Anda di halaman 1dari 76

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reproduksi Pada Manusia


Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkanketurunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada
manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga
dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengancara generatif atau seksual.Tanda
kematangan alat reproduksi pada pria ditandai dengan keluarnya air mani (ejakulasi) yang
pertama yaitu pada saat mimpi basah. Tanda kematangan alat reproduksi pada wanita ditandai
dengan haid yang pertama (menarche).

2.2 Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia


Fungsi dari sistem reproduksi manusia adalah untuk menghasilkan keturunan baru agar
kelestariannya tetap terjaga, berikut fungsi struktur sistem reproduksi pada manusia.
A. Struktur Sistem Reproduksi pada PRIA
Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan
betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti
oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.
2. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis
serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.

1
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1. Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-
sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang
disebut tubulus seminiferus.
2. Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis.
Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematangkan sperma.
3. Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung
di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.
4. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan
vesikula seminalis dengan urethra.
5. Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.

2
Kelenjar pada organ reproduksi pria yaitu :
1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut
dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan
yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan
suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih
yang bersifat asam.
3. Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan
getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam
dalam saluran urethra.

B. Struktur Sistem Reproduksi pada wanita

Organ reproduksi luar terdiri dari :


1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar.
Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering
disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2
bagian yaitu
 Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan
membatasi vulva.
 Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan
membatasi vulva.

3
Gambar reproduksi luar wanita.

Organ reproduksi dalam terdiri dari :


1. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam
rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi
untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti :
2. Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga
membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
3. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
4. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal
ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum
yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
5. Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum
yang telah ditangkap oleh fimbriae.
6. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.
7. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi
sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia
pada dindingnya.

4
8. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan
bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe
uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu
janin.
Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
a) Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
b) Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan
relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
c) Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak
terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan
dengan sel ovum matang.
d) Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai
jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
e) Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.

Gambar organ reproduksi wanita

9. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut
dengan klentit.

5
2.3 Sistem reproduksi hewan invertebrate dan vertebrata.
A. Hewan Invertebrata
1. Definisi Hewan Invertebrata
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur
morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang
punggung/belakang, juga system pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah lebih sederhana
dibandingkan hewan invertebrata.

2. Ciri-Ciri
Ciri-ciri hewan invertebrata yaitu :

 Tidak memiliki tulang belakang


 Sistem saraf Difus/Tangga tali
 Kebanyakan belum mempunyai organ peredaran darah, kecuali
Mollusca,Annelida,Antropoda,Dan Echinoderamata
 Saluran pencernaan belum lengkap
 Simetri tubuh : asimetris, simetri billateral, dan simetri radial
 Mempunyai rongga tubuh luar
 Mempunyai rongga tubuh luar

3. Sistem Reproduksi Hewan Invertebrata

A. Perkembangbiakan aseksual

Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:

a) Membelah Diri

6
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu),
misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses
pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian
yang masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah
sitoplasma menyempit dan diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan
lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista
yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang
menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan
membaik, dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan
berkembang menjadi Amoeba dewasa.

b) Fragmentasi

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian


potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi
secara fragmentasi adalah cacing Planaria.

Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria
yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang
menjadi dua ekor cacing Planaria.

c) Pembentukan Tunas

Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh
dari induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas ialah Hydra sp.

Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar,
tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan
tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.

d) Sporulasi

7
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan
spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium
adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria.

Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan fase
vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase
vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.

B. Perkembangbiakan seksual

Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat
terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan
invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat
tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.

b. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.

· Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya
Paramecium.

· Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya
peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum
di dalam rahim.

4. Sistem Reproduksi Hewan Invertebrata Berdasarkan Filum


A. Protozoa
a. Definisi

Protozoa adalah organisme yang bersel tunggal, dimana beberapa spesies mempunyai
lebih dari satu nukleus (inti sel) pada bagian atau seluruh daur hidupnya. Seperti halnya sel pada
tubuh makhluk hidup lainnya, sel protozoa dilapisi oleh tiga lapisan uni membran yang
didalamnya terdapat ektoplasma, endoplasma dan nukleus. Dalam endoplasma ditemukan

8
nukleus, mitokondria, badan golgi dan sebagainya, sedangkan ektoplasma ditemukan flagela ,
cilia dan sebagainya. Protozoa pada dasarnya bergerak menggunakan 4 tipe organela yang
merupakan bagian dari ektoplasma yaitu:

- Flagella: bentuk langsing seperti rambut tunggal yang panjang


- Cilia: Bentuk flagela yang kecil dan lebih pendek
- Pseudopodia: Organela sementara yang menonjol biasanya digunakan untuk
bergerak/menangkap makanan.
- Gerigi undulata: Pergerakan dengan menggunakan bentuk gelombang dari sel dengan
pergerakan dari belakang kedepan dan sebaliknya.

b. Sistem Reproduksi Protozoa

Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :

1.Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada
Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah
terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang
(longitudinal).

2. Spora

Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora


melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.

Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara :

1. KonjugasiPeleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan
makronukleus, proses ini disebut singami.

9
2.Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.

Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang disebut kista. Kista
diselubungi oleh kapsul polisakarida yang melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak
menguntungkan, misalnya kekeringan

c. Sistem Reproduksi Protozoa Berdasarkan Kelas

1. Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan biner,
contohnya pada Amoeba sp. Amoeba dapat berkembang biak dengan pembelahan biner tanpa
melalui tahap-tahap mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu
diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat
dalam yang lama-lama akan putus sehingga terbentuklah dua sel anak Amoeba yang baru yang
masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Kedua sel anak ini akan
mengalami pembelahan biner sehingga menjadi empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan
seterusnya.

Pada Amoeba apabila keadaan lingkungan kurang baik misalnya kekeringan, maka Amoeba
akan membentuk kista. Didalam kista Amoeba dapat membelah menjadi amoeba-amoeba baru
yang lebih kecil. Bila keadaan menguntungkan maka amoeba-amoeba tadi dapat keluar dan
selanjutnya amoeba ini akan tumbuh. Setelah mencapai pada ukuran tertentu maka amoeba tadi
akan membelah diri seperti semula.

2. Flagellata (Mastigophora)
Struktur tubuh
 Tubuhnya diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya volvox. Ada pula yang
memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena. Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk
dari selaput plasma yang mengandung protein.
Sistem Reproduksi

Cara reproduksi ada dua, yaitu secara konjugasi dan secara aseksual dengan membelah
diri.

10
Contohnya pada Euglena yang berkembang biak dengan jalan membelah diri secara
longitudinal. Pembelahan diri itu dimulai dengan pembelahan nucleus lalu disusul
seluruh tubuh.

3. Ciliata (Ciliophora)
a. Definisi

Ciliata memiliki dua inti yaitu, makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih
besar dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada
konjugasi. Contohnya pada Paramaecium sp.

b. Sistem reproduksi
Ciliata melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Reproduksi
vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal) sepanjang selnya. Pembelahan
diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus.
Reproduksi generatif dilakukan dengan konjugasi yaitu dengan cara penggabungan atau
penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan
demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan
menghasilkan satu individu baru. Reproduksi generatif Paramaecium berlangsung sebagai
berikut :

1. Dua Paramaecium saling mendekat dan menempel pada bagian mulut sel untuk
kawin, lalu terbentuk tabung konjugasi.
2. Mikronukleus masing-masing individu bermeosis 2 kali, lalu menghasilkan 4
mikronukleus haploid pada asing-masing individu.
3. Tiga mikronukleus melebur/hilang dan satu mikronukleus akan membelah secara
mitosis menjadi dua mikronukleus.
4. Pasangan tersebut kemudian mempertukarkan satu mikronukleusnya.
5. Mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus,
terjadilah singami. Terbentuklah zigot nucleus yang diploid. Kemudian pasangan
Paramaecium memisah.

11
6. Zigot nucleus masing-masing membelah secara mitosis sebanyak 3 kali berturut
turut sehingga terbentuk 8 mikronukleus yang identic pada asing-masing
paramaecium.
7. Selanjutnya masing-masing makronukleus yang asli hancur. (kenapa
hancur?karena yang berperan dalam proses konjugasi hanya mikronukleus,
sedangkan makronukleus untuk proses metabolisme).
8. Empat mikronukleus akan hilang sehingga tersisa akan tersisa empat
mikronukleus.
9. Tiga mikronukleus akan bergabung menjadi satu mikronukleus dan satu
mikronukleus lainnya akan tetap menjadi mikronukleus.

4. Sporozoa
a. Sistem Reproduksi Sporozoa

Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).


Sporozoa memiliki pergiliran antara fase seksual dan aseksualnya. Reproduksi vegetatif
dilakukan dengan pembentukan spora. Reproduksi generatif dilakukan dengan pembentukan
gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Misalnya pada Plasmodium.
Pada Plasmodium peleburan gamet jantan dan gamet betina terjadi di dalam tubuh nyamuk
Anopheles.
1.Fasevegetatif / aseksual/ skizogoni berlangsung di dalam tubuh manusia.
a. Siklus Eksoeritrositer (EE).

Nyamuk Anopheles betina mengisap darah manusia, sporozoit (bibit penyakit) dalam air liur
nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia. Sporozoit menyerang butir-butir sel darah merah
kemudian masuk ke hati menjadi skizont kriptozoik. Skizont kriptozoik berkembang biak secara
vegetatif dengan membelah diri membentuk merozoit cryptozoik.

b. Siklus Eritrositer (E).

Merozoit cryptozoik masuk ke dalam sel darah merah dan berkembang menjadi bentuk tropozoit.
Selanjutnya inti tropozoit tersebut mengalami pembelahan secara berganda membentuk merozoit
. Kemudian sel darah merah pecah. Sebagian merozoit ada yang berkembang membentuk

12
gametofit, sedang sebagian yang lain ada yang menyerang sel darah merah yang lain. Proses
merozoit menyerang sel darah merah disebut sporulasi .

2. Fase generatif / seksual / sporogoni berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina

Saat nyamuk menghisap darah manusia, gametosit ikut terbawa masuk ke dalam tubuh nyamuk.
Gametofit tersebut akan berkembang menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogamet
(gamet betina). Jika terjadi pembuahan (gamet jantan membuahi gamet betina) maka akan
terbentuk zigot yang menempel di dinding lambung nyamuk. Zigot akan berkembang menjadi
Ookinet. Ookinet menembus dinding lambung dan menempel di sebelah luar. Ookinet
selanjutnya tumbuh menjadi Ookista. Ookista membelah menjadi banyak.

B.Porifera
a. Definisi

Porifera adalah hewan yang memiliki tubuh yang cukup sederhana, hewan ini biasanya hanya
memiliki ukuran tubuh sekitar 1-2 cm. Selain memiliki pori-pori mikroskopis pada tubuhnya,
porifera juga memiliki ciri khusus berupa sistem kanal atau sistem saluran air yang berfungsi
sirkulasi

Ciri-Ciri Porifera

1. Merupakan hewan multiseluller (bersel banyak).


2. Belum mempunyai organ pencernaan, sistem peredaran darah , sistem saraf, dan otot;
namun sel-sel tubuhnya dapat mengindra dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
3. Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat hidup berenang bebas (fase larva) dan saat
berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar perairan (fase dewasa).
4. Merupakan hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel pembentuk tubuh, yaitu
ektoderma (lapisan luar dan endoderma (lapisan dalam).
5. Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala, jambangan, terompet, dan bercabang-
cabang seperti tumbuhan.
6. Habitat utama di perairan (terutama di laut).

13
c.Struktur Tubuh Porifera

Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol adalah ruangan
yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol terdapat oskulum, yaitu keluarnya
air.
Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis (lapisan
terluar), mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan dalam).

1. Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel
epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit. Beberapa sel ini membentuk lubang kecil
(ostium) tempat masuknya air . Pada ostium, terdapat porosit yang berfungsi untuk
mengendalikan buka atau tutupnya ostium.
2. Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara
lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung dua
macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas. Sel-sel ameboid berfungsi sebagai
pengangkut makanan dan zat-zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lainnya.
Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. Spikula merupakan duri-
duri berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak.
3. Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher
(koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.

d.Sistem Reproduksi Porifera

14
Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi secara
seksual dan aseksual.

1. Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu dengan
sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat hemafrodit karena ovum dan sperma dapat
dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun sperma tidak akan dapat membuahi
sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan hanya akan
dapat terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
2. Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan
sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada hewan porifera dapat terjadi melalui dua
cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula
adalah butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak menguntungkan,
misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.

1. Membentuk kuncup

Kuncup tumbuh menjadi besar dan kemudian ada yang :

 Lepas dari induknya dan menjadi Porifera baru.


 Tetap melekat pada induknya sehingga membentuk koloni.

2. Membentuk butir gemmulae

 Butir gemmulae ini berasal dari sel archeocyte yang berada dalam Menaglea.
 Kemudian butir gemmulae ini dibungkus dengan spicula sehingga menjadi resisten /
tahan terhadap keadaan buruk) dan terbentuklah semacam cyste. Dengan demikian
gemmulae ini tahan terhadap kekeringan
 Jika kekeringan intuk Porifera akan pecah berhamburan tetapi butir gemmulae ini bis
tetap tahan hidup.
 Jika keadaan lingkungan baik maka gemmulae ini menjadi profera baru.

15
Reproduksi Porifera

e. Sistem Reproduksi Porifera Berdasarkan Kelas

1. Calcarea
a. Deskripsi

Calcarea memiliki spikula dari zat kapur (CaCO3) dan hidup di laut yang dangkal,
koanositnya besar, Tipe saluran Air Asconoid, Rangka tubuh Calcarea tersusun dari kalsium
karbonat.

b. Sistem reproduksi

Porifera kalkarea (Calcareous ) bereproduksi secara aseksual dengan regenerasi dan melalui
proses tunas. Keduanya adalah jenis reproduksi yang menghasilkan klon genetik. Dalam kasus
tunas, porifera menghasilkan sekelompok sel yang dikenal sebagai gemmule yang tercakup
dalam lapisan keras, yang menjaga anak dilindungi dari cuaca yang keras serta perubahan iklim.
Regenerasi adalah kemampuan porifera untuk tumbuh dewasa sama sekali baru dan lengkap dari
sepotong kecil dari Porifera dewasa yang telah robek lepas. Proses ini digunakan untuk alasan
komersial juga. Meskipun Porifera kalkarea adalah organisme reproduksi aseksual, mereka juga
mampu bereproduksi secara seksual.

Contohnya:
 Sycon
 Clathrina
 Leucettusa lancifer
 Leucosolenia
 Scypha dan Grantia

16
2. Hexactinellida
a. Deskripsi

Hexactinellida sering di sebut spons gelas. Memiliki spikula dari kuarsa/silikat(SiO2), spikula
mirip kaca karena sama bahannya dengan kaca, hidup di laut yang dalam, saluran tipe sikonoid
/sycon, Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m.

b. Sistem reproduksi

Sperma diambil ke suatu organisme dengan air, dan kemudian harus membuat jalan mereka
ke telur dalam organisme. Setelah pembuahan, larva yang diinkubasi selama waktu yang relatif
lama sehingga mereka bahkan membentuk spikula dasar sebelum dibebaskan sebagai larva
parenkimal. Ini berbeda dari larva Porifera lain dalam kekurangan flagela atau metode lain untuk
bergerak. Kluster Heksatinelida untuk tingkat yang sangat tinggi, menunjukkan bahwa larva
tidak melayang jauh sebelum menetap. Setelah mendarat larva di dasar laut, itu bermetamorfosis,
dan Porifera dewasa mulai tumbuh. Heksatinelida dikenal untuk pemula produktif.

Contohnya:
 Regadella
 Euplectella
 Aspergillum
 Hyalonema

17
3. Demospongiae
a. Deskripsi

Demospongiae bertubuh lunak karena tidak memiliki rangka, spikula dari bahan sponging,
Kelas ini bisa dimanfaatkan sebagai spons, typenya leucon / rhagon sehingga butiran
kerangkanya halus membentuk spongin sehingga bisa dibuat busa untukmandi/jok kursi, Lap dan
lain lain, Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di
air tawar, Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang
hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh
jenis porifera.

b. Sistem Reproduksi

Metode reproduksi aseksual mencakup tunas dan pembentukan gemmules. Dalam tunas,
kumpulan sel berdiferensiasi menjadi Porifera kecil yang dilepaskan pada secara superfisial atau
dikeluarkan melalui oskula tersebut. Gemmules ditemukan dalam keluarga air tawar
Spongellidae. Mereka diproduksi dalam mesosil sebagai rumpun arkeosit, dikelilingi dengan
lapisan keras yang dikeluarkan oleh amoabosit lainnya. Gemmules dilepaskan ketika tubuh induk
rusak, dan mampu bertahan dalam kondisi yang keras. Dalam situasi yang menguntungkan,
sebuah lubang yang disebut mikropil muncul dan melepaskan amubosit, yang berdiferensiasi
menjadi sel-sel dari semua jenis lainnya.

18
C. Coelenterata

a. Definisi

Coelenterata berasal dari bahasa yunani, koilos (rongga) dan enteron ( usus). Jadi,
coelenterata adalah kelompok hewan yang berongga. Coelenterata kebanyakan hidup dilaut,
hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar.

b. Ciri-Ciri

Coelenterata termasuk metazoa yang bersifat diploblastik. Tubuh tersusun dari dua lapisan
jaringan, yaitu ektoderm dan endoderm. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat mesoglea.
Bentuk tubuh simetri radial. Pada bagian tengah tubuh terdapat rongga pancernaan (enteron)
yang berfungsi sebagai alat pencernaan makanan. Coelenterata tidak memiliki anus sehingga sisa
makanan dikeluarkan melalui mulut dengan cara dimuntahkan. Mulut Coelenterata dikelilingi
oleh tentakel yang berfungsi sebagai alat penangkapan mangsa, alat gerak, dan alat pertahanan.
Susunan sarafnya masih bersifat primitif, terdidri atas anyaman sel araf yang tersebar secara
difus ( tidak memiliki pusat saraf).

c. Sistem Reproduksi Coelenterata

1.Aseksual(Vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin
besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga
induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.

19
skema pertumbuhan tunas pada Hydra

2. Reproduksi Seksual (Generatif)

Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase
medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan
lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot.Mula-mula zigot
tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk
dan membentuk polip di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata
berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran keturunan/ siklus
hidup/metagenesis.Berikut adalah tahapan metagenesis pada Obelia sp, mewakili kelas
Hydrozoa dan Aurelia mewakili kelas Scypozoa.

siklus hidup obelia sp

20
siklus hidup Aurelia

d. Sistem Reproduksi Coelenterata Berdasarkan Kelas

1. Kelas Hydrozoa

Ciri / Karakteristik :

Habitat di air (tawar/laut), ada yang soliter dan ada yang koloni. Memiliki tentakel (4–6 buah)
yang berfungsi untuk alat gerak dan membantu dalam menangkap mangsa. Pada tentakel
terdapat sel–sel knidoblast yang mengandung nematokist.

Contoh :

1) Hydra sp

Hidup soliter di air tawar, memiliki bentuk polip dan tidak melalui stadium medusa, memiliki 6
– 10 tentakel yang mengelilingi. Berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Secara
seksual melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis) membentuk zigot
yang akan berkembang sampai stadium gastrula kemudian membentuk kista dengan dinding dari
zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di
dasar perairan. Bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi
Hydra baru.

Secara aseksual
melalui pembentukan tunas/budding

21
2) Obelia sp

Hidup berkoloni di air laut, memiliki bentuk polip maupun medusa, mengalami metagenesis,
memiliki rangka luar dari zat kitin. Ada 2 macam bentuk polip, yaitu polip hidrant yang
berfungsi pencernakan makanan, dan polip gonangium yang berfungsi menghasilkan sel
kelamin.

3) Physalia sp

Hidup di laut, ada 3 macam bentuk polip , yaitu polip gastrozoid (mencerna makanan, polip
gonozoid (reproduksi), polip daktilozoid (menangkap mangsa).

22
2. Kelas Scyphozoa

Ciri / Karakteristik :

Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur
mangkuk. Pencernaan berlangsung secara ekstraseluler didalam rongga gastrovaskuler (terdiri
atas sebuah rongga sentral dan empat kantong gastrovaskuler). Tiap kantong gastrovaskuler
dilengkapi tentakel dan nematokist. Reproduksi secara metagenesis, yaitu reproduksi seksual
(medusa) yang diikuti reproduksi aseksual (polip) dalam satu generasi. Tubuhnya transparan.

Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur), Cynea sp, Chrysaora fruttescents, Pelagia sp

3. Kelas Anthozoa
Sering disebut anemon laut / mawar laut, karang laut.
Ciri / Karakteristik :

23
Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Reproduksi secara seksual
(pembentukan gamet) dan aseksual (pembetukan tunas dan fragmentasi). Hidup secara soliter,
memiliki tentakel beraneka ragam warna. Tentakel mengelilingi celah mulut dan tersusun
menyerupai mahkota bunga. Bila mendapat gangguan, tentakel akan ditarik masuk ke
dalam celah mulut dan mengeruntukan tubuhnya.

Contoh : Karang Suling ( Tubifora musica), Akar bahar (Euplxaura antiphetes), Hewan karang
(Acrophora sp)

D.Platyhelminthes
a.Sistem Reproduksi Platyhelminthes

Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara aseksual dan secara seksual.
Reproduksi aseksual (vegetatif) dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan
reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat
hemafrodit. Sistem reproduksi seksual pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina
meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas
testis, pori genital dan penis.

Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual


akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh
(internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual
tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat
melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi
potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.

24
E. Nemathelminthes
a. Sistem Reproduksi Nemalthelminthes
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat
gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi
terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat lingkungan
ekstrim.

25
F. Annelida
a. Sistem Reproduksi Annelida
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet. Beberapa
jenis dapat bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi, kemudian beregenerasi. Organ
kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium) ada yang terdapat pada satu individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu yang berbeda (gonokoris).

G. Arthropoda
a. Definisi
Hampir 90 % dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripatus di Afrika
Selatan. Hewan ini adalah jenis cacing beludru yang dianggap setengah cacing dan setengah
Arthropoda.
b. Ciri-ciri Umum Arthropoda
Tubuh hewan ini simetri bilateral, beruas-ruas, dan mempunyai kerangka luar
(eksoskeleton) dari bahan kitin. Kerangka luar ini bersendi dan berfungsi menutupi dan
melindungi alat-alat dalam serta memberi bentuk pada tubuh. Kerangka luar disekresikan oleh
epidermis dan mengalami pergantian kulit (eksdisis). Hewan ini mempunyai mata majemuk
(faset) atau mata tunggal (oselus)
c. Sistem Organ
Sistem organ yang menunjang kehidupan Arthropoda dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Sistem Organ dalam Tubuh Arthropoda

Sitem Organ Keterangan


Sistem Alat percernaan makanan lengkap terdiri dari
Pencernaan mulut, kerongkongan, usus dan anus. Mulut
Makanan dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada
segmen posterior.
Sistem Peredaran Alat peredaran darah terdiri atas jantung dengan
Darah pembuluh-pembuluh daah terbuka
Sistem Hewan ini bernafas dengan menggunakan
Pernapasan insang, trakea, permukaan tubuh, dan paru-paru
buku.
Sistem ekskresi Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan
pembuluh Malpighi.
Sistem Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual

26
reproduksi (parthenogenesis dan paedogenesis). Sistem
reproduksi pada Arthropoda terpisah, artinya
ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Sistem saraf Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba
berupa antena.

d. . Sistem Organ Dalam Tubuh Arthropoda


1. Crustacea

Sistem Organ Keterangan


Makanannya berupa bangkai atau tumuhan
dan hewan lain, akan tetapi ada juga yang
bersifat parasit pada organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian,
yaitu :
a. Tembolok, untuk menampung makanan
Sistem
b. Lambung otot ( empela )
Pencernaan
c. Lambung Kelenjar
Makanan
Di dalam perut Crustacea terdapat gigi – gigi
kalsium yang teratur berderet secara
longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat
pula batu – batu kalsium gasrolik yang
berpungsi mengeraskan eksoskeleton setelah
terjadi pengelupas
Sistem peredaran darah Crustacea disebut
peredaran darah terbuka karena beredar tanpa
Sistem peredaran melalui pembuluh darah. Darah tidak
darah mengandung hemoglobin, melainkan
hemosianin yang memiliki daya ikat yang
rendah terhadao O2.
Alat pernafasan umumnya berupa insang,
Sistem Pernafasan kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan
seluruh permukaan tubuh.
Alat indra berupa sepasang mata majemuk (
faset ) bertangkai yang berkembang dengan
baik. Alat pencium dan peraba berupa dua
Alat dan Indra dan pasang antenna. Sistem sarafnyaberupa tangga
Sistem Saraf tali. Pada sistem sarafnya terjadi pengumpulan
dan penyatuan ganglion dan dari pasang –
pasang ganglion keluar saraf yang menuju ke
tepi.
Sistem Reproduksinya bersifat diesisi (
Sistem
berkelamin satu ). Pembuahan terjadi secara
Reproduksi
eksternal. Telur menetes menjadi larva yang

27
sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.
2. Arachnida

Sistem Organ Keterangan


Organ pernafasan berupa paru – paru buku
Sistem Pernafasan
yang terletak di daerah perut depan.
Makanan ditangkap dengan jaringan tepid an
ada pula yang di isap dari inagnya oleh
Arachnida yang hidup sebagai parasit.
Sistem Alat pencernaan makanan berturut – turut
Pencernaan mulai dari mulut perut usus halus usus
Makanan besar kantong fases anus. Alat
pencernaan dilengkapi dengan 5 pasang usus
buntu yang terletak di bagian depan dan hati di
bagian abdomen.
Sistem Peredaran darahnya terbuka dan
Sistem Peredaran menggunakan jantung pembuluh serta arteri.
darah Jantung pembuluh terdiri dari kantong otot
yang emmiliki ostium di setiap ruas.
Sistem Sarafnya berupa persatuan ganglion –
Sistem Saraf
ganglion yang disebut sistem saraf tangga tali.
Alat Indra terdiri atas delapan buah mata
Alat Indra sederhana dan sepasang pedipalpus yang
fungsinya mirip antenna.
Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu
dengan persatuan ovum dan sperma yang
Sistem terjadi dalam tubuh betinanya ( (fertilisasi
Reproduksi internal). Hewan jantan dan hewan betina
terpisah ( diesis). Ada yang ovipar, ovovipar,
dan vivipar.

3. Myriapoda

Sistem Organ Keterangan


Saluran pencernaan lengkap dan mempunyai
Sistem kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor
Pencernaan dengan gigi beracun pada segmen 1,
Makanan sedangkan Diplopoda bersifat herbivore,
pemakan sampah atau daun – daunan.
Organ pernafasan berupa satu pasang trakea
berspirakel yang terletak di kanak kiri setiap
Sistem Pernafasan
ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua
pasang di tiap ruasnya.

28
Sistem Peredaran darahnya bersifat terbuka.
Sistem Peredaran Organ transportasi berupa jantung yang
Darah panjang dan terletak memanjang di bagian
punggung tubuh.
Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh
Alat Indra Malpighi yang bertugas mengeluarkan cairan
yang mengandung unsur nitrogen.
Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga
tali dengan alat penerima rangsang berupa satu
Sistem Saraf
pasang mata tunggal dan satu pasang antenna
sebagai alat peraba.
Reproduksi secara seksual, yaitu dengan
Sistem pertemuan ovum dan sperma ( (fertilisasi
Reproduksi internal). Myripoda ada yang vivipar dan ada
yang ovipar.

H. Molusca

a. Definisi

Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum
Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil.
Mollusca hidup di laut, air tawar, payau dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan
tinggi bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita.

b. Karakteristik Molusca

· Ciri tubuh

Tubuh tidak bersegmen, simetri bilateral, tubuhnya terdiri dari “kaki” muscular dengan
kepala berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradptasi untuk bertahan di
substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan pergerakan.

· Ukuran dan bentuk tubuh

Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya
hanya beberapa millimeter dengan bentuk bulat telur. Namun, ada juga cumi-cumi raksasa
dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18m.

29
c. Sistem Reproduksi Molusca

1. Sistem reproduksi secara umum

Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah
pada individu lain. Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.
Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

2. Sistem reproduksi Molusca berdasarkan kelas

Sistem reproduksi Molusca berdasarkan kelasnya yaitu :

a. Pelecypoda
Pelecypoda berkembangbiak secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya
internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang menjadi larva glosidium yang terlintang
oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari katupnya keluar larva panjang dan hidup
sebagai parasit pada hewan lain, misalnya pada ikan. Setelah beberapa lama, larva akan keluar
dan hidup sebagaimana nenek moyangnya.

Pelecypoda bereproduksi secara seksual, yaitu melalui pembuahan sel telur oleh sperma
yang akan membentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi larva, disebut glosidium yang
selanjutnya tumbuh menjadi hewan baru. Pelecypoda kebanyakan bersifat gonokoris. Contoh
pelecypoda lainnya adalah kerang hijau ( mylitus viridis ), tiram ( ostrea sp.), remis ( buccinus
sp.), kima ( tridacna gigas ), dan mercenaria.

b. Gastropoda
Sistem reproduksi pada Gastropoda ada yang diesis dan ada yang monoesis. Pada hewan
monoesis, alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan, tetapi tidak dapat membuahi
sendiri. Untuk melakukan pembuahan harus didahului dengan kopulasi. Gastropoda ada yang
bersifat hermafrodit. Alat reproduksinya disebut ovotestis, ( dapat menghasilkan sperma dan
ovum ). Contoh gastropoda demikian adalah bekicot ( achatina fulica).

c. Cephalopoda

30
Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus). Pembuahan berlangsung
secra internal dan menghasilkan telur. Cephalopoda berjenis kelamin terpisah ( gonokoris ).
Reproduksi dilakukan secara seksual.

Beberapa contoh cephalopoda antara lain cumi-cumi ( loligo indica ), sotong ( sepia
officinalis ), gurita ( octopus sp.), dan nautilus pompilus.

d. Amphineura

Amphineura bereproduksi secara seksual. Telur yang telah dibuahi oleh sperma akan
tumbuh menjadi zigot dan menghasilkan larva trokofor. Salah satu contoh yang terkenal adalah
kiton. Kiton memiliki bentuk tubuh elips. Kaki pipih terletak di permukaan ventral. Pada saluran
mantel terdapat empat sampai delapan ktenidium, sejenis insang yang mirip sisir. Kiton hidup
merayap pada dasar laut.

e. Schapopoda

Schapopoda memiliki jenis kelamin yang terpisah. Telur yang menetas berkembang
menjadi trokofor atau veliger. Contohnya adalah Dentalium elephantium, Dentalium vulgare,
dan Sipnodentalium.

I. Echinodermata
a. SistemReproduksi Echinodermata

Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina.
Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah
secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini
berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva
ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu
mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa.Setelah dewasa bentuk tubuhnya simetri
radial.
2. Sistem Reproduksi

31
32
B. Hewan Vertebrata

1.Definisi
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Dalam sistem
klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata.
2. Ciri-Ciri Hewan Vertebrata
Ciri-ciri hewan vertebrata adalah :

1. Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur.Notokord


terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh
membentuk sumbu kerangka.
2. Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap notokord, dan memiliki
ujung anterior yang membesar berupa otak.
3. Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus.
4. Memiliki celah faring

3. Sistem Reproduksi

a. Sistem reproduksi secara umum

Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet
jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua
jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di
luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan
pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal.

Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya katak dan
ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat memperbesar
peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di
sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma
dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada fertilisasi internal,

33
pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus
dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi.

Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh testis,
sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses
pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel
kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina
disebut oogenesis.

Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang
menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu
vivipar, ovipar, dan ovovivipar.

1. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan
di dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah, dan harimau.

2. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur
hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh
makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar
mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk
yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja.

3. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di
dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan
pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik
menetas dari telur, itik termasuk hewan ovipar.

b. Sistem Reproduksi Berdasarkan Kelas

1. Reproduksi pada Pisces

Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya.
Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran

34
vas deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan lubang yang
dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.

Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan

Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur
dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina
mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan
jantan dengan mengeluarkan sperma.

2. Reproduksi pada Amphibi

Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi secara
eksternal yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan terdiri
dari sepasang testis yang berwarna putih kekuningan.

35
Gambar a. alat kelamin jantan katak, b. alat kelamin betina katak

Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka
merupakan tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat kelamin
betina terdiri dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati oviduk dan
menuju kloaka.

Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan jarinya,
katak jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke dalam air.
Saat keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah pembuahan sel telur
di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.

3. Reproduksi pada Reptilia

Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia jantan,
alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat kelamin
khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin. Sedangkan reptilia
betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur bermuara di
oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk.

Gambar a. alat kelamin jantan reptil, b. alat kelamin betina reptil

5. Reproduksi pada Aves

Aves berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami
hingga menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang

36
dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina
pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.

Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung

Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar dari kloaka
jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi. Telur burung
mempunyai struktur sebagai berikut.

a. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah
dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat,
sehingga terbentuk rongga udara.

b. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai
cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.

c. Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio.
Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi
kuning telur.

37
Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap melalui
pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam
mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.

a. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya
embrio.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio
keluar.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.

5. Reproduksi pada Mamalia

Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya
berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan
mamalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang tidak
melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus).

Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk mempelajarinya,
amatilah alat reproduksi tikus berikut ini.

38
Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma
dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma ke
dalam tubuh hewan betina, digunakan penis.

Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau
ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan
akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan
tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio.
Namun tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh
nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa
lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.

HEWAN SISTEM REPRODUKSI GAMBAR


VERTEBRATA
Pisces
Sistem
Genitalia Jantan

a.
Testis berjumlah sepasang, digantungkan
pada dinding tengah rongga abdomen
oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan
permukaan yang kasar. Kebanyakan
testisnya panjang dan seringkali berlobus.

39
b.
Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi
beberapa tubulus mesonefrus bagian
anterior akan menjadi duktus aferen dan
menghubungkan testis dengan
mesonefrus, yang disebut dutus deferen.
Baian posterior duktus aferen
berdilatasi membentuk vesikula seminalis,
lalu dari sini akan terbentuk
kantung sperma. Dutus deferen akan
bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran
dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi
menuju kloaka secara terpisah.

Sistem
Genitalia Betina

a.
Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi
kurang kompak, terletak pada anterior
rongga abdomen. Pada saat dewasa yang
berkembang hanya ovarium kanan. Pada
Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan
berjumlah sepasang.

b.
Saluran reproduksi Elasmoranchi
berjumlah sepasang, bagian anteriornya
berfusi yang memiliki satu ostium yang
dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk
sempit pada bagian anterior dan

40
posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada
uterus yang bermuara di kloaka. Pada
Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubungan langsung dengan ovarium.
Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak
memiliki kloaka. (Buku SH II,
diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi)

Amphibia Sistem
Genitalia Jantan

a.
Testis berjumlah sepasang, berwarna putih
kekuningan yang digantungkan oleh
mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai
korpus adiposum, terletak di bagian
posterior rongga abdomen.

b.
Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan
menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus
mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan
membesar membentuk vasikula seminalis
(penyimpan sperma sementara). Vesikula
seminalis akan membesar hanya saat
musim kawin saja. Vasa aferen merupakan
saluran-saluran halus yang
meninggalkan testis, berjalan ke medial

41
menuju ke bagian kranial ginjal.
Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal,
ia berjalan di sebelah lateral
ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas
dijumpai.

Sistem
Genitalia Betina

a.
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah
kranialnya dijumpai jaringan lemak
bermwarna kuning (korpus adiposum).
Baik ovarium maupum korpus adiposum
berasal dari plica gametalis, masing-masing
gonalis, dan pars progonalis.
Ovarium digantungkan oleh mesovarium.

b.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan
saluran yang berkelok-kelok. Oviduk
dimulai dengan bangunan yang mirip
corong (infundibulum) dengan lubangnya
yang disebut oskum abdominal.oviduk di
sebelah kaudal mengadakan pelebaran
yang disebut dutus mesonefrus. Dan
akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II,
diktat
asistensi Anatomi Hewan).

42
Reptilia
Sistem
Genitalia Jantan

a.
Testis berbentuk oval, relatif kecil,
berwarna keputih-putihan, berjumlah
sepasang, dan terletak di dorsal rongga
abdomen. Pada kadal dan ular, salah
satu testis terletak lebih ke depan dari pada
yang lain. Testis akan membesar
saat musim kawin.

b.
Saluran reproduksi, duktus mesonefrus
berfungsi sebagai saluran reproduksi,
dan saluran ini akan menuju kloaka.
Sebagian duktus wolf dekat testis
bergelung membentuk epididimis. Tubulus
mesonefrus membentuk duktus aferen
yang menghubungkan tubulus seminiferus
testis dengan epididimis. Duktus wolf
bagian posterior menjadi duktus deferen.
Pada kebanyakan reptil, duktus
deferen bersatu dengan ureter dan
memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu
sinus urogenital yang pendek.

Sistem
Genitalia Betina

43
a.
Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk
oval dengan bagian permukaannya
benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian
ventral kolumna vertebralis.

b.
Saluran reproduksi, oviduk panjang dan
bergelung. Bagian anterior terbuka ke
rongga selom sebagai ostium, sedang
bagian posterior bermuara di kloaka.
Dinding bersifat glanduler, bagian anterior
menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH
II,
diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).

Aves
Sistem
Genitalia Jantan

a.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval
atau bulat, bagian permukannya
licin, terletak di sebelah ventral lobus penis
bagian paling kranial. Pada
musim kawin ukurannya membesar. Di

44
sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.

b.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus
membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan
membentuk duktus deferen. Pada burung-
burung
kecil, duktus deferen bagian distal yang
sangat panjang membentuk sebuah
gelendong yang disebut glomere. Dekat
glomere bagian posterior dari duktus
aferen berdilatasi membentuk duktus
ampula yang bermuara di kloaka sebagai
duktus ejakulatori.duktus eferen
berhubungan dengan epididimisyang kecil
kemudian menuju duktud deferen. Duktus
deferen tidak ada hubungannya dengan
ureter ketika masuk kloaka.

Sistem
Genitalia Betina

a.
Ovarium. Selain pada burung elang,
ovarium aves yang berkembang hanya yang
kiri,
dan terletak di bagian dorsal rongga
abdomen.

b.

45
Saluran reproduksi, oviduk yang
berkembang hanya yang sebelah kiri,
bentuknya
panjang, bergulung, dilekatkan pada
dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi
menjadi beberapa bagian; bagian anterior
adalah infundibulumyang punya bagian
terbuka yang mengarah ke rongga selom
sebagai ostium yang dikelilingi oleh
fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah
magnum yang akan mensekresikan
albumin,
selanjutnya istmus yang mensekresikan
membrane sel telur dalam dan luar.
Uterus atau shell gland untuk menghasilkan
cangkang kapur. (Buku SH II,
diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).

Mamalia
Sistem
Genitalia Jantan

a.
Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat
telur dan terletak di dalam
skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat
fibrosa, tunika albugenia. Ukuran
testis tergantung pada hewannya. Jika testis
tidak turun ke skrotum disebut
Cryptorchydism

46
yang menyebabkan sterilitas. Lintasan
antara rongga abdomen dan rongga
skrotum disebut saluran inguinal.

b.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus
berkembang menjadi duktus eferen
kemudian akan menuju epididimis.
Epididimis terletak di sekeliling testis.
Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu
kea rah posteriorkorpuus dan
kauds yang berbatasan dengan duktus
deferen. Duktus wolf menjadi epididimis,
duktud deferen, dan vesikula seminalis.

Sistem
Genitalia Betina

a.
Ovarium berjumlah sepasang, merupakan
organ yang kompak, dan terletak di
dalam rongga pelvis.

b.
Saluran reproduksi

Pada monotremata
oviduk, uviduk hanya sebelah kiri yang
berasal dari duktus Muller. Oviduk
bagian posteriornya berdilatasi membentuk
uterus yang mensekresikan bungkus

47
telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital
dan bermuara di kloaka. Pada mamalia
yang lain duktus Muller membentuk
oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior
oviduk (tuba falopi) membentuk
infundibulum yang terbuka kearah rongga
selom.

2.4 Proses pembentukan sel kelamin


Gametogenesis adalah proses pembentukan sel-sel kelamin atau gamet.Pembentukan
gamet jantan dinamakan spermatogenesis, sedangkanpembentukan gamet betina dinamakan
oogenesis.
A. Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus
seminiferus testis terdapat sel-sel indukspermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang
berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang
folikel (FolicleStimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH).LH
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifatkelamin sekunder.
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP(Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untukmemulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan
spermatositmenjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi didalam
epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis: Spermatogonium berkembang menjadi selspermatosit primer.
Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkanspermatosit sekunder, spermatosit sekunder
membelah lagimenghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoamasak.

48
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen dinding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoliakan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi
umpan balik kepadahipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akankeluar
melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan olehkelenjar vesikula seminalis,
kelenjar prostat dan kelenjar cowper.Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut
dikenalsebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-lakidapat mengeluarkan
300 – 400 juta sel spermatozoa.

B. Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium.Oogonium akan
berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkanoosit primer dalam fase profase pada
pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis,menghasilkan 2
sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitubadan polar pertama membelah lebih

49
lambat, membentuk 2 badan polar.Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan
pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua.Ovum
berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH
yangmerangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi
oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, FolikelGraaf menghasilkan hormon estrogen.
Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH
merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk
menjadi badan kuning atau korpus luteum.Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon
progresteron yangberfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum
mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteronlagi, akibatnya FSH mulai
terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan
paling banyak 400ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuansejak lahir
sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.

50
2. 5 Proses Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur. Proses ovulasi dipengaruhi oleh hormon, yaitu
LH dan FSH. Kedua hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di dalam otak. Pada saat inilah
seorang wanita dikatakan mengalami masa subur. Masa subur bagi seorang wanita tidak
berlangsung setiap hari. Satu siklus menstruasi (haid) akan dimulai padahari pertama setelah hari
terakhir masa haid sebelumnya dan berakhir pada hari pertama masa haid berikutnya. Mulai pada
hari pertama siklus ini sel telur bersama folikelnya akan mengalami pematangan.Lalu pada
sekitar 13 - 15 hari sebelum hari pertama haid akan terjadi ovulasi. Setelah sel telur masak,
selanjutnya akan dikeluarkan dariovarium.
Dalam proses ini, sel telur berada di dalam folikel. Folikel dandinding ovari robek,
akhirnya sel telur yang sudah matang akan keluardan masuk ke dalam oviduk (tuba falopi)
melalui infundibulum, yaitubagian yang berbentuk seperti jari-jari. Telur yang telah dewasa ini
akanmasuk ke dalam saluran telur (tuba falopi) yang akan menghanyutkannya ke dalam rahim
dengan cairan khusus. Sel telur dewasa ini baru akandapat dibuahi dalam tempo 24 jam setelah
dilepaskan oleh indung telur (ovarium) yaitu pada saat dalam perjalanan menuju rahim. Setelah
seltelur dilepaskan, maka sel folikel menjadi kosong. Sel ini kemudian akanberubah menjadi
korpus luteum. Pembentukan korpus luteum ini didikung oleh LH. Terbentuknya korpus luteum
akan memicu terbentuknya hormon estrogen dan progesteron. Selama masa subur yang
berlangsung mulai 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah yang dapat mengikuti proses pematangan
dan terjadi ovulasi.

51
2.6 Proses Menstruasi
Pada umumnya wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum
periode menstruasi mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh wanita menderita akibat
dismenore, atau menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi awal-awal masa
dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara yang melunak, puting
susu yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung. Beberapa wanita mengalami gangguan yang
cukup berat seperti keram yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot halus rahim, sakit kepala,
sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam
bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai
gejala datang bulan atau pre menstrual syndrom (PMS), dan mungkin membutuhkan penanganan
medis.
Beberapa wanita mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai amenore, atau
kegagalan bermenstruasi selama masa waktu perpanjangan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
bermacam-macam faktor termasuk stres, hilang berat badan, olahraga berat secara teratur, atau
penyakit. Sebaliknya, beberapa wanita mengalami aliran menstruasi yang berlebihan, kondisi
yang dikenal sebagai menoragi. Tidak hanya aliran darah menjadi banyak, namun dapat
berlangsung lebih lama dari periode normal.
Seorang wanita jika awal kedatangan menstruasi, hal ini bisa menjadi saat yang
mengecewakan baginya. Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses
reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan
hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan yang tidak diajari untuk
menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu dan perasaan
kotor saat menstruasi pertama mereka. Mak hal ini, dibutuhkan media sebagai bahan penjelasan
atau gambaran tentang siklus menstruasi agar dapat di mengerti khususnya pada wanita.

a. Pengertian menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologisdalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau
LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi
setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi

52
pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus
estrus

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel
tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan
menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor
kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan
16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat
tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai
wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-
pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan
menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi
adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu
wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan
tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh
interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung
telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini
berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon
memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian,
sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke
rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi
buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau
haid) dan berlangsung selama tiga hingga tujuh hari.
b. fase Menstruasi

Pada siklus menstruasi normal,terdapat produksi hormone-hormon yang parallel denagn


pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses
kehamilan). Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari , 2-8 hari adalah waktu

53
keluarnya darah haid yang berkisar 20-60ml perhari. Penelitian menunjukan bahwa wanita
dengan siklus menstruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa,sedangkan pada usia
reproduksi yang eksrtim setlah menarche dan monopouse lebih banyak mengalami siklus yang
tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus menstruasi ini melibatkan
hipotalamus –hipofisis dan ovarium.

Fase-fase dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi
antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus.Fase-fase tersebut adalah :

a) Fase menstruasi atau deskuamasi

Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 ml.

b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi

Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak
fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.

c) Fase intermenstum atau fase proliferasi

54
Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan
memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH
memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium.
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat
basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada sendometrium ± 3,5 mm.
Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.

Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat
dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
2. Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang
berbentuk torak yang tinggi.
3. Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini
dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.

55
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi

Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan
getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur
yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :

1. Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya
karena kehilangan cairan.
2. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi.

Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat berpengaruh diantaranya adalah yang
dihasilkan gonadotropin hipofisis yaitu :

Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang


hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik
(afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, serta
merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus
rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus luteum.

Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang
hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik
(afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan
berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit
primer dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.

56
Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida dengan 198
asam amino, dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin adalah
suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan
(Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan
estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan
fungsi korpus luteum

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah :

1. FSH-RH (folicel stimulating hormone releasing hormone ) yang dikeluarkan hipotalamus


untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) ynag dikeluarkan hipotalmus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) ynag menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolactin.

57
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel
yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut
berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.

Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu
LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik
estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.

Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de


graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum
yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic
hormones, suatu hormon gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar


endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan

58
degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau
menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut
dipertahankan.

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi
normal:

 Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada
level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
 Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus
luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu
untuk pertumbuhan lapisan endometrium
 Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol,
tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
 Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang
terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon
progesteron
 Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan
terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase
transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
 Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
 Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi
 Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum
dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

Ada beberapa hormon yang mempengaruhi terjadinya mentruasi yaitu:

1. Hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)

59
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

3. LH (Luteinizing Hormone)

4. Estrogen dan progesteron

Siklus Menstruasi Tidak Normal

Normalnya wanita menstruasi selama 3-8 dengan jumlah darah yang dikeluarkan oleh
masing-masing wanita berbeda. Pada dasarnya darah yang dikeluarkan sekitar 30-80ml. Macam-
macam siklus menstruasi yang tidak normal, yaitu :

a. Polymoenorrhea. Pada kasus ini wanita lebih sering mengalami menstruasi yaitu
berkisar pada 2-3 minggu sekali.
b. Mettorrhagia. Siklus ini ditandai dengan datangnya menstruasi yang tidak teratur.
Menstruasi ini terjadi sekitar 3-6 munggu sekali.
c. Oligomenorrhea. Siklus ini terjadi secara tidak teratur hingga mengakibatkan
harus diketahui terlebih dahulu penyebab dan kondisinya agar mendapatkan
perawatan yang sesuai. Ditemukan pada banyak kasus, siklus ini dipicu karena
adanya ketidakseimbangan hormon yang dialami wanita .

60
d. Menorrhagia. Adanya pendarahan hebat yang terjadi saat menstruasi. Dipicu
karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga menyebabkan siklus
menstruasi tanpa adanya ovulasi. Pada keadaan normal, sel telur dari ovarium
mennghasilkan progesteron. Apabila kadarnya tidak cukup maka akan
mengakibatkan pendarahan saat menstruasi. Segera konsultasikan dengan dokter
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut

61
2. 7 Proses Fertilisasi
fertilisasi adalah peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan
menghasilkan zygote. Zygote akan menempel pada dinding uterus dan tumbuh berkembang
menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan. Janin akan
keluardari uterus setelah berusia 40 minggu/ 288 hari/ 9 bulan 10 hari.Tahapan waktu dalam
fertilisasi :
 Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secaramitosis menjadi 2 sel, 4, 8,
16 sel.
 Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebutmorula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Ronggablastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit.Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit
dilapisioleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untukmenyerap
makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari.Blastosit akan bergerak menuju
uterus dengan waktu 3-4 hari.
 Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel padadinding uterus/proses
implantasi dan akan mengeluarkan hormoneHCG (hormone Chorionik gonadotrophin).
Hormon ini melindungikehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron
danestrogen sehingga mencegah menstruasi.
 Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel padadinding uterus.
 Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akanterus berkembang dari
throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisandinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah
yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh akan berkembang
semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.

62
63
2. 8 Proses Kehamilan
Kehamilan terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indungtelur wanita oleh
sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke indung telur melalui saluran
rahim pada saat melakukan berhubungan badan. Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel
telur setiap bulannya.Di lain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah
besar. Rata-rata setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma.
Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan
membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang
terbaik. Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi danberukuran 0.2
mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim.Setelah menempel pada dinding
uterus, janin memperoleh makanan dariibu melalui plasenta. Sebelum terbentuknya plasenta,
janin memperolehdari korpus luleteum. Janin dibungkus oleh selaput yang berfungsi untuk
melindungi embrio dari kekeringan dan guncangan serta membantuproses pernapasan dan ekresi.
Selaput pembungkus terdiri atas sakusvitelinus, amnion, korion dan alantois. Sakus Vitelinus
(kantong kuningtelur) merupakan tempat pemunculan sel sel darah dan pembuluh darahpertama.
Amnion merupakan selaput dalam yang menghasilkan getahkebutuban untuk melindungi embrio
dari guncangan. Korion merupakanselaput paling luar embrio. Alantois terdapat dalam tali pusat
yangberfungsi menghubungkan sirkulasi darah embrio dengan plasenta.Setelah lebih dari 40
minggu dari pemulaan siklus menstuasi terakhir dalam kandungan, bayi sudah sempurna dan
siap lahir.Hormon-hormon yang berperan dalam kehamilan:
 Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanandalam masa kehamilan 3-
4 bulan pertama masa kehamilan. Setelahitu fungsinya diambil alih oleh plasenta.
Hormone estrogen makinbanyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia
kandungankarena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkanhormon
progesterone semakin sedikit karena fungsinya yangmenghambat kontraksi uterus.
 Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta danberfungsi untuk
memacu glandula mamae untuk memproduksi airsusu. Serta untuk mengatur
metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus)tetap mendapatkan nutrisi.
 HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untukmendeteksi adanya
kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga mingguke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini
ditemukan pada urine waniapada uji kehamilan.

64
 Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalamkontraksi uterus menjelang
persalianan.
 Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan
 Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan ototsimfisis pubis
 Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormonprogesteron yang menghambat
kontraksi uterus. Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi dinding
uterus.

65
2. 9 Proses Pembentukan ASI
ASI diproduksi oleh kelenjar susu/payudara (glandula mammae). Kelenjar tersebut pada
dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan, namun mengalami perbedaan perkembangan.
Pada laki-laki cenderung mengalami kemunduran (degenerasi) dan tidak berfungsi sebagai
penghasil air susu. Pada perempuan kelenjar susu berkembang makin nyata setelah memasuki
masa pubertas.
Pada seorang perempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan makinberkembang oleh
pengaruh hormon estrogen, somatomamotropin, danprolaktin. Proses tersebut dimulai pada
trimester pertama kehamilan.Hormon estrogen berfungsi untuk membuat hipertrofi sistem
duktus(saluran). Sedangkan hormon progesteron berfungsi untukmenambahkan sel-sel asinus
pada payudara. Somatomamotropinberfungsi untuk pertumbuhan asinus dan perubahan-
perubahan dalamsel, pembentukan kasein, laktoalbumin, dan laktoglobulin. Selama
proseskehamilan, air susu tidak keluar karena hormon prolaktin yangmerangsang pengeluaran
ASI dihambat oleh Prolactin Inhibiting Hormone (PIH).WHO telah merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif selama 4 – 6bulan. ASI juga dapat terus diberikan selama masih
diinginkan bayi.

2. 10 Prinsip Kontrasepsi Dalam Reproduksi


Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovumsehingga tidak terjadi
fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah :
 Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita.
 Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi.
 Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Sepertispermatosida untuk pria,
vaginal douche untuk wanita.
 Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.
 Sterilisasi yaitu dengan membuat setril organ-organ reproduksibagian dalam. Seperti
vasektomi untuk pria dan tubektomi untukwanita.

66
2.11 Kelainan/Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

A.Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria

 Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.

 Kriptorkidisme

Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,
dilakukan pembedahan.

 Uretritis

Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang
air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

 Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri
bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun
bukan bakteri.

67
 Epididimitis

Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

 Orkitis

Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi
pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

 Anorkidisme

Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama
sekali.

 Hyperthropic prosta

Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-
usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.

68
Bengkak Prostat

Gambar 1. Hyperthropic prostat

 Hernia inguinalis

Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga yang bersangkutan.

 Kanker prostat

Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian
pada pria usia lanjut.

 Kanker testis

69
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum
(kantung zakar).

Gambar 2. Kanker testis

 Impotensi

Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.

 Infertilitas (kemandulan)

70
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:

- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun,
infeksi, atau gangguan hormon

- Tersumbatnya saluran sperma

- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

B.Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita

 Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer
dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17
tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus
menstruasi.

 Kanker vagina

Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi
yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan
bedah laser.

 Kanker serviks

71
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga
bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

 Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

 Kanker rahim

Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah
kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada
wanita usia 60-70 tahun.

 Kanker payudara

Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang
telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.

72
Gambar 3. Kanker payudara

 Fibroadenoma

Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara.
Pengobatannya dengan operasi.

 Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu
dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa
menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah
laser.

 Infeksi vagina

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin,
terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

 Condyloma

Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau
dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan
keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual
dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di
dalam liang vagina, di sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher

73
rahim, dapat menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat
diobati dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat
dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa
dilakukan dengan obat topikal (oles).

 Bartolinitis

Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan pada
alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan
sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin
yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang
terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia,
Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan
pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar
sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian
antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan
melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.

 Vulvovaginatis

Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala
keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata, dll.

 Candidiasis / keputihan

Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena
infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan
hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat
kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu

74
lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol.
Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ
intim wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim
tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan
gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.

 Kista ovarium

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium.

Gambar 4. Kista ovarium

 Infertilitas (kemandulan)

Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:

- Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga pembentukan
ovum terganggu

- Penyumbatan pada tuba fallopi

- Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb

Sexually Transmitted Disease

75
Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:

 Syphilis

Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu
Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat
ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui
transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.

 Gonorrhoea

Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks,
rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.

 Herpes Simplex Genitalis

Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan.
Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa
demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam
organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di area
pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan
menjaga daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap bersih.

76

Anda mungkin juga menyukai