Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Diagram Terner” dengan tujuan membuat
kurva larutan suatu cairan yang terdapat dalam dua kurva tertentu. Prinsip yang
digunakan pada percobaan ini adalah analisa kualitatif. Metode yang digunakan yaitu
titrasi. Hasil dari percobaan yaitu larutan yang mengandung dua komponen yang
saling larut sempurna membentuk daerah fase tunggal, sedangkan komponen yang
tidak saling larut sempurna membentuk daerah fase dua. Kesimpulan dari percobaan
adalah semakin banyak etanol yang dicampurkan dengan kloroform maka semakin
banyak aquadest yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelarutan suatu zat adalah suatu konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zat
dalam suatu larutan. Partikel- partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun ion
selalu berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul- molekul pelarut air).
Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang diperlukan
untuk menghindari partikel zat terlarut itu. Setiap pelarut memiliki batas maksimum
dalam melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri dari dua jenis larutan elektrolit maka
dapat membentuk endapan (dalam keadaan jenuh).
Pemisahan suatu larutan dalam campuran dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya dengan ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu metoda yang didasarkan
pada perbedaan kelarutan kompenen campuran pada pelarut tertentu dimana kedua
pelarut tidak saling melarutkan sehingga membentuk dua fasa. Maka untuk
memisahkannya digunakan pelarut yang kelarutannya sama dengan salah satu
kompenan dalam campuran tersebut. Sehingga ketiganya membentuk satu fasa. Jika
ke dalam sejumlah air kita tambahkan terus menerus zat terlarut lama kelamaan
tercapai suatu keadaan dimana semua molekul air akan terpakai untuk menghidrasi
partikel yang dilarutkan sehingga larutan tidak mampu lagi menerima zat yang
ditambahkan. Dapat dikatakan larutan tersebut mencapai keadaan jenuh.
Zat cair yang hanya sebagian larut dalam cairan lainnya, dapat dinaikan
kelarutannya dengan menambahkan suatu zat cair yang berlainan dengan kedua zat
cair yang lebih dahulu dicairkan. Bila zat cair yang ketiga ini hanya larut dalam suatu
zat cair yang terdahulu, maka biasanya kelarutan dari kedua zat cair yang terdahulu
itu menjadi lebih kecil. Tetapi bila zat cair yang ketiga itu larut dalam kedua zat cair
yang terdahulu, maka kelarutan dari kedua zat cair yang terdahulu akan menjadi
besar. Gejala ini dapat terlihat pada sistem kloroform- asam asetat- air.

1.2. Tujuan Percobaan


Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk membuat kurva larutan suatu
cairan yang terdapat dalam dua cawan tertentu.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu tertutup
100 mL, labu Erlenmeyer 250 mL, buret 50 mL, neraca westphal,
thermometer (10-100ºC).
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aseton
100 mL, aquadest, benzena 100 mL, kloroform 100 mL, asam asetat
glacial 100 mL, etanol 100 mL.

3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan


Tabel 3.1. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Titik Titik
Berat Molekul Tinjauan
No Bahan Didih Leleh
(g/mol) Keamanan
(ºC) (ºC)
Mudah
1. CH3COCH3 58,08 56,53 -95
Terbakar
2. Aquadest 18 100 0 Aman
Mudah
3. C6H6 78,112 80,1 55
Terbakar
Mudah
4. CHCl3 119,37 61,15 -63,5
Terbakar
Mudah
5. C2H6OH 46,07 78,19 -114,14
Terbakar
6. CH3COOH 60,5 118,1 16,7 Korosif

3.3. Skema Kerja


Kedalam labu Erlenmeyer yang bersih, kering dan tertutup, dibuat 3 macam
campuran cairan Etanol dan Kloroform yang saling larut. Dengan komposisi sebagai
berikut:
Labu 1 2 3
Etanol, mL 9 8 7
Kloroform, mL 1 2 3
Semua Pengukuran dilakukan dengan buret. Ditambahkan cairan etanol 9 mL dan
kloroform 1 mL pada labu 1. Penambahan cairan dilakukan pula pada labu 2 dan 3
sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Campuran di dalam Erlenmeyer 1
sampai 3 dititrasi dengan aquadest sampai tepat timbul keruh. Cairan aquadest yang
terpakai, dicatat volumenya.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan


Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan
Volume Titrasi aquadest
No Perlakuan
(mL)
Erlenmeyer A
1. 16
9 mL Etanol + 1 mL Kloroform
Erlenmeyer B
2. 3,9
8 mL Etanol + 2 mL Kloroform
Erlenmeyer C
3. 2,4
7 mL Etanol + 3 mL Kloroform

4.2. Pembahasan
Diagram terner merupakan suatu diagram fasa berbentuk segitiga sama sisi
dalam suatu bidang datar yang dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat
dalam berbagai fasa. Percobaan ini dilakukan percobaan mengenai diagram terner
sistem zat cair tiga komponen dengan metode titrasi. Praktikum kelarutan zat ini
bertujuan untuk mengetahui berapa perbandingan pelarut yang harus ditambahkan
sehingga dapat melarutkan suatu zat dan didapatkan suatu perbandingan komponen
yang mempunyai efesiensi besar.
Pemisahan dilakukan dengan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan
sempurna terhadap campuran. Pada percobaan ini, dicampurkan tiga komponen
berfasa cair yaitu aquadest, kloroform, dan etanol. Air dan etanol dapat larut
sempurna, demikian pula halnya dengan kloroform dan etanol. Etanol merupakan
senyawa semi polar. Etanol mempunyai gugus OH dan etil, sehingga dapat larut
dalam air (H2O) dan kloroform (CHCl3). Kloroform merupakan senyawa nonpolar
dan air merupakan senyawa polar. Air dan kloroform tidak dapat bercampur dan
membentuk dua lapisan karena perbedaan kepolaran. Semakin sedikit kloroform,
terbentuknya dua lapisan semakin susah. Percobaan ini dilakukan metode titrasi. Titik
akhir titrasi ditunjukan dengan terbentuknya larutan keruh yang menandakan telah
terpisahnya komponen. Komponen campuran dari larutan tiga komponen menjadi dua
komponen larutan terner konjugasi.
Percobaan ini dilakukan 3 perlakuan pada masing-masing erlenmeyer yaitu
mencampurkan kloroform dengan etanol dengan perbandingan yang berbeda beda di
tiap labunya. Pada labu 1, kloroform = 1 mL dan etanol = 9 mL, volume titran (air)
yang digunakan untuk mengkeruhkan larutan = 16 mL. Pada labu 2, kloroform = 2
mL, etanol= 8 mL dan volume titran (air) yang digunakan = 3,9 mL. Pada labu 3,
kloroform = 3 mL, etanol = 7 mL dan volume titran (air) yang digunakan = 2,4 mL.
Semakin sedikit kloroform, keruhnya suatu larutan semakin susah. Kecepatan
kekeruhan yang timbul pada labu tidak bertahap sesuai dengan kadar air yang
terkandung pada masing-masing labu. Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan,
semakin banyak etanol yang dicampurkan dengan kloroform maka semakin banyak
pula aquadest yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen. Jadi, etanol dapat
menaikkan kelarutan kloroform dalam air.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
 Dua komponen larutan yang saling melarutkan akan membentuk fase tunggal
dan yang tidak saling melarutkan akan membentuk daerah fase dua.
 Semakin sedikit kloroform, semakin susah terbentuknya dua lapisan.
 Larutan membentuk dua lapisan dititik akhir titrasi.
 Semakin banyak etanol yang dicampurkan dengan kloroform, maka semakin
banyak aquadest yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen.

5.2. Saran
LAMPIRAN

Diketahui:

 Vair(1): 16 mL → 16 cm3 Pair = 0,997 g/cm3


Vair(2): 3,9 mL → 3,9 cm3 Pkloroform = 1,499 g/cm3
Vair(3): 2,4 mL → 2,4 cm3 Petanol = 0,789 g/cm3
 Vkloroform(1): 1 mL → 1 cm3
Vkloroform(2): 2 mL → 2 cm3
Vkloroform(3): 3 mL → 3 cm3
 Vetanol(1): 9 mL → 9 cm3
Vetanol(2): 8 mL → 8 cm3
Vetanol(3): 7 mL → 7 cm3

1) Mencari Massa
a. Massa air
m1 = p x v m2 = 3,8883 g m3 = 2,3928 g
=0, 997 g/cm3 x 16 cm3
= 15, 952 g

b. Massa Kloroform
m1 = p x v m2 = 2,998 g m3 = 4,347 g
= 1,499 g/cm3 x 1 cm3
= 1,499 g
c. Massa Etanol
m1 = p x v m2 = 6,312 g m3 = 5,523 g
= 0,789 g/cm3 x 9 cm3
= 7,101 g
2) Mencari mol
a. mol air
n1 = gram/ Mr n2 = 0,2160 mol n3 = 0,1329 mol
= 15,952 g/18
= 0,8862 mol
b. mol kloroform
n1 = gram/ Mr n2 = 0,0252 mol n3 = 0,0365 mol
= 1,499 g/ 119
= 0,0125 mol

c. mol etanol
n1 = gram/Mr n2 = 0,1372 mol n3 = 0,1200 mol
= 7,101 g/46
= 0,154 mol

3) Mencari Fraksi Mol


a. Fraksi mol air
mol air
x1 = ______________________________ = 84,159%
mol air+ mol kloroform + mol etanol
x2 = 57,082 %
x3 =45,92 %
b. Fraksi mol Kloroform
x1 = 1,18 %
x2 = 6,65 %
x3 = 12,61%
c. Fraksi mol Etanol
x1 = 14,65 %
x2 = 36,25 %
x3 = 41,46 %
Lembar Pengesahan

DIAGRAM TERNER

Oleh:
Kelompok VII

Darussalam, 23 November 2018


Mengetahui,

(Mutia Elvitiana)

Anda mungkin juga menyukai