“SELEKSI SDM”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
S1 Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMM MATARAM
Jl. Pendidikan No. 1 Dasan Agung Gomong, Mataram
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83126
Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayahNya sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Tidak lupa kami
ucapkan banyak terimaksih kepada semua pihak yang telah berkontribusi membantu
dengan memberikan sumbangan baik berupa materi maupun pemikirannya.
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
Seleksi merupakan salah satu cara untuk memperoleh karyawan atau SDM
yang berkualitas. Menurut Ivancevich dan Marwansyah (2010:128), seleksi adalah
proses yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk memilih dari sekumpulan
pelamar, orang, atau orang-orang yang paling baik memenuhi kriteria seleksi untuk
posisi yang tersedia, dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan saat ini. Maka
dari itu keputusan seleksi yang terbaik haruslah dijadikan perhatian yang serius agar
dapat memperoleh SDM yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
1
Keputusan yang buruk dapat membawa konsekuensi yang besar bagi
organisasi. Bahkan pada suatu tingkat dasar, karyawan baru yang buruk tidak sesuai
dengan etos dan tujuan organisasi dapat merusak kepuasaan pelayanan, hubungan
kerja, dan buruknya kualitas pelayanan. Seorang karyawan yang baru dapat
mempengaruhi moral dan komitmen dari kolega secara merugikan serta menghambat
usaha untuk membantu terbentuknya kerja sama dalam kelompok.
Bagi manajer, yang kinerjanya selalu dinilai suatu keputusan yang buruk atau
menyedihkan, dapat mereflesikan dengan sangat buruk kinerja selanjutnya dari
manajer tersebut. Bahkan jika memungkinkan, untuk mengeluarkan karyawan yang
baru diterima secepat mungkin, biaya perekrutan telah terjadi, dan biaya serta
kehilangan tenaga kerja dalam waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
pengangkatan karyawan yang lain dan waktu belajar dari individu yang baru dipilih
sebagai karyawan juga perlu dipertimbangkan.
2
4. Apa saja faktor yang dipertimbangkan dalam proses seleksi SDM ?
5. Apa saja jenis-jenis seleksi SDM ?
6. Bagaimana sistem seleksi yang efektif ?
7. Apa saja syarat-syarat seleksi dan penempatan ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.4. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat ini pentingnya peranan manajemen sumber daya manusia tercermin
dari kebijaksanaan perusahaan untuk mengatur sumber daya manusianya. Sehingga
dapat berperan besar dalam bekerja sama dan mendukung strategi perusahaan.
4
Seleksi tenaga kerja diperlukan untuk melanjutkan tujuan organisasi seperti
kelangsungan hidup, pertumbuhan atau keuntungan. Seleksi tenaga kerja
dimaksudkan untuk memilih tenaga kerja cakap yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan organisasi di masa sekarang dan yang akan datang. Seleksi tenaga kerja
juga memberikan sarana untuk mencapai tujuan manajemen sumber daya manusia
yang ditentukan dalam perencanaan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, semua kebutuhan tenaga kerja harus diketahui secara dini
oleh pemimpin perusahaan, sehingga seleksi tenaga kerja mampu menyediakan
kebutuhan tenaga kerja terhadap lowongan-lowongan jabatan yang disebabkan oleh
perpindahan, adanya jabatan-jabatan baru dan jabatan-jabatan yang kosong. Proses
seleksi dilaksanakan dengan mencari calon karyawan yang memiliki kemampuan
intelejensia yang tinggi, dan tekad yang kuat dalam melaksanakan pekerjaan. Upaya-
upaya peningkatan keterampilan dan kemampuan karyawan dilakukan oleh
perusahaan melalui pengembangan dan pelatihan kerja, guna menciptakan karyawan
yang memiliki etos kerja serta prestasi kerja yang tinggi. Untuk itu perusahaan
membutuhkan tenaga kerja dan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas,
karena hal tersebut merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam menerapkan
strateginya guna mencapai tujuan perusahaan.
5
2.1.1. Pengertian seleksi menurut para ahli, antara lain :
Menurut Yoder (1981), seleksi adalah suatu proses ketika calon karawan
dibagi menjadi dua bagian, yatu yang akan diterima dan yang ditolak.
6
2.1.2. Dasar Seleksi SDM
Dasar seleksi SDM berarti penerimaan karyawan baru hendaknya
berpedoman kepada dasar tertentu yang digariskan oleh internal maupun eksternal
perusahaan supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Dasar-dasar itu
diantaranya :
2. Job specification
Dalam spesifikasi, telah ditetapkan, persyaratan dan kualifikasi minimun
dari orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan tersebut. Dasar
ini harus betul-betul menjadi pedoman pelaksanaan seleksi, prinsipnya
adalah “the right man on the right place and the right man behind the right
gun” Jadi, titik tolak pemikiran seleksi hendaknya kepada apa yang akan
dijabat, baru siapa yang akan menjabatnya; bukan siapa baru apa. Jabatan
atau pekerjaan apapun yang akan diisi hendaknya diseleksi beradasarkan
atas spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut
3. Ekonomis rasional
Tindakan ekonomis hendaknya menjadi dasar pelaksanaan seleksi supaya
biaya, waktu, dan pikiran dimanfaatkan secara efektif sehingga hasil efektif
dapat dipertanggungjawabkan.
7
4. Etika sosial
Seleksi harus dilakukan sesuai dengan etika sosial. Artinya,
memperhatikan norma-norma hukum, agama, kebudayaan, dan adat istiadat
masyarakat serta hukum yang berlaku di negara bersangkutan.
8
2.2. Prinsip-prinsip Dasar Dalam Seleksi SDM
1. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran kinerja. Tingkatan dimana
pengukuran kinerja bebas dari kesalahan acak. Hal-hal yang terkait dalam
reliabilitas antara lain:
a. Score Kebenaran dan Reabilitas Pengukuran. Kebanyakan dari
pengukuran diselesaikan dalam seleksi personil berkaitan dengan
karakteristik yang kompleks seperti intelegensi, integritas, dan
kemampuan kepemimipinan. Untuk menghargai beberapa kompleksitas
dalam pengukuran individu-individu, kita akan mempertimbangkan
sesuatu yang konkrit dalam mendiskusikan konsep-konsep ini:
pengukuran tinggi.
b. Standar-standar bagi Reliabilitas. Terdapat banyak cara untuk
meningkatkan reliabilitas dari sebuah tes, meliputi penulisan dengan jelas,
dan sub bagian-sub bagian yang tidak bermakna ganda dan menambah
jangka waktu tes.
2. Validitas
Validitas adalah perluasan dimana pengukuran kinerja menilai seluruh aspek-
aspek yang relevan dari kinerja pekerjaan. Hal-hal yang terkait dengan
validitas antara lain:
9
Kajian Kriteria – validitas terkait ini berasal dari dua varietas, yaitu:
4. Utilitas
5. Legalitas
10
2.3. Metode Seleksi SDM
Adapun metode yang digunakan dalam seleksi SDM antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara seleksi telah didefinisikan sebagai “dialog yang dimulai oleh satu
atau lebih dari satu orang untuk mengumpulkan informasi dan mengevaluasi
berbagai kualifikasi pelamar untuk bekerja”. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dalam proses wawancara seleksi adalah:
a. Wawancara sebaiknya terstruktur, terstandarisasi dan terfokus pada
sasaran yang akan dicapai.
b. Pewawancara sebaiknya mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
apa yang harus dilakukan untuk menghadap suatu situasi tertenteu
ditempat kerja (Wawancara Situasi - Situational Interview).
c. Sebaiknya menggunakan Pewawancara yang terlatih.
2. Referensi
Referensi merupakan suatu proses dalam seleksi karyawan yang digunakan
untuk memperoleh informasi mengenai latar belakang pelamar. Beberapa cara
untuk memperoleh informasi mengenai latar belakang pelamar, yaitu:
a. Data diri yang tercantum pada Formulir Lamaran Pekerjaan.
b. Formulir yang tercantum pada Daftar Riwayat Hidup.
c. Informasi yang berasal dari orang yang mengenal pelamar baik secara
lisan maupun melalui surat referensi.
3. Tes Kemampuan Fisik
Walaupun otomatisasi dan kemajuan teknologi lainnya telah menghilangkan
atau mengubah banyak tugas pekerjaan yang menuntut fisik, banyak
pekerjaan masih memerlukan kemampuan fisik atau psikomotorik tertentu.
Test kemampuan fisik diperlukan guna memperkirakan kinerja pelamar. Hal
ini dilakukan agar dapat diperkirakan kemungkinan cedera yang akan dialami
ditempat kerja.
11
Ada beberapa jenis test kemampuan fisik, yaitu:
a. Tes Ketegangan Otot
b. Tes Kekuatan Otot
c. Tes Ketahanan Otot
d. Tes Ketahanan Jantung dan Pembuluh Darah
e. Tes Kelenturan Tubuh
f. Tes Keseimbangan
g. Tes Koordinasi
Keabsahan yang berhubungan dengan kriteria untuk jenis tes ini pada
pekerjaan-pekerjaan tertentu sebenarnya cukup kuat. Namun, tes-tes ini,
terutama tes-tes kekuatan, cenderung memiliki dampak yang merugikan
terhadap beberapa pelamar penyandang cacat dan banyak pelamar wanita.
4. Tes Kemampuan Kognitif
Test Kemampuan Kognitif merupakan test yang dapat mebedakan individu
berdasarkan kemampuan mental. Kategori dalam test kemampuan kognitif
meliputi:
a. Kemampuan Pemahaman Verbal (Verbal Comprehension), mengacu pada
kemampuan sesorang untuk memahami serta menggunakan bahasa dan
tulisan.
b. Kemampuan Kuantitatif (Quantitatice Ability), meliputi kecepatan dan
ketepatan seseorang dalam memecahkan masalah-masalah aritmatika.
c. Kemampuan Penalaran (Reasoning Ability), konsep yang lebih luas
mengacu pada kemampuan seseorang untuk menemukan berbagai solusi
terhadap beragam masalah.
Beberapa pekerjaan hanya mensyaratkan satu atau dua aspek kemampuan
kognitif. Menurut berbagai kondisi tersebut, mempertahankan pemisahan di
antara berbagai aspek merupakan hal yang tepat. Namun, banyak pekerjaan
yang membutuhkan tingkat kerumitan yang tinggi, jika tidak seluruhnya dari
12
sebagian besar aspek tersebut. Jadi, salah satu test umum sering sama baiknya
dengan banyak test dari aspek-aspek yang terpisah.
5. Inventarisasi Kepribadian
Inventarisasi kepribadian merupakan kategori pengelompokkan kepribadian
yang mengacu pada hal-hal yang disukai oleh individu. Terdapat 5 kategori
aspek kepribadian yang umumnya dianut, yaitu keterbukaan, penyesuaian diri,
keramahan, kerajinan, dan keingintahuan.
13
dimana pelamar menjalankan pekerjaan tiruan tersebut. Ada beberapa cara
yang umumnya dilakukan, yaitu:
a. Permainan peran tentang cara pelamar menanggapi suatu situasi tertentu.
b. Para pelamar dibawa langsung ke lokasi kerja, dan melakukan pekerjaan
untuk waktu yang singkat.
c. Sistem masa percobaan, yang mana pelamar diberikan kesempatan untuk
melakukan pekerjaan dalam periode waktu tertentu (sesuai kontrak).
d. Perusahaan mensponsori suatu lomba dimana para peserta diharuskan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan suatu pekerjaan tertentu.
7. Tes Narkoba dan Tes Kejujuran
Banyak masalah yang dihadapi masyarakat juga ada di dalam organisasi-
organisasi yang telah mengakibatkan dua jenis tes yang baru yaitu, tes-tes
kejujuran dan tes-tes penggunaan narkoba.
14
dipertahankan untuk pekerjaan-pekerjaan yang yang melibatkan berbagai
bahaya keamanan yang terkait dengan kegagalan untuk menjalankan
pekerjaan.
1. Metode non ilmiah, yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada kriteria,
standar atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan, tetapi hanya didasarkan kepada
perkiraan dan pengalaman saja. Seleksi ini tidak berpedoman kepada uraian
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dari jabatan yang akan diisi.
Unsur-unsur yang diseleksi biasanya meliputi:
a. Surat lamaran
b. Ijazah terakhir dan transkrip nilai
c. Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman
d. Referensi/rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya
e. Walk interview
f. Penampilan dan keadaan fisik
g. Keturuan dari pelamar
h. Tulisan pelamar.
2. Metode ilimah, yaitu pengembangan seleksi non ilmiah dengan mengadakan analisis
cermat tentang unsur-unsur yang akan diseleksi supaya diperoleh karyawan yang
kompeten dengan penempatan yang tepat.
Seleksi ilimah dilaksanakan dengan cara-cara berikut;
a. Metode kerja yang jelas dan sistematis
b. Berorientasi kepada prestasi kerja
c. Berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan
d. Berdasarkan kepada job analysis dan ilmu sosial lainnya
e. Berpedoman kepada undang-undang perburuhan.
15
2.4. Faktor yang Menjadi Pertimbangan Dalam Proses Seleksi SDM
1. Kondisi Penawaran Tenaga Kerja
Semakin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat (qualified), maka akan
semakin mudah bagi organisasi untuk memperoleh karyawan yang berkualitas
dan sebaliknya. Pada saat rekrutmen bisa terjadi jumlah calon yang terjaring
lebih kecil dari yang diharapkan. Kondisi tersebut dimungkinkan oleh :
- Imbalan/upah yang ditawarkan rendah.
- Pekerjaan menuntut spesialisasi yang tinggi.
- Persyaratan yang harus dipenuhi berat.
- Mutu pelamar rendah.
2. Faktor Eksternal Organisasi
a. Faktor Etika
Dalam proses seleksi, masalah etika seringkali menjadi tantangan
yang berat. Keputusan seleksi seringkali dipengaruhi oleh etika
pemegang keputusan.Bilapertimbangan penerimaan lebih condong karena
hubungan keluarga, teman, pemberian komisi/suap dari pada
pertimbangan keahlian/profesional, maka kemungkinan besar karyawan
baru yang dipilih jauh dari harapan organisasi.
b. Ketersediaan Dana dan Fasilitas
Organisasi seringkali memiliki keterbatasan seperti anggaran atau fasilitas
lainnya. Sebagai contoh, besar kecilnya anggaran belanja pegawai
menentukan berapa jumlah pegawai baru yang boleh direkrut.
c. Faktor Kesamaan Kesempatan
Budaya suatu daerah dalam memperlakukan masyarakatnya juga
merupakan tantangan dalam proses seleksi. Diskriminasi masih sering
ditemukan dalam merekrut/menseleksi pegawai yang disebabkan oleh
warna kulit, ras, agama, umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Sebagai
contoh kebijaksanaan organisasi (walau tidak tertulis) yang lebih
16
menyukai pegawai pria atau wanita.Kenyataan ini menghambat proses
seleksi secara wajar.
3. Perangkat Organisasi
Selain faktor-faktor di atas, seleksi juga dipengaruhi oleh keberadaan
perangkat organisasi seperti :
a. Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan semacam pedoman bagi kegiatan proses
seleksi. Analisis jabatan memberikan informasi tentang uraian jabatan,
spesifikasi jabatan, standarisasi pekerjaan serta persayaratan yang harus
dipenuhi untuk memegang jabatan tersebut.
b. Perencanaan SDM
Dari perencanaan SDM, akan dapat diketahui berapa jumlah
calon pegawai yang dibutuhkan oleh organisasi, pada jenjang apa dan di
bagian mana, dan persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh pelamar.
17
Faktor-faktor yang dipengaruhi seleksi :
- Orientasi
- Diklat
- Pengembangan
- Perencanaan Karier
- Penilaian Prestasi Kerja
- Kompensasi
- Perjanjian Kerja
- Pengawasan Personalia
18
b. Pengalaman
Dalam proses pelamaran suatu pekerjaan, pengalaman pelamar cukup
penting artinya dalam suatu proses seleksi. Suatu organisasi/perusahaan
cenderung akan memilih pelamar yang berpengalaman dari pada yang
tidak berpengalaman karena dipandang lebih mampu melaksanakan
tugasnya. Selain itu, kemampuan intelegensi juga menjadi dasar
pertimbangan selanjutnya sebab orang yang memiliki intelegensi yang
baik biasanya orang yang memiliki kecerdasan yang cukup baik. Faktor
pengalaman saja tidak cukup untuk menentukan kamampuan seseorang
pelamar dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.
c. Umur/usia
Perhatian dalam proses seleksi juga ditunjukan pada masalah usia para
pelamar. Usia muda dan usia lanjut tidak menjamin diterima tidaknya
seseorang pelamar. Mereka memiliki usia lanjut tenaga fiisknya relatif
terbatas meskipun banyak pengalaman. Mereka yang berusia muda
mungkin saja memiliki vitalitas yang cukup baik. Tetapi rasa tanggung
jawabnya relatif kurang dibandingkan dengan usia dewasa. Oleh karena
itu, yang terbaik pelamar yang berusia sedang atau sekira usia 30 tahun.
d. Jenis kelamin
Jenis kelamin memang sering pula diperhatikan, terlebih-lebih untuk
jabatan tertentu. Jabatan-jabatan memang dikhususkan untuk pria, ada
juga yang khusus untuk wanita. Tetapi banyak juga yang terbuka untuk
kedua jenis kelamin tersebut.
e. Pendidikan
Kualifikasi pelamar merupakan cermin dari hasil pendiidkan dan
pelatihan sebelumnya, yang akan menentukan hasil seleksi selanjutnya
dan kemungkinan penempatanya dalam organisasi bila pelamar yang
bersangkutan diterima. Tanpa adanya latar belakang pendidikan tersebut
maka proses pemilihan atau seleksi akan menjadi sulit.
19
f. Keadaan Fisik
Kondisi fisik seseorang pelamar kerja turut memegang peranan penting
dalam proses seleksi. Bagaimana pun juga suatu organisasi secara optimal
akan senantiasa ingin memperoleh tenaga kerja yang sehat jasmani dan
rohani kemudian memiliki postur tubuh yang cukup baik terutama untuk
jabatan-jabatan tertentu.
g. Tampang
Menurut Drs. Manullang, dalam jabatan-jabatan tertentu, tampang juga
merupakan salah satu kualifikasi yang menentukan berhasil atau tidaknya
seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya, tugas sebagai
pramugari, pelayan toko, dll.
h. Bakat
Bakat atau aptitube seseorang calon pelamar tenaga kerja turut juga
pemegang kunci sukses dalam proses seleksi. Bakat ini dapat tampak
pada tes-tes, baik fisik maupun psikolog. Dari tes-tes tersebut dapat
diketahui bakat yang tersembunyi, yang suatu saat dapat dikembangkan.
i. Tempramen
Temperamen adalah pembawaan seseorang. Temperamen tidak
dipengaruhi oleh pendidikan, namun berhubungan langsung dengan
‘emosi’ seseorang. Menurut Drs. Manullang, temperamen adalah sifat
yang mempunyai dasar bersumber pada faktor-faktor dalam jasmani
bagian dalam, yang di timbulkan oleh proses-proses biokima.
Temperamen seseorang itu bermacam-macam, ada yang periang, tenang
dan tentram, bersemangat, pemarah , pemurung, pesimis, dll. Hal ini
menentukan sukses tidaknya seleksi atau tempat yang cocok bagi
seseorang pelamar bila diterima bekerja dalam organisasi.
j. Karakter
Karakter berbeda dengan tempramen meskipun ada hubungan yang erat
antara keduanya. Temperamen adalah faktor ’endogen’, sedangkan
20
karakter adalah faktor ’exogen’. Suatu karakter seseorang dapat diubah
melalui pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat diubah.
k. Kerjasama
Kerja sama, atau kooperasi merujuk pada praktik seseorang atau
kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan atau
kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum, alih-alih
bekerja secara terpisah dalam persaingan.
l. Kejujuran
Kejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan
hal penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kejujuran sendiri berasal dari kata jujur, “jujur adalah ketulusan hati,
tidak bohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya dan tidak curang”.
m. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
n. Inisiatif dan Kreatif
Inisiatif adalah kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu
yang benar tanpa harus diberi tahu, mampu menemukan apa yang
seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada di sekitar, berusaha
untuk terus bergerak untuk melakukan beberapa hal walau keadaan terasa
semakin sulit. Sedangkan Kreatif adalah memiliki daya cipata,
mempunyai kemampuan untuk mencipatakan,atau mampu menciptakan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataan yang relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
4. Serangkaian alat-alat seleksi.
21
2.5. Jenis-jenis Seleksi SDM
Jenis seleksi SDM yang biasa diterapkan agar lebih efektif dalam
penyeleksian SDM diantaranya :
1. Seleksi administasi kelengkapan persyaratan pelamaran
2. Seleksi tertulis/tes psikologi (Psychological Test)
a. Tes kecerdasan (Intelligence Test) Yang menguji kemampuan mental
pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.
b. Tes kepribadian (Personality Test) : Dimana hasilnya akan mencerminkan
kesediaan bekerja sama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian
lainnya.
c. Tes minat (Interest Test) : Yang mengatur antusiasme pelamar terhadap
suatu jenis pekerjaan.
d. Tes bakat (Aptitude Test) : Yang mengukur kemampuan potensial
pelamar yang dapat dikembangkan
e. Tes prestasi (Achievement Test) : Yang mengukur kemampuan pelamar
sekarang
3. Seleksi tidak tertulis
a. Wawancara
b. Praktek
1) Tes-tes Pengetahuan (Knowledge Test), yaitu bentuk tes yang
menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar.
Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk
melaksanakan pekerjaan.
2) Performance Test, yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para
pelamar untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan
dipegangnya. Sebagai contoh, tes mengetik untuk calon pengetik.
c. Kesehatan
22
Terdapat beberapa kendala yang biasa ditemukan dalam seleksi SDM
diantaranya :
1. Tolak ukur, yaitu kesulitan untuk menentukan standar yang akan digunakan
mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara objektif. Misalnya; kejujuran,
kesetian dan prakarsa dari pelamar mengalami kesulitan. Bobot nilai yang
diberikan didasarkan pada pertimbangan yang subjektif.
2. Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang tepat, jujur dan
objektif penilainnya. Penyeleksi sering memberikan nilai atas pertimbangan
peranannya, bukan atas fisis pikirannya, bahkan pengaruh dari efek “halo”
sulit dihindarkan.
3. Pelamar, yaitu kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar.
Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-
baik saja tentang dirinya, sedangkan yang negatif disembunyikan.
4. Untuk mengurangi kendala-kendala ini, diperlukan kebijaksanaan seleksi
secara bertingkat, karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan
semakin cermat dan teliti penerimaan karyawan.
Sistem seleksi harus berasaskan efisiensi (uang, waktu dan tenaga) dan
bertujuan untuk memperoleh karyawan yang terbaik dengan penempatannya yang
tepat. Menurut Andrew F. Sikula, sistem seleksi SDM ada 2, antara lain sebagai
berikut :
23
2. Compensatory-Approach, sistem seleksi yang dilakukan dengan cara pelamar
mengikuti seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah
mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan
lulus, sebaliknya dinyatakan gugur atau tidak lulus.
24
1. Keandalan
25
3. Generalisasi
Generalisasi didefinisikan sebagai sejauh mana keabsahan dari metode seleksi
yang ditetapkan dalam satu konteks dapat dikembangkan untuk konteks yang
lain. Langkah dalam menentukan generalisasi adalah:
a. Situasi & kondisi organisasi & pekerjaan yang disesuaikan dengan
metode seleksi.
b. Kesesuaian antara kemampuan calon karyawan dan spesifikasi jabatan
yang akan ditempati.
c. Periode waktu seleksi.
4. Pemanfaatan
Pemanfaatan didefinisikan sebagai sejauh mana informasi yang diberikan oleh
metode seleksi akan dapat meningkatkan efektivitas pencapaian target
organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan :
a. Nilai produk atau jasa yang dikaitkan dengan pemegang posisi pekerjaan
yang akan diberikan.
b. Biaya test yang dikaitkan dengan jenis pemegang posisi pekerjaan yang
akan diberikan.
5. Legalitas
Seluruh metode seleksi tersebut harus disesuaikan dengan perundang-
undangan, peraturan pemerintah & peraturan/ketentuan khusus yang berlaku.
Pilar Hukum yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan diantaranya:
26
2.7.2. Penempatan SDM
Dalam alur ini ada tiga jenis penempatan, yaitu promosi, transfer dan
demosi. Setiap keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut , apapun
penyebabnya seperti perampingan , merger, akuisisi atau perubahan internal
lainnya.
Pembuat keputusan dapat membedakan antara karyawan yang kuat dan lemah
secara objektif. Keputusan seharusnya mencerminkan kinerja secara individu
karyawan, tidak didasarkan pada pemilihan yang menyimpang. Pembuat
keputusan tidak seharusnya mengikuti prasangka atau perasaan pribadinya.
Kalau kegiatan itu didasarkan pada kepentingan pribadi, SDM perusahaan
akan didominasi oleh orang-orang yang tidak berkompeten, dan pada akhirnya
kinerja perusahaan akan menurun.
27
membuat penghematan yang cukup besar dari kegiatan perubahan desain
dalam penyulingan, ini adalah salah satu contoh keunggulan kinerja dari
seorang teknisi. Kemudian teknisi tersebut dipromosikan menjadi seorang
supervisor. Keahlian yang dipelukan untuk menjadi supervisor yang handal
sangat berbeda dengan keahlian yang diperlukan untuk menjadi teknisi yang
handal. Akibat dari sistem promosi itu perusahaan pertamina akan
memperoleh dua kerugian, yaitu mempunyai supervisor yang tidak handal dan
akan kehilangan teknisi yang handal.
Ada juga model promosi sistem senioritas. Dalam beberapa hal, pada
umumnya pekerja senior akan dipromosikan terlebih dahulu. Maksud senior
disini adalah pekerja yang mempunyai masa kerja paling lama di perusahaan
tersebut. Karyawan yang akan dipromosikan ditentukan berdasarkan catatan
senioritas yang ada pada perusahaan. Alasan rasional dari pendekatan ini
adalah untuk menghilangkan atau mengurangi promosi yang menyimpang.
28
Dalam rangka kepentingan pelaksanaan tugas seorang pegawai atau tenaga
kerja dan dalam rangka pembinaan dapat dilakukan perpindahan jabatandan
atau perpindahan bidang tugas dalam satu wilayah maupun keluar ke wilayah
lain.
29
memutuskan hubungan kerja, perusahaan lebih memilih untuk
mempertahankan karyawan dan ditempatkan pada level tanggung jawab yang
lebih rendah.
Tujuan program Job Posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi
karyawan untuk mencari promosi dan transfer serta membantu departemen
SDM dalam mengisi jabatan internal. Dengan demikian, job posting dapat
mempertemukan antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan
karyawan. Tidak semua jabatan dapat melalui job posting ini, biasanya hanya
bagi jabatan level bawah yang berdifat klerikal, teknis, dan posisi supervisor.
Namun, pekerjaan pada level yang lebih tinggi dapat pula diumumkan untuk
memenuhi tuntutan afirmasi dan persamaan kesempatan pekerjaan, sehingga
para karyawan yakin bahwa mereka dapat mengisi pekerjaan apa saja dalam
perusahaan, Karenanya pentingnya bagi departemen SDM untuk membuat
aturan tentang program job posting dan konsisten dilaksanakan.
30
seoran piñata huruf pada surat kabar akan demosi untuk posisi wartawan
karena dalam jangka waktu panjang profesi wartawan lebih menjanjikan.
Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi SDM, yaitu
efektivitas, tuntutan hukum dan prevensi PHK.
1. Efektivitas
Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisasi kemungkinan
terjadinya kekacauan bagi karyawan dan perusahaan. Untuk mengurangi
kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus dibuat sesuai dengan
langkah-langkah seleksi. Ketika penempatan ditetapkan, karyawan baru harus
mendapatkan pengenalan untuk mengurangi kecemasan dan mempercepat
sosialisasi dan proses belajar.
2. Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis
disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan. Kedua
pihak harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir. Hak perusahaan
untuk memberitahukan pekerja setiap saat tanpa sebab menjadi dikenal
sebagai doktrin pemberi kerja.
Doktrin ini menyebutkan bahwa pemilik atau manajemen mempunyai hak
diatas hak pekerja atas pekerjaan mereka. Secara sederhana dikatakan bahwa
seorang pekerja dapat dipecat dengan alasan apapun atau tanpa alasan. Selama
ini pula, pemerintah dan hukum telah membatasi hak ini, hakim hendaknya
mempelajari dengan cermat buku pedoman pekerja, janji manajemen dan
sumber-sumber lain untuk mencari kontrak kerja. Namun demikian,
pemberitahuan dilarang oleh:
31
b. Kegiatan Serikat Pekerja
c. Penolakan terhadap pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja
d. Hak untuk menolak penugasan yang diyakini berbahaya atau mengancam
nyawa
e. Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan hukum seperti
kerjasama dalam penentuan harga.
Larangan lain dapat diterapkan sesuai dengan keadaan dan hukum lokal.
Pemberhentian dapat ditentang bila dilakukan sewenang-wenang dan tidak
adil. Juga tidak boleh bertentangan dengan kebijakan publik
Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan separasi. Ketika
departemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang bernilai,
maka uang yang ditanam dalam rekrutmen, seleksi, orientasi dan pelatihan
tidak hilang. Uang juga dapat dihemat dengan mengurangi keperluan
penyebaran pekerja yang tersisa. Melalui pendekatan proaktif pengurangan
karyawan melalui pengunduran diri secara sukarela, kematian, layoff dan
terminasi dapat dikurangi.
32
alasan dapat digunakannya kombinasi antara ruang olahraga, arena
jogging, lapangan tenis dan fasilitas atletik lainnya adalah untuk
mendorong karyawan agar menjaga kesehatan fisiknya sehingga mereka
mempunyai umur yang panjang dan dapat bekerja lebih lama.
c. Layoff. Layoff diminimalisasi oleh beberapa perusahaan dengan
perencanaan SDM yang cermat. Dengan memprediksi kebutuhan tenaga
kerja beberapa tahun mendatang, pengusaha yang menghindari layoff
bahkan selama masa resesi yang buruk sekalipun. Kemudian, karena
keahlian mereka yang diperlukan bagi bisnis berubah, maka kegiatan
pelatihan dan transfer karyawan membantu perusahaan untuk
menyesuaikan tantangan ekonomi yang dihadapinya sambil menyediakan
keamanan kerja bagi karyawan.
d. Terminasi. Hasil penelitian tentang mengapa seseorang diberhentikan
kerja: Alasan-alasannya: tidak kompeten (35%), tidak cocok dengan
rekan kerjanya (10 %), tidak jujur tau dusta (20%), sikap-sikap yang
negatif (15%), tidak ada motivasi (10%), gagal atau menolak perintah
(5%) dan tidak disiplin (5%).
33
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Seleksi merupakan pemilihan tenaga kerja yang sudah tersedia. Seleksi pada
dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan
memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskrifsi pekerjaan yang ada atau sesuai
dengan kebutuhan organisasi/perusahaan.
3. 2. Saran
Dalam melakukan seleksi tenaga kerja hendaknya setiap organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan senantiasa berusaha dengan biaya yang serendah
mungkin dengan menggunakan cara yang paling efisien, tetapi efektif.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://fekool.blogspot.com/2015/03/pentingnya-seleksi-dalam-msdm.html
https://www.proweb.co.id/articles/hrm/pentingnya_seleksi.html
https://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-sdm-seleksi-tenaga-
kerja/
http://sdmberkualitas.blogspot.com/2016/03/pentingnya-seleksi-dalam-manajemen-
sdm.html
http://zakiyahrachmawati.web.unej.ac.id/2015/12/18/pentingnya-seleksi-sdm/
https://irrineayu.wordpress.com/2015/03/25/seleksi-sdm-definisi-tujuan-metode-
proses-kendala-dan-faktor-yang-dipertimbangkan-dalam-proses-seleksi/
http://igedearisuciptayasa.blogspot.com/2013/08/pentingnya-seleksi-dalam-
msdm.html
http://sdmberkualitas.blogspot.com/2016/03/pentingnya-seleksi-dalam-manajemen-
sdm.html
https://www.academia.edu/11600324/SELEKSI_SUMBER_DAYA_MANUSIA
https://zulvikarrrr.wordpress.com/2017/03/19/pentingnya-seleksi-dan-rekrutmen-di-
perusahaan/
35