NIM : 011814153006
Meskipun ontologi secara historis telah digunakan dalam bidang desain untuk fokus pada
keberadaan esensi dalam studi ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ontologi akan
cenderung lebih sesuai dengan apa yang disebut ontologi berorientasi objek. Penyelidikan
ontologi di Ilmu pengetahuan dan teknologi cenderung mengembalikan pengalaman manusia
ke tingkat objek dalam lanskap yang muncul dari tubuh lain, penyakit, teknologi, proses, dan
benda-benda duniawi. Sehingga muncul lah istilah yang digunakan di dalamnya yaitu
wawasan yang menonjol tentang teori ontologi bahwa benda-benda dan tubuh-tubuh diciptakan
melalui praktik, dan bahwa proses ini tidak kurang dari pembuatan dunia yang bersifat
materialitas. Melalui penjelasan di atas, maka muncul lah istilah “kedokteran laboratorium”
yang menjadi pendekatan berdasarkan teknologi yang berorientasi pada suatu penyakit. Semua
pendekatan diperlukan penyelidikan dimulai dari tindakan dan kegiatan praktis. Ini adalah
pendekatan lebih jauh lagi yang berkomitmen untuk menolak hak istimewa ontologi manusia
atas pelaku non-manusia. Setiap objek, pada kenyataannya dapat menjadi peran selama itu
memiliki efek pada objek lain, sehingga disebut flat ontology. Hal tersebut berdasarkan di mana
benda di dunia tidak dapat direduksi ke kategori ontologis abadi tertentu seperti manusia, alam,
masyarakat, atau spesies dan sebaliknya, sebutan tersebut hanya muncul setelah fakta sebagai
karakteristik asosiasi yang muncul di antara objek yang berbeda.
Sebagai contoh ada seorang wanita, yang memiliki demam setelah tergigit nyamuk pada
pagi hari yang diindikasi menderita Demam Berdarah Dengue. Meskipun secara intermiten
klaudikasi penyakit ini diberlakukan sampai dia mengunjungi dokter. Tetapi strategi ini juga
memerlukan interaksi manusia, merujuk ke dokter umum, dan surat rujukan dimana mereka
semua berpartisipasi dalam peristiwa yang pada klaudikasi intermiten. Dari segi “kedokteran
laboratorium”, dalam melihat Demam Berdarah Dengue sebagai indikasi demam tidak ada
dengan sendirinya, melainkan tergantung pada mikroskop, lembaran kaca untuk slide,
pewarna, pemeriksaan imunitas pada wanita tersbut, dan juga dapat berupa pemeriksaan
dengan teknik yang mengidentifikasi jenis serotipe virusnya dapat diberlakukan dengan cara-
cara yang saling eksklusif dimana sebuah proses yang disebut 'interferensi ontologis'. Pada
minat kedokteran laboratorium dapat dilakukan kultur virus dari cairan tubuh (darah), yang
tidak bisa dilihat atau mengajukan pertanyaan pasien. Sebaliknya, pada minat kedokteran
umum seorang pasien dapat ditanyakan pertanyaan tetapi tidak bisa melakukan kultur virus.
Hal tersebut membuktikkan bahwa pemeriksaan aterosklerosis antara klinik dan di
laboratorium patologi tidak sama satu sama lain.
2. Bagaimana schematic and reasoning epistemology keilmuan yang telah dipilih dan
menjadi program studi yang Anda tekuni sekarang?
Sebagai contoh, dalam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), muncul nya ruam /
benjolan merah di tubuh merupakan penanda. Namun saat ini, hal tersebut merupakan
“mistik”,karena tidak terbukti secara ilmiah. Memang benar apabila munculnya ruam
merupakan penanda awal seseorang menderita DBD tapi tidak menjadi indikator yang tepat
dan hanya bernilai kualitatif (makroskopis), dengan hadirnya minat “Kedokteran
Laboratorium”, diharapkan dapat memanfaatkan teknologi terbaru supaya diagnosa tersebut
dapat memunculkan angka (bernilai kuantitatif) melalui pengukuran titter antibodi penderita
DBD dengan metode ELISA.
3. Bagaimana axiology dari keilmuan yang telah dipilih dan Anda tekuni sekarang?
Bidang keilmian “Kedokteran Laboratorium” memiliki makna pada aspek mendasar.
Dua dari tiga studi empiris yang bertujuan untuk menentukan nilai-nilai bidang keilmian ini
menyimpulkan bahwa nilai ini dibagi oleh praktisi. Nilai ini mengandaikan konsepsi filosofis
tertentu tentang manusia. Ini didasarkan pada gagasan bahwa manusia adalah makhluk kerja,
makhluk yang terlibat dalam kegiatan dan merasa dipenuhi oleh mereka partisipasi dan
komitmen untuk pekerjaan ini. Nilai ini juga konsisten dengan keyakinan bahwa manusia itu
makhluk aksiologis yang perlu memperoleh makna dari bidang keilmuan yang mereka
inginkan. Memiliki pekerjaan saja tidak cukup; manusia perlu merasa bahwa apa yang mereka
lakukan itu berarti. Karakteristik penting manusia terletak pada kenyataan bahwa manusia
sendiri menghasilkan teknologi yang diperlukan untuk keberadaan mereka (64). Marx de
mendenda manusia pada dasarnya sulit, atau produktif, karena cara mereka mengubah
lingkungan alaminya. Melalui kerja abstrak mereka, kerja intelektual, dan kerja keras, konkret,
manusia mengubah alam. Di satu sisi, mereka memanusiakannya, menyesuaikannya, dan
menyesuaikannya dengan kebutuhan alami dan spiritual mereka. Dengan menghasilkan dunia
berupa ide dan objek, menciptakan lingkungan dalam citra mereka, dan memaksakan
simbolisme tertentu di atasnya bahwa manusia menyatakan diri sebagai makhluk sadar dan
mengaktualisasikan diri. Dengan melalui kerja keras dan aktivitasnya, ini menyadarkan bahwa
manusia mencapai potensi penuh mereka, meningkatkan kesejahteraan mereka, menjaga
martabat mereka dan menghormati orang lain. Maka dari itu, bidang keilmuan “Kedokteran
Laboratorium” dapat meningkatkan kesejahteraan manusia melalui diagnosis yang memiliki
waktu singkat dan tepat, sehingga banyak manusia yang bisa segera ditangani setelah
mengetahui pasti tentang penyakitnya melalui uji laboratorium.
4. Bagimana kebenaran yang hakiki dari sebuah keilmuan yang Anda pilih?
Kebenaran dalam sebuah ilmu dapat diambil dari sudut pandang yaitu (1) ilmu
pengetahuan ilmiah merupakan hasil dari serangkaian kegiatan yang memang berkualifikasi
ilmiah, menyangkut keharusan adanya metode ilmiah, objektif, universal tanpa pamrih dan
harus berguna atau dapat dimanfaatkan; sehingga dibutuhkan pendekatan dari sudut pandang
ontologi, epistemologi, dan aksiologi agar diperoleh pemahaman yang benar dalam
hubungannya dengan kebutihan fungsi multi-displiner sebagai sasaran filsafat ilmu. (2) Peran
filsafat ilmu sebagai kontrol terhadap ilmu akan lebih membeli arti dan makna kebenaran
ilmiah yang terkandung di dalamnya dalam menghadapi era modern yang semakin hari dapat
mengikis nilai kemanusiaan. (3) Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang sesuai dengan
kompleksitas kebutuhan manusia yang dalam perkembangannya tidak dapat dipisahkan dari
dataran filsafat agar tidak berjalan tanpa kendali.
Contoh kebenaranya yang hakiki pada bidang keilmiuan “Kedokteran Laboratorium”
adalah ketepatan dalam suatu diagnosis suatu penyakit. Ketepatan diagnosis ini berlandaskan
atas nilai sensitivitas dan spesifisitas tinggi itu dari metode dan bahan yang digunakan.
Sensitivitas dan sepesifitas yang didapatkan dengan selalu memaintanance dan melakukan
quality control secara rutin. Ketika suatu saat ada kasus dalam proses diagnosis pasien, kita
terlebih dahulu melihat kualitas kasus yang kita kerjakan apakah itu butuh perlakuan khusus
(diencerkan) atau diharuskan mengganti sampe. Setelah itu, kita harus mengecek hasil kontrol
yang telah dikerjakan dan hasilnya harus sesuai yaitu ± 2SD. Apabila sudah sesuai tapi masih
terjadi kesalahan, diperlukan untuk melakukan pengujian dengan sampel lainnya. Jika sampel
lain masih menghasilkan hasil yang bermasalah, maka diperlukan pengecekan kontrol ulang
dengan menggunakan reagen baru. Itu lah cara yang akan ditempuh pada bidang keilmuan
“Kedokteran Laboratorium” dalam mendapatkan kebernaran yang hakiki.
5. Apa sebenarnya obyek filsafat ilmu dan seperti apa karakteristik mahasiswa yang
diinginkan para philosopher?
Menurut seorang filosofer Paul Natorp, saat ini karakter dari seorang mahasiswa adalah
berkembang dalam bidang aktual Kejujuran, aktivitas, kesenangan kreativitas, ketekunan dalam
bekerja, aspirasi untuk bekerja di organisasi publik yang dibesarkan oleh pendidikan sosial, tidak
diragukan lagi, penting bagi pemuda modern.
Mol, Annemarie. 2002. The Body Multiple: Ontology in Medical Practice. Durham, NC: Duke
University Press.
Woolgar, Steve and Javier, Lezaun. 2013. The wrong bin bag: A turn to ontology in science
and technology studies. Social Studies of Science 43(3): 321–340.
Benjamin CY, Ross Upshur. 2017. Clinical Judgement in the Era of Big Data and Predictive
Analytics. WILEY. Journal of Evaluation in Clincal Practice-Vol 24 (3):638-645.
Sergei I.B, Valery OK, Svetlana V.D, Alesya A.K. 2017. The Organtization of Social
Education in Paul Natorp`s Creativity. European Journal of Contemporary Education, 6
(4):656-663.
Yuxin Jia, Sun Benqiq. 2002. Contrative Study if the Ancient Chinese and Western Linguistic
Worldview. Intercultural Communications Studies-XI:3.