Anda di halaman 1dari 12

Techno.COM, Vol. 13, No.

4, November 2014: 251-262

PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI


CANNY DAN K-NEAREST NEIGHBOR
Johanes Widagdho Yodha1, Achmad Wahid Kurniawan2
1,2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang Telp. (024) 3517261
E-mail : john.yodha@gmail.com1 , wahid@dsn.dinus.ac.id2

Abstrak
Salah satu budaya ciri khas Indonesia yang telah dikenal dunia adalah batik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengenali 6 jenis motif batik pada buku karangan H.Santosa Doellah yang
berjudul “Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan”. Proses klasifikasi akan melalui 3 tahap
yaitu preprosesing, feature extraction dan klasifikasi. Preproses mengubah citra warna batik
menjadi citra grayscale. Pada tahap feature extraction citra grayscale ditingkatkan kontrasnya
dengan histogram equalization dan kemudian menggunakan deteksi tepi Canny untuk
memisahkan motif batik dengan backgroundnya dan untuk mendapatkan pola dari motif batik
tersebut. Hasil ekstraksi kemudian dikelompokkan dan diberi label sesuai motifnya masing-
masing dan kemudian diklasifikasikan menggunakan k-¬Nearest Neighbor menggunakan
pencarian jarak Manhattan. Hasil uji coba diperoleh akurasi tertinggi mencapai 100% pada
penggunaan data¬ testing sama dengan data training (dataset sebanyak 300 image). Pada
penggunaan data training yang berbeda dengan data testing diperoleh akurasi tertinggi
66,67%. Kedua akurasi tersebut diperoleh dengan menggunakan lower threshold = 0.010 dan
upper threshold = 0.115 dan menggunakan k=1.

Kata kunci : Batik, Edge Detection, Canny, k-Nearest Neighbor, Manhattan distance

Abstract
One characteristic of Indonesian culture that has been known to the world is batik. This
study aims to identify six types of pattern on the book by H.Santosa Doellah entitled
"Batik: Influence of Age and the Environment". Classification process will go through
three stages: preprocessing, feature extraction and classification. Preprocessing
change the color image into a grayscale image batik. In the feature extraction phase
contrast enhanced grayscale image with histogram equalization and then using Canny
edge detection to separate the pattern with the background and to obtain the pattern of
batik. Extracted and then grouped and labeled in accordance pattern respectively and
then classified using k-Nearest Neighbor using Manhattan distance search. The test
result is obtained the highest accuracy up to 100% on the same testing data with the use
of the training data (300 image dataset). On the use of different training data with the
testing data obtained the highest accuracy of 66.67%. Both accuracy is obtained by
using a lower threshold and upper threshold = 0.010 = 0.115 and using k = 1.

Keywords : Batik, Edge Detection, Canny, k-Nearest Neighbor, Manhattan distance

1. PENDAHULUAN satu budaya yang menjadi ciri khas


Indonesia di mata dunia adalah batik.
Negara Indonesia merupakan Negara Batik merupakan salah satu kebudayaan
yang terdiri dari aneka ragam pulau, Indonesia yang hampir saja diklaim
suku bangsa, bahasa dan budaya. Salah oleh Negara lain, akan tetapi pada
251
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 252

tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO telah Deteksi tepi memiliki beberapa macam
mengakui bahwa batik merupakan hak metode, diantaranya Laplace yang
kebudayaan intelektual bangsa menggunakan kernel 2x2, Sobel dan
Indonesia[1]. Motif batik dibagi Prewit yang menggunakan kernel 3x3
menjadi dua kelompok besar, yaitu dan Canny kernel Gaussian. Canny
motif geometri dan motif non merupakan salah satu algoritma deteksi
geometri[1]. Motif pada batik bervariasi tepi yang modern [3]. Ada beberapa
dan setiap motif memiliki arti filosofis kriteria deteksi tepian yang optimum
atau makna tertentu yang dapat yang dapat dipenuhi dengan algoritma
memberikan kesan tertentu pada Canny diantaranya [3] :
pemakainya [2]. 1. Mendeteksi dengan baik (kriteria
deteksi) / low error rate
Proses pengenalan sebuah pola batik di 2. Melokalisasi dengan baik (kriteria
bagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama lokalisasi)
adalah preprocessing yang berguna 3. Respon yang jelas (kriteria respon)
untuk memisahkan gambar dengan latar
belakangnya. Tahap selanjutnya adalah Tahap terakhir adalah tahap klasifikasi.
feature extraction yang bertujuan untuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan
memperoleh informasi yang lebih jelas oleh Eka Widya Wardani [4] dalam
mengenai data dalam sebuah citra batik. mengklasifikasikan motif batik
Tahap terahir adalah tahap klasifikasi menggunakan metode k-Nearest
yang bertujuan untuk mengelompokkan Neighbor. Sedangkan pada penelitian
gambar batik berdasarkan motifnya. yang dilakukan oleh Laurencius
Pengenalan pola sendiri merupakan Simanjuntak[5], penggunaan Manhattan
sebuah ilmu dalam kecerdasan buatan Distance untuk pengukuran jarak
yang bertujuan untuk memperoleh akurasi yang tinggi sebesar
mengklasifikasikan sesuatu berdasarkan 83,99% dibandingkan dengan Euclidean
pengukuran fiturnya. Distance yang memiliki akurasi sebesar
80,78%, sehingga dalam penelitian ini
Tahap pertama, adalah tahap akan menggunakan klasifikasi dengan
preprocessing yang mengubah citra metode k-Nearest Neighbor
batik yang berwarna menjadi citra batik menggunakan Manhattan Distance
grayscale. Tahap selanjutnya adalah untuk menghitung jarak terdekat dalam
tahap feature extraction. Pada tahap ini metode klasifikasi.
data kemudian dirubah menjadi bentuk
pola dengan menggunakan algoritma Batik merupakan karya seni yang dapat
deteksi tepi Canny. Pada penelitian memberi keindahan visual sekaligus
sebelumnya yang dilakukan oleh Imelda “kecantikan dalam” dari orang yang
Dua Reja [3], menyimpulkan bahwa menggunakannya apabila batik tersebut
penggunaan deteksi tepi Canny untuk serasi dengan pemakainya [2]. Kata
memisahkan gambar asli dengan batik berasal dari gabungan dua kata
background mendapatkan hasil yang yang dalam bahasa jawa: “amba” yang
paling baik, sehingga untuk berarti menulis dan “titik” yang berarti
preprocessing dalam penelitian ini titik. Batik adalah sehelai warsa yaitu
menggunakan algoritma deteksi tepi sehelai kain yang dibuat secara
Canny. Deteksi tepi adalah perubahan tradisional dan digunakan dalam acara
nilai intensitas derajat keabuan yang tradisional, beragam hias pola batik
mendadak dalam jarak yang singkat [3]. dibuat menggunakan teknik celup
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 253

rintang dengan malam atau lilin batik


yang digunakan sebagai bahan
perintang warna [6].

Unsur pada motif terdiri atas bentuk


atau objek, skala atau proporsi dan
komposisi [7]. Pada buku Danar Hadi (a) (b)
karangan H.Santosa Doellah [6] batik
Gambar 2. (a) Motif Ceplok Indramayu (b)
dibagi menjadi dua yaitu motif batik
Motif Ceplok Blingon
berbentuk geometri dan motif batik
non-geometri. Motif geometri dibagi Jenis motif geometri yang ketiga adalah
menjadi tiga jenis yaitu motif parang,
motif lereng (liris). Pada dasarnya motif
motif ceplok dan motif lereng. lereng sama dengan motif parang tetapi
memiliki perbedaan pada tidak adanya
Motif batik geometri yang pertama hias mlinjon dan hais gareng. Contoh
yaitu motif parang. Motif parang
motif batik ceplok adalah liris cemeng
merupakan motif yang memiliki pola dan liris panjang Madura seperti yang
yang terdiri atas satu atau lebih ragam
terlihat pada gambar 3 berikut ini.
hias yang tersusun membentuk garis-
garis sejajar dengan sudut miring 450.
Contoh dari motif batik parang adalah
parang barong dan parang kesit yang
dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

(a) (b)
Gambar 3. (a) Motif Liris Cemeng (b) Motif
Liris Panjang Madura

(a) (b) Sedangkan motif non geometri dibagi


menjadi empat jenis yaitu motif semen,
Gambar 1. (a) Motif Parang Barong (b) Motif motif lung-lungan, motif buketan dan
Parang Kesit motif khusus. Motif non geometri yang
pertama yaitu motif semen. Motif
Jenis motif geometri yang kedua adalah semen memiliki ragam hias utama yang
motif ceplok. Motif batik ceplok merupakan ciri pola semen yaitu meru.
memiliki ciri-ciri dimana didalam batik Contoh dari motif semen adalah semen
tersebut terdapat gambar-gambar segi rante dan semen sinom seperti yang
empat, lingkaran dan segala variasinya terlihat pada gambar 4 berikut ini.
dalam membuat sebuah pola yang
teratur. Contoh dari motif batik ceplok
adalah ceplok indramayu, dan ceplo
bligon yang dapat dilihat pada gambar 2
berikut.

(a) (b)
Gambar 4. (a) Motif Semen Rante (b) Motif
Semen Sinom
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 254

baru sehingga sulit jika diklasifikasikan


Motif non geometri yang kedua yaitu sehingga dalam penelitian ini nantinya
motif lung-lungan. Sebagian besar motif hanya akan menggolongkan menjadi 6
lung-lungan memiliki ragam hias utama jenis motif batik saja. Contoh dari motif
serupa dengan motif semen. Yang khusus yaitu motif khusus banji dan
membedakan motif lung-lungan dengan motif tambal dapat dilihat pada gambar
motif semen adalah ragam hias utama 7 berikut ini.
lung-lungan tidak selalu mengandung
ragam hias meru. Contoh dari motif
lung-lungan yaitu lung lungan bledakan
dan lung lungan babon angrem seperti
yang terlihat pada Gambar 5 berikut ini.
(a) (b)

Gambar 7. (a) Motif Khusus Banji (b) Motif


Khusus Tambal

Pengenalan pola merupakan suatu ilmu


(a) (b)
untuk mengklasifikasikan atau
Gambar 5. (a) Motif Lung Lungan Bledakan
menggambarkan pengukuran kuantitatif
(b) Motif Babon Angrem fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu
obyek [8]. Tujuan dari pengenalan pola
Motif non geometri yang ketiga yaitu adalah menentukan kelompok atau
motif buketan. Pola buketan mudah kategori pola berdasarkan ciri-ciri yang
dikenali melalui rangkaian bunga atau dimiliki oleh pola tersebut atau dengan
kelopak bunga dengan kupu-kupu, kata lain, pengenalan pola membedakan
burung, atau berbagai satwa kecil suatu objek dengan objek yang lain.
mengelilinginya. Contoh dari motif Proses pengenalan pola akan melewati
buketan adalah buketan pekalongan dan beberapa tahapan proses.
buketan daun madura yang dapat dilihat Flowcharttahapan proses untuk
Gambar 6 berikut ini. pengenalan pola dapat dilihat pada
gambar 8 berikut ini

Gambar 8. Proses Pengenalan Pola


(a) (b)
Deteksi tepi adalah proses untuk
Gambar 6. (a) Motif Buketan Pekalongan (b) menemukan perubahan intensitas
Motif Buketan Daun Madura
berbeda dalam sebuah bidang citra [9].
Tepi obyek bermanfaat untuk
Motif non geometri yang terakhir yaitu
segmentasi, registrasi dan identifikasi
motif khusus. Motif khusus memuat
pada obyek. Deteksian tepi suatu citra
motif yang tidak dapat dimasukkan ke
akan menghasilkan tepi-tepi dari objek
dalam kelas yang lain. Motif ini banyak
citra, tujuannya antara lain :
mempertemukan dua atau lebih motif
lain yang digabung menjadi satu motif
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 255

a. Untuk menandai bagian yang menjadi


detail citra.
b. Memperbaiki detail citra yang kabur.
c. Adanya efek proses akuisisi citra.

Mengubah citra 2D menjadi bentuk


kurva. Gambar 9 berikut ini
memperlihatkan bagaimana tepi pada
sebuah gambar diperoleh. Tepian dari
sebuah citra diperoleh dengan
menggabungkan tepian yang diperoleh
dari garis horizontal dan garis vertikal.

Gambar 10. Diagram Alur Pengenalan


Motif Batik
Dataset yang digunakan berjumlah 300,
yang terbagi menjadi dataset training
dan dataset testing. Dataset training
secara bertahap menggunakan jumlah
210 citra, 240 citra dan 270 citra dengan
jumlah kelas yaitu 6 kelas. Dataset
testing menggunakan 30 citra dengan
Gambar 9. Proses Deteksi Tepi
menggunakan jumlah kelas yang sama.
Dataset training dan testing merupakan
kumpulan data citra batik yang diambil
2. METODE dari koleksi buku Danar Hadi karangan
H. Santoso Doellah tahun 2009 [6].
Proses pengenalan motif batik Untuk motif batik yang diklasifikasikan
menggunakan deteksi tepi Canny dan antara lain buketan, ceplok, lung-
k¬-Nearest Neighbor dijelaskan secara lungan, lereng, parang dan semen,
bertahap seperti terlihat pada gambar 10 sedangkan untuk motif pola khusus
berikut. tidak dimasukkan karena memiliki
motif lebih dari satu dan memiliki unsur
modernisasi.

Tujuan dari preprosesing adalah untuk


mempersiapkan citra batik agar dapat
diproses untuk tahap selanjutnya. Pada
tahap ini citra hasil scan akan di resize
(merubah ukuran citra) menjadi
128x128, kemudian mengubah citra
warna menjadi citra grayscale. Proses
untuk mendapatkan citra grayscale
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 256

dapat dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan histogram


persamaan 1. equalization dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus 2 berikut.

(1)

(2)

dimana :
ni = jumlah piksel yang memiliki
derajat keabuan i
n = jumlah seluruh pikseldalam citra

Deteksi tepi Canny mampu mendeteksi


Gambar 11. Contoh proses merubah grayscale tepian dengan tingkat kesalahan
minimum [8]. Berbeda dengan operator
Data yang telah dirubah menjadi
lainnya, deteksi tepi Canny
grayscale nantinya hanya akan memiliki
menggunakan Gaussian Derivative
satu nilai untuk setiap pikselnya.
Kernel untuk memperhalus tampilan
Dengan menggunakan nilai yang ada ini
sebuah citra. Metode Canny telah
nantinya gambar-gambar akan diolah.
memenuhi tiga kriteria yang diusulkan
Tahap ekstraksi fitur akan melalui 2
oleh John Canny pada tahun 1986. Tiga
tahapan diantaranya meningkatkan
criteria tersebut antara lain [12]:
kontras dengan menggunakan histogram
1. Good detection, memaksimalkan
equalization dan menentukan batas tepi
signal to noise ration (SNR) agar semua
dari setiap citra menggunakan algoritma
tepi dapat terdeteksi dengan baik.
deteksi tepi canny.
2. Good location, untuk meminimalkan
jarak deteksi tepi yang sebenarnya
Histogramequalization merupakan
dengan tepi yang dihasilkan melalui
teknik peningkatan kontras dalam
pemrosesan, sehingga lokasi tepi
pengolahan gambar yang menggunakan
terdeteksi menyerupai tepi secara nyata.
histogram gambar agar informasi yang
Semakin besar nilai Loc, makan
terdapat dalam gambar dapat semakin
semakin besar kualitas deteksi yang
jelas terbaca. Histogramequalization
dimiliki.
merupakan teknik peningkatan kontras
3. One respon to single edge, untuk
dalam pengolahan gambar yang
menghasilkan tepi tunggal / tidak
menggunakan histogram gambar agar
memberikan tepi yang bukan tepi
informasi yang terdapat dalam gambar
sebenarnya.
dapat semakin jelas terbaca [10].
Pendekatan yang dilakukan adalah
Deteksi tepi Canny memiliki langkah-
untuk mempersempit aras keabuan pada
langkah sebagai berikut [13] :
daerah yang berpiksel sedikit dan
mendapatkan aras keabuan yang lebih
luas pada daerah yang memiliki banyak
piksel yang memiliki efek dapat
meningkatkan kontras secara
menyeluruh [11]. Persamaan yang
digunakan untuk meningkatkan kontras
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 257

Kekuatan tepi (magnitudo gradient)


dapat ditentukan sebagai jarak
Euclidean yang diukur dengan
menggunakan hukum Phytagoras,
seperti pada persamaan 5.

(5)

Untuk menentukan tepian sebenarnya,


arah tepian harus ditentukan dan
disimpan dengan menggunakan
persamaan 6

Gambar 12. Langkah Algoritma Canny (6)

a. Filter Gaussian c. Non Maximus Suppression


Filter Gaussian adalah filter 2D Pada langkah ini bertujuan membuang
convolution operator yang digunakan potensi gradient di suatu piksel dari
untuk membuat smoothing suatu kandidat tepi jika piksel tersebut bukan
gambar dan menghilangkan atau merupakan maksimal local pada arah
mengurangi noise pada gambar tersebut tepi di posisi piksel tersebut. Oleh
[14]. Filter Gaussian memiliki rumus karena itu dibuat dengan logika sebagai
matematika sebagai berikut : berikut:
If θ (x,y) = 0^o, piksel (x+1,y), (x,y)
dan (x-1,y) diperiksa
If θ (x,y) = 〖90〗^o, piksel (x,y+1),
(x,y) dan (x, y-1) diperiksa
If θ (x,y) = 〖45〗^o, piksel (x+1,y+1),
(x,y) dan (x-1, y-1) diperiksa
(3) If θ (x,y) = 〖135〗^o, piksel (x+1,y-
1), (x,y) dan (x-1,y+1) diperiksa
b. Menghitung Gradien dan Gambar
Sudut d. Connection
Menentukan gradient gambar yang telah Tahap ini adalah klasifikasi tiap piksel
diperhalus dengan menggunakan apakah termasuk dalam kategori piksel
operator Sobel tepi atau tidak dengan menerapkan
double threshold(tentukan threshold
bawah dan threshold atas).
Implementasi yang digunakan sebagai
berikut :
If piksel (x,y) memiliki gradient
magnitude kurang dari t_low bukan
tepi.
(4)
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 258

If piksel (x,y) memiliki gradient Pengukuran akurasi dapat menggunakan


magnitude lebih dari t_high dianggap berbagai cara salah satunya
tepi menggunakan recognition rate.
If piksel (x,y) memiliki gradient Persamaan recognition rate yang
magnitude antara t_low dan t_high digunakan dapat dilihat pada rumus 8
dipertimbangkan sebagai tepi. berikut :

K-Nearest Neighbor adalah metode (8)


klasifikasi terhadap sekumpulan data
berdasarkan pembelajaran data yang b. Uji Reliabilitas
sudah terklasifikasikan sebelumnya [4] Uji reliabilitas merupakan alat untuk
dan bertujuan untuk mengklasifikasi mengukur kehandalan instrument
objek baru berdasarkan atribut dan penelitian. Suatu instrument dikatakan
training samples[15]. Algoritma k- reliable atau handal jika jawaban
Nearest Neighbor termasuk dalam terhadapat instrument tersebut konsisten
golongan supervised learning [15] yang / stabil dari waktu ke waktu. Dalam
bertujuan untuk menemukan pola baru penelitian ini data dibagi menjadi dua
dalam data dengan menghubungkan jenis yaitu data uji dan instrument.
pola data yang sudah ada dengan data Data uji diambil dari setiap data training
yang baru. Algoritma k-Nearest yang masing-masing berjumlah 240
Neighbor bekerja berdasarkan data. Data uji yang pertama
klasifikasi ketetanggaan sebagai nilai menggunakan kombinasi data training
prediksi dari sampel uji yang baru. yang berbeda dengan data uji kedua dan
Training sample diproyeksikan ke seterusnya. Penggunaan 240 data
ruang berdimensi banyak, dimana training didasarkan atas hasil akurasi
masing-masing dimensi sebelumnya, dimana sistem telah
merepresentasikan fitur dari data. mampu mengklasifikasikan secara baik.
Ruang ini dibagi menjadi bagian-bagian Instrumen yang di uji diambil dari data
berdasarkan klasifikasi training sample. testing yang berjumlah 30 data.
Dekat atau jauhnya tetangga dapat Penelitian ini menggunakan teknik
dihitung dengan berbagai algoritma pengujian Kuder-Richardson (KR-20)
pencarian jarak yang dalam penelitian dimana hanya ada dua jawaban 1 dan 0.
ini menggunakan Manhattan distance. Angka 1 merupakan nilai saat sistem
Persamaan Manhattan Distance sebagai dapat mengklasifikasikan data dengan
berikut: tepat dan angka 0 merupakan nilai saat
sistem tidak dapat mengklasifikasikan /
salah dalam mengklasifikasikan.
Persamaan yang digunakan dalam
(7) perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat
pada rumus 9 sampai dengan 11 berikut.
Keterangan :
n = jumlah variabel Skor rata-rata total
Xi = point awal
Yi = target point
(9)
a. Akurasi
Menghitung varians total
Diperlukan perhitungan akurasi sebagai
tolak ukur evaluasi dalam sistem.
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 259

(10)
Menghitung reliabilitas dengan KR20

(11)
Uji coba yang kedua memperoleh hasil
akurasi mencapai 56,67 %, dimana
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
prosentase hasil klasifikasi untuk
masing-masing motif sebagai berikut :
Perhitungan akurasi dilakukan untuk
motif Buketan dapat dikenali sebesar
melihat seberapa tepat algoritma deteksi
0%, motif Ceplok dapat dikenali
tepi canny. Perhitungan akurasi
sebesar 60%, motif Lereng dapat
menggunakan algoritma recognition
dikenali sebesar 80%, motif Lung-
rate. Peneliti telah melakukan dua kali
Lungan dapat dikenali sebesar 100%,
uji coba menggunakan data testing yang
motif Parang dapat dikenali sebesar
berbeda. Pada uji coba yang pertama,
100%, motif Semen dapat dikenali
peneliti menggunakan data testing yang
sebesar 0%.
diambil dari data training. Hasil
perhitungan akurasi untuk uji coba
Pada uji coba yang ketiga, peneliti
pertama dapat dilihat pada perhitungan
menggunakan data training sebanyak
berikut :
240 data. Hasil perhitungan akurasi
untuk uji coba ketiga dapat dilihat pada
perhitungan berikut :

Uji coba yang pertama memperoleh


hasil akurasi tertinggi yaitu 100 %. Uji coba yang ketiga memperoleh hasil
Karena sistem dapat mengidentifikasi akurasi mencapai 63,33 %, dimana
motif batik dengan akurasi mencapai prosentase hasil klasifikasi untuk
100% menggunakan data testing yang masing-masing motif sebagai berikut :
sama dengan data training, maka motif Buketan dapat dikenali sebesar
penelitian layak untuk dilanjutkan 20%, motif Ceplok dapat dikenali
dengan menggunakan data testing yang sebesar 100%, motif Lereng dapat
berbeda dari data training. dikenali sebesar 80%, motif Lung-
Lungan dapat dikenali sebesar 100%,
Pada uji coba selanjutnya, peneliti motif Parang dapat dikenali sebesar
mengambil tiga kali uji coba dengan 100%, motif Semen dapat dikenali
jumlah data training yang berbeda beda. sebesar 0%.
Uji coba kedua, peneliti menggunakan
data training sebanyak 240 data. Hasil Pada uji coba yang kedua, peneliti
perhitungan akurasi untuk uji coba menggunakan data testing yang berbeda
keempat dapat dilihat pada perhitungan dengan data training dengan jumlah
berikut : data training sebanyak 270 data. Hasil
perhitungan akurasi untuk uji coba
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 260

kedua dapat dilihat pada perhitungan Menghitung varians total


berikut :

Uji coba yang keempat memperoleh


Menghitung reliabilitas dengan KR20
hasil akurasi mencapai 66,67 %, dimana
prosentase hasil klasifikasi untuk
masing-masing motif sebagai berikut :
motif Buketan dapat dikenali sebesar
20%, motif Ceplok dapat dikenali
sebesar 100%, motif Lereng dapat
dikenali sebesar 80%, motif Lung-
Lungan dapat dikenali sebesar 100%,
motif Parang dapat dikenali sebesar
Perhitungan di atas menunjukkan hasil
100%, motif Semen dapat dikenali
dari uji reliabilitas data citra batik yang
sebesar 0%.
digunakan dalam penelitian. Dalam uji
reliabilitas, koefisien korelasi berada
Hasil pengujian yang dilakukan dengan
antara 0-1 dan instrument dikatakan
menurunkan jumlah data training secara
reliabel saat koefisien korelasinya ≥0.6.
bertahap memperoleh hasil akurasi yang
Instrumen yang dijadikan sebagai data
berbeda beda. Sistem dapat
penelitian klasifikasi termasuk kategori
mengklasifikasikan image secara baik
instrument yang kurang baik karena
saat menggunakan data training
tidak reliabel (kurang dari 0,6).
sebanyak 240 dan 270 data.

Tabel 1: Evaluasi Uji Coba Pengaruh Jumlah 4. KESIMPULAN DAN SARAN


Data Training
Berdasarkan penelitian yang telah
Jumlah Jumlah
dilakukan, maka dapat disimpulkan
Waktu
Data Data Akurasi
(Detik)
beberapa hal sebagai berikut.
Training Testing
Berdasarkan uji coba yang telah
210 30 56,67 % 11,63 dilakukan menggunakan data testing
yang sama dengan data training,tingkat
240 30 66,67 % 16,56 pengenalan pola motif
270 30 66,67 % 19 tertinggiditunjukkan pada saat data
testing dan data training di
Hasil uji reliabilitas menggunakan klasifikasikan menggunakan k (jumlah
teknik analisis KR-20 diperoleh ketetanggaan) = 1 dengan hasil akurasi
perhitungan sebagai berikut . sebesar 100%.
Skor rata-rata total
Pada pengujian yang telah dilakukan
menggunakan data testing yang berbeda
dengan data training,tingkat pengenalan
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 261

pola motif tertinggi ditunjukkan pada motif kedekatan/kemiripan motif


saat deteksi tepi canny menggunakan tersebut dengan bentuk motif lainnya.
lower threshold = 0.010dan upper
threshold = 0.115 dan menggunakan Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
k=1. Pada pengujian menggunakan 210 mengklasifikasikan batik yang memiliki
data training menghasilkan akurasi motif campuran (memiliki lebih dari
sebesar 56,67%. Data training satu corak).
kemudian ditingkatkan dengan
menggunakan 240 citra, menghasilkan Penelitian dapat dikembangkan dengan
akurasi sebesar 66,67%. Terakhir mengubah agoritma yang diterapkan
menggunakan 270 data training dan pada tahap ekstraksi fitur dan atau pada
menghasilkan akurasi sebesar 66,67%. tahap klasifikasi untuk kemudian
dibandingkan dengan algoritma yang
Pada uji coba yang telah dilakukan, menerapkan deteksi tepi canny.
motif yang dapat diklasifikasikan sistem
secara sempurna adalah motif Ceplok,
motif Lung-lungan dan motif Parang, DAFTAR PUSTAKA
sedangkan untuk motif Buketan dan
motif Semen, sistem tidak dapat [1] Bernardinus Arisandi, Nanik
mengklasifikasikan dengan sempurna. Suciati, and Arya Yudhi Wijaya,
"Pengenalan Motif Batik dengan
Hasil uji reliabilitas data yang di dapat Rotated Wavelet Filter dan Neural
mencapai -0,475 dimana data Network," 2011.
instrument yang dijadikan bahan [2] Veronica Sri Moertini,
penelitian kurang reliabel karena "Pengembangan Skalabilitas
memperoleh hasil kurang dari 0,6. Algoritma Klasifikasi C4.5 dengan
Pendekatan Konsep Operator
Kegagalan sistem dalam Relasi PraPengolahan dan
mengklasifikasikan beberapa motif Klasifikasi Citra Batik," 2007.
batik diantaranya motif Buketan dan [3] Imelda Dua Reja and Albertus Joko
Ceplok dipengaruhi oleh Santoso, "Pengenalan Motif Sarung
kedekatan/kemiripan motif tersebut (Utan Maumere) Menggunakan
dengan bentuk motif lainnya dalam Deteksi Tepi," 2013.
tahap ekstraksi fitur. [4] Eka Widya Wardani, "Pengenalan
Motif Batik Menggunakan Metode
Pengembangan deteksi tepi, khususnya Trasformasi Paket Wavelet," 2013.
pada batik dapat penulis sarankan [5] Laurencius Simanjuntak,
sebagai berikut. Penelitian dapat "Segmentasi dan Pengenalan
dilanjutkan dengan meningkatkan Obyek Karakter Berbasis 2D-
jumlah citra training dan citra testing Correlation Coefficient Pada Plat
yang digunakan untuk dataset dan dapat Nomor Kendaraan," 2013.
menggunakan data citra batik lebih [6] H. Santoso Doellah, Batik :
lengkap yang di dapat dari dinas Pengaruh Zaman dan Lingkungan.
kebudayaan dan pariwisata nasional. Solo, 2002.
[7] Ekaprana Wijaya, "Ensiklopedia
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Mobile Pakem Batik Nusantara
mengklasifikasikan batik yang memiliki pada Platform Android Semarang,"
2012.
Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 262

[8] Darma Putra, Pengolahan Citra


Digital. Yogyakarta: Andi, 2010.
[9] T. Sutoyo, Edy Mulyanto, Vincent
Suhartono, Oky Dwi Nurhayati,
and Wijanarto, Teori Pengolahan
Citra Digital. Yogyakarta: Andi,
2009.
[10] Nazaruddin Ahmad and Arifyanto
Hadinegoro, "Metode Histogram
Equalization untuk Perbaikan Citra
Digital," 2012.
[11] Fida Maisa Hana, "Sistem
Identifikasi Biometrik Finger
Knuckle Print Menggunakan
Histogram Equalization dan
Principal Component Analysis
(PCA)," 2014.
[12] Muhammad Akbar Amin, "Analisa
Perbandingan Kinerja Deteksi Tepi
Menggunakan Metode LoG, Sobel
dan Canny Terhadap Format File
JPEG dan BMP," 2012.
[13] Ping ZHOU, Wenjun YE, Yaojie
XIA, and Qi WANG, "An
Improved Canny Algorithm for
Edge Detection," 2011.
[14] Benyamin Wahyudi, "Image
Filtering pada Pengolahan Citra,"
2004.
[15] Nobertus Krisandi, Helmi, and
Bayu Prihandono, "Algoritma k-
Nearest Neighbor dalam Klasifikasi
Data Hasil Produksi Kelapa
SAWIT pada PT. Minamas
Kecamatan Parindu," 2013.

Anda mungkin juga menyukai