Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


Kantor Badan Pertanahan
Kabupaten Lamongan Jawa timur
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LatarBelakang
Berdasarkan ketentuan yang ada pada UndangUndang No. 5 Tahun 1960
tentang Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 19 mengamanatkan bahwa untuk
menjamin kepastian hukum hak atas tanah oleh Pemerintah, maka diadakan
Pendaftaran Tanah di seluruh Wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-
ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pendaftaran Tanah
sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No. 5 tahun 1960 antara lain meliputi
kegiatan : Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan Tanah. Untuk memberikan
jaminan kepastian hukum obyek hak atas tanah, pengukuran bidang tanah harus
memenuhi kaidah teknis kadastral dan kaidah yuridis dimana proses perolehan
data ukuran bidang tanah harus memenuhi asas kontradiktur delimitasi dan asas
publisitas.
Dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Kadastral, pekerjaan pengukuran batas bidang tanah mempunyai peranan yang
sangat penting,hal ini karena dari hasil pengukuran akan diperoleh data teknis
mengenai letak, batas dan luas bidang tanah sehingga dapat memenuhi asas
kontradiktur delimitasi. Kemudian untuk memenuhi syarat publisitas
diperlukan data yuridis mengenai pemilik atau orang yang menguasai bidang
tanah,status hak dan persetujuan batas bidang tanah oleh para pihak yang
berbatasan.
Untuk memenuhi persyaratan asas kontradiktur delimitasi dan asas
publisitas, maka data teknis dan data yuridis tersebut diumumkan di Kantor
Pertanahan setempat atau di Kantor Desa, agar dapat dibaca dan diketahui oleh
warga masyarakat di lokasi bidang tanah. Apabila tidak ada keberatan atau
sanggahan dari masyarakat atau para pihak yang berbatasan di lokasi bidang
1
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

tanah, maka dapat diterbitkan sertipikat atas bidang tanah yang merupakan
tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Pelaksanaan pekerjaan pengukuran batas bidang tanah dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu metode pengukuran teristris dan metode identifikasi peta
foto baik menggunakan peta foto udara maupun peta citra satelit. Pengukuran
batas bidang tanah dengan metode identifikasi peta foto merupakan salah satu
metode untuk mempercepat proses pendaftaran tanah yang dapat dilaksanakan
dengan memperhatikan perkembangan kemajuan metodologi dan teknologi
terkini. Pelaksanaan pengukuran metode identifikasi peta foto harus
memperhatikan peraturan-peraturan / standar-standar teknis Pengukuran dan
PemetaanKadastral yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, yaitu PP
No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, PMNA / KBPN No. 3
Tahun1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 beserta
Petunjuk Teknis PMNA / KBPN No. 3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan
Pemetaan Pendaftaran Tanah.
I.2. Tujuan
Tujuan utama dari kerja praktek dalam lembaga adalah :
1. Memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa pada dunia kerja nyata/ real.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dan pengetahuan untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi dilapangan.
3. Sarana bagi mahasiswa memperoleh pengalaman awal dalam dunia kerja.
4. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliki, melatih
keterampilan, sikap serta pola bertindak dalam lingkungan kerja yang
sebenarnya.
5. Menerapkan ilmu geodesi yang sudah dipelajari khususnya dalam bidang
Pemetaan Kadastral dan Sistem Informasi Kadastral.

2
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

I.3. Manfaat
1. Mengetahui proses pekerjaan.
2. Mengetahui aplikasi yang digunakan dalam mengolah data.
3. Memberikan manfaat bagi lembaga dalam pemecahan permasalahan yang
dihadapi karena keterbatasan sumber daya belum tertangani.
4. Menjalin hubungan dan kerja sama yang baik antara Industri dan Perguruan
Tinggi.
5. Memberikan salah satu jalan alternative bagi lembaga untuk melihat potensi
dan kemampuan tenaga kerja baru dalam proses rekruitmen tenaga kerja.

3
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

BAB II
DASAR TEORI
II.1. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
II.1.1. Umum
Pendaftaran tanah secara sistematis lengkap adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang
meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam satu
wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat, dan juga termasuk
pemetaan seluruh obyek pendaftaran tanah yang sudah terdaftar dalam rangka
menghimpun dan menyediakan informasi yang lengkap mengenai bidang-
bidang tanahnya. Penyelenggaraan pendaftaran tanah sistematis lengkap
dapat dilaksanakan sebagai kegiatan rutinitas Kantor Pertanahan atau
merupakan kegiatan tahunan dari suatu proyek/program;
Salah satu tahapan dari kegiatan pendaftaran tanah adalah kegiatan
pengumpulan data fisik. Pengumpulan data fisik adalah kegiatan
mengumpulkan data fisik yang meliputi:
1) Penetapan batas bidang tanah,
2) Pengukuran batas bidang tanah,
3) Pemetaan bidang tanah,
4) Pengumuman data fisik,
5) Menjalankan prosedur dan memasukkan data dan informasi yang
berkaitan dengan data fisik bidang tanah di aplikasi KKP dengan
berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang pengukuran dan pemetaan bidang tanah;
Pengumpulan data fisik dalam rangka percepatan pendaftaran tanah
sistematis lengkap akan optimal hasilnya apabila dalam pelaksanaan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilaksanakan secara sistematis

4
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap, disamping harus


didukung dengan adanya ketersediaan peta dasar pendaftaran tanah;
Tujuan dari pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah
secara sistematis lengkap mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan
lengkap diantaranya:
1) Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2) Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3) Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar
dan yang sudah terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4) Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam
satu wilayah desa/kelurahan;
5) Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoir delimitatie)
relative lebih mudah dilaksanakan.
6) Dapat memperbaiki/melengkapi peta dasar pendaftaran.
II.1.2. Dasar Hukum
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria;
2. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah;
6. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
7. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
8. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan

5
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran


Tanah;

10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster
Berlisensi;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
II.1.3. Metode Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang tanah
Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan bidang tanah
sistematis lengkap yaitu:
1. Metode Terestrial.
Pengukuran bidang tanah dengan metode terestrial adalah pengukuran
secara langsung di lapangan dengan cara mengambil data ukuran sudut
dan jarak, yang dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data
trilaterasi (jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan jarak)
dengan menggunakan alat pita ukur, distometer, teodolit, dan elektronik
total station.
2. Metode Fotogrametris.
Metode fotogrametris merupakan salah satu metode pengukuran yang
dapat mendukung percepatan pendaftaran tanah sistematis lengkap.
Pengukuran bidang tanah dengan metode fotogrametris mengikuti
ketentuan sebagai berikut :

6
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

 Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan identifikasi batas


bidang-bidang tanah dengan menggunakan peta foto atau peta garis
 hasil fotogrametris dan menarik garis ukur (deliniasi) untuk batas
bidang tanah yang jelas dan memenuhi syarat. Metode ini hanya
dapat dilaksanakan untuk daerah terbuka, non-pemukiman, non-
komersial, non-industri. Untuk garis batas bidang tanah yang tidak
dapat diidentifikasi dilakukan dengan pengukuran tambahan di
lapangan (suplesi).
 Pengukuran terestris dilaksanakan sebagai pengukuran suplesi
dan/atau pengukuran panjangan sisi bidang tanah sebanyak :
- Minimal 1 (satu) sisi bidang tanah untuk pekerjaan dengan skala
peta kerja paling kecil 1 : 2.500 atau lebih besar (misal : skala 1 :
2.500, skala 1 : 1.000, skala 1 : 500, dsb.)
- Semua sisi bidang tanah untuk pekerjaan dengan skala peta kerja
lebih kecil dari 1 : 2.500 (misal : skala 1 : 3.000, skala 1 : 5.000,
dsb.)
3. Metode Pengamatan Satelit.
Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan satelit
adalah pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4 satelit
menggunakan alat GPS geodetik. Pengukuran bidang tanah dengan
GPS dapat dilakukan dengan metode Real Time Kinematik
(RTK)/CORS, Post-Processing, Point Precisse Positioning (PPP)
maupun Stop and Go.
4. Metode Kombinasi terestrial, fotogrametris, dan/atau pengamatan
satelit.
Pengukuran bidang tanah yang merupakan perpaduan dari
pengukuran terestris, fotogrametris dan/atau pengamatan satelit.

7
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

II.1.4. Pelaksanaan Pemetaan Bidang Tanah


a. Proses pemetaan bidang tanah dilakukan secara digital menggunakan
aplikasi Autodesk Map (AutoCAD) dan aplikasi Komputerisasi Kegiatan
Pertanahan (KKP).
b. Setiap bidang tanah yang dipetakan harus diberi Nomor Identifikasi
Bidang (NIB). Pemberian NIB dilakukan pada saat bidang-bidang tanah
tersebut diplot di atas Peta Dasar Pendaftaran secara digital.
II.1.5. Objek PTSL
Objek PTSL meliputi seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik
bidang tanah yang belum ada hak atas tanahnya maupun bidang tanah hak
yang memiliki hak dalam rangka memperbaiki kualitas data pendaftaran
tanah. Objek tersebut meliputi bidang tanah yang sudah ada tanda batasnya
maupun yang akan ditetapkan tanda batasnya dalam pelaksanaan kegiatan
PTSL. Apabila lokasi yang ditetapkan sebagai objek PTSL terdapat Tanah
Objek Landreform yang tidak lagi memenuhi persyaratan, maka dengan
sendirinya tanah tersebut dikeluarkan dari objek landreform dan pelaksanaan
pendaftaran tanahnya dilakukan melalui mekanisme PTSL.

II.2. Pengukuran Dan Pemetaan Kadastral


a. Verifikasi Data Fisik
Verifikasi Data Fisik adalah pembuktian pengujian atau pemeriksaan,
untuk memperlihatkan kebenaran dan keakuratan dari data fisik
dimaksud
Apa yang dimaksud data fisik dalam kegiatan pengukuran dan
pemetaan kadastral (pengukuran dan pemetaan dalam rangka
penyelenggaraan pendaftaran tanah). Data Fisik dimaksud, merupakan
bagian kegiatan dari Pendaftaran tanah. Yang menerangkan mengenai
letak, batas dan luas suatu bidang tanah dan sarusun / satuan rumah

8
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

susun, termasuk keterangan adanya bangunan / bagian bangunan yang


ada diatasnya (penggunaan).
b. Pendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta
pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun,
termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah
yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta
hak-hak tertentu yang membebaninya.
c. Azas Pendaftaran Tanah ( Bab II Pasal 2 PP No.24/1997 )
Dilaksanakan berdasarkan azas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir
dan terbuka.
d. Tujuan Pendaftaran Tanah ( Bab II Pasal 3 PP No.24/1997 )
Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak
lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya
sebagai pemegang hak yang bersangkutan, untuk menyediakan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk
Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan
dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah
dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar; untuk
terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Adapun fungsi dari
Pendaftaran Tanah: Sebagai alat pembuktian yang kuat secara hukum
mengenai letak, batas, luas, suatu bidang tanah serta hubungannya
dengan pemegang hak atas tanah.
 Asas Kotradiktur Delimitasi
Pengukuran batas bidang-bidang tanah ditetapkan oleh pejabat publik
yang berwenang berdasarkan hasil kesepakatan dalam penunjukkan

9
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

batas oleh pemilik bidang tanah yang bersangkutan bersama dengan


pemilik tanah yang berbatasan.Penetapan batas bidang tanah
dituangkan dalam Gambar ukur.
 Asas Publisitas
Pengujian kebenaran akan hasil pengukuran dan pemetaan tanah
melalui lembaga pengumuman yang diumumkan secara langsung dan
terbuka kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk memberi kesempatan kepada pihak yang beritikad baik.
 Asas Spesialitas
Bidang tanah yang telah diukur dan dipetakan secara kadastral
memenuhi keabsahan hukum mengenai letak, batas, dan luas yang
unik diatas permukaan bumi serta dapat direkonstruksikan kembali
dilapangan secara tepat.
II.3. Global Positioning System (GPS)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan
penentuan posisi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika
Serikat. Sistem yang secara nominal terdiri dari 24 satelit ini dapat digunakan
oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta desain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi yang teliti dan juga informasi
mengenai waktu secara kontinu di seluruh dunia.
Dalam pengukuran GPS terdapat beberapa macam metode pengukuran GPS
yaitu meliputi Metode Relatif (differential positioning), Metode Absolut,
Metode RTK dan Metode Statik. Dibawah ini dijelaskan tentang macam –
macam metode pengukuran GPS.
II.3.1. Metode Absolut
Metode ini juga dikenal dengan point positioning atau menentukan posisi
berdasarkan satu pesawat penerima (receiver) saja. Ketelitian posisi

10
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan umumnya


hanya diperuntukkan bagi keperluan navigasi. Karakteristik penentuan
posisi dengan cara absolut ini adalah sebagai berikut:
1. Posisi dtentukan dalam sistem WGS 84 (terhadap pusat bumi).
2. Prinsip penentuan posisi adalah perpotongan ke belakang dengan jarak
beberapa satelit sekaligus.
3. Hanya memerlukan satu receiver GPS.
4. Titik yang ditentukan posisinya bisa diam atau bergerak.
5. Ketelitaian posisi berkisar antara 5 sampai 10 meter.
Aplikasi utama untuk keperluan navigasi, metode posisi absolut ini
umumnya menggunakan data pseudorange dan metode ini tidak
dimaksudkan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang
tinggi.

Gambar II.3 Deskripsi Metode Absolut (Sumber: mupego.wordpress.com)


II.3.2. Metode Relatif (differential positioning)
Metode relatif yaitu menentukan posisi dengan menggunakan lebih
dari satu receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi
dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka
waktu tertentu dan dengan interval perekaman tertentu yang dijadikan
sebagai referensi bagi receiver yang lainnya. Penentuan posisi
11
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

sifatnya statik (titik – titik surveinya tidak bergerak). Data pengamatan


yang digunakan untuk penentuan posisi adalah data fase. Pengolahan data
umumnya dilakukan secara Post-processing. Antar titik tidak perlu bisa
saling melihat. Jenis baseline, yaitu:
1. Baseline Trivial
Yaitu baseline yang dapat diturunkan dari baseline – baseline lainnya
dari satu sesi pengamatan.
2. Baseline non trivial
Biasa disebut baseline bebas (independent). Pada satu sesi
pengamatan, jika ada n receiver yang beroperasi secara simultan maka
akan ada (n-1) baseline bebas. Set dari (n-1) baseline non trivial yang
akan digunakan akan mempengaruhi kualitas dari posisi titik yang
diperoleh.

Gambar II.1 Base line trivial dan non trivial (Sumber: yoghaken.blogspot.com)

Gambar II.2 Deskripsi Metode Differential (Sumber: yoghaken.blogspot.com)

12
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

II.3.3. Metode Real Time Kinematic (RTK)


Real Time Kinematik, artinya koordinat titik dapat kita peroleh
secara Real time dalam Koordinat UTM ataupun Lintang dan Bujur tanpa
melalui pemrosesan baseline. Metode RTK ini berbeda dengan metode
Statik, Karena pada metode statik koordinat baru diperoleh setelah
dilakukan pemrosesan baseline (Post Processing). GPS RTK memiliki
ketelitian yang tinggi yaitu dalam fraksi milimeter (1-5 mm).
Aplikasi GPS RTK cukup beragam diantaranya adalah Stake Out,
Penentuan dan rekonstruksi batas persil tanah, Survei pertambangan, Survei
rekayasa, dan aplikasi lainnya yang membutuhkan posisi titik koordinat
secara cepat dan dalam ketelitian centimeter.
1. Single Base RTK
Putra dan Khomsim (2013) menerangkan bahwa salah satu
teknologipemetaan yang mulai dikembangkan di Indonesia yaitu GNSS
(Global Navigation Sattelite System) jenis Real Time Kinematik. Single
base RTK merupakan pengamatan secara diffferensial dengan menggunakan
minimal dua receiver GNSS yang bekerja secara simultan dengan
menggunakan data phase. Koreksi data dikirimkan secara satu arah dari base
station kepada rover nmelalui transmisiradio. GPS differensial adalah
pengukuran secara presisi dari posisi relatif dua receiver yang melakukan
pemantauan terhadap sinyal GPS yang sama. Pengukuran dengan cara ini
lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran GPS standar (Badan
Pertanahan Nasional 2011).
Keterbatasan dari metode RTK (Real Time Kinematik) ini ialah
semakin panjang base line antara rover dengan stasiun referensi, maka
tingkat ketelitiannya akan semakin berkurang. Hal ini di sebabkan oleh
adanya kesalahan perlambatan sinyal satelit GNSS akibat pengaruh ionosfer

13
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

atau biasa disebut distance dependent yang semakin tinggi. Hal ini
desbabkan oleh jrak yang semakin jauh antara rover dengan stasiun
referensi sehingga proses pemecahan resolusi ambiguitas (ambiguity
resolution) antara base station dengan rover Sulit dilakukan (Badan
Pertanahan Nasional 2011).

Gambar II.4 Deskripsi Metode RTK (Sumber: geodetmanja.com)


2. Network Real Time Kinematik (NRTK)
Metode NRTK (Network Real Time Kinematic) merupakan sebuah
metode penentuan posisi secara relatif dari pengamatan di GNSS. NRTK
merupakan pengembangan dari metode single base RTK (Martin dan
Herring 2009). Secara umum prinsip kerja dari metode ini adalah merekam
data dari satelit GNSS secara kontinu yang akan disimpan dan dikirim ke
server Network RTK melalui jaringan internet secara serempak (Badan
Pertanahan Nasional 2011).
II.3.4. Metode Statik
Survei statik digunakan untuk menentukan koordinat dari titik-titik
kontrol yang relatif berjarak jauh satu dengan lainnya serta menuntut orde
ketelitian yang relatif lebih tinggi. Berikut ilustrasi gambar penentuan posisi
dengan Metode Relatif Statik.

14
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

Gambar II.5 Deskripsi Metode Statik (Sumber:yoghaken.blogspot.com)


Dalam penetuan posisi dengan Metode Relatif Statik Receiver yang
berfungsi sebagai observer berada dalam keadaan diam. Salah satu receiver
juga berdiri pada titik yang sudah diketahui koordinatnya (Stasiun
Referensi). Posisi akan diturunkan relative terhadap stasiun referensi.
II.4. Peta
II.4.1. Definisi Peta
Peta adalah gambaran atau Lukisan sebagian atau seluruh permukaan
bumi pada bidang datar dengan perbandingan tertentu, yang berisi suatu
jenis informasi-informasi tentang muka bumi tersebut. Peta juga
merupakan gambaran konversional atau sebuah perjanjian sebab
didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan dan kesepakatan yang bersifat
umum, seperti, dasar perhitungan garis bujur dan garis meridian, skala,
simbol warna dan sebagainya.
Sebuah peta harus memiliki 3 syarat pokok yaitu:

15
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

a. Peta Harus Sesuai Bentuknya (Conform).


Artinya: Bahwa bentuk sebuah peta yang tergambar walaupun kecil
harus sebangun dengan keadaan yang sesungguhnya, tidak boleh
menambah atau mengurangi.
b. Peta Harus Sesuai Jaraknya (Equidistant).
Bahwa dengan skala tertentu yang dipergunakan maka jarak-jarak
dan posisi-posisi dari segala kenampakannya walaupun kecil harus
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
c. Peta Harus Equivalent / Equal Areal (Sesuai Luasnya).
Maksudnya bahwa dengan skala yang dicantumkan dibawah judul
peta, apabila jarak dikalikan dengan skala peta hasilnya harus sesuai
dengan jarak sesungguhnya dilapangan.
Peta banyak dipergunakan dalam beberapa bidang karena:

 Merupakan alat peraga yang cukup efisien, teratur dan akurat.


 Merupakan dokumen ilmiah karena dapat dipergunakan untuk
keperluan riset serta rencana pelaksanaan sebuah pembangunan.
 Merupakan sumber informasi yang padat karena bersifat fisik, sosial,
ekonomi dan budaya.
 Merupakan salah satu hasil karya seorang geograf, karena dengan
mempelajari peta berarti sekaligus mempelajari geografi.
II.4.2. Pembuatan Peta
Proses pembuatan peta dalam pengukuran dan pemetaan kadastral lebih
fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau pedekatan kartografi
otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan data base. Peta kertas
dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan
kedalam SIG. peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala
dan dapat menunjukan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik
tertentu.

16
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

II.4.3. Manipulasi data


Data yang di peroleh dari hasil pengukuran akan membutuhkan
transformasi atau manipulasi untuk membuat data-data tersebut
kompatibel dengan sistem. Banyak berbagai macam alat bantu untuk
memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang tidak
dibutuhkan.

17
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

BAB III

METODE PELAKSANAAN

III.1. Metode Pelaksanaan

Mulai

Persiapan dan perencanaan

Pengenalan instansi

Inventaris dan pengumpulan


data

Data Tekstual Data Spasial


- Surat ukur
- Gambar
ukur

Entry data dalam aplikasi


KKP
Survey Lapangan dan
- Peta Kelerengan digitasi (koordinat)
- Peta Kelerengan
Validasi
Editing

Ploting bidang dalam peta


desa (peta pendaftaran)

Validasi

Link up data spasial dan


data tekstual

Validasi akhir

Peta PTSL

Selesai

18
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

Adapun penjelasan diagram alir adalah sebagai berikut :


1. Pesiapan dan Perencanaan
Mempersiapkan Alat dan perlengkapan yang di perlukan dalam Pelaksanaan.
2. Pengenalan Instansi
Pengenalan instansi dimaksudkan unntuk mengenalkan peserta KP pada
instansi dan sistematika pekerjaan yang dilaksanakan di Instansi.
3. Inventaris dan pengumpulan data
Pengumpulan Data dan pemeriksaan kembali data diperlukaan untuk
mendapat sumber data yang akan di analisis agar mendapatkan kesimpulan
untuk memecahkan masalah. Data yang di maksud adalah data spasial dan
data tekstual
4. Survey Lapangan dan Digitasi
Digitasi dan entry data dalam aplikasi KKP
Melakukan digitasi peta untuk merubah peta raster ke peta vektor degan
menggunakan ArcGIS dan mengentry data dalam aplikasi komputerisasi
kegiatan pertanahan. Entri data dan informasi yang berkaitan dengan data
fisik bidang tanah dilakukan pada aplikasi KKP.
5. Editing
Hasil digitasi biasanya belum sempurna, karena masih dapat dijumpai
kesalahan atau tidak akurat. Kesalahan tersebut umumnya terjadi akibat
ketidaktelitian manusia dalam proses digitasi peta atau karena faktor
kemampuan alat yang terbatas.
6. Ploting bidang dalam peta desa (peta pendaftaran)
membuat titik atau membuat garis dan tanda-tanda tertentu di peta.
7. Validasi
Melakukan validasi data
8. Link up data spasial dan data tekstual
proses link ke dalam aplikasi Geospasial Komputerisasi Kantor Pertanahan
(GeoKKP) Web menggunakan program (software) Autocad Map3D 2009.
Dalam tahapan ini dilakukan juga validasi data untuk memastikan kesesuaian
19
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

data tekstual dengan posisi dan bentuk bidang pada peta. Proses ini bertujuan
menghubungkan data tekstual dengan data spasial pada website KKP.
9. Validasi akhir
10. Peta pendaftaran tanah sistematis lengkap
Penyajian hasil peta dilakukan setelah melakukan digitasi peta, ploting bidang
dalam peta desa (peta pendaftaran), link up data spasial dan tekstual.
III.2. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Tanggal Pelaksanaan : 12 Agustus 2018
Tempat Kerja Praktik : Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Lamongan
Alamat : Kabupaten Lamongan
Volume Pekerjaan : ±1000 Bidang Tanah
III.3. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Kerja Praktik ini berupa pengenalan instansi, orientasi lapangan,
pengolahan data dan penggambaran yaitu :
a. Pengenalan Instansi
b. Orientasi Lapangan
c. Pengerjaan Kasus
d. Pembuatan Laporan

20
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

Berikut adalah table jadwal pelaksaan Kerja Praktik

Minggu
No Kegiatan
I II III IV V VI

Pengenalan
1
Instansi

2 Studi Literature

Orientasi
3
Lapangan
Pengerjaan
4
Kasus
Pengolahan
5
Data
Pembuatan
6
Laporan

Demikian jadwal pelaksaan diatas merupakan gambaran kegiatan yang akan


dilakukan selama melakukan kegiatan kerja praktek. Untuk jadwal pelaksaan tetap
akan menyesuaikan dengan jadwal yang diberikan oleh instansi terkait.

21
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

III.4. Penutup
Demikian proposal ini dibuat sebenar-benarnya dengan harapan dapat
memberikan gambaran singkat dan jelas tentang maksud dan tujuan diadakannya
Kerja Praktek di Kantor Badan Pertanahan K abupaten Seruyan. Kesempatan yang
diberikan oleh pihak perusahaan, dalam hal ini Kantor Badan Pertanahan Kabupaten
Seruyan. Tentu saja akan kami manfaatkan seoptimal mungkin dan hasilnya akan
kami susun dalam bentuk laporan. Besar harapan kami, agar dapat melaksanakan
Kerja Praktek di Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Seruyan. Semoga akan selalu
terjalin kerja sama yang baik dan saling menguntungkan antar lembaga Perguruan
Tinggi dalam hal ini Institut Teknologi Nasional Malang dengan pihak Kantor Badan
Pertanahan Kabupaten Seruyan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya
kepada kita semua. Atas kesediaan dan kesempatan yang diberikan, kami ucapkan
terima kasih.

22
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

CURRICULUM VITAE
A. DATA PRIBADI

Nama : Pedro Bernadino Freitas


NIM : 15.25.031
Jurusan : Teknik Geodesi, ITN – Malang – Jawa Timur 3x4
TTL : Bau-cau 21/12/1992
Umur : 25 Tahun
Status : Mahasiswa
Semester :9
Agama : Katolik
Kewarganegaraan : Timor Leste
Alamat Asal : Dili
Alamat Sekarang : Jl. Candi 2 no.550 f Malang
Email : freitaspedro2192@gmail.com
Nomor ponsel : 082234415762

B. PENDIDIKAN FORMAL
SD : 2002 - 2006 SDK Gariuai
SMP : 2007 - 2009 SLTP Smp 3 Villa-Nova Baucau
SMA : 2010 - 2012 STM Don Bosco Fatumaka, Baucau
STRATA 1 : 2014 Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional Malang.

23
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

C. PENDIDIKAN FORMAL
2015 - 2016 Panitia Geodesi Minded 2016 ITN Malang

Pelatihan / seminar:

 2016: Workshop Alat dan Software Total station (Leica)

Ketrampilan :

 MS Office
 Autocad
 Land desktop
 Total Stasion
 Waterpass
 Gps

24
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Proposal Kerja Praktek

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z. 2007. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita
Hendriatinigsih, S. 1979. Geomteris Jalan Raya dan Stake Out. Departemen Geodesi
FTSP – ITB: Bandung.
Purworahardjo, Umaryono U. 1989. Pengukuran Topografi. Jurusan Teknik Geodesi
FTSP-ITB : Bandung.

Maling, D.H. (1980). Coordinate Systems and Map Projections.


London Rais, Jacub (1977). Ilmu Ukur Tanah 1 & 2.

Tumewu, Lien (1979). Route Surveying. Jurusan Teknik Geodesi ITB Bandung

25

Anda mungkin juga menyukai