Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH FISCAL STRESS TERHADAP PERTUMBUHAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL


(Studi Pada Provinsi Jawa Timur Periode 2007-2009)

ARTIKEL ILMIAH

TUGAS MATA KULI

Oleh :

THERESIA PUTRI SEJATI


2009310318

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2013
PENGARUH FISCAL STRESS TERHADAP PERTUMBUHAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL
(Studi Pada Provinsi Jawa Timur Periode 2007-2009)

Theresia Putri Sejati


STIE Perbanas Surabaya
Email : 2009310318@students.perbanas.ac.id
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACT

Government has undergone many fundamental changes in the financial management area since
implementing regional autonomy in 2001. Good financial management area requires not only
reliable human resources but also to be supported by adequate local financial capacity. One is
related to human resources, funds and other resources. Some areas are classified as the area is
fortunate to have a potential source of revenue, which comes from taxes, levies etc., that can be
used as a source of regional revenue. Autonomy can cause problems of its own in light of the
demands of the independence of a region. Therefore, local governments are required to
optimize any potential possessed by a region in terms of both revenue that local revenue and
expenditure in the form of capital expenditures in order to avoid fiscal stress conditions that
cause instability reception area. The purpose of this study was to see how the influence of fiscal
stress on the growth of Revenue and Capital Expenditure in the province of East Java. The
method used in this study is simple regression method, and the results of this analysis indicate
that the fiscal stress very positive effect on Revenue and Fiscal stress has no effect on
capitalexpenditures.

Keywords: Fiscal Stress, Revenue, Capital Expenditures

PENDAHULUAN
Paradigma dalam pengelolaan manusia, dana maupun sumber daya yang
keuangan daerah telah mengalami lainnya yang merupakan salah satu milik
perubahan yang sangat mendasar sejak kekayaan daerah. (Havid, 2011).
Pemerintah menerapkan otonomi daerah Pengelolaan keuangan daerah yang baik
pada tahun 2001. Undang – Undang (UU) tidak hanya membutuhkan sumber daya
No.32 Tahun 2004 dan UU No.33 Tahun manusia yang handal tetapi juga harus
2004 yang menjadi landasan utama dalam didukung oleh kemampuan keuangan daerah
pelaksanaan otonomi daerah pada yang memadai. Tingkat kemampuan
hakekatnya memberikan peluang yang keuangan daerah yang memadai salah
sangat besar kepada pemerintah, khususnya satunya dapat diukur dari besarnya
pemerintah daerah untuk lebih penerimaan daerah khususnya Pendapatan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki Asli Daerah. Pengukuran kinerja keuangan
daerah, baik yang menyangkut sumber daya pada pemerintah daerah digunakan untuk

1
menilai akuntabilitas dan kemampuan kabupaten/kota mengalami penurunan
keuangan daerah dalam menyelenggarakan secara signifikan. Sehingga penerimaan
otonomi daerah. Dengan demikian maka yang tidak stabil selama krisis ekonomi
suatu daerah yang kinerja keuangannya menyebabkan adanya kondisi fiscal stress
dinyatakan baik berarti daerah tersebut (tekanan keuangan), sehingga terjadinya
memiliki kemampuan keuangan untuk penurunan rata-rata pendapatan dan belanja
membiayai pelaksanaan otonomi daerah daerah (Andayani:2004). Dalam hal ini
(Havid, 2011). dapat membuktikan bahwa Tekanan
Kemakmuran suatu daerah dapat keuangan akan cepat terjadi apabila
ditunjukkan salah satunya dengan terjadinya penerimaan daerah yang tidak
pertumbuhan ekonomi yang baik, dimana stabil dalam arti tidak sesuai dengan apa
salah satu faktor yang mempengaruhi yang dianggarkan. Dalam hal ini dapat
pertumbuhan ekonomi adalah investasi yang membuktikan bahwa pemerintah harus
dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Untuk memiliki kesiapan dalam memasuki era
dapat meningkatkan investasi maka otonomi, karena tekanan fiscal (fiscal stress)
kemampuan keuangan daerah juga harus dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
memadai. Alokasi belanja modal pada pada pendapatan daerah dan belanja modal.
pemerintah daerah juga dipengaruhi oleh Pada saat fiscal stress tinggi, pemerintah
baik tidaknya kinerja keuangan suatu daerah cenderung menggali potensi penerimaan
seperti desentralisasi, ketergantungan pajak untuk meningkatkan penerimaan
keuangan, kemandirian keuangan, daerahnya (Shamsub dan Akoto:2004). Oleh
efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena itu, tingginya angka upaya pajak
dan derajat kontribusi Badan Usaha Milik dapat diidentikkan dengan kondisi fiscal
Daerah (BUMD). Dengan demikian terdapat stress. Upaya pajak (Tax Effort) adalah
keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi upaya peningkatan pajak diukur melalui
daerah dengan belanja modal( Havid.2011). perbandingan antara sumber-sumber
Beberapa daerah tergolong sebagai daerah Pendapatan Asli Daerah. Tax Effort
yang beruntung kerena memiliki sumber menunjukkan upaya pemerintah untuk
penerimaan yang potensial, yang berasal mendapatkan pendapatan bagi daerahnya
dari pajak, retribusi daerah, maupun dengan mempertimbangkan potensi yang
ketersediaan sumber daya alam yang dimiliki. Potensi dalam pengertian ini adalah
memadai yang dapat dijadikan sumber seberapa besar target yang ditetapkan oleh
penerimaan daerah. Namun, disisi lain bagi pemerintah daerah yang dicapai dalam tahun
beberapa daerah, otonomi bisa anggaran tersebut. Dalam hal ini dapat
menyebabkan persoalan tersendiri menunjukkan bahwa pemerintah harus
mengingat adanya tuntutan untuk bekerja keras dalam upaya peningkatan
kemandirian suatu daerah. Daerah Pendapatan Asli Daerahnya melalui
mengalami peningkatan tekanan fiscal peningkatan pajak yang dapat berguna untuk
(fiscal stress) yang lebih tinggi dibanding mencapai tujuan bersama dalam
dengan era sebelum otonomi daerah. Daerah membangun perekonomian suatu daerah.
dituntut untuk mengoptimalkan setiap Daerah dituntut untuk
potensi maupun kapasitas fiskalnya dalam mengoptimalkan setiap potensi maupun
rangka mengurangi tingkat ketergantungan kapasitas fiskalnya dalam rangka
terhadap sumber-sumber penerimaan daerah mengurangi tingkat ketergantungan terhadap
( Priyo, 2008). Pada masa krisis ekonomi, sumber-sumber penerimaan daerah ( Priyo,
rata-rata pendapatan dan belanja daerah 2008). Pada masa krisis ekonomi, rata-rata

2
pendapatan dan belanja daerah meminimalkan ketergantungan penerimaan
kabupaten/kota mengalami penurunan dari pemerintah pusat. Serta diharapkan
secara signifikan. Sehingga penerimaan dapat memberikan timbal balik berupa
yang tidak stabil selama krisis ekonomi peningkatan penerimaan yang lainnya (Priyo
menyebabkan adanya kondisi fiscal stress Adi, 2008).
(tekanan keuangan), sehingga terjadinya Pemerintah diharapkan dapat
penurunan rata-rata pendapatan dan belanja menggali potensi yang ada pada daerahnya,
daerah (Andayani:2004). Dalam hal ini sehingga Pendapatan Asli Daerahnya dapat
dapat membuktikan bahwa Tekanan digunakan untuk membiayai belanja daerah
keuangan akan cepat terjadi apabila disekitarnya, khususnya yang berkaitan
terjadinya penerimaan daerah yang tidak langsung dengan pelayanan publik untuk
stabil dalam arti tidak sesuai dengan apa meningkatkan prasarana yang mendukung
yang dianggarkan. Dalam hal ini dapat percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
membuktikan bahwa pemerintah harus
memiliki kesiapan dalam memasuki era RERANGKA TEORITIS DAN
otonomi, karena tekanan fiscal (fiscal stress) HIPOTESIS
dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Fiscal Stress
pada pendapatan daerah dan belanja modal. Secara Sederhana dapat dikatakan
Pada saat fiscal stress tinggi, pemerintah bahwa pemerintah yang mengalami fiscal
cenderung menggali potensi penerimaan stress adalah pemerintah daerah yang kurang
pajak untuk meningkatkan penerimaan mampu menjalankan fungsi-fungsinya
daerahnya (Shamsub dan Akoto:2004). Oleh dengan baik. Dengan arti lain, bahwa
karena itu, tingginya angka upaya pajak pemerintah yang mendapat dana dari
dapat diidentikkan dengan kondisi fiscal penerimaan daerah yang tidak stabil selama
stress. Upaya pajak (Tax Effort) adalah krisis ekonomi yang dapat menyebabkan
upaya peningkatan pajak diukur melalui adanya kondisi tekanan keuangan (Fiscal
perbandingan antara sumber-sumber Stress), sehingga terjadi penurunan rata- rata
Pendapatan Asli Daerah. Tax Effort pendapatan dan belanja daerah
menunjukkan upaya pemerintah untuk (Andayani:2004). Dari pengertian tersebut
mendapatkan pendapatan bagi daerahnya dapat ditarik penjelasan bahwa Fiscal Stress
dengan mempertimbangkan potensi yang merupakan suatu kondisi atau konflik yang
dimiliki. Potensi dalam pengertian ini adalah dihadapi oleh Pemerintah Daerah dari tiap-
seberapa besar target yang ditetapkan oleh tiap Kabupaten/Kota yang mengalami
pemerintah daerah yang dicapai dalam tahun permasalahan akibat adanya keterbatasan
anggaran tersebut. Dalam hal ini dapat dalam penerimaan daerah yang
menunjukkan bahwa pemerintah harus mengakibatkan pertumbuhan suatu daerah
bekerja keras dalam upaya peningkatan megalami suatu masalah yang sangat rumit
Pendapatan Asli Daerahnya melalui akibat tidak cukupnya Penerimaan Daerah.
peningkatan pajak yang dapat berguna untuk Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mencapai tujuan bersama dalam pemerintah daerah harus bisa mengatur
membangun perekonomian suatu daerah. keuangan daerah seefektif dan seefisien
Pemerintah daerah dapat mungkin dalam menjalankan kegiatan
mengoptimalkan potensi Pendapatan Asli perekonomian suatu daerah yang dapat
Daerah serta alokasi belanja modal yang berguna untuk menciptakan perekonomian
memadai yang merupakan bagaian utama dan kemakmuran rakyat.
dalam penyusunan APBD sebagai upaya

3
Fiscal Stress (tekanan keuangan) transparansi pengelolaan keuangan daerah
merupakan salah satu dampak dari krisis disektor publik sebagaimana yang telah
ekonomi yang menimpa Indonesia yang disepakati antara Legislatif dan Eksekutif,
berupa tekanan kondisi keuangan. Fiscal maka disusun dan disajikan dalam Laporan
Stress mengakibatkan ketidakpastian Realisasi Anggaran. Meskipun demikian,
anggaran dari pihak pemerintah baik informasi keuangan bukan merupakan
anggaran penerimaan maupun anggaran tujuan akhir dari akuntansi sektor
pengeluaran. Pada kenyataannya yang pemerintahan.
terjadi pada sektor pemerintahan di Laporan keuangan pemerintahan
Indonesia sebagai dampak fiscal stress daerah menunjukkan kondisi keuangan
didukung dengan teori yang dikemukakan daerah secara keseluruhan. Dari laporan
oleh Spicer dan Bingham dalam Beier ini akan terbaca bagaimana kondisi
(1998) yaitu “ketika perubahan faktor-faktor pemerintah yang sesungguhnya,
ekonomi, demografi, dan politik membatasi termasuk kelemahan dan kekuatan yang
pertumbuhan pendapatan maka tingkat dimilikinya. Laporan ini juga
defisit yang terjadi semakin lebih sulit dan menunjukkan kinerja pemerintah daerah
tekanan keuangan mungkin akan terjadi. selama satu periode. Laporan keuangan
Menurut Rogers (1990) disamping juga memberikan informasi dasar
ketidakpastian anggaran, dampak fiscal pertimbangan untuk pengambilan
stress adalah mempengaruhi kesiapan suatu keputusan.
daerah dalam menghadapi otonomi daerah.
Jika suatu daerah akan menghadapi otonomi Pertumbuhan Ekonomi
daerah, konsidi keuangan daerah tersebut Secara umum pertumbuhan Ekonomi
harus stabil, karena jika kondisi keuangan dapat diartikan sebagai perkembangan
tidak stabil akan menjamin daerah tersebut kegiatan dalam membangun perekonomian
membiayai daerahnya sendiri dan sukses suatu daerah yang menyebabkan barang dan
dalam melaksanakan otonomi daerahnya. jasa yang diproduksi dalam masyarakat
dapat bertambah dan kemakmuran
Laporan keuangan Pemerintah Daerah masyarakat dapat meningkat. Menurut Adi
Salah satu aspek yang paling penting (2007) secara spesifik ada tiga faktor dalam
dalam pencapaian tata kelola Pemerintahan dalam perekonomian ekonomi yaitu
yang baik dalam membangun pertumbuhan akumulasi modal, pertumbuhan penduduk,
perekonomian suatu daerah adalah dan hal – hal yang berkaitan dengan
menyusun anggaran APBD yang merupakan kenaikan jumlah angkatan kerja yang
program kerja Tahunan Pemerintah Daerah dianggap secara positif dapat merangsang
dalam bentuk perangkaan (Rupiah). Sebagai dan menciptakan pertumbuhan
pedoman daerah APBD ditetapkan dengan perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan
peraturan daerah yang digunakan sebagai ekonomi dapat didefinisikan sebagai
pedoman untuk kegiatan pertumbuhan meningkatnya kegiatan perekonomian pada
perekonomian selama satu periode. Dimana suatu daerah yang berdampak pada tingkat
dalam penyelesaian anggaran tersebut akan kemakmuran dan kemandirian daerah.
menghasilan sebuah Laporan Keuangan Pertumbuhan ekonomi akan terjadi apabila
Pemerintah Daerah. Dimana di dalam seluruh pemangku kepentingan di daerah
laporan keuangan pemerintah daerah ini bekerja sama dalam membangun dan
merupakan satu komponen yang paling meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
penting untuk menciptakan akutabilitas an seperti meningkatkan investasi untuk

4
pembangunan di sektor – sektor yang dapat pula disediakan oleh sektor
produktif. swasta.
c. Retribusi perizinan tertentu, yaitu
Pengertian Tentang Pendapatan Asli retribusi atas kegiatan tertentu
Daerah pemerintah daerah dalam rangka
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) pemberian izin kepada orang
merupakan salah satu komponen sumber pribadi atau badan yang
Pendapatan Daerah sebagaimana diatur dimaksudkan untuk pembinaan,
dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun pengaturan, pengendalian, dan
2009 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pengawasan atas kegiatan
Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari: pemanfaatan ruang, penggunaan
1. Hasil Pajak Daerah sumber daya alam, barang,
Jenis pajak yang dipungut oleh prasarana, sarana/fasilitas
Pemerintah Provinsi yaitu Pajak tertentu guna untuk melindungi
Kendaraan Bermotor, Bea Balik kepentingan umum dan
Nama Kendaraan Bermotor,Pajak kelestarian lingkungan.
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan yang dipisahkan
Air Bawah Tanah dan Air Pendapatan yang berupa hasil
Permukaan. Sedangkan jenis pajak pengelolaan kekayaan daerah yang
daerah untuk kabupaten terdiri dari dipisahkan, terdiri dari bagian laba
pajak hotel, pajak restoran, pajak atas penyertaan modal/investasi pada
hiburan, pajak reklame,pajak perusahaan milik daerah/BUMD,
penerangan jalan, pajak pengambilan bagian laba atas penyertaan
bahan galian golongan C. modal/investasi pada perusahaan
2. Hasil Retribusi Daerah milik pemerintah/BUMN dan bagian
Retribusi Daerah adalah pungutan laba atas penyertaan modal/invesatsi
daerah sebagai pembayaran atas jasa pada perusahaan milik swasta.
atau pemberian izin tertentu yang 4, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
khusus disediakan dan atau diberikan yang Sah
oleh Pemerintah Daerah untuk Lain-lain pendapatan asli daerah
kepentingan orang pribadi atau yang sah terdiri dari hasil penjualan
badan. Ada tiga golongan retribusi aset daerah yang tidak dapat
daerah yaitu: dipisahkan, penerimaan jasa giro,
a. Retribusi jasa umum, yaitu penerimaan bungan, penerimaan
retribusi atas jasa yang diberikan ganti rugi atas kekayaan 18 daerah
pemerintah daerah untuk tujuan (TGR), komisi, potongan, dan
kepentingan umum serta dapat keuntungan selisih nilai tukar rupiah,
dinikmati oleh orang pribadi atau denda keterlambatan pelaksanaaan
badan. pekerjaan, denda pajak, denda
b. Retribusi jasa usaha, yaitu retribusi, hasil eksekusi atas jaminan,
retribusi atas jasa yang pendapatan dari pengembalian,
disediakan oleh pemerintah fasilitas social dan fasilitas umum,
daerah dengan menganut prinsip pendapatan dari penyelenggaraan
komersial karena pada dasarnya pendidikan dan pelatihan,

5
pendapatan dari angsuran/cicilan belanja /biaya /pengeluaran yang
penjualan, dan lain-lain. memberikan manfaat.
Dalam PP No. 58 Tahun 2005
Pengertian Tentang Belanja Modal disebutkan bahwa belanja modal adalah
Menurut (Havid, 2011) Belanja pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
Modal adalah pengeluaran pemerintah pembelian/pengadaan aset tetap dan aset
daerah yang manfaatnya lebih dari satu lainnya yang mempunyai manfaat lebih dari
tahun anggaran dan akan menambah asset 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan
atau kekayaan daerah dan berakibat pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
menambah belanja yang bersifat rutin. peralatan, dan mesin. Gedung dan
Belanja modal dapat diklasifikasikan dalam bangunan, jaringan, buku perpustakaan dan
dua kelompok yaitu belanja publik dan hewan.
belanja aparatur. Menurut Halim (2001) telah
1. Kelompok kedua adalah memberikan fakta yang cukup empiris
belanja aparatur yaitu belanja bahwa fiscal stress dapat mempengaruhi
yang manfaatnya tidak APBD suatu daerah, sehingga hal ini dapat
dinikmati langsung oleh dibuktikan bahwa adanya pergeseran
masyarakat tetapi dapat (kenaikan/penurunan) dari komponen
dinikmati dan dirasakan penerimaan dan pengeluaran APBD. Dalam
langsung oleh aparatur. hal ini menunjukkan bahwa komponen
Misalnya: Pembangunan penerimaan dan pengeluaran suatu APBD
jembatan, pembelian mobil dapat menimbulkan kondisi fiscal stress
ambulan untuk umum dan lain- suatu daerah, sehingga kemakmuran suatu
lain. daerah tidak dapat sesuai dengan apa yang
2. Kelompok kedua adalah dianggarkan oleh pemerintah daerah dan
belanja aparatur yang dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi
merupakan belanja yang suatu daerah dapat menjadi lambat. Oleh
memiliki manfaat untuk dapat karena itu pemerintah daerah dituntut untuk
dinikmati oleh masyarakat. proaktif dalam mengatur baik adanya
Misalnya: pembangunan penerimaan dan pengeluran daerahnya
gedung dewan, pembelian secara konsumtif, dalam arti bahwa
mobil dinas, dan lain-lain. pemerintah harus sesuia dengan apa yang
Hampir semua anggaran dikerjakan sesuai dengan program kerja
belanja modal mengandung yang dijalankan oleh pemerintah.
komitmen adanya pengeluaran Hal ini dapat menunjukkan bahwa
dalam jangka waktu yang tingkat pembiayaan daerah sangat
cukup panjang. dipengaruhi oleh kondisi fiscal stress
Belanja modal sangat erat kaitannya sehingga pemerintah harus bersikap lebih
dengan investasi yang dilakukan oleh optimis dalam meningkatkan potensi
pemerintah daerah. Halim ( 2008 ) pendapatan suatu daerah.
menyatahkan bahwa kata investasi dapat Dalam Penelitian (Andayani:2004)
diartikan macam - macam tergantung pada telah mengungkapkan bahwa dalam
titik padang atau konteks dalam menguji kondisi fiscal stress, daerah yang
mengartikannya. Investasi termasuk dalam mengalami fiscal stress yang tinggi yaitu
pengertian belanja modal adalah capital pada saat krisis ekonomi maka terdapat
expenditure, yang didefinisikan sebagai kecenderungan dalam peningkatan belanja

6
modal suatu daerah. Dengan demikian sampling. Dan dalam penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa suatu daerah peneliti menggunakan pendekatan
dapat mengalami kecenderungan fiscal kuantitatif. Dimana di dalam
stress pada saat belanja suatu daerah itu penelitian ini, peneliti memperoleh
meningkat. datanya dari Laporan Keuangan
Variabel – variabel tersebut dapat Pemerintah Daerah beserta
digambarkan dalam kerangka pemikiran peraturan-peraturannya yang
teoritis berikut ini: ditetapkan oleh pemerintah yang
Variabel – variabel tersebut dapat diperoleh dari BPK RI Prov. Jawa
digambarkan dalam kerangka pemikiran Timur dan BPS Prov. Jawa Timur
teoritis berikut ini: melalui media dokumentasi.
2. Dilihat dari metode analisisnya,
FISCAL PAD penelitian ini menggunakan analisis
STRESS regresi sederhana yang digunakan
untuk mengukur pengaruh antara
FISCAL BM satu varaiabel dengan variabel yang
STRESS lain.
Batasan Penelitiaan
METODE PENELITIAN a. Batasan Waktu
Rancangan Penelitian Di dalam penelitian ini, batasan waktu
Tujuan penelitian ini merupakan yang digunakan dalam penelitian ini
pengujian hipotesis yang telah ditetapkan. adalah Tiga Tahun yang dimulai dari
Penelitian ini menggunakan data setiap Tahun Anggaran 2008 sampai tahun
Tahunnya mulai tahun 2007-2009. anggaran 2010, namun dikarenakan Data
Penelitian tersebut bertujuan untuk Laporan Keuangan Statistik yang berada
menjelaskan berbagai kondisi dari berbagai di BPS Provinsi Jawa Timur pada Tahun
variabel yang ada sekaligus menjadi objek 2010 belum dikirim oleh Pemerintah
penelitian tersebut berdasarkan apa yang Pusat sehingga peneliti memutuskan
terjadi dan mencari pengaruh antar variabel untuk melakukan penelitian selama Tiga
yang diteliti. Adapaun subyek penelitian ini Tahun yang terhitung mundur dari tahun
yaitu Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi 2007-2009.
Jawa Timur Periode 2007-2009. Pengujian b. Batasan Daerah
yang dilakukan menggunakan alat uji Batasan daerah dalam penelitian ini
statistik regresi sederhana. adalah Seluruh kabupaten/Kota
Apabila kita ingin menerapkan hasil Pemerintahan Provinsi Jawa Timur.
prediksi tersebut pada populasi lain, maka
populasi tersebut harus memiliki kriteria Identifikasi Variabel
yang sama dengan populasi yang diambil Berdasarkan kerangka pikir yang telah
sampelnya. Penjelasan tentang jenis disusun, variabel yang digunakan sebagai
penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek pedoman pembahasan dalam penelitian ini
yaitu: adalah sebagai berikut:
1. Dilihat berdasarkan jenis datanya, Independen variabel.
penelitian ini menggunakan data - Fiscal Stress
sekunder dan metode yang Dependen variabel.
digunakan dalam pengambilan - Pendapatan Asli Daerah
sampel ini menggunakan purposive - Belanja Modal

7
Merupakan pendapatan yang
Definisi Oerasional dan Pengukuran diperoleh daerah yang dipungut berdasrkan
Variabel peraturan pemerintah daerah sesuai dengan
Adapun definisi operasional dari penelitian peraturan perundang-undangan yang berlaku
ini adalah sebagai berikut: secara umum. Pengumpulan dana tersebut
Variabel independen Fiscal Stress bertujuan untuk membiayai berbagai
Definisi operasional variabel Independen keperluan daerah yang bersangkutan.
yang digunakan dalam penelitian ini oleh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah yang
peneliti adalah permasalahan yang dihadapi dapat diukur berdasarkan pendapatan asli
oleh pemerintah daerah dalam menghadapi daerah periode APBD dibagi dengan
fiscal stress (Tekanan Keuangan) pada pendapatan asli daerah periode APBD
pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan sebelumnya (Priyo Adi, 2008).
pertumbuhan Belanja Modal. Permasalahan
yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Variabel dependen Belanja Modal
disebabkan karena Pemerintah Daerah Merupakan Belanja Modal untuk
mengalami ketidak pastian dalam mengatur pembelian/pengadaan atau pembangunan
kinerja keuangannya, sehingga kinerja aset tetap berwujud yang mempunyai nilai
keuangan yang dihasilkan ini tidak stabil manafaat lebih dari dua belas bulan untuk
dalam menjalankan kegiatan pertumbuhan digunakan dalam kegiatan pemerintahan,
perekonomian suatu Negara dan dapat seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan
menyebabkan kegiatan perekonomian ini mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi
mengalami tekanan keuangan (Fiscal dan jaringan, dan aset tetap lainnya
Stress). (Sulistyowati). Pertumbuhan Belanja
Fiscal Stress merupakan suatu Modal dapat diukur berdasarkan Belanja
kondisi atau permasalahan yang dapat Modal periode APBD dibagi dengan
menyebabkan terjadinya krisis keuangan Belanja daerah periode APBD sebelumnya
akibat tidak cukupnya penerimaan atau (Priyo Adi, 2008).
pendapatan dalam memenuhi kebutuhan
pengeluarannya (Priyo:2008). Perhitungan Populasi, Sampel, dan Teknik
Fiscal Stress ini dapat diukur melalui upaya Pengambilan Sampel
pajak yang dapat diperhitungkan Populasi yang digunakan pada penelitian ini
berdasarkan realisasi penerimaan adalah seluruh Kabupaten/Kota yang
dibandingkan dengan nilai potensi terletak di Provinsi Jawa Timur yang terdiri
pendapatan. Fiscal stress yang tinggi dengan dari 1 Provinsi yang meliputi, 29 Kabupaten
indikator upaya pajak dapat mencerminkan dan 9 Kota. Dari populasi yang ada akan
dalam beberapa hal yaitu pemerintah daerah diambil sejumlah tertentu sebagai
ditekankan untuk berupaya lebih keras sampelnya, yaitu Laporan Statistik
dalam mengoptimalkan berbagai potensi Keuangan Pemerintah daerah yang terdaftar
(realisasi penerimaan) daerah yang dimiliki, di BPS ( Badan Pusat Statistik ) Provinsi
sehingga realisasi penerimaan pajaknya Jawa Timur pada periode 2007-2009 dan
menjadi lebih besar sehingga pemerintah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang
daerah lebih teliti dan berhati-hati dalam terdaftar di BPK-RI Provinsi Jawa Timur.
mengatur penetapan anggaran penerimaan. Sampel dalam penelitian ini adalah
semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Variabel dependen Pendapatan Asli Daerah Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9
Kota dengan waktu tiga tahun selama tahun

8
2007 sampai dengan tahun 2009 sebanyak
114 sampel. Indikasi Residual
Periode pengamatan yang akan Kolmogorov 1.165
dilakukan penulis adalah untuk jangka Smirnov
waktu 3 tahun yaitu dari tahun anggaran Signifikansi .132
2007 sampai dengan tahun anggaran 2009. Berdasarkan Tabel 4.9 Dapat dilihat bahwa
Agar dapat memenuhi tujuan penelitian, nilai signifikansi yang dihasilkan oleh
maka sampel yang digunakan dalam variabel PAD dari uji normalitas28lebih dari
penelitian ini harus memenuhi beberapa 0,05 yaitu 0,132 yang berarti model regresi
Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti sudah memenuhi asumsi normalitas.
yang berada di Provinsi Jawa Timur yang
meliputi sebagai berikut: Table 4.10
1. Laporan keuangan Pemerintah UJI NORMALITAS BM TAHAP 1
Daerah yang berupa data realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Indikasi Residual
Daerah periode Tahun 2007-2009 Kolmogorov 2.678
yang terdaftar di BPK-RI Perwakilan
Smirnov
Provinsi Jawa Timur dan Laporan
Statistik Keuangan yang terdaftar di Signifikansi .000
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Berdasarkan Tabel 4.10 Dapat dilihat
Timur. bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan
2. Laporan keuangan yang berakhir oleh Variabel BM dari uji normalitas kurang
pada 31 desember. dari 0,05 yaitu 0,000 yang berarti model
regresi belum memenuhi asumsi normalitas.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penyebab model regresi tidak memenuhi
Uji Normalitas asumsi normalitas adalah adanya outlier
Pengujian ini juga didukung dengan (data ekstrim) pada data penelitian, oleh
analisis statistik one-sample Kolmogorov- karena itu perlu dilakukan deteksi outlier
Smirmov test dengan tingkat signiikan 0,05 untuk menghilangkan nilai outlier tersebut.
(Imam Ghozali, 2011:163). Uji normalitas Deteksi outlier dilakukan dengan
data ini sebaiknya dilakukan sebelum data menggunakan nilai standardized residual,
diolah berdasarkan model-model penelitian. dengan kriteria apabila nilai standardized
Uji normalitas ini bertujuan untuk residual berada di luar rentang -3 sampai
mengetahui apakah model regresi variabel dengan +3 maka merupakan outlier dan
dependent dan variabel independent observasi yang mengandung outlier tersebut
mempunyai distribusi normal atau tidak. harus dikeluarkan. Setelah dilakukan deteksi
Dalam penelitian ini, pengujian normalitas outlier pada data, diketahui bahwa ada lima
dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. data yang mengandung data outlier yaitu
Prosedur pengujian normalitas adalah pada tahun 2007 terdapat satu data outlier
dengan menguji residualnya. Hipotesis pada yaitu Kota Mojokerto, sedangkan pada tahun
uji normalitas adalah sebagai berikut: 2008 terdapat tiga data
Ho : Residual berdistribusi normal outlier yaitu Kabupaten Jember, Kabupaten
H1 : Residual tidak berdistribusi normal Trenggalek, Kabupaten Batu dan pada tahun
2009 terdapat satu data outlier yaitu Kota
Table 4.9 Madiun yang memiliki nilai standardized di
UJI NORMALITAS PAD TAHAP 1 luar rentang antara -3 sampai dengan +3.
Sehingga observasi yang mengandung lima
9
data outlier tersebut harus dikeluarkan dari variabel dependen. Variabel independen
data dan kemudian dilakukan pengujian dalam penelitian ini adalah Fiscal Strees,
normalitas kembali dengan hasil sebagai sedangkan variabel dependen penelitian ini
berikut: adalah Pendapatan Asli Daerah dan Belanja
Tabel 4.11 Modal. Variabel Pendapatan Asli Daerah
UJI NORMALITAS BM TAHAP 2 dan belanja Modal dalam penelitian dapat
diperoleh dari website laporan keuangan
Indikasi Residual Statistik Pemerintahan (LKPD) untuk tiap
Kolmogorov 1.002 tahun yang dimulai dari tahun 2007-2009.
Smirnov Variabel independen disini adalah Fiscal
Signifikansi .269 Stress yang dalam penelitian ini diperoleh
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui dari website laporan keuangan setiap tahun
bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan dari tahun 2007-2009 yang perhitungannya
dari uji normalitas setelah data outlier diperoleh dari Total Realisasi Penerimaan
dikeluarkan adalah lebih dari 0,05 yaitu Pendapatan Asli Daerah dibagi dengan
0,269. Sehingga dapat disimpulkan Potensi Pendapatan Asli Daerah.
bahwa model regresi sudah memenuhi
asumsi normalitas.
Realisasi PAD
UPPADj =
+Dj Potensi PAD
Pengujian Hipotesis
Analisis data dilakukan dengan Keterangan:
menggunakan analisis regresi sederhana UPPADj =
Upaya peningkatan
yang dibantu program SPSS versi 16.0. Alat sumber-sumber PAD
bantu tersebut digunakan untuk membantu Realisasi PAD = Realisasi penerimaan
menghubungkan antara variabel-variabel sumber-sumber PAD
yang digunakan dalam penelitian ini. Potensi PAD = Target penerimaan
Persamaan regresi untuk menguji sumber-sumber PAD
pengaruh Fiscal Stress terhadap
Pertumbuhana Pendapatan Asli Daerah dan Variabel Dependen Pertumbuhan
pengaruh Fiscal Stress terhadap Pendapatan Asli Daerah dalam penelitian ini
Pertumbuhan Belanja Modal. dapat diperoleh dari Laporan Statistik
Keuangan Pemerintah tahun 2007-2009
1. Y1 = a + β X + e yang perhitungannya diperoleh dari Total
2. Y2 = a + β X + e PAD tahun sekarang dibagi dengan total
Keterangan: PAD tahun sebelumnya.
X = Fiscal Stress
Y1 = Pertumbuhan Pendapatan Asli PPAD(t) = PADt
Daerah PADt-1
Y2 = Pertumbuhan Belanja Modal
A = Intercept Keterangan:
e = Error PPAD(t ) = Pertumbuhan Pendapatan
Daerah periode t
Deskripsi Variabel PAD (t) = Pendapatan Asli Daerah
Peneliti ini menggunakan tiga variabel periode t
terdiri atas satu variabel independen dan dua

10
PAD (t-1) = Pendapatan Asli Daerah dalam mengoptimalkan sumber-sumber
periode t-1 penerimaannya yang berasal dari pajak
sehingga pemerintah daerah dapat
Variabel dependen penelitian ini menghindari ketergantungan terhadap
yaitu Pertumbuhan Belanja Modal. Belanja pemerintah pusat serta dapat semakin
Modal tersebut dapat diperoleh dari website mandiri dalam memanfaatkan sumber-
laporan keuangan setiap tahun yang dimulai sumber penerimaan yang diterima dari pajak
dari tahun 2007-2009. Data yang diperlukan untuk tiap-tiap daerah. Oleh sebab itu,
tersebut dapat diperoleh dari laporan pemerintah disarankan agar memberikan
keuangan melalui website BPs.go.id atau umpan balik yang baik tentang tata kelola
kantor Pusat BPS Provinsi Jawa TImur yang yang diatur oleh pemerintah untuk melayani
berada di Jalan Kendangsari. publik. Sedangkan untuk variabel
Pendapatan Asli Daerah, disini
PBM(t) = BMt menunjukkan bahwa semakin rendah
BMt-1 pendapatan asli daerah untuk tiap
pemerintah, maka juga akan semakin tinggi
upaya yang dilakukan pemerintah untuk
Keterangan: mendapatkan sumber-sumber penerimaan
PBM(t) = Pertumbuhan Belanja Modal yang ada dengan cara menggali semua
periode t potensi yang ada di daerahnya untuk
BM(t) = Belanja Modal periode t meminimalisirkan ketergantungan terhadap
BM (t-1) = Belanja Modal periode t-1 pemerintah pusat, sehingga pemerintah
dapat konsumtif dalam hal mengatur
Tabel 1.1 keuangan daerahnya,agar upaya yang
Analisis Deskripstif dihasilkan tersebut dapat membuahkan hasil
yang memuaskan, khususnya untuk
N Minimum Max Mean pelayanan publik kepada masayarakat. Dan
FS 114 ,772 2,160 1,24644 tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata untuk
PAD 114 ,9 1,9 1,168 setiap tahunnya untuk variabel Pendapatan
BM 114 ,2 11,7 1,239 Asli ini menunjukkan peningkatan yang
cukup spesifik meskipun hanya beberapa
Berdasarkan pada data statistik di persen dari hasil sebelumnya.sehingga untuk
atas menggambarkan bahwa data yang tiap tahunnya, peningkatkan tersebut lama-
digunakan dalam penelitian ini adalah kelamaan akan mengalami kenaikan.
berjumlah 114, dimana di dalam data ini Untuk variabel Belanja Modal disini
diperoleh dari laporan keuangan Statistik telah menunjukkan bahwa semakin rendah
Keuangan Pemerintah setiap tahun mulai belanja Modal maka juga akan semakin
tahun 2007-2009, dengan sampel laporan rendah pemerintah dalam membiayai
keuangan Statistik Keuangan Pemerintah pengeluaran untuk kegiatan pemerintahan.
tahun 2007-2009. Dari tabel diatas dapat Hal ini berarti bahwa penerimaan yang
dilihat bahwa variabel Fiscal Stress diterima oleh pemerintah dari sumber-
keseluruhan sudah menunjukkan suatu sumber pajak tersebut yang dihasilkan hanya
peningkatan yang baik untuk setiap sedikit saja, sehingga pemerintah tidak dapat
tahunnya, karena dengan semakin membiayai pengeluarannya untuk
meningkatnya Fiscal Stress suatu daerah meembiayai kegiatan operasional
maka juga akan semakin baik pemerintah pemerintahan untuk rakyat, sehingga

11
pertumbuhan Belanja Modal tersebut dependen (Y). Sehingga dapat diketahui
menjadi terhambat karena tidak adanya signifikansi pengaruh variabel independen
sumber penerimaan yang memungkinkan. terhadap variabel dependen. Dalam hal ini
Oleh sebab itu, pemerintah mengharapkan digunakan analisis regresi sederhana karena
agar semakin tinggi Belanja Modal suatu variabel dependen yang digunakan pada
daerah maka juga akan semakin tinggi penelitian ini lebih dari satu.
pemerintah daerah dalam membiayai 1. Analisis regresi sederhana dilakukan
pengeluarannya untuk kegiatan untuk mengetahui apakah Fiscal
pemerintahan, sehingga pertumbuhan Stress berpengaruh terhadap
Belanja Modal dapat menjadi lancar tanpa Pendapatan Asli Daerah dan untuk
hambatan apapun. Dan pada tabel diatas mengetahui juga apakah Fiscal stress
telah menunjukkan bahwa semakin tinggi berpengaruh terhadap Belanja
peningkatan Belanja Modal untuk setiap Modal. Pengolahan data
tahunnya di setiap suatu daerah, hal ini menggunakan alat bantu Komputer
membuktikan bahwa tiap pemerintah daerah dengan program SPSS 16.0. Dari
mampu secara konsumtif dalam mengatur pengelohan data diperoleh hasil-hasil
keuangan tersebut untuk membiayai sebagai berikut. Untuk menjawab
daerahnya sehingga menyebabkan suatu tujuan penelitian, maka dibuat suatu
daerah tersebut dapat semakin maju sama model persamaan regresi sederhana
halnya seperti apa yang diterapkan oleh yaitu sebagai berikut:
pemerintah daerah lainnya. 1. Variabel independen yaitu fiscal
stress terhadap variabel
Uji Normalitas dependen yaitu Pendapatan Asli
. Berdasarkan hasil analisis statistik one- Daerah. Model regresi sederhana
sample Kolmogorov-Smirmov test bahwa yang digunakan dalam penelitian
signifikansi yang dihasilkan dari semua ini adalah sebagai berikut :
variabel yang terdapat dalam penelitian ini Y1 = a + β X + e
yaitu Fiscal Stress terhadap Pendapatan Asli Dimana :
Daerah sebesar 0.132, dimana angka X = Fiscal Stress
tersebut lebih besar di atas 0.05 atau 5 Y1 = Pertumbuhan
persen maka dapat dikatakan bahwa model Pendapatan Asli Daerah
regresi ini memiliki distribusi secara normal. a = Intercept
Sedangkan untuk variabel Fiscal stress β = Koefisien regresi
terhadap Belanja Modal menunjukkan angka e = Error
sebesar 0,269 dimana angka tersebut 2. Variabel independen yaitu fiscal
menunjukkan bahwa angka tersebut lebih stress terhadap variabel
besar dari 0,05 atau 5 persen yang dependen yaitu Pendapatan Asli
menjelaskan bahwa data dalam model Daerah. Model regresi sederhana
regresi tersebut berdistribusi normal. yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Y2 = a + β X
Analisis Regresi Sederhana Dimana :
Analisis regresi sederhana bertujuan X = Fiscal Stress
untuk menguji hubungan pengaruh antara Y2 = Pertumbuhan Belanja Modal
satu variabel terhadap variabel lain serta a = Intercept
untuk mengetahui pengaruh hubungan β = Koefisien regresi
variabel independen (X) terhadap variabel

12
memperngaruhi pertumbuhan Pendapatan
Uji Hipotesis Asli Daerah secara signifikan dan
Analisis dilakukan dengan menggunakan menunjukkan juga bahwa fiscal stress juga
analisis regresi sederhana untuk mengetahui mampu mempengaruhi Pendapatan Asli
pengaruh Fiscal Stress terhadap Daerahnya. Bila dilihat dari nilai besarnya
pertumbuhan Pendapatan Asli daerah dan adjusted R2 adalah 0,225, hal ini berarti
Belanja Modal. yang ada pada laporan 22,5% Variabel Pendapatan Asli Daerah
keuangan Keuangan Statistik Pemerintahan dapat dijelaskan oleh Variabel Fiscal stres
yang datanya diperoleh dari Badan Pusat yang digunakan didalam penelitian ini.
Statistik Provinsi Jawa Timur (bps.go.id). Sedangkan sisanya (100% - 22,5% = 77,5
Adapun hasil pengujian melalui bantuan %) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
SPSS versi 16 menunjukkan persamaan tidak diteliti dalam penelitian ini.
model regresi sebagai berikut: Sedangkan untuk Hasil uji secara
PAD = 0,651 + 0,415 FS + e simultan atau uji F Belanja Modal, dapat
Jika segala sesuatu pada variabel-variabel disimpulkan bahwa hasilnya adalah
independent dianggap konstan maka nilai berpengaruh positif dan tidak signifikan
Pendapatan Asli Daerahnya (Y) adalah karena nilainya sebesar 0,668 atau 66,8%
sebesar 0,651. Tanda positif pada nilai yang lebih dari alfa sebesar 0,05 atau 5 %
koefisen regresi akan melambangkan dan tidak memenuhi uji secara simultan.
hubungan yang searah anatara X dan Y1. Maksudnya adalah tingkat signifikansi 0,668
Hal ini dapat membuktikan bahwa fiscal jauh lebih besar dari 0,05 yang menyatahkan
stress meningkat, maka Pendapatan Asli Ho diterima, artinya Fiscal stress tidak
Daerah juga akan mengalami peningkatan. memiliki pengaruh terhadap Belanja Modal.
BM = 1,037 + 0,094 FS + e Bila dilihat dari nilai besranya untuk
Jika segala sesuatu pada variabel-variabel Belanja Modal adjusted R2 adalah- 0,008,
independent dianggap konstan maka nilai hal ini berarti -0,8% Variabel Belanja Modal
Belanja Modal (Y) adalah sebesar 1,037. dapat dijelaskan oleh Variabel Fiscal stres
Tanda positif pada nilai koefisen regresi yang digunakan didalam penelitian ini.
akan melambangkan hubungan yang searah Sedangkan sisanya (100% - (-0,8%) = 99,2
anatara X dan Y2. Hal ini dapat %) tidak mampu dipengaruhi oleh faktor-
membuktikan bahwa fiscal stress meningkat, faktor lain yang tidak diteliti dalam
maka Belanja Modal juga akan mengalami penelitian ini.
peningkatan Tabel 1.2
Hasil uji secara simultan atau Uji F Uji F
Pendapatan Asli Daerah, dapat disimpulkan
bahwa hasilnya adalah berpengaruh positif Model F Sig.
dan signifikan sebesar 0,000 yang kurang PAD 33.748 .000
dari alfa sebesar 0,05 atau 5 % dan BM 0.185 0.668
memenuhi asumsi uji secara simultan.
Maksudnya adalah tingkat signifikansi 0,000 Pada bagian ini akan dibahas analisis
jauh lebih kecil dari 0,05. Hal ini terhadap hasil temuan teoritis. Pembahasan
menyatahkan bahwa Ho ditolak, artinya dilakukan berdasarkan pada temuan empiris
bahwa Fiscal Stress memiliki pengaruh maupun teori dan penelitian-penelitian
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dengan sebelumnya yang relevan dengan penelitian
kata lain, bahwa variabel-variabel yang dilakukan. Untuk mempermudah
independen secara bersama-sama pembahasan atas analisis yang dilakukan,

13
akan diuraikan pengaruh Fiscal Stress upaya yang lebih insentif melalaui
terhadap Pertumbuhan Pendapatan Asli penggalian potensi sumber-sumber
Daerah serta pengaruhnya Fiscal Stress penerimaan daerah kabupaten/kota di
terhadap Pertumbuhan Belanja Modal. Provinsi Jawa Tengah agar mampu
Pada masa krisis ekonomi, rata-rata meningkatkan pertumbuhan PAD. Salah
pendapatan dan belanja daerah satu langkah yang dapat ditempuh adalah
kabupaten/kota mengalami penurunan bahwa setiap pemerintah Kabupaten/Kota
secara signifikan. Sehingga penerimaan harus lebih efektif dalam pengalokasian
yang tidak stabil selama krisis ekonomi belanja modal/pembangunan guna
menyebabkan adanya kondisi fiscal stress memenuhi kepentingan publik, baik yang
(tekanan keuangan), sehingga terjadinya mendukung pertumbuhan ekonomi maupun
penurunan rata-rata pendapatan dan belanja untuk pelayanan publik secara langsung.
daerah (Andayani:2004). Dalam hal ini Pada hasil penelitian ini juga
dapat membuktikan bahwa Tekanan menunjukkan bahwa adanya pengaruh
keuangan akan cepat terjadi apabila positif dan signifikan antara fiscal stress
terjadinya penerimaan daerah yang tidak terhadap pertumbuhan Belanja Modal.
stabil dalam arti tidak sesuai dengan apa Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa
yang dianggarkan. Dalam hal ini harus dapat tingginya upaya pemerintah dalam
dibuktikan bahwa pemerintah harus meningkatan belanja modalnya, untuk dapat
memiliki kesiapan dalam memasuki era memperbaiki maupun menambah berbagai
otonomi, karena tekanan fiscal (fiscal stress) infrastruktur yang mendukung
dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi perekonomian atau dengan meningkatkan
pada pendapatan daerah dan belanja modal. pelayanan pemerintah terhadap publik
Hasil penelitian ini menunjukkan didukung dari adanya sumber-sumber
bahwa adanya pengaruh positif dan potensi pendapatan yang telah digali oleh
signifikan antara fiscal stress terhadap pemerintah pusat. Sehingga pembangunan
Pendapatan Asli Daerah. Dalam hal ini suatu daerah selama otonomi daerah
dapat dijelaskan bahwa dengan adanya mempunyai manfaat tersendiri bagi
keterbatasan dalam penerimaan daerah daerahnya itu sendiri baik untuk rakyat
terhadap peningkatan pertumbuhan PAD sekitarnya maupun yang lainnya.
yang dipengaruhi oleh Fiscal Stress selama
otonomi daerah merupakan indikasi yang KESIMPULAN, SARAN DAN
kuat karena semakin besar usaha yang KETERBATASAN
dilakukan Pemerintah Kabupaten/Kota Pada bagian akhir penelitian ini, penulis
dalam menggali dan memanfaatkan sumber- akan menyimpulkan secara singkat tujuan
sumber PADnya. Sehingga selama otonomi dari penelitian dan populasi sampel
daerah, pemerintah dapat mengupayakan perusahaan dalam penelitian ini. Tujuan dari
pendapatan asli daerahnya dalam memenuhi penelitian ini adalah
kebutuhan pembiayaan rutinnya sehingga 1. Untuk menganalisis pengaruh Fiscal
dapat mengurangi tingkat Stress terhadap pertumbuhan
ketergantungannya terhadap pemerintah Pendapatan Asli Daerah baik secara
pusat. Hal ini konsisten dengan penelitian simultan dengan sampel penelitian
yang dilakukan oleh Priyo Adi (2008) yang yang ada pada Pemerintah
menyatahkan bahwa dalam penelitiannya, Kabupaten/Kota yang terletak pada
peneliti tersebut memberikan implikasi Propinsi Jawa Timur.
bahwa pemerintah harus melakukan suatu

14
2. Untuk menganalisis pengaruh Fiscal signifikan terhadap Belanja Modal.
Stress terhadap pertumbuhan Belanja Hal ini menunjukkan apabila fiscal
Modal baik secara simultan dengan stress dikaitkan dengan Belanja
sampel penelitian yang ada pada
Modal, maka dengan fiscal stress
Pemerintah Kabupaten/Kota yang
terletak pada Propinsi Jawa Timur. yang rendah pemerintah dapat
Populasi dari penelitian ini adalah membiayai pengeluaran
pemerintah daerah yang berada dipropinsi pemerintah yang tidak ada
Jawa Timur. Sedangkan teknik pengambilan batasannya sehingga menyebabkan
sampel dalam penelitian ini adalah metode pertumbuhan Belanja Modal
dokumenter dimana semua populasi menjadi semakin hari semakin naik karena
sampel penelitian sehingga diperoleh 38
tidak adanya keterbatasan
sampel selama satu tahun yang terdiri dari
29 kabupaten dan 9 kota. Periode penerimaan daerah dalam
pengamatan dalam studi ini adalah dari membiayai pengeluaran daerah
tahun anggaran 2007 hingga tahun anggaran sehingga terjadinya pertumbuhan
2009. Belanja Modal yang tidak sesuai
Berdasarkan pada uraian yang telah dengan apa yang pemerintah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka harapkan.
dapat ditarik kesimpulan sebagai Berikut:
1. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Saran
Pertumbuhan Pendapatan Asli Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari
Daerah menunjukkan bahwa Fiscal hasil penelitian ini serta pengujian yang
Stress secara simultan berpengaruh telah dilakukan dapat dikemukakan
positif dan signifikan terhadap beberapa saran untuk penelitian selanjutnya,
Pendapatan Asli Daerah. Hal ini antara lain sebagai berikut:
membuktikan bahwa semakin 1. Sebaiknya untuk penelitian
rendah fiscal strees terhadap selanjutnya dapat menambah dengan
Pendapatan Asli Daerah maka akan wawancara kepada pemerintah
semakin tinggi Pendapatan Asli daerah yang akan diteliti agar
Daerahnya karena pemerintah penelitian tersebut dapat menjadi
dapat mencari jalan keluar salah kompleks.
satunya dengan mengoptimalkan 2. Untuk penelitian berikutnya dapat
Potensi-potensi penerimaan daerah memasukkan kabupaten/kota yang
yang ada yang berasal dari pajak, berada diluar Jawa Bali misalnya
retribusi daerah dan yang lain- Sulawesi atau yang lainnya dan
lainnya. Sehingga pemerintah membandingkan keduanya.
semakin mandiri dan terhindar dari 3. Untuk penelitian selanjutnya
pemerintah pusat serta dapat diharapkan dapat menambah variabel
memberikan umpan balik yang Dana Alokasi Umum dan Dana
baik kepada daerahnya khususnya Alokasi Khusus.
dalam tata kelola pemerintahannya.
2. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Keterbatasan Penelitian
Pertumbuhan Belanja Modal Peneliti menyadari adanya beberapa
menunjukkan bahwa Fiscal Stress keterbatasan dalam penulisan penelitian ini.
berpengaruh positif tetapi tidak Penelitian ini memiliki beberapa

15
keterbatasan yang memerlukan perbaikan Bhuono, Agung Nugroho.2011.Memilih
dan pengembangan dalam studi-studi Metode Statistik Penelitian dengan
berikutnya. Keterbatasan studi ini adalah: SPSS.Andi Yogyakarta.
1. Periode penelitian ini hanya tiga
tahun, yaitu periode 2007 sampai Diah Ayu, Kusumadewi Dan Rahman
dengan periode 2009. Arief.2007. Flypaper Effect Pada
2. Data yang digunakan dalam Dana Alokasi Umum (DAU) Dan
penelitian ini hanya menggunakan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
data sekunder, sehingga hanya Terhadap Belanja Daerah Pada
bisa meneliti dari pihak Kabupaten/Kota Di Indonesia .Jurnal
pemerintahan dan disisi lain JAAI Vol 11, No 01 Juni.
kurangnya data yang lengkap
dalam penelitian ini sehingga Fitriana Dwi Lestari. 2012. “ Analisis
hanya bisa meneliti selama tiga Kinerja Keuangan Pemerintah
periode. Daerah Sebelum dan Sesudah
3. Penelitian ini hanya berfokus pada Otonomi Daerah di Kabupaten
Pemerintahan khususnya Lamongan”. Skripsi Sarjana tak
pemerintah kabupaten/kota seluruh diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya
provinsi Jawa Timur.
4. Variabel yang digunakan dalam Havid, Sularso. Dan E.Restianto,
penelitian ini hanya tiga variabel Yanuar.2011.Pengaruh Kinerja
yang meliputi Fiscal stress (FS), Keuangan Terhadap Alokasi Belanja
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi
dan Belanja Modal (BM). Kabupaten/Kota Di Jawa
Tengah.Jurnal Media Riset
DAFTAR RUJUKAN Akuntansi Vol 01, No 02 Agustus.
Abdul, Halim. 2001. Anggaran Daerah dan
Fiscal Stress (Sebuah Studi Kasus Johan, Arifin.2005. Analisis Kinerja
pada Anggaran Daerah Provinsi Keuangan Sebelum Dan Pada Saat
Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Fiscal Stress ( Studi Terhadap
Bisnis Indonesia Vol 16, No 02 Beberapa Kabupaten/Kota Di
Oktober. Provinsi Jawa Barat). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan Sektor
Agus, Irianto. 2004. Statistik Konsep Dasar Publik Vol 06, No 02 Agustus.
Dan Aplikasinya. PRENADA
MEDIA. Jakarta Nurlan, Darise. 2008. Akuntansi Keuangan
Daerah. PT.Indeks. Jakarta
Ayu Madyaningtyas. 2011. “ Analisis
Pengaruh DAU (Dana Alokasi Priyo, Adi, Hari.2008. Pengaruh Fiscal
Umum) dan Pendapatan Asli Daerah Stress Terhadap Pertumbuhan
terhadap Belanja Daerah (Studi Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja
Empirik di wilayah Propinsi Jawa Modal (Studi Empiris Pada
Timur)”. Skripsi Sarjana tak Kabupaten/Kota Se Jawa
diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Tengah).Simposium Nasional Riset
Ekonomi & Bisnis.Universitas
Kristen Satya Wacana.Salatiga

16
Sulistiyowati, Firma. Akuntansi Sektor
Publik. BPFE. Yogyakarta

Undang – Undang No. 28 Tahun 2009


tentang Pajak Daerah dan Retribusi
dan Retribusi Daerah

17

Anda mungkin juga menyukai