TINJAUAN UMUM
3
4
2.2.1 Visi
Menjadi produsen utama bauksit dan alumina terkemuka diindonesia
dengan mengahasilkan manfaat optimal bagi perusahaan dan seluruh pemangku
kepentingan.
2.2.2 Tujuan
Maksud dan tujuan dari pengembangan usaha tambang bauksit Harita
Groupkedepan adalah membangun usaha tambang bauksit yang menerapkan
Good Mining Practices, mengikuti ketentuan peraturan perundangan, sehingga
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan memberi manfaat yang optimal
stakeholders, termasuk daerah dan masyarakat sekitar tambang.
2.3 Lokasi kesampaian daerah
Secara administratif PT. Harita Prima Abadi ir Upas berada di Desa Batang
Belian, Kecamatan Marau, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan
Barat.Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)di PT. Harita Prima Abadi
Mineral secara geografis terletak pada posisi 110 42’ 01”sampai 110 53’
03”BTdan 2 07’ 09”sampai 224’ 02” LS.Secara umum wilayah PT. Harita
Prima Abadi Mineral dapat dicapai melalui beberapa route dari Jakarta sebagai
berikut:
1. Transportasi Udara dari Jakarta ke Pontianak, selama kurang lebih 1
jam 15
menit.
2. Transportasi Air dari Potianak ke Ketapang selama kurang lebih 7
jam, atau Transportasi Udara dari Pontianak ke Ketapang selama
kurang lebih 30 menit.
3. Transportasi Darat dari Ketapang ke Desa Batang Belian dengan
kondisi jalan tidak begitu baik mungkin dapat ditempuh selama
kurang lebih 5 jam; atau (B) Transportasi Darat dari Ketapang ke
Kendawangan selama kurang lebih 3 jam, dilanjutkan dengan
Transportasi Air dari Kendawangan ke Desa Kedondong (Kelampai)
selama kurang lebih 30 menit lalu dilanjutkan lagi dengan
5
PT.HPAM
6
(sumber : Peta Konsesi PT. Harita Prima Abadi Mineral site Air Upas)
300
250 200 196 212
200 157
150
88
100 44
50
0
JAN FEB MAR APRIL MAY JUNE JULY AUG SEPT OKT NOP DES
Bulan
(sumber : Data curah hujan PT. Harita Prima Abadi Mineral site Air Upas)
Gambar 2.3 Grafik Curah Hujan Rata-Rata per Bulan Tahun 2012– 2013
8
2.5.1. Geomorfologi
(1) Satuan Perbukitan Bergelombang Lemah - Sedang.
Satuan ini menempati bagian barat dan tengah wilayah penyelidikan mengisi
lembah-lembah berelevasi topografi rendah di antara Satuan Perbukitan Terjal
Bergelombang Kuat. Elevasi topografi berkisar dari 20 hingga 60 mdpl,
dengan kemiringan lereng berkisar dari 0 – 10 derajat membentuk pola
punggungan perbukitan yang tidak beraturan. Pada Satuan ini, secara umum
anak-anak sungai di daerah tinggian berkembang membentuk pola aliran
dendritic-subdendritic, untuk kemudian induk-induk sungainya cenderung
berkembang membentuk pola aliran meandering, menunjukkan proses
pelapukan telah lama berlangsung.
2.5.2. Stratigrafi
Secara regional di daerah penyelidikan termasuk dalam Peta Geologi
Bersistem Lembar Ketapang – 1411, di mana formasi batuan penyusun dari muda
ke tua adalah sebagai berikut ( E.Rustandi (GRDC) & F. De Keyser (AGSO),
1993):
tipis, terubah secara beraneka ragam oleh malihan termal dan ubahan
hidrotermal: batulempung, batupasir halus-kasar dan lepungan yang serisitan
(setempat-setempat lanauan dan bersilang siur), arenit litik (Beberapa tufaan
atau mengandung pecahan batuan gunung api hasil ‘rework’). Serpih
(setempat-setempat pasiran), dan batusabak; Kadang-kadang gampingan
membentuk batuan kalk-silikat. Batuan terangkat dan terlipat, umumnya
dengan kemiringan antara 30 derajat sampai tegak. Terdapat fosil Mikroflora
Lanjut Caytonipollenites (Muller,1968; Albian Akhir-Cenomanian), dan satu
conto terlihat kaya akan sepon litistid yang mungkin berumur Jura. Satuan ini
terbentuk secara tidak selaras di atas Malihan Pinoh tetapi tak terlihat
kontaknya; Tidak selaras dan setempat-setempat berjemari dengan batuan
Gunugapi Kerabai; Tidak selaras di bawah Basal Bunga; Diterobos oleh Granit
Sukadana dan Granit Sangiyang; kontak dengan Granit Belaban tidak terlihat.
Mungkin dapat disebandingkan dengan batupasir Kempari di Ngataman.
Berumur Jura- Kapur Akhir. Ketebalan tidak diketahui; Penyebarannya
meliputi wilayah tanah rendah yang secara topografi tidak jelas bentuknya,
tersebar di banyak wilayah lembar peta, termasuk Pulau Cempedak, (van
Bemmelen,1939; de Keyser & Rustandi,1989).
8. Batuan Malihan Pinoh (PzTRp)
Terdiri batuan kuarsit berwarna kelabu tua, terhablur ulang mengandung
anortit, kaya turmalin, genes klinopiroksin-hornblende, mengandung
klinozoisit dan skapolit, dan batuan migmatik; sekis mika dan kuarsit mika
dengan biotit porfiroblastik, andalusit, garnet, muskovit sekunder dan turmalin
local; sekis andalusit-mika. Batuan ini diperkirakan berumur Paleozoik (?) –
Trias (?), berada tidak selaras dibawah Komplek Ketapang, diterobos dan
termalihkan secara termal oleh Granit Sukadana.
12
Tabel 2.1 Stratigrafi Lembar Air Upas, E. Rustandi dan F. DE Keyser (1993)
Tabel 2.1 Stratigrafi Lembar Air Upas, E. Rustandi dan F. DE Keyser (1993)
HOLOSEN Qa Qs
KUARTER
(0,01)
Akhir
PLISTOSEN
Tengah
KENOZOIKUM
Awal
1,6
PLIOSEN
5,3 (4,8)
MIOSEN
Akhir
11(11,3)
Tengah
16,2
TERSIER
Awal
23 (23,7)
OLIGOSEN
36,5
EOSEN 39 (43,6)
53 (57,8)
PALEOSEN
65 (64,4) Kubu
Akhir
KAPUR
Kus
MESOZOIUKUM
95 Kuk
Awal
Jkke
135 (140)
Akhir
152
JURA
Tengah
180
Awal
205
Akhir
TRIAS
230
TzTp
Tengah
240
Awal
13
Gambar 2.6. Peta Struktur, Tektonik dan Proses Magma Regional Kalimantan
Barat
14