BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melahirkan adalah pengalaman menyakitkan bagi hampir semua wanita. Rasa
sakit yang dialami selama persalinan memiliki beberapa dimensi fisiologis
dan psikososial dan intensitasnya dapat sangat bervariasi dari satu wanita
dengan wanita yang lain (Combic & Wong, 2010). Persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,2010).
Persalinan tidak selalu berjalan normal, namun bisa terjadi beberapa penyulit
dalam persalinan. Penyulit dalam persalinan diantaranya kelainan presentasi
dan posisi, distosia karena kelainan alat kandungan, distosia karena kelainan
janin, dan distosia karena kelainan his (Manuaba, 2010). Distosia karena
kelainan his dapat terjadi karena sifat his yang berubah - ubah, tidak ada
koordinasi dan sinkronisasi antar kontraksi dan bagian – bagiannya sehingga
kontraksi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Kelainan his juga
dapat terjadi karena his yang tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong anak keluar. His yang tidak adekuat ini disebut
dengan inersia uteri (Leveno K, 2009).
Selain itu, menurut Hemilton (2005), nyeri yang berlebiha pada ibu bersalin
dapat menyebabkan keinginan untuk segera mengakhiri masa persalinan.
Mengejan sebelum dilatasi serviks maksimal menyebabkan pembengkakan
pada mulut rahim yang berdampak pada distosia persalinan (Hemilton, 2005)
2
Fisiologis diperoleh hasil rata-rata skala nyeri pada responden sebelum
dilakukan massage (8,3) lebih tinggi daripada responden sesudah dilakukan
massage (4,69) dengan taraf signifikansi p = 0,001 (p < 0.05). Teknik
nonfarmakologis lain yang pernah diujicobakan pada ibu bersalin yaitu teknik
massage effuerage. Novita R dan Sari (2011) melakukan penelitian efektifitas
massage effuerage dalam penurunan Nyeri. Hasil yang didapatkan adalah
intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan massage
effuerage lebih tinggi dari pada sesudah dilakukan massage effuerage . Rata-
rata intensitas nyeri sebelum dilakukan massage 7,46 dan sesudah dilakukan
massage 2,42 dengan nilai signifikansi p = 0.000.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Grhasta Dian (2014) SSBM
menurunkan nyeri persalinan dengan meningkatkan produksi hormon
endorphin dan mekanisme gate control. Lama waktu paling efektif dalam
penelitian ini adalah 15 menit dengan peningkatan kadar endorphin 164,04 %
dan penurunan nyeri sebesar 42,61 %.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Lidya tahun 2016 di Pekanbaru, yang
bertujuan untuk menganalisis efektivitas stimulasi kutan slow stroke back
massage terhadap penurunan intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif.
Menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri
sebelum dan setelah intervensi slow stroke back massage pada persalinan kala
I fase aktif. Sehingga metode ini dianggap efektif dalam menurunkan
intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif (Fitri Lidya, 2016)
3
B. Tujuan
Mengetahui efektifitas stimulasi slow stroke back massage terhadap nyeri
pada ibu bersalin kala I fase Laten dan fase aktif di ruang VK RS Immanuel
dan ruang VK puskesmas garuda.
C. Rumusan Masalah
Apakah stimulasi slow stroke back massage efektif menurunkan nyeri pada
ibu bersalin kala I fase Laten dan fase aktif di ruang VK RS Immanuel dan
ruang VK puskesmas garuda.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai
Pengaruh stimulasi kutan slow-stroke back massage Terhadap kadar nyeri
persalinan kala I.
2. Manfaat aplikatif
a. Tenaga Perawat dan Bidan
Terapi stimulasi kutan slow stroke back massage dapat menjadi
alternatif sebagai upaya untuk mengurangi nyeri persalinan kala I.
b. Bagi Instansi Pendidikan STIK Immanuel
Memberikan informasi dan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan stimulasi kutan slow stroke back
massage dan upaya untuk mengurangi nyeri persalinan kala I.
4
BAB II
Penelitian ini dilakukan oleh Fitri Lidya tahun 2016 di Pekanbaru, yang bertujuan
untuk menganalisis efektivitas stimulasi kutan slow stroke back massage terhadap
penurunan intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif. Metodologi penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analitik kuantitatif dengan
pendekatan Quashi-eksperimen. Populasi berjumlah 30 orang dan sampel
menggunakan teknik Non Random Assignment. Analisa data secara univariat untuk
hasil distribusi frekuensi dan bivariat dengan menggunakan uji “t” dependen untuk
menganalisa hubungan dua variabel penelitian.
Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh stimulasi kutan slow stroke back
massage terhadap penurunan intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa rata-rata intensitas nyeri persalinan sebelum intervensi
pada responden adalah 6.43, dan setelah dilakukan intervensi adalah 4.13. Nilai mean
perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua sebelum dan setelah intervensi
adalah 2.3 dengan standar deviasi 1.393. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara Intensitas Nyeri sebelum dan setelah Intervensi SBBM pada
persalinan kala 1 fase aktif. Sehingga metode ini dianggap efektif dalam menurunkan
intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif (Fitri Lidya, 2016).
Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan yaitu adanya penurunan skala nyeri yang
dirasakan responden dengan skala nyeri berat ke sedang dan sedang ke ringan dengan
menggunakan terapi Slow Stroke Back Massage. Mekanisme penurunan nyeri ini
dapat dijelaskan dengan teori gate control yang mengatakan bahwa stimulasi kulit
mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-Beta yang lebih besar dan lebih cepat.
5
Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-A yang
berdiameter kecil sehingga gerbang sinaps menutup transmisi implus nyeri Sistem
kontrol desenden juga akan bereaksi dengan melepaskan endorphin yang merupakan
morfin alami tubuh sehingga memblok transmisi nyeri dan persepsi nyeri tidak terjadi
(Potter & Perry, 2006).
6
BAB III
A. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan slow-stroke back massage untuk manajemen nyeri kala I
pada kasus Intra Natal Care (INC) adalah di Verlos Kamer (VK) atau Kamar
bersalin Puskesma Garuda dan kamar bersalin Rumah Sakit Imanuel
Bandung. Dimana tempat tersebut adalah lahan praktik keperawatan stase
maternitas mahasiswa Profesi Ners XX.
B. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksaanaan slow-stroke back massage ini dilakukan dari tanggal 01-
11 November 2018. Pelaksanaan slow-stroke back massage ini dilakukan di
Ruang bersalin/VK dengan target masing-masing 10 responden kelompok
intervensi Puskesmas Garuda dan RS Immanuel.
C. Criteria
1. Inklusi
- Usia 18 tahun s/d >30
- Primigravida dan multigravida
- Kala 1 fase aktif dan laten
2. Eklusi
- Primigravida dan multigravia yang mengalami kontraksi namun tidak
ada pembukaan pervaginam
- Kala II III dan IV
7
D. Target Observasi dan Metode yang Digunakan
Target observasi yaitu ibu dengan intra natal care kala I, diberikan
implementasi massage slow-stroke back di ruang VK Puskesmas Garuda dan
RS Immanuel. Massage atau pijat ini dilakukan di area punggung saat ibu
mengalami kontraksi uterus dan merasakan nyeri. Pemberian Massage ini
diberikan selama 10 menit sampai 15 menit bila ibu merasakan kontraksi/his
dan nyeri.
Kelompok subjeknya adalah 20 ibu intranatal care pada kala I fase aktif dan
laten, yang di observasi skala nyeri mulai dari skala sedang ringan dan berat.
Kemudia dilakukan intervensi dengan memberikan slow-stroke back massage
dan di observasi kembali setelah dilakukan intervensi untuk melihat adakah
ada perubahan atau penurunan skala nyeri yang dirasakan ibu yang sedang
dalam persalinan kala I.
8
E. Pelaksanaan Evidance Based Practice Lapangan
1. Ijin Pelaksanaan
Sebelum melakukan pengambilan data dan intervensi kelompok 3 terlebih
dahulu meminta ijin dari CI ruangan bahwa akan dilakukan
pegumpulan/pengambilan data untuk analisis kasus terbanyak pada ibu
bersalin dan intervensi penanganan masalah tersebut. Kegiatan ini
dilakukan dalam rentang 23 Oktober 2018.
2. Analisa Masalah
Setelah mendapatkan ijin kelompok 3 melakukan analisa masalah terkait
fenomena yang ditemukan di lahan praktik. Kegiatan ini dilakukan dengan
rentang waktu 23-27 Oktober 2018.
3. Identifikasi masalah
Setelah menemukan masalah di minggu pertama kelompok 2 melakukan
reviw jurnal penelitian, dan melakukan studi kepustakaan terkait dengan
masalah yang akan dilakukan intervensi, sehingga mendukung intervensi
yang akan dilakukan pada minggu berikutnya. Kegiatan ini dilakukan
dengan rentang waktu 28-31 OKtober 2018.
9
4. Pelaksanaan Intervensi
Nama
No Hari/Tgl Intervensi Jam Implementasi Evaluasi
Pasien
1 Senin Ny.R 1. Lakukan massage 09:20 1. Melakukan massage pada S:
29-10- 2. Ajarkan teknik WIB Ny. R selama 10 menit Ibu mengatakan nyeri berkurang saat suami
2018 massage pada saat ada kontraksi yang melakukan massage
keluarga 2. Mengajarkan teknik O:
massage pada Tn.M Observasi:
- Skala nyeri berkurang 5 dari 7 (0-10)
- Tn.M melakukan teknik massage dengan
benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi di pertahankan
2 Senin Ny.V 1. Lakukan massage 17:50 1. Melakukan massage 19:10 WIB
29-10- 2. Ajarkan teknik WIB pada Ny. V selama 20 S:
2018 massage pada menit saat ada kontraksi Ibu mengatakan nyeri berkurang setelah
keluarga 2. Mengajarkan teknik dilakukan massage
massage pada Tn.M O:
Observasi:
- Skala nyeri berkurang 5 dari 8 (0-10)
- Tn.Y melakukan teknik massage dengan
10
benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi di pertahankan
3 Selasa Ny.E 1. Lakukan massage 10:15 1. Melakukan massage pada 12:00 WIB
30-10- 2. Ajarkan teknik WIB Ny. E selama 15 menit S:
2018 massage pada saat ada kontraksi - Ibu mengatakan nyeri berkurang saat
keluarga 2. Mengajarkan teknik suami yang melakukan massage
massage pada suami Ny. - Tn.B mengatakan sudah bisa melakukan
E, Tn.B teknik massage dengan benar dan
3. Menganjurkan kepada istrinya sudah tidak terlalu merasakan
Tn.B untuk melakukan nyeri lagi
massage jika Ny.E O:
merasakan nyeri - Skala nyeri 8 berkurang sampai skala
nyeri 6 (0-10)
- Tn.B melakukan teknik massage dengan
benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi di pertahankan
4 Selasa Ny.A 1. Lakukan massage 14:30 1. Melakukan massage 15:15 WIB
11
30-10- 2. Ajarkan teknik WIB pada Ny. A selama 10 S:
2018 massage pada menit saat ada kontraksi - Wajah tidak meringis
keluarga 2. Mengajarkan teknik - Ibu mengatakan nyeri berkurang saat
3. Ajarkan teknik massage pada ibu Ny. A, ibunya yang melakukan massage
relaksasi Ny.S - Ny.S mengatakan sudah tau teknik
3. Menganjurkan kepada melakukan massage
Ny.S untuk melakukan O:
massage jika Ny.A Observasi:
merasakan nyeri - Skala nyeri 7 berkurang ke skala 4 (0-
10)
- Ny.S melakukan teknik massage dengan
benar saat Ny.A merasakan nyeri
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi di pertahankan
5 Rabu Ny.R 1. Lakukan massage 15:10 1. Melakukan massage 16:35 WIB
31-10- 2. Ajarkan teknik WIB pada Ny. R selama 15 S:
2018 massage pada menit saat ada kontraksi Ibu mengatakan nyeri berkurang saat
keluarga 2. Mengajarkan teknik dilakukan massage oleh perawat
massage pada ibu mertua O:
Ny.R, Ny.C - Skala nyeri 9 berkurang ke skala 6 (0-
12
3. Menganjurkan kepada 10)
Ny.C untuk melakukan A:
massage jika Ny.R Masalah Teratasi
merasa nyeri P:
Intervensi di pertahankan
6 Rabu Ny.M 1. Lakukan massage 23:40 1. Melakukan massage 01:20 WIB
31-11- 2. Ajarkan teknik WIB pada Ny.M selama 20 S:
2018 massage pada menit saat ada kontraksi - ibu mengatakan nyeri tidak berkurang
keluarga 2. Mengajarkan teknik berkurang
massage pada suami O:
Ny.M, Tn.B - Tehnik massage Tn.B salah
3. Menganjurkan kepada - Ibu masih memegang pingagngnya
Tn.B untuk melakukan - Ibu masih menangis karna menahan
massage jika Ny.M sakit
merasa nyeri 02.20 WIB
S:
- ibu mengatan nyeri berkurang
- suami mengatakan sudah bisa
melakukan tehnik massage
O:
- wajah tidak meringis
- skala nyeri 7 berkurang ke 4
- suami sudah bisa melakukang tehnik
13
massage
A:
masalah teratasi
P:
intervensi di pertahankan
7 Kamis Ny.R 1. Lakukan massage 06:15 1. Melakukan massage 08:20 WIB
01-11- 2. Ajarkan teknik WIB pada Ny.R selama 10 S:
2018 massage pada menit saat ada kontraksi. Ibu mengatakan nyeri berkurang saat
keluarga 2. Mengajarkan teknik dilakukan massage oleh ibunya
3. Anjurkan teknik massage pada ibu O:
relaksasi Ny.R, Ny.S Observasi:
3. Menganjurkan kepada - Skala nyeri berkurang 5 dari 8 (0-10)
Ny.S untuk melakukan - Ny.S melakukan teknik massage dengan
massage jika Ny.R benar saat Ny.R merasakan nyeri
merasa nyeri A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi di pertahankan
8 Kamis Ny.J 1. Lakukan 09:45 1. Melakukan massage 11:20 WIB
01-11- massage WIB pada Ny.J selama 20 S:
2018 2. Ajarkan teknik menit saat ada kontraksi. - ibu mengatakan nyeri tidak berkurang
massage pada 2. Mengajarkan teknik berkurang
keluarga massage pada suami O:
14
3. Anjurkan teknik Ny.J, Tn.I - Tehnik massage Tn.I salah
relaksasi 3. Menganjurkan - Ibu masih memegang pingagngnya
kepadaTn.I untuk - Ibu masih menangis karna menahan
melakukan massage jika sakit
Ny.J merasa nyeri 13:15 WIB
S:
- ibu mengatan nyeri berkurang
- suami mengatakan sudah bisa
melakukan tehnik massage
O:
- wajah tidak meringis
- skala nyeri 5 berkurang ke 4
- suami sudah bisa melakukan tehnik
massage
A:
masalah teratasi
P:
intervensi di pertahankan
9 Kamis Ny.S 1. Lakukan massage 15:00 1. Melakukan massage 17:00 WIB
01-11- 2. Ajarkan teknik WIB pada Ny.J selama 10 S:
2018 massage pada menit saat ada kontraksi. Ibu mengatakan nyeri berkurang saat
keluarga 2. Mengajarkan teknik dilakukan massage
massage pada suami O:
15
Ny.S, Tn.M Observasi:
3. Menganjurkan - Skala nyeri berkurang 9 dari 6 (0-10)
kepadaTn.M untuk - Tn.M melakukan teknik massage dengan
melakukan massage jika benar saat Ny.S merasakan nyeri
Ny.S merasa nyeri A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi di pertahankan
10 Jum’at Ny.P 1. Lakukan massage 08:15 1. Melakukan massage 10:20 WIB
02-11- 2. Ajarkan teknik WIB pada Ny.P selama 20 S:
2018 massage pada menit saat ada kontraksi.
- ibu mengatakan nyeri tidak berkurang
keluarga 2. Mengajarkan teknik
berkurang
massage pada ibu
O:
mertua Ny.P, Ny.R
- Tehnik massage Ny.R salah
3. Menganjurkan kepada
- Ibu masih memegang pingagngnya
Ny.R untuk melakukan
- Ibu masih menangis karna menahan
massage jika Ny.P
sakit
merasa nyeri
14:15 WIB
S:
- ibu mengatan nyeri berkurang
- ibu mertua mengatakan sudah bisa
melakukan tehnik massage
O:
16
- wajah tidak meringis
- skala nyeri 6 berkurang ke 5
- ibu mertua sudah bisa melakukan tehnik
massage
A:
masalah teratasi
P:
intervensi di pertahankan
11 Jumat, 2- Ny.U 1.Lakukan massage 17:00 1. Melakukan 19:15 WIB
11-2018 2. Ajarkan teknik WIB massage pada Ny. S :
massage pada keluarga U selama 10 - Ibu mengatakn nyeri berkurang saat
menit saat ada suami melakukan massage
kontraksi O:
2. Mengajarkan - Observasi skala nyeri berkurang 5
teknik massage dari 7 (0-10)
pada Tn.A - Saat di dampingi Tn A melakukan
teknik massage dengan benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
17
12 Jumat, 2- Ny.I 1. Lakukan massage 16:35 1. Melakukan 19:10 WIB
11-2018 2. Ajarkan teknik WIB massage pada Ny. S :
massage pada keluarga I selama 10 menit - Ibu mengatakn nyeri berkurang saat
saat ada kontraksi adiknya melakukan massage
- Tn C mengatakan sudah bisa
melakukan massas pada kakanya
2. Mengajarkan
O:
teknik massage
- Observasi skala nyeri berkurang 6
pada Ny.T
dari 8 (0-10)
- Saat di dampingi Tn C melakukan
teknik massage dengan benar
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
18
tehnik massas
2. Mengajarkan O :
teknik massage - Ibu masih tampak meringiskeakitan
pada Ny.S - Ibu tapak memepang pungung
- Ibu meminta perawat untuk
melakukan tehnik massas
- Mengajarkan tehnik massas pada sdr
S
22.30
S:
19
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
20
-Mertua Ny.G mengatakan sudah paham
dengan teknik massas
O:
-Ibu Tampak rilex
-Mertua Ny G melakukan teknik masses
dengan baik dan benar saat di evaluasi
kembali
A:
Masalah Teratasi
P:
Perthankan Intervensi
21
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
23. 00
S:
-Ibu Mengatakan Nyeri berkurang Skala
Nyeri dari 7 berkurang jadi 4
-Tn H. Mengatakan sudah paham
dengan teknik yang diajarkan
O:
-Ibu Tampak rilex
-Tn. H melakukan teknik masses
dengan baik dan benar saat di evaluasi
kembali
A:
Masalah Teratasi
P:
Perthankan Intervensi
22
11-2018 massage pada keluarga V selama 10 - Ibu mengatakn nyeri masih dirasakan
menit saat ada saat Ny.L melakukan massage
kontraksi O:
-Wajah Ibu Tampak meringis
- Saat di dampingi Ny.L mengatakan
2. Mengajarkan
belum paham dengan teknik yang
teknik massage
diajarkan perawat
pada Ny.L
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
22:05 WIB
S:
- Ibu mengatakn nyeri berkurang saat
Ny. L melakukan massage
O:
-Observasi skala nyeri berkurang 5 dari
7 (0-10)
- Saat di dampingi Ny. L melakukan
23
teknik massage dengan benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
17:10 WIB
S : - Ibu mengatakn nyeri berkurang
24
saat suami melakukan massage
O:
-Observasi skala nyeri berkurang 4 dari
6 (0-10)
- Saat di dampingi Tn D melakukan
teknik massage dengan benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
25
pada Tn.W A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
24:30 WIB
S : - Ibu mengatakn nyeri berkurang
saat suami melakukan massage
O:
-Observasi skala nyeri berkurang 4 dari
5 (0-10)
- Saat di dampingi Tn W melakukan
teknik massage dengan benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
26
menit saat ada O :
kontraksi -Observasi skala nyeri berkurang 5 dari
6 (0-10)
- Saat di dampingi Ny. A melakukan
2. Mengajarkan teknik
teknik massage dengan benar
massage pada Ny.A
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
27
Intervensi dilanjutkan
01:45 WIB
S : - Ibu mengatakan nyeri berkurang
saat suami melakukan massage
O:
-Observasi skala nyeri berkurang 3 dari
4 (0-10)
- Saat di dampingi Tn B melakukan
teknik massage dengan benar
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dipertahankan
Setelah masalah di indentifikasi, selanjutnya kelompok 1 dan kelompok 4 melakukan intervensi yaitu memberikan
slow-stroke back massage pada ibu intranatal care yang sedang dalam kala I fase aktif dan laten. Kegiatan ini
dilakukan dengan rentang waktu 1-10 November 2018.
28
5. Evaluasi dan Kesimpulan
Setelah melakukan intervensi kelompok 1 dan 4 melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan intervensi slow-stroke back massage pada ibu
intranatal care yang sedang dalam kala I fase aktif dan laten. Kegiatan ini
dilakukan pada dalam rentang 1-10 November 2018.
29
F. Hasil Pelaksanaan
a. Karakteristik Responden Kelompok Intervensi
30
G. Observasi Pelaksanaan Slow-Stroke Back Massage Dilakukan Lakukan Di Ruang VK Puskesmas UPT Garuda
dan Rumah Sakit Immanuel
Kesimpulan
Nama/
NO Usia Gravida Fase Skala Nyeri Ket Skala Nyeri Ket
Inisial
Sebelum Setelah
1 Ny. R 29 G2P1A0 Aktif 7 Berat 5 Sedang
2 NY.V 35 G2P1A0 Aktif 8 Berat 5 Sedang
3 Ny.E 22 G1P0A0 Aktif 8 Berat 6 Sedang
4 Ny A 28 G3P2A0 Aktif 7 Berat 4 Sedang
5 Ny.R 31 G1P0A0 Aktif 9 Berat 6 Sedang
6 Ny.M 30 G2P1A0 Aktif 7 Berat 4 Sedang
7 Ny.R 27 G2P1A0 Aktif 8 Berat 5 Sedang
8 Ny.J 37 G2P1A0 Laten 5 Sedang 4 Sedang
9 Ny.S 26 G3P2A0 Aktif 9 Berat 6 Sedang
10 Ny.P 30 G3P2AO Laten 6 Sedang 5 Sedang
11 Ny.U 27 G1P0A0 Akitf 7 Berat 5 Sedang
12 Ny.I 26 G1P0A0 Aktif 8 Berat 6 Sedang
13 Ny.R 39 G3P2A0 Aktif 7 Berat 5 Sedang
14 Ny.G 27 G1P1A0 Laten 7 Berat 4 Sedang
15 Ny.V 21 G1P0A0 Aktif 7 Berat 4 Sedang
16 Ny.I 36 G4P3A0 Aktif 7 Berat 5 Sedang
17 Ny.A 26 G1P0A0 Laten 6 Sedang 4 Sedang
18 Ny.G 25 G3P1A1 Laten 5 Sedang 4 Sedang
19 Ny.R 40 G3P2A0 Laten 6 Sedang 5 Sedang
31
20 Ny.Rs 23 G1P0A0 Laten 4 Sedang 3 Ringan
Sebelum dilakukan intervensi slow-stroke back massag pada 20 responden intranatal care yang sedang dalam kala I fase
aktif dan laten didapatkan 18 responden mengalami nyeri berat sampai sangat berat, sedangkan 2 reponden mengalami nyeri
sedang. Setelah dilakukan intervensi slow-stroke back massag pada 20 responden didapatkan 8 responden tidak mengalami
penurunan nyeri, 10 responden mengalami penurunan dari nyeri berat menjadi nyeri sedang, 1 responden mengalami penurunan
nyeri berat menjadi ringan dan 1 responden mengalami nyeri sedang menjadi ringan.
32
H. Kendala Saat Melakukan Slow-Stroke Back Massage
Dalam pelaksanaanya tidak ditemkan kendala, semua responden dapat bekerja
sama, tempat pelaksanaan dan juga CI ruangan mendukung dalam pelaksanaan
EBP ini, kelompok juga dapat bekerja sama dari tahap analisa masalah sampai
evaluasi.
I. Pembahasan
Efek yang ditimbulkan dari Slow Stroke Back Massage (SSBM) terhadap
penurunan intensitas nyeri persalinan menurut teori disebabkan stimulasi kutan
adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri, bekerja dengan
cara mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih cepat sebagai
neurotransmiter, sehingga menurunkan transmisi nyeri yang di hantarkan melalui
serabut C dan A-delta berdiameter kecil sekaligus menutup gerbang sinap untuk
transmisi impuls nyeri (Ikhtiarinawati & Nuraini, 2010). Slow Stroke Back
Massage ialah tindakan Massage pada punggung dengan usapan yang perlahan
selama 3-10 menit. Massage ini dapat menyebabkan terjadinya mekanisme
penutupan terhadap impuls nyeri saat melakukan gosokan punggung pasien dengan
lembut (Atashi, Mohammadi, Dalvandi, Abdollahi, & Kazemi, 2012).
Menurut Potter dan Perry dalam Dwi Rahayu (2015) masase dan sentuhan,
merupakan tehnik integrasi sensori yang mempengaruhi aktifitas sistem saraf
otonom. Sentuhan sebagai stimulus untuk relaks, kemudian akan muncul respon
relaksasi. Relaksasi sangat penting dalam membantu klien untuk meningkatkan
kenyamanan dan membebaskan diri dari ketakutan serta stres akibat penyakit yang
dialami dan nyeri yang tak berkesudahan.
33
masase dilakukan terus-menerus, karena rasa nyeri cenderung akan meningkat jika
masase dihentikan. Hal tersebut terjadi karena sistem saraf menjadi terbiasa
terhadap stimulus dan organ-organ indra berhenti merespons nyeri tersebut
(Martensson, 2011).
Menurut Pillitteri dalam Dwi Rahayu (2015), untuk mengurangi nyeri digunakan
manajemen nyeri yaitu secara non farmakologi. Metode pengontrolan nyeri secara
non-farmakologis sangat penting. Metode ini membantu mengatasi nyeri selama
persalinan. Metode nonfarmakologis tidak membahayakan bagi ibu maupun janin,
tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang adekuat, tidak
mempunyai efek alergi maupun efek obat.
34
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil implementasi pada kelompok intervensi kutan slow-
stroke back massage yang dilakukan di Ruang VK Puskesmas UPT Garuda dan
di Ruang VK Rumah Sakit Immanuel jumlah responden yang dilakukan
tindakan stimulasi kutan slow-stroke back massage kala 1 fase aktif adalah 13
(65%) responden dan kala I fase laten adalah 7 (35%) responden.
B. Saran
1. Bagi perawat dan bidan
Menjadi bahan rujukan untuk mengaplikasikan slow-stroke back massage
sebagai sarana yang efektif dan signifikan dalam menurunkan nyeri pada ibu
bersalin kala I fase laten dan aktif.
2. Bagi Institusi pendidikan STIK Immanuel Bandung
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi institusi
pendidikan STIK Immanuel Bandung dan mahasiswa, sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan pembelajaran untuk memperkaya pengetahuan dan informasi bagi
mahasiswa terkait slow-stroke back massage pada ibu bersalin kala I fase laten
dan aktif.
35
DAFTAR PUSTAKA
Atashi, V., Mohammadi, F., Dalvandi, A., Abdollahi, I., & Kazemi, R . 2012. Effect of
slow stroke back massage (SSBM) on shoulder pain and hand function in
patients with stroke. HAYAT, 18(2).
A.A. Ayu Emi Primayanthi. 2016 . Pengaruh terapi slow stroke back massage dengan
minyak
essensial lavender terhadap penurunan intensitas nyeri low back pain . Jurnal
Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Cambic CR, Wong C. 2010. Labor analgesia and obstetric outcome. British Journal of
Anaesthesia
Dwi Rahayu . 2015. Perubahan Tingkat Nyeri Pada Pasien Primigravida Inpartu Kala I
Dengan Penerapan Slow Stroke Back Massage Berbasis Teori Kenyamanan
Kolcaba. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No.1 ISSN 2303-1433. Akademi
Keperawatan Dharma Husada Kediri.
Fitri Lidya. 2016 efektivitas stimulasi kutan slow stroke back massage terhadap penurunan
intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif.
https:Efektivitas_Stimulasi_Kutan_Slow_Stroke_Back_Massage_Terhadap_Penurun
an_Intensitas_Nyeri_Bersalin.ac.id (diakses tanggal 02 november 2018)
Ikhtiarinawati, F., & Nuraini, R. 2010. Pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap
penurunan nyeri persalinan kala i pada ibu primipara. Tesis.
Kolcaba. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No.1 ISSN 2303-1433. Akademi Keperawatan
Dharma Husada Kediri.
36
Leveno, K. J., et al., 2009. Obstetri Williams:Panduan Ringkas. Edisi ke-21. Jakarta: EGC.
Manuaba, 2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta. EGC
Perestroika, Grhasta Dian. 2014. Pengaruh Stimulasi Kutan Slow Stroke Back Massage
Terhadap Perubahan Kadar Endorphin Dan Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Di
Rsud Kota Semarang. http://eprints.undip.ac.id/43148/ (diakses tanggal 01
November 2018)
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi Keempat.
Jakarta: EGC
Shocker. N. M. 2008 . Pengaruh Stimulus Kontaneus Slow stroke back massage terhadap
intensitas nyeri osteootritis.
Zuliani . 2013. Pengaruh stimulasi kutaneus (slow stroke back massage) terhadap
penurunaan nyeri haid (dismenorea) . Jurnal eduhealth, vol. 3 no. 2, September
2013. Prodi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren
Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
37