Anda di halaman 1dari 2

MUARAENIM - Halimin,51, karyawan PT Bukit Asam (PTBA) Persero Tbk

meninggal di tempat saat menjalankan tugasnya di lokasi pertambangan Muara Tiga


Besar Utara (MTBU) yang masuk wilayah Kecamatan Merapi, kemarin.

Saat itu korban diketahui sedang melakukan tugasnya memandu Bucket Wheel
Ekcavator (BWE) untuk menggali batu bara. Saat kejadian korban sedang berada di
atas tebing. Entah bagaimana tebing tersebut longsor dan korban ikut terseret
kemudian tertimbun material. Rekan-rekan korban yang mengetahui hal itu berusaha
melakukan evakuasi, namun sayang akhirnya korban ditemukan sudah tidak
bernyawa.

Direktur Utama PTBA Persero Tbk Milawarma melalui GM Unit Produksi Tanjung
Enim (UPTE) Wibisono saat memberikan sambutan atas nama manajemen PTBA di
rumah duka di Kompleks BTN Keban Agung No 5 Desa Keban Agung Kecamatan
Lawang Kidul membenarkan jika korban me ninggal dunia akibat tertimbun
longsoran material di lokasi penambangan milik PTBA.

“Kejadianya sangat cepat, almarhum saat itu sedang berdiri di lokasi kejadian dan
secara tiba-tiba tanahnya tempat berdiri mengalami longsor dan almarhum ikut
tertimbun,” ujar Wibisono. Korban sendiri diketahui adalah operator atau pemandu
BWE. Saat kejadian korban sedang mengarahkan timnya dalam mengoperasikan
BWE.
Menurut Wibisono, kejadian tersebut jelas adalah musibah dan pihak manajemen PT
BA, menurut Wibisono sangat kehilangan. Apalagi korban selama ini dikenal sebagai
pegawai dan karyawan yang berdedikasi tinggi.“Bagi kami beliau adalah pahlawan
pekerja,”tandasnya.

Sementara Sekretaris Perusahaan PTBA Persero Tbk Joko Pramono


menambahkan, kejadian ini murni kecelakaan kerja dan bukan human error. Hanya
saja menurutnya, sesuai dengan ketentuan dan aturan dalam dunia kerja dibidang
pertambangan, untuk menindak lanjuti kejadian, pihaknya sudah menyerahkan
kepada tim terkait termasuk kepada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Muaraenim untuk melakukan penyelidikan dan investigasi.

Joko mengakui, sampai sekarang belum melaporkan kejadian ini kepada pihak
kepolisian. Hanya saja lokasi kejadian saat ini sudah disterilkan sampai nanti tim
melakukan investigasi. “Manajemen kita sudah mengamankan lokasi kejadian dan
kita serahkan kepada tim terkait untuk melakukan investigasi dan tindak lanjut,”
tukasnya.

PTBA selama ini dikenal sebagai perusahaan dengan angka kecelakaan kerja
sangat sedikit. Bahkan PTBA pernah menerima penghargaan Final Zero Accident.
Hanya saja menurut Joko, penghargaan tersebut berlakunya pertahun. Kejadian
yang menimpa korban Halimin menurutnya adalah kecelakaan kerja pertama di
PTBA di tahun 2015.

“Kalau penghargaan itu hitungan waktunya per tahun mas dan memang kita pernah
menerima penghargaan,” ucapnya. Terkait hak-hak korban selaku karyawan yang
masih aktif dan meninggal saat menjalankan tugas, kata dia, manajemen akan
memberikan penghargaan dan memenuhi hak-hak korban sebagai karyawan. Tentu
saja hal itu akan dibahas di manajemen.“Yang jelas apa yang menjadi haknya akan
diberikan,” tutupnya.

Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto melalui Kapolsek Lawang Kidul AKP Herli
Setiawan mengaku sudah mendapatkan informasi kejadian itu. Pihaknya juga sudah
menugaskan tim untuk mengecek lokasi kejadian. Hanya saja karena lokasi kejadian
masuk dalam wilayah Polsek Merapi Polres Lahat,maka penyelidikan menjadi
kewenangan pihak Polres Lahat. “Itu masuk wilayah Lahat jadi penyelidikan
dilakukan pihak Polres Lahat melalui Polsek Merapi,” katanya.

Terpisah Kapolsek Merapi, AKP Hikmat mengatakan, hingga sore ini (kemarin)
pihaknya belum mendapatkan laporan resmi atas kejadian ini . Sehingga pihaknya
belum bisa mengambil tindakan dan langkah-lankah penyelidikan terkait kejadian
tersebut.

Pantauan KORAN SINDO PALEMBANG di rumah duka, ratusan pelayat nampak


meme nuhi rumah duka. Almarhum diketahui sudah bekerja di PTBA selama 28
tahun. Almarhum dilahirkan di Desa Rantau Tenang, Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Empat lawang. Almarhum diketahui meninggalkan satu orang isteri, tiga
orang anak dan satu orang cucu.

Anda mungkin juga menyukai