Disusun oleh :
Bella Leonora
20184010061
Diajukan Kepada :
dr. H. Ahmad Faesol, Sp. Rad, M.Kes
PRESENTASI KASUS
BATU VESICA URINARIA
Disusun oleh :
Bella Leonora
20184010061
Disetujui oleh :
Dokter Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
Usia : 65 tahun
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh nyeri dan sulit saat buang air kecil.
Tanda Vital:
Frekuensi nadi : 73 x/menit
Tekanan darah : 149/91 mmHg
Frekuensi nafas : 18 x/menit
Suhu : 37,6º C
Status Generalis:
Pemeriksaan Kepala-leher
Bentuk : Normocephal, simetris
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut : Bibir kering (-), bibir sianosis (-)
Leher : Limfadenopati (-)
Pemeriksaan Thorax
– Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Dinding dada simetris, ketertinggalan gerak (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
– Pemeriksaan Cor
Inspeksi : Ictus cordis (-)
Palpasi : Ictus cordis (+) di SIC V mid clavicula
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Suara S1-S2 normal, regular
Ekstremitas
Superior : Edema -/-, deformitas -/-, akral hangat +/+, CRT<2 dtk
Inferior : Edema -/-, deformitas -/-, akral hangat +/+, CRT<2 dtk
Flank
– Bulging -/-
– Nyeri Tekan -/-
– Nyeri Ketok Ginjal -/-
OUE
– Sirkumsisi (+), hipospadia (-), epispadia (-), discharge (-)
Suprapubic
– Perkusi: timpani
– Bulging (-)
– Nyeri tekan (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Kesan :
Vesicolithiasis
Prostat enlargement
c. BNO
Kesan :
Opasitas membulat tunggal di proyeksi cavum pelvis aspek dextra
susp vesicolithiasis
IV. DIAGNOSIS KERJA
Batu Vesica Urinaria dan BPH
Differensial Diagnosis:
– Batu Buli
– Tumor Buli
– Sistitis
V. RENCANA PENATALAKSANAAN
– Medikamentosa
– Intervensif
a. ESWL
b. Intracorporeal lithotripsy
c. Open blader surgery (vesicolitotomi) sectio alta
PEMBAHASAN
BATU VESICA URINARIA
A. Definisi
Batu saluran kemih atau yang sering disebut dengan vesicolithiasis adalah batu
yang menghalangi aliran air kemih akibat dari menutupi dari leher kandung
kemih, maka aliran yang megalir tiba-tiba akan berhenti dan menetes dengan rasa
nyeri. (effendi, 2010)
Vesicolithiasis adalah batu kandung kemih yang merupakan suatu keadaan yang
tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung komponen kystal dan
matriks organic (suyono, 2007). Batu saluran kemih ini dapat diakibatkan dari
kurangnya subtsansi tertentu di dalam tubuh seperti kalsium oksalat, kalisium
oksalat, dan adanya tingginya kadar asam urat.
B. Epidemologi
Batu saluran kemih merupakan penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi
setelah infeksi saluran kemih dan BPH. Batu bisa terdapat di ginjal, ureter, buli-
buli maupun uretra. Kasus batu buli-buli pada orang dewasa di Negara barat
sekitar 5%. dengan angka kejadian laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan,
terutama usia di atas 50 tahun. Hal ini berhubungan dengan bladder outlet
obstruction yang mengakibatkan retensi urin pada keadaan-keadaan seperti striktur
uretra, BPH, divertikel buli dan buli-buli neurogenik. (Cambel)
C. Etiologi
1. Migrating Stone
a. Awalnya terbentuk di upper urinary tract lalu bermigrasi ke VU
b. Ukurannya <1cm, bisa tereleminasi secara spontan
c. Kegagalan mengeleminasi batu tersebut biasanya terjadi pada anak2
karena bladder neck nya kecil / karena ada subvesical obstruction
2. Primary Bladder Lithiasis
a. Terbentuk di VU karena beberapa faktor
b. Berhubungan dengan nutrisi dan dietary deficiencies (dehidrasi kronis,
excessive protein / oxalate intake bersamaan dengan peningkatan produksi
endogen oxalate, Mg defisiensi)
c. Terbentuk dari pure ammonium urate atau kombinasi dengan Calcium
oxalate
3. Secondary Bladder Lithiasis
a. Biasa terjadi pada dewasa karena ISK, subvesical obstruction, neurogenic
bladder, benda asing
b. Asam urat, Ca oxalate, Ca fosfate, struvit
D. Factor Resiko
Terbentuknya batu salurah kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, ISK, dehidrasi, dan keadaan yang masih belum
terungkap/idiopatik.
Faktor yang mempermudah terjadinya batu:
1. Faktor intrinsik
a. Herediter (keturunan)
b. Umur
c. Jenis Kelamin
2. Faktor Ekstrinsik
a. Geografi
b. Iklim dan temperatur
c. Asupan air
d. Diet
e. Pekerjaa
E. Pathogenesis
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada
tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu
pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Teori pembentukan batu:
1. Teori inti (nucleus)
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam
keadaan metastable (tetap larut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan
tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang
saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian
akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi
kristal yang lebih besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastable
dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urin, konsentrasi
solut di dalam urin, laju aliran urin dalam saluran kemih
2. Teori matriks
Matrix organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin memberikan
kemungkinan pengendapan kristal.
3. Teori inhibitor kritalisasi
Beberapa substansi dalam urin menghambat terjadi kristalisasi, konsentrasi
yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Ion magnesium (Mg2+) dapat menghambat pembentukan batu karena jika
berikatan dengan oksalat akan membentuk garam magnesiun oksalat sehingga
jumlah oksalat yang akan berikatan dengan kalsium (Ca2+) membentuk
kalsium oksalat menurun.
1. Batu Kalsium
Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau
campuran kedua unsur tersebut. Faktor terjadinya batu kalsium adalah:
a. Hiperkalsiuri
Kadar kalsium dalam urin >250-300 mg/24 jam. Penyebab terjadinya
hiperkalsiuri antara lain:
– Hiperkalsiuri absorbtif terjadi karena adanya peningkatan absorbsi
kalsium melalui usus.
– Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan
reabsorbsi kalsium melalui tubulus ginjal.
– Hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi
tulang.
b. Hiperoksaluri
Ekskresi oksalat urin melebihi 45 gram per hari. Keadaan ini banyak
dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus setelah
menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya akan oksalat, seperti: teh, kopi, soft drink, kokoa,
arbei, sayuran berwarna hijau terutama bayam
c. Hipositraturia
Di dalam urin, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat
sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. •
Hipomagnesuria Di dalam urin, magnesium bereaksi dengan oksalat atau
fosfat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.
Kebanyakan terjadinya batu buli pada laki-laki usia tua didahului oleh
BPH. BPH menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan
menghambat aliran urin. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
intravesika. Untuk dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih
kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan
perubahan anatomi buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi,
terbentuknya selula, sakula dan divertikel buli-buli. Pada saat buli-buli
berkontraksi untuk miksi, divertikel tidak ikut berkontraksi, sehingga akan ada
stasis urin di dalam divertikel yang lama kelamaan mengalami supersaturasi dan
dapat membentuk batu.
F. penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
Gejala khas batu buli adalah kencing lancar tiba-tiba terhenti terasa sakit yang
menjalar ke penis bila pasien merubah posisi dapat kencing lagi. Pada anak-
anak mereka akan berguling-guling dan menarik-narik penisnya. Kalau terjadi
infeksi ditemukan tanda cyistitis, kadang-kadang terjadi hematuria.
Perubahan struktur pada buli-buli tersebut dirasakan pasien sebagai keluhan
pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)
yang terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritasi.Keluhan LUTS
2. Pemeriksaan Fisik
didapatkan adanya nyeri tekan suprasimpisis karena infeksi atau teraba adanya
urin yang banyak (bulging), hanya pada batu yang besar dapat diraba secara
bimanual.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. BNO
Melihat adanya batu radio-opak di saluran kemih. Urutan radioopasitas
beberapa jenis batu saluran kemih:
b. IVP
Mendeteksi adanya batu semi opak ataupun batu non opak yang tidak
terlihat di BNO, menilai anatomi dan fungsi ginjal, mendeteksi divertikel,
indentasi prostat.
c. USG
Menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (echoic shadow),
hidronefrosis, pembesaran prostat.
d. Pemeriksaan Laboratorium Darah rutin, kimia darah, urinalisa dan kultur
urin.
G. Penatalaksanaan
Batu buli-buli dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, litotripsi maupun
pembedahan terbuka.
1. Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang berukuran < 5mm, karena diharapkan batu dapat keluar
spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar
aliran urin dengan pemberian diuretikum dan minum banyak supaya dapat mendorong
batu keluar dari saluran kemih.
Bagan Penatalaksanaan