Anda di halaman 1dari 5

The Effect of Cooperative Learning on the tenth Grade Students’ Reading

Comprehension of SMAN 10 Tangerang.


Dini Ika Lestari
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Muhammadiyah
Tangerang
e-mail: diniika.lestari.dil@gmail.com

Abstract: The aim of this research is to find out the effect of cooperative learning
on the tenth-grade students’ reading comprehension of SMAN 10 Tangerang. The
research used quasi-experimental nonequivalent design with pre-test and post-test
design. The type of cooperative learning used in this research is Jigsaw technique.
The sample taken are two classes, from each class, the researcher chooses 30
students none randomly. The data is analyzed by using two-tailed test at the level
significance (α) = 0,05. The result showed that the t-test is higher than t-table
(4,96> 2,045). In other words, the null hypothesis (H0) is rejected and the
experimental hypothesis (H1) is accepted. The data proved that cooperative
learning has significant effect on the tenth grade students’ reading
comprehension. The use of cooperative learning type jigsaw helps the students
comprehend the text easily, increasing their motivation, make them more active,
students could more participate in the learning process. As the suggestion, the
cooperative learning type jigsaw technique treatment is recommended to be
applied in teaching reading comprehension and teachers who apply this method
are suggested to use cooperative learning type jigsaw technique along with other
interesting strategies.

Keywords: Cooperative Learning and Reading Comprehension

Bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di


Indonesia. Mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. Agar sukses dalam menggunakan bahasa
Inggris sebagai alat komunikasi, para siswa harus menguasai semua kemampuan
berbahasa. Diantaranya adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Membaca adalah salah satu keterampilan penting dalam bahasa Inggris.
Membaca adalah keterampilan aktif sehingga pembaca mendapatkan
pemahaman pada sebuah teks (Harmer, 2001). Pemahaman membaca adalah
proses mengkonstruksi makna dari sebuah teks (Duke and Pearson, 2001).
Pemahaman membaca merupakan suatu proses untuk membangun makna yang
melibatkan pemikiran yang disengaja antara teks dan pembaca. Hal ini menjadi
penting karena dapat meningkatkan pengetahuan. Melalui hal tersebut kita akan
mendapatkan banyak informasi dan solusi masalah.
Berdasarkan PERMENDIKBUD No. 70 Tahun 2013 mengembangkan
Kurikulum 2013, kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Inggris untuk
keterampilan membaca tingkat SMA adalah memahami tujuan, struktur teks dan
fitur bahasa dalam teks ucapan tertulis dan lisan tentang pengalaman.
Terdapat banyak masalah dalam belajar membaca. Berdsarkan
pengamatan awal peneliti di SMAN 10 Tangerang masalah yang diidentifikasi,
yaitu siswa memiliki motivasi yang rendah, siswa sulit untuk berkonsentrasi,
siswa tidak mengerti tentang teks, dan guru yang masih menggunakan metode
konvensional dalam mengajar. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya
alternatif penyelesaian yaitu dengan metode pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan membentuk kelompok-
kelompok kecil, kemudian mereka mediskusikan masalah-maslah yang ada
(Slavin, 2009). Pembelajaran seperti ini akan membuat siswa lebih aktif dan lebih
efektif karena siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep
yang sulit dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Di antara
metode pembelajaran kooperatif yang ada, peneliti akan memilih tipe Jigsaw.
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah satu jenis pembelajaran yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya (Richard and Rodgers, 2001). Dalam
teknik Jigsaw, para siswa bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada
topik yang dipelajari. Kelompok ini disebut “kelompok asal”. Setiap kelompok
asal tersebut diberikan “lembar ahli” kepada masing-masing anggota kelompok.
Siswa-siswa yang mendapat topik yang sama akan bertemu dalam “kelompok
ahli” untuk mediskusikan topik yang mereka terima. Setelah diskusi kelompok ini
selesai, selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal dan secara bergantian
mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Kemudian semua siswa
diberi kuis yang mencakup seluruh topik yang telah dipelajari dan skor kuis akan
menjadi skor kelompok. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif terhadap Pemahaman
Membaca Siswa Kelas X SMAN 10 Tangerang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi ekperimen karena peneliti tidak
dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dengan
memberikan perlakuan (treatment) berupa penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol akan
diterapkan pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan dalam pemahaman
membaca siswa yang terfokus pada materi recount text.
Peneliti melakukan penelitian di SMAN 10 Tangerang pada bulan Mei
sampai Juni 2014. Peneliti berfokus pada siswa kelas X yang terdiri dari dua
kelas, yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelompok eksperimen terdiri dari 39 siswa dan
kelas X MIA 3 sebagai kelompok kontrol terdiri dari 40 siswa. Peneliti hanya
mengambil 30 siswa dari masing-masing kelas sebagai sampel.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu, H1 = terdapat pengaruh yang
signifikan anatara siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif
dengan siswa yang menggunakan metode konvensional dalam pemahaman
membaca. H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan
metode konvensional dalam pemahaman membaca.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil pre-test dan post-test
siswa dalam pemahaman membaca recount text bahasa inggris setelah diberikan
perlakuan Jigsaw pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas
kontrol. Hasil analisa dapat dilihat pada table berikut:
1.1 Hipotesis pre-test
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai thitung lebih kecil daripada
ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut artinya tidak terdapat
pengaruh signifikan terhadap pemahaman membaca siswa antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan dari masing-masing
kelas.
1.2 Hipotesis post-test

Menurut hasil penelitian, peneliti mendapatkan keismpulan bahwa H0


ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah menerima perlakuan dalam pemahaman
membaca teks recount bahasa Inggris.
Hasil tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Slavin (2009)
bahwa pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa memahami materi
terutama dalam memahami teks karena mereka dapat bernagi argumen dengan
teman mereka dalam sebuah kelompok.
Beberapa poin yang dapat ditarik dari penelitian ini. Pertama, metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam pengajaran pemahamam
membaca siswa. Artinya rumus H1 diterima dan H0 ditolak dengan nilai thitung 4,96
> ttabel 2,045. Kedua, teknik Jigsaw bertujuan untuk mengembangkan kerja tim
dan keterampilan belajar kooperatif pada semua siswa. Sesuai dengan prinsip
metode pembelajaran kooperatif. Jigsaw mengharuskan siswa bekerja sama dalam
kelompok saat mereka saling mengajar, memcehkan masalah, dam
mengembangkan keterampilan sosial yang sesuai. Ketiga, Jigsaw memberikan
suasana yang menarik, menantang, dan menyennagkan dalam aktivitas kelas. Hal
ini juga berkontribusi dalam membantu siswa memahami materi dengan lebih
mudah.
Sebagai saran metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dianjurkan
untuk diterapkan dalam pemahaman membaca siswa. Bagi guru yang menerapkan
metode pembalajaran ini disarankan untuk menerapkannya bersama dengan
strategi menarik lainnya.

Daftar Pustaka

Duke, N. K. & Pearson, P. D. (2001). Reading Comprehension: Strategies that


Work (Chapter 4) In Farstrup, A.E & S.J Samuels (eds.) “What
Research Has to Say About Reading Instruction”. 3rd ed., Newark,
DE: International Reading Association.
Harmer, Jeremy. (2001). How to Teach English: An Introduction to the Practice
of English Language Teaching. Edinburg: Pearson Longman.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia: Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta.
Riadi, Edi. (2014). Metode Statistika: Parametrik & Nonparametrik. Tangerang:
Pustaka Mandiri.
Richards, J. C & Rodgers, T. S. (2001). Approaches and Methods in Language
Teaching. Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press.
Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning: Theory, Research and Practice.
Bandung: Nusa Media.

Anda mungkin juga menyukai