasi, cepat
Patogenesis lupa, perubahan kepribadian, dan
Penelitian tentang patogenesis berku-rangnya inisiatif adalah
terjadinya astrositoma sampai saat ini umum pada penderita dengan
masih belum jelas. Diperkirakan tumor lobus frontal atau
astrosi-toma pada anak-anak sering temporal. Bila tidak ditangani
disebabkan karena adanya perubahan dapat memburuk dengan
genetik. Dimana ditemukan mutasi penurunan kesadaran sampai
kromosom P53, yang mengakibatkan koma.
mutasi pada PTEN, sebagai suatu 3. Kejang
protein penanda tumor. Selain itu loss Merupakan gejala utama dengan
of heterozigosity (LOH) juga ditemukan tumor yang tumbuh lambat,
pada 40%.(20) seperti astrositoma.
4. Papil edema
Manifestasi Klinik Papil edem pada awalnya tidak
Gejala klinis yang muncul sangat mennyebabkan hilangnya
tergantung pada lokasi dan usia anak.4 kemam-puan untuk melihat,
Dapat dibagi dalam 2 katagori.10,20 tetapi edem papil yang
berkelanjutan dapat memperluas
Gejala umum bintik buta dan penyempitan
Sebagaimana diketahui bahwa lapangan pandang perifer serta
tumor pada anak 60-70% berada di penglihatan kabur.
infratentorial, walaupun hanya 1/10 dari 5. Muntah
seluruh masa otak dapat memunculkan Muntah sering mengindikasikan
gejala peningkatan tekanan intrakranial. tumor yang luas dan pergeseran
Hal ini disebabkan oleh infiltrasi difus otak. Sifat muntah berulang dan
dari tumor. Gejala yang paling sering proyektil tanpa didahului mual.
adalah nyeri kepala, papil edem dan
mual muntah. Tumor pada lobus Gejala klinik lokal
temporal dapat menjadi besar tanpa 1. Tumor kortikal
mengalami defisit neurologis. Tumor lobus frontal menyebab-
1. Nyeri kepala merupakan gejala kan terjadinya kejang umum
awal yang sering dikeluhkan yang diikuti paralisis post iktal.
penderita yakni 20% yang Jika hemisphere dipengaruhi
kemudian menjadi lebih sering. dapat mengakibatkan disatria
Nyeri bersifat intermitten, dan dan afasia. Anosmia unilateral
Iskandar Syarif, Fibrillary Astrocytoma 79

menunjukkan adanya tumor Gambaran CT-Scan pada


bulbus olfaktorius. astrosi-toma tingkat rendah
2. Tumor lobus temporalis memperlihatkan daerah yang
Gejala tumor pada lobus ini berdensitas rendah. Sulit dideteksi pada
adalah disfungsi traktus tahap dini. Terkadang terjadi kalsifikasi.
kortikos-pinal kontralateral, Pada MRI dijumpai daerah yang tidak
defisit lapa-ngan pandang terisi kontras. Pada pemeriksaan
homonim, peruba-han histologi sel masih berdi-ferensiasi
kepribadian, disfungsi memori baik, mirip sel normal.
dan kejang.
3. Tumor lobus oksipitalis Pengelolaan(3,5,10,14)
Hemianopsia homonim yang Penatalaksanaan pasien dengan massa
kongruen merupakan gejala tumor dibedakan dalam 3 bagian :
tumor di lobus oksipitalis 1. Pasien dengan peningkatan TIK
disamping kejang yang bersifat atau tanda-tanda fokal, diterapi
fokal dan episodik bila terkena dengan pemberian steroid dosis
cahaya senter dan warna. 12 mg intravenous, diikuti 4 mg
4. Tumor pada ventrikel III dan yang diturunkan bertahap.
Regio Pineal Adapun pemberian ini bertujuan
Tumor pada daerah ini akan untuk mengurangi edema
menghambat ventrikel yang pretumoral. Terapi non operatif
Mengakibatkan hidrosepalus. lainnya adalah dengan
Perubahan posisi dapat pemberian Acetazolamide
meningkatkan tekanan ventrikel sebagai inhibitor enzim
sehingga terjadi sakit kepala karbonik anhidrase sehingga
hebat bahkan pingsan. Keadaan sekresi natrium akan dihambat
ini juga dapat mengakibatkan yang mengakibatkan
gangguan pengecapan dan menurunnya pro-duksi LCS.
pengaturan suhu. Disamping itu posisi tubuh 30º
5. Tumor batang otak akan melancarkan pengosongan
Sering ditandai dengan disfungsi vena otak sebesar 7 mmHg.
saraf kranialis, defek lapangan Radioterapi konvensional
pandang, nistagmus, ataksia dan dengan fraksi beberapa arah
kelemahan ekstrimitas. dengan dosis 5000-6000 Gy,
akan mampu memperbaiki
Diagnosis (2,3,10) kerusakan subletal. Pada tipe
Untuk menegakkan diagnosis ganas penata-laksanaan dengan
pada penderita yang dicurigai menderita radioterapi juga sangat
tumor otak yaitu melalui anamnesis, dianjurkan. Dari beberapa
peme-riksaan fisik terutama status literatur kemoterapi juga
neurologik. Adapun pemeriksaan dianjur-kan untuk penderita
penunjang dapat dilakukan dengan CT- tumor otak, yakni dengan PCV
Scan dan MRI. Walaupun jarang, (kombinasi dari procarbazine,
pemeriksaan cairan serebrospinal nitrosourea dan vinkristine) atau
sebagai marker pernah dilakukan. kemoterapi baru pil
Sedangkan diagnosis histo-logis temozolamide (tremodal),
ditegakkan melalui pemeriksaan walaupun demikian hanya
patologi anatomi. sedikit bermanfaat untuk
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.33. Januari-Juni 2009 80

penderita malignant glioma dan tahun berkisar 50-60% dan angka


astrositoma tingkat rendah. ketahanan hidup 10 tahun adalah 30-
Tetapi sebaliknya untuk pasien 40%.(8,20)
oligodendroglioma.
2. Pasien yang menunjukkan gejala Analisis Kasus :
epilepsi Telah diajukan kasus seorang
Pasien yang dicurigai anak perempuan berumur 6 tahun 6
astrositoma tingkat rendah, bulan, dengan diagnosis suspect SOL ec
biopsi harus ditunda hingga CT- tumor primer ec fibrillary astrocytoma
Scan ulang adanya tanda fokal dan kandidiasis oral. Diagnosis
yang menunjukkan adanya ditegakkan berdasarkan pada anamnesis
progresi. Tumor jenis ini didapatkan kaki kanan dan tangan
sebaiknya dilakukan eksisi kanan lemah sejak 2 minggu sebelum
lengkap atau parsial. Pada lokasi masuk rumah sakit. Sakit kepala sejak 3
tertentu pembedahan tidak dapat bulan SMRS, nyeri dirasakan hilang
dilaku-kan. Bila terjadi timbul dan bertambah bila anakn batuk.
hidrosepalus, dapat dilakukan Kadang-kadang disertai muntah yang
VP-Shunt atau atrial bilateral. menyemprot. Anak juga tidak dapat
Untuk mengatasi kejang, dapat berbicara dan menelan sejak 2 minggu
diberikan phenitoin 300-400 setelah kejang atau sebelum masuk
mg/hari atau pheno-barbital 90- rumah sakat. Selain itu didapatkan pula,
150 mg/hari. anak melihat ganda sejak 6 minggu
3. Imunoterapi SMRS. Pada pemeriksaan fisik
Imunoterapi merupakan pengo- didapatkan anak sadar, sakit berat,
batan terbaru yang masih perlu tekanan darah 100/70 mmHg.
diteliti lebih lanjut. Dasar pemi- Didapatkan juga anak afasia motorik.
kirannya bahwa sistem imun Pada ektrimitas, kekuatan otot kanan
tubuh dapat menolak tumor. menurun yakni 4, sedangkan ekstrimitas
4. Terapi genetik. kiri normal. Dari CT-Scan diperoleh
gambaran SOL di infratentorial dengan
Prognosis hidrocephalus obstruktif. CT-Scan,
Dipengaruhi oleh beberapa menunjukkan massa yang berdensitas
faktor, antara lain sifat keganasan rendah, walaupun tidak diperkuat oleh
tumor, jenis dan lokasi tumor, serta kontras. Tampak juga gambaran
umur penderita. Tumor meskipun jinak ireguler dengan tepi bergerigi.(13)
yang menempati tempat vital,
prognosisnya jelek. Glioma batang otak
dan glioblastoma supratentorial
merupakan tumor otak yang sangat sulit
diobati. Pembedahan tidak dapat
dilakukan, sedangkan radioterapi
efektivitasnya sangat minim, sesudah
terdiagnosis, lama hidup biasanya
kurang dari 1 tahun. Data dari negara
maju menyatakan dengan diagnosis dini
dan juga penanganan yang tepat melalui
pembedahan dilanjutkan dengan
radioterapi, angka ketahanan hidup 5
Iskandar Syarif, Fibrillary Astrocytoma 81

intrakranial berupa edema papil, yang


ditandai dengan nyeri kepala bertambah
bila batuk serta muntah proyektil.
Keadaan ini dapat menimbulkan
ancaman herniasi. Menurut Menkes, 70-
75% pasien dihubungkan dengan
gangguan penglihatan dan diplopia,
walaupun pada awalnya keluhan ini
tidak jelas.(17)
Prognosis pasien ini jelek, usia
lebih muda, lokasi massa tumor yang
berada didaerah pons serta gejala edema
papil dengan tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial yang kapan saja
Gambar 4 : CT-Scan pada pasien LI, dapat menim-bulkan herniasi. Pasien
menunjukkan adanya daerah telah dilakukan VP-Shunt yang
berdensitas rendah di daerah bertujuan mengalirkan LCS ke ruang
infratentorial. peritonial sehingga dapat mengurangi
tekanan. Disamping itu diberikan juga
Dari hasil pemeriksaan jaringan terapi simtomatis seperi antibiotik,
tumor di Bagian Patologi Anatomi dida- kortiko-steroid, anti konvulsan serta
patkan tampak jaringan yang mengan- roboransia. Pada pasien ini telah
dung sel-sel astrosit dengan inti agak dilakukan pula radioterapi sesuai
pleomorfik, hiperkromatin, sitoplasma dengan yang direko-mendasikan.
sedikit, eosinofilik dengan tonjolan Kebutuhan kalori pasien ini
fibriler. Tampak pula daerah-daerah dihi-tung menurut Recommended Daily
yang mengalami perdarahan. Allowance (RDA) sehingga didapatkan
Pada kasus ini penderita kenaikan berat badan menjadi 19 kg.
berumus 6 tahun 6 bulan, hal ini sesuai Pasien diizinkan pulang dan rawat jalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan dengan nasehat agar dapat
oleh Daniel dan timothy, bahwa usia menggantikan NGT setiap 10 hari dan
puncak menderita tumor otak pada melanjutkan fisioterapi untuk melatih
anak-anak antara 5-9 tahun.(7) Menurut kemampuan menelan. Pasien meninggal
Bradley, 20% gejala awal tumor otak dunia dimu-ngkinkan karena herniasi.
adalah sakit kepala, bahkan bisa
mencapai 60% seiring perkembangan
tumor.(10) Disam-ping itu Oncology
Daftar Pustaka
1. Harwig MS,Wilson LM. Anatomy
Groups of America (OGA) menyatakan and physiology of the nervous
adanya tanda-tanda lateral seperti system. Dalam: Price SA,Wilson
hemiparesis, aphasia dan visual-field LM, Penyunting. Pathophysiology:
deficits akan dijumpai pada 50% Clinacal concepts of proceses.
penderita, begitu juga dengan kejang. Edisi ke-6.London: Mosby; 2002.
Berdasarkan kepustakaan yang sama h.1010-11.
tumor tersebut dapat mengalami
perdarahan, yakni sekitar 7-14% pada 2. Kuttesh JR,Ater L.Brain tumor in
penderita LGA. (18,20) chilhood. Dalam: Behrman RE,
Pada pemeriksasaan mata, dite- Klegman RM, Jenson HB,
Penyunting. Nelson texbook of
mukan tanda-tanda peningkatan tekanan
pediatrics. Edisi ke-18.
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.33. Januari-Juni 2009 82

Philadelphia sounders; 2007. 11. Wonoyuno T.Peran CT-Scan pada


h.2128-31. diagnosis tumor otak. Cermin
Dunia Kedokteran 1992; 77: h. 12-
3. Chalim A. Pengenalan gejala klinis 16.
tumor otak.Cermin Dunia
Kedokteran 1992; 77:h.5-7. 12. Harsono. Tumor otak. Dalam:
Buku ajar neurologi klinis. Edisi
4. Statistical report:Primary brain Ke-1.Yogyakarta: Universitas
tumor in the United States.Central Gajah Mada; 1999. h .201-7.
Brain Tumor
Registry.Chicago,2002. 13. Cancer management: A multi
disiplinary approach oncology.
5. Burger PC,Scheithauer BW,Vogel New York: The Oncology Group;
FS. Surgical pathology of the 2003.
nervous system and its coverings.
Edisi ke-4. New York: Churchill 14. Chur Top.Combining cytotoxit and
Livingstone; 2002. immune mediated gene therapy to
treat brain tumor.2005.h.1151-70.
6. Kleihues P,Cavenee WK.Pathology
and geneticsof tumor of nervous 15. Well differentiated neurocytoma:
system. Edisi Ke-2.France: IARC; What is the best available treatment
2000. [editorial]. Neuro-oncology 2005.

7. Suarno R. Perkembangan 16. Matson DD.Intracranial tumors.


Penatalaksanaan tumor otak dengan Dalam: Farmer TW, Penyunting.
modalitas radioterapi. Cermin Pediatric neurology. New York and
Dunia Kedokteran 1992; 77: h. 26- London: Harper and Row
29. Publisher; 1996. h. 455-475.

8. Adam,Victors. Intracranial 17. Menkes CH.Textbook of chid


neoplasm and nonneoplastic neurology. Edisi ke-1.Philadelphia:
disorders. Dalam: Manual of Lea and Febiger; 1975. h.380-414.
neurology. Edisi ke-7. New
York:Mc Graw Hill; 2002. h. 258- 18. Teddy P. Intracranial tumors.
63. International Medicine1983; h.
1456-60.
9. Mahar M. Proses neoplastik di
susunan saraf. Dalam: Neurologi 19. Wahyudi T.Tumor
klinik dasar. Edisi ke-5. Jakarta: cerebellopontine angle.Mutiara
Dian rakyat; 2000. h. 390-402. Medika 2006; h.138-146.

10. Bradlley, Walter G. Neuro- 20. Ismael S, Soetomenggolo T. Tumor


oncology. Dalam: Pocked susunan saraf.dalam : Neurology
companion to neurology inclinical anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
practice. Edisi ke-3. Boston: Indonesia; 1999. h. 424-25.
Butterworth; 2000. h. 239-67.

Anda mungkin juga menyukai