Anda di halaman 1dari 6

Resume Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Oleh Ghezy Fairuz Rayhan (M0616020)


“Pancasila dalam Pendekatan Filsafat” dari Buku Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Kedua karangan Winarno, S.Pd., M.Si.

Pancasila dalam Pendekatan Filsafat

Pancasila dalam pendekatan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang


mendalam mengenai pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara
ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila dalam bangunan
bangsa dan Negara Indonesia.

I. Nilai-nilai yang Terkandung pada Pancasila


Berdasarkan pemikiran filsafati, Pancasila sebagai filsafat merupakan suatu
nilai. Rumusan pancasila sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 1945
Alinea IV adalah sebagai berikut .
1. Ketuhanan Maha Esa
2. Kemanusian yang adil dab beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permuswaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Kelima sila dari pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai nilai-nilai yang
merupakan perasaan dari sila-sila pancasila tersebut adalah
1. nilai ketuhanan
2. nilai kemanusiaan
3. nilai persatuan
4. nilai kerakyatan
5. nilai keadilan
Nilai adalah suatu penetapan atau kualitas yang menyangkut jenis dan minat
manusia yang baik, berharga, dan berguna bagi manusia. Nilai merupakan
suatu penghargaan yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia
karena suatu itu :
1. berguna (useful)
2. keyakinan (belief)
3. memuaskan (satisfying)
4. menarik (interesting)
5. menguntungkan (profitable)
6. menyenangkan (pleasant)
Ciri-ciri suatu nilai, yaitu:
1. meupakan suatu realitas abstrak
2. bersifat normatif
3. sebagai motivator manusia dalam bertindak
Menurut prof. Notonegoro Nilai ada 3 macam, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai materiil, sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2. Nilai Vital, sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melaksanakan
kegiatan
3. Nilai kerohanian, dibedakan menjadi 4:
a. nilai kebenaran bersumber pada akal pikir manusia (rasio, budi,
cipta)
b. nilai estetika ( keindahan ) bersumber dari rasa manusia
c. nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada kehendak keras,
karsa hati, nurani manusia
d. nilai religius ( ketuhanan ) bersifat mutlak yang bersumber dari
keyakinan manusia
Dalam Filsafat nilai dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Nilai logika, yaitu Nilai tentang benar-salah
2. Nilai Etika, yaitu Nilai tentang baik-buruk dan
3. Nilai estetika, yaitu Nilai tentang indah-jelek.
Dalam Filsafat Pancasila disebutkan bahwa ada 3 tingkat nilai, yaitu:
1. Nilai dasar
Merupakan dasar nilai instrumental. Nilai dasar yaitu asas-asas yang
kita terima sebagai dalil yang bersifat sebanyak dikit mutlak. Nilai
dasar tersebut yaitu sebagai suatu yang benar atau tidak peru di
pertanyakan lagi.
2. Nilai instrumental
Nilai sebagai pelaksana umum dari nilai dasar. Umunya berbentuk
norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya atau terkristalisasi
dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga Negara.
3. Nilai praksis
Nilai yang sesunggunya dilaksanakan dalam kenyataan. Nilai praksis
sesunggunya menjadi batu ujian apakah nilai dasar atau nilai
instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat Indonesia
Nilai dasar pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan, nilai kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan
nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, dinyatakan
bahwa nilai dasar pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan dan keadilan.
Pada sila pertama, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti
adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai
pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang religius, bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki
arti bahwa adanya pengakuan akan kebebasan memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak adanya paksaan serta tidak berlaku diskriminasi
antarumat beragama.
Pada sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti
kesadaran sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntunan hati nurani dengan memperlakukan suatu hal
sebagaimana mestinya. Secara mutlak, pada nilai ini terdapat adanya
pengakuan terhadap hak asasi manusia.
Pada sila ketiga, persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah
bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui
dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia.
Pada sila ke empat, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mengandung makna suatu
pemerintah dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan nilai ini, diakui
paham demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan keputusan melalui
musyawarah mufakat.
Pada sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung
makna sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya masyarakat indonesia
yang adil dan makmur secara lahirian maupun batiniah. Berdasarkan nilai
ini,keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang diharapkan oleh seluruh
bangsa.

II. Mewujudkan Nilai Pancasila sebagai Norma Bernegara


Norma atau kaidah adalah aturan pedoman bagi manusia dalam berperilaku
sebagai perwujudan dari nilai. Setiap norma pasti mengandung nilai. Dan nilai
sekaligus menjadi sumber bagi norma.
Norma kehidupan yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari ada empat
yatu sebagai berikut :
1. Norma agama
Norma ini disebut juga dengan norma religi atau kepercayaan. Norma
ini ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan dirinya
sendiri.
2. Norma moral
Norma ini disebut juga dengan norma kesusilaan atau etika budi
perkerti. Norma moral menentukan bagaimana kita menilai seseorang.
3. Norma kesopanan
Norma kesopanan disebut juga norma adat, sopan satun tata krama, atau
norma fatsoen. Norma sopan santun didasarkan atas kebiasaan,
kepatuhan, dan kepantasan yang berlaku dalam masyarakat.
4. Norma Hukum
Norma hukum berasal dari luar diri manusia yang memaksa kepada kita
masyarakat secara resmi ( Negara ) diberi kuasa untuk memberi sanksi
atau menjatuhkan hukuman.
Pengalaman bersejarah pernah menjadikan pancasila sebagai semacam
norma erik bagi para pelaku segenap waga bangsa. Ketetapan MPR
No.II/MPR/1978 tentang P4 dianggap sebagai etika sosial dan etika politik bagi
bangsa indonesia yang di dasari atas nilai- nilai pancasila. Penataran P4 dan
segala atributnya dianggap gagal bukan karena kesalahan nilai norma dan
moral dari pancasila, tetapi cara pendekatannya yang indoktrinatif dan
monolitik.
Di era sekarang ini, tampaknya kebutuhan akan norma etik untuk kehidupan
bernegara masih perlu bahkan amat penting untuk ditetapkan, hal ini ini
terwujud dengan keluarnya ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika
kehidupan berbangsa, bernegara bermasyarakat.
Etika kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat ini bertujuan
untuk:
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai
etika dan moral dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat
Etika Kehidupan berbangsa melipiti sebagai berikut :
1. Etika Sosial dan Budaya
Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan
menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami,
saling menghargai, saling mencintai, dan tolong-menolong di antara
sesama manusia dan anak bangsa.
2. Etika pemerintahan dan politik
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang efisien,
dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang
bercirikan keterbukaan rasa bertanggung jawab tanggap akan aspirasi
rakyat menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesedihan untuk
menerima pendapat yang lebih benar walau datang dari per orang
ataupun kelompok orang serta menjujung tinggi hak asasi manusia.
3. Etika Ekonomi dan Bisnis
Etika ini dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi, baik oleh
pribadi, institusi maupun pengambilan keputusan dalam biodang
ekonomi, dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi
4. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
Etika ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib
sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat
diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan
yang ada.
5. Etika keilmuan dan disiplin kehidupan
Etika keilmuan diwujudkan dengan menjungjung tinggi nilai-nilai ilmu
pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis
dan objektif.

Anda mungkin juga menyukai