Oleh :
Sucitra Dewi
NIM. 0910720015
Kelompok 5
I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
- Stoke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian.
B. Etiologi
1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju ke otak
2. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak
3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak
C. Klasifikasi
1. Stroke Hemoragik (perdarahan)
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu. Biasanya
terjadi saat melakukan aktivitas namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
biasanya menurun. Perdarahan otak dibagi 2 yaitu :
a. Perdarahan intraserebral
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah
otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka mengakibatkan darah masuk
kedalam jaringan otak, membentuk masa yang menekan jaringan otak, dan
menimbulkan edema otak.
b. Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan akibat pecahnya aneurisma. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang
subaraknoid menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri dan vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global
(sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemi
sensorik, afasia)
2. Stroke non Hemoragik
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosit serebral, biasanya terjadi saat setelah
lama beristirahat/baru bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran
umumnya baik.
a. Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain) merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Emboli serebral adalah bekuan darah atau material lain yang di
bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain yang dapat berupa jendalan darah, Kristal
kolesterol, deposit metastasis, embolus septic, embolus traumatic atau dapat juga
gelembung nitrogen. (Harsono, 2005). Pada emboli serebal erat kaitannya dengan
penyakit pada jantung seprti endokarditis, infeksif, penyakit jantung reumatik, infark
miokard serta infeksi pulmonal. Iskemia serebral atau penurunan alirah darah ke otak
terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang mensuplai darah ke otak.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
• Katup-katup jantung yang rusak akibat rheumatic heart disease (RHD)
• Myokard infark
• Fibrilasi keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali
dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
• Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-
gumpalan pada endokardium.
b. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, menghentikan aliran darah ke
jaringan otak yang disediakan oleh pembuluh dan menyebabkan kongesti dan
radang. Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti
di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebral. Tanda dan gejala
neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah rutin
2) Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri
3) Pemeriksaan kimia darah :pada stoke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah
dapat mencapai 250mg didalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun
kembali
4) Lumbal pungsi, pemeriksaan likuor merah biasanya di jumpai pada perdarahan yang
masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
sewaktu hari – hari pertama
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi:
a. Pengobatan Konservatif
Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk. pengobatan konservatif meliputi:
1) Diuretika: Untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3
sampai 5 hari setelah infark serebral.
2) Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi dari tempat lain dalam
kardiovaskuler.
3) Anti trombosit: dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting
dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.
b. Pengobatan pembedahan
Menurut Arif Muttaqin, tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral
1) Endosteroktomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka
arteri karotis di leher.
2) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh klien TIA
b. Penatalaksanaan Diet
Penatalaksanaan nutrisi yang dianjurkan pada klien dengan stroke infark yaitu dengan
memberikan makanan cair agar tidak terjadi aspirasi dan cairan hendaknya dibatasi dari hari
pertama setelah cedera serebrovaskuler (CVA) sebagai upaya untuk mencegah edema
otak, serta memberikan diet rendah garam dan hindari makanan tinggi lemak dan kolesterol.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
1. Identitas.
Stroke dapat terjadi pada siapapun dan pada usia berapapun tapi 2/3 stroke biasanya terjadi
pada usia lebih dari 65 tahun
2. Keluhn utama
Penderita stroke biasanya mengalami sakit kepala yang sangat berat,yang tiba-tiba dan
adanya penurunan kesadaran serta abnormalitas pada tanda-tanda vital(Kelemahan
anggota gerak sebelah badan,bicara pelo,dan tidak dapat berkomunikasi)
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien menderita penyakit hipertensi atau DM
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Timbul secara mendadak dan disebabkan karena gangguan peredaran darah
otak,saat klien melakukan aktivitas biasanya nyeri kepala,mual muntah,bahkan mengalami
kelumpuhan separoh badan.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : Mengalami penurunan kesadaran/lemah
Suara : Kadang mengalami gangguan bicara yang sukar di mengerti
b. Body system
1. Sistem pernapasan
I : Terdapat penapasan cuping hidung
P : Menggunakan otot bantu pernapasan
P : Sonor
A : Terdapat ronchi
2. Sistem kardiovaskuler
I : Ictus cordis kadang tampak
P : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5
P : Redup
A : Ada suara tambahan (mur-mur)
3. Sistem integumen
Kulit : Klien tampak pucat karena kurang O2 dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit
menurun
Kuku : Adanya cianosis
4. Sistem eliminasi alvi
Biasanya terjadi konstipasi
5. Sistem eliminasi uri
Terdapat inkontinesia uri
6. Sistem muskuluskletal
Klien biasanya kejan otot/ nyri oto
7. Sistem neurologi
a. Pemeriksaan sensori
Penglihatan kabur,pendengaran menurun
b. Motorik
Terjadi kelumpuhan,kelemahan pada salah satu tubuh
Pohon Masalah
ASUHAN KEPERAWATAN CVA Emboli
1. MASALAH KEPERAWATAN
- Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
- Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskular
- Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan emboli
Intervensi keperawatan :
1. Terapi mobilitas sendi (secara rutin)
2. Bedrest care (secara rutin)
3. Pengamatan pada kulit (secara rutin)
4. Memposisikan pasien dengan tepat (secara rutin)
5. Manajemen usus (sesuai order)
6. Pencegahan sirkulasi (sesuai order)
7. Manajemen tekanan (secara rutin)
Intervensi keperawatan :
1. Merawat mulut secara rutin
2. Membantu pasien membilas mulut
3. Konsultasi pada dokter jika mulut pasien kering, iritasi dan ada ketidaknyamanan
yang berlebih
4. Membantu perineal care
Intervensi keperawatan :
1. Manajemen cairan/elektrolit (sesuai order)
2. Monitor TTV (secara rutin)
3. Regulasi hemodinamik (sesuai order)
4. Interpretasi data laboratorium (sesuai order)
5. Kemajuan perfusi serebral (continuous)
6. Terapi oksigen (sesuai order)
7. Ventilasi mekanik (sesuai order)
8. Administrasi pengobatan (sesuai order)
9. Manajemen pengobatan (sesuai order)