Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

Pasien dengan CVA-E (Carebrovascular Accident Embolic)


DI RUANG 26 STROKE UNIT
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :

Sucitra Dewi

NIM. 0910720015

Kelompok 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LAPORAN PENDAHULUAN
Dengan Kasus CVA (CerebroVasculerAccident) Emboli

I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
- Stoke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian.

B. Etiologi
1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju ke otak
2. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak
3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak

C. Klasifikasi
1. Stroke Hemoragik (perdarahan)
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu. Biasanya
terjadi saat melakukan aktivitas namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
biasanya menurun. Perdarahan otak dibagi 2 yaitu :
a. Perdarahan intraserebral
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah
otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka mengakibatkan darah masuk
kedalam jaringan otak, membentuk masa yang menekan jaringan otak, dan
menimbulkan edema otak.
b. Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan akibat pecahnya aneurisma. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang
subaraknoid menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri dan vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global
(sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemi
sensorik, afasia)
2. Stroke non Hemoragik
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosit serebral, biasanya terjadi saat setelah
lama beristirahat/baru bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran
umumnya baik.
a. Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain) merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Emboli serebral adalah bekuan darah atau material lain yang di
bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain yang dapat berupa jendalan darah, Kristal
kolesterol, deposit metastasis, embolus septic, embolus traumatic atau dapat juga
gelembung nitrogen. (Harsono, 2005). Pada emboli serebal erat kaitannya dengan
penyakit pada jantung seprti endokarditis, infeksif, penyakit jantung reumatik, infark
miokard serta infeksi pulmonal. Iskemia serebral atau penurunan alirah darah ke otak
terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang mensuplai darah ke otak.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
• Katup-katup jantung yang rusak akibat rheumatic heart disease (RHD)
• Myokard infark
• Fibrilasi keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali
dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
• Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-
gumpalan pada endokardium.
b. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, menghentikan aliran darah ke
jaringan otak yang disediakan oleh pembuluh dan menyebabkan kongesti dan
radang. Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti
di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebral. Tanda dan gejala
neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis.

D. Faktor Resiko Pada Stroke


Menurut Smeltzer, 2002 faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke non hemoragi yaitu:
1. Hipertensi
Merupakan factor resiko utama. Pengendalian hipertensi adalah kunci utama mencegah
stroke. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang potensial. Hipertensi dapat
mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila
pembuluh darah otak pecah maka timbullah perdarahan otak dan apabila pembuluh
darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel – sel otak akan
mengalami kematian.
2. Penyakit kardiovaskuler, embolisme serebral yang berasal dari jantung, penyakit
arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas
irama (khususnya fibrasi atrium), penyakit jantung kongestif.
Berbagai penyakit jantung berpotensi untuk menimbulkan stroke. Faktor risiko ini akan
menimbulkan hambatan/sumbatan aliran darah ke otak karena jantung melepas
gumpalan darah atau sel – sel/jaringan yang telah mati ke dalam aliran darah. Kerusakan
kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak.
Ddisamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung
dan pembuluh darah.
3. Kolesterol tinggi
Meningginya angka kolesterol dalam darah, terutama low density lipoprotein (LDL),
merupakan faktor risiko penting untuk terjadinya arteriosklerosis (menebalnya dinding
pembuluh darah yang kemudian diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah).
Peningkatan kad ar LDL dan penurunan kadar HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner.
4. Infeksi
Peradangan juga dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, terutama yang
menuju otak. Yang mampu berperan sebagai faktor risiko stroke adalah tuberkulosis,
malaria, lues, leptospirosis, dan in feksi cacing.
5. Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung. Pada obesitas dapat terjadi
hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh drah otak.
6. Peningkatan hemotokrit meningkatkan resiko infark serebral
7. Diabetes, Terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran
darah
Diabetes Mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran
besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter
pembuluh darah tadi dan penyempitan tersebut kemudian akan mengganggu kelancaran
aliran ke otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel – sel otak.
8. Kontrasepsi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan estrogen
tinggi)
9. Merokok
Merokok merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya infark jantung. Pada perokok
akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis.
10. Usia
Merupakan foktor resiko independen terjadinya strok, dimana refleks sirkulasi sudah tidak
baik lagi.
11. Penyalahgunaan obat (kokain)
12. Konsumsi alkohol
13. Faktor keturunan / genetic

E. Tanda dan gejala


Pada stroke non hemorragik gejala utamanya adalah timbulnya deficit neurologis secara
mendadak. Didahului pada waktu bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun,
kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia > 50 tahun.
Gejala neorogisnya yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah dan
lokasinya. Menifestasi stroke dapat berupa :
- Kelumpuhan anggota badan yang timbul mendadak
- Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemosensorik).
- Perubahan mendadak status mental (konvulsi, delirium, stupor atau koma)
- Afasia (bicaara tidak lancar, kurangnya ucapan / kesulitan memahami ucapan.
- Disartia (bicara pelo/cadel)
- Gangguan penglihatan
- Ataksia (gerakan tidak teratur)
- Vertigo (pusing berat / perasaan berputar-putar)

Menurut Smeltzer (2001) manifestasi klinis stroke terdiri atas:


1. Defisit Lapang Penglihatan
a. Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan), sisi visual yang
terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak
menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu sisi
tubuh.
b. Kehilangan penglihatan perifer, Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari
objek atau batas objek.
c. Diplopia (Penglihatan ganda).
2. Defisit Motorik
Stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter.
Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan pada
neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak.
a. Hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh)
b. Hemiparesis
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis wajah (karena lesi pada
hemisfer yang berlawanan).
c. Ataksia
Berjalan tidak mantap atau tegak, Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang
luas.
d. Disartria (kesulitan berbicara)
Kesulitan dalam membentuk kata, ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara.
e. Disfagia
Kesulitan dalam menelan.
3. Defisit Verbal
Fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke
adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat
dimanifestasikan oleh hal berikut :
a. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif :
- Afasia Ekspresif
Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon
kata tunggal.
- Afasia Reseptif
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.
b. Afasia Global
Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.
c. Apraksia
Ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.
d. Defisit Kognitif dan efek psikologis
Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang, penurunan
lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi , alasan abstrak buruk,
perubahan penilaian dan kurang motivasi
e. Defisit Emosional
Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas emosional, penurunan toleransi
pada situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan
marah, perasaan isolasi
4. Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan
untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
5. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia
urinarius karena kerusakan kontrol motorik.
F. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan diagnostik
1) CT scan :untuk menetukan secara spesifik letak edema, adanya jaringan otak yang
infark ataupun perdarahan dan posisinya secara pasti
2) MRI :untuk menunjukkan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak
3) Angografi serebral:untuk menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan aneurisma/ malformasi vesikuler
4) Pemeriksaan foto torak : dapat memperlihatkan keadan jantung pakah terjadi
pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda klinis pada penderita stroke.
5) EEG : pemeriksaan ini untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak

 Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah rutin
2) Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri
3) Pemeriksaan kimia darah :pada stoke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah
dapat mencapai 250mg didalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun
kembali
4) Lumbal pungsi, pemeriksaan likuor merah biasanya di jumpai pada perdarahan yang
masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
sewaktu hari – hari pertama
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi:
a. Pengobatan Konservatif
Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk. pengobatan konservatif meliputi:
1) Diuretika: Untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3
sampai 5 hari setelah infark serebral.
2) Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi dari tempat lain dalam
kardiovaskuler.
3) Anti trombosit: dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting
dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.
b. Pengobatan pembedahan
Menurut Arif Muttaqin, tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral
1) Endosteroktomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka
arteri karotis di leher.
2) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh klien TIA

b. Penatalaksanaan Diet
Penatalaksanaan nutrisi yang dianjurkan pada klien dengan stroke infark yaitu dengan
memberikan makanan cair agar tidak terjadi aspirasi dan cairan hendaknya dibatasi dari hari
pertama setelah cedera serebrovaskuler (CVA) sebagai upaya untuk mencegah edema
otak, serta memberikan diet rendah garam dan hindari makanan tinggi lemak dan kolesterol.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
1. Identitas.
Stroke dapat terjadi pada siapapun dan pada usia berapapun tapi 2/3 stroke biasanya terjadi
pada usia lebih dari 65 tahun
2. Keluhn utama
Penderita stroke biasanya mengalami sakit kepala yang sangat berat,yang tiba-tiba dan
adanya penurunan kesadaran serta abnormalitas pada tanda-tanda vital(Kelemahan
anggota gerak sebelah badan,bicara pelo,dan tidak dapat berkomunikasi)
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien menderita penyakit hipertensi atau DM
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Timbul secara mendadak dan disebabkan karena gangguan peredaran darah
otak,saat klien melakukan aktivitas biasanya nyeri kepala,mual muntah,bahkan mengalami
kelumpuhan separoh badan.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : Mengalami penurunan kesadaran/lemah
Suara : Kadang mengalami gangguan bicara yang sukar di mengerti

b. Body system
1. Sistem pernapasan
I : Terdapat penapasan cuping hidung
P : Menggunakan otot bantu pernapasan
P : Sonor
A : Terdapat ronchi
2. Sistem kardiovaskuler
I : Ictus cordis kadang tampak
P : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5
P : Redup
A : Ada suara tambahan (mur-mur)
3. Sistem integumen
Kulit : Klien tampak pucat karena kurang O2 dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit
menurun
Kuku : Adanya cianosis
4. Sistem eliminasi alvi
Biasanya terjadi konstipasi
5. Sistem eliminasi uri
Terdapat inkontinesia uri
6. Sistem muskuluskletal
Klien biasanya kejan otot/ nyri oto
7. Sistem neurologi
a. Pemeriksaan sensori
Penglihatan kabur,pendengaran menurun
b. Motorik
Terjadi kelumpuhan,kelemahan pada salah satu tubuh

Pohon Masalah
ASUHAN KEPERAWATAN CVA Emboli
1. MASALAH KEPERAWATAN
- Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
- Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskular
- Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan emboli

2. DIAGNOSA, TUJUAN, DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4x24 jam pasien mampu
mengubah poisi tubuhnya secara bebas, dengan atau tanpa bantuan orang lain
dengan indikator :
- Dapat bergerak dari sisi ke sisi sambil berbaring
- Dapat bergerak dari berbaring menjadi duduk
- Dapat bergerak dari duduk menjadi berdiri

Intervensi keperawatan :
1. Terapi mobilitas sendi (secara rutin)
2. Bedrest care (secara rutin)
3. Pengamatan pada kulit (secara rutin)
4. Memposisikan pasien dengan tepat (secara rutin)
5. Manajemen usus (sesuai order)
6. Pencegahan sirkulasi (sesuai order)
7. Manajemen tekanan (secara rutin)

2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskular


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5x24 jam pasien mampu
melakukan / menyelesaikan kegiatan mandi / hygiene diri sendiri dengan indikator
- Oral hygiene
- Mandi

Intervensi keperawatan :
1. Merawat mulut secara rutin
2. Membantu pasien membilas mulut
3. Konsultasi pada dokter jika mulut pasien kering, iritasi dan ada ketidaknyamanan
yang berlebih
4. Membantu perineal care

3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan emboli


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6x24 jam pasien dapat
mempertahankan fungsi selnya dengan mencukupkan aliran darah melalui pembuluh
darah dengan indikator :
- Tekanan darah sistol dan diastol
- Fungsi pernapasan
- Ketidakseimbangan cairan
- Keseimbangan asam basa dan elektrolit
- Fungsi neurologis
- Saturasi oksigen mixed venous
- Integritas kulit
- Tekanan MAP

Intervensi keperawatan :
1. Manajemen cairan/elektrolit (sesuai order)
2. Monitor TTV (secara rutin)
3. Regulasi hemodinamik (sesuai order)
4. Interpretasi data laboratorium (sesuai order)
5. Kemajuan perfusi serebral (continuous)
6. Terapi oksigen (sesuai order)
7. Ventilasi mekanik (sesuai order)
8. Administrasi pengobatan (sesuai order)
9. Manajemen pengobatan (sesuai order)

Anda mungkin juga menyukai