PEMBIMBING TUTOR :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
KATA PENGANTAR
Atastersusunnyamakalahinikamitidaklupauntukmengucapkanterimakasih kepada:
2) Teman-teman kami yang telah menyumbangkan do’a dan pikirannya untuk menyusun
makalah ini.
Dengan kerendahan hati, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi semua pihak
dan bisa menjadi referensi bagi tugas-tugas yang akan kami susun selanjutnya.
Atasperhatiannya, kamiucapkanterimakasihdanapabilaadasalahpenulisan kata dalam makalah
ini kami mohon maaf.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………......
BAB :
I. SKENARIO……………………………………………………………...............
II. KATA KUNCI………………………………………………………………......
III. PROBLEM……………………………………………………………………....
III.1.........................................................................................................LATAR BELAKANG
III.2....................................................................................................RUMUSAN MASALAH
IV. PEMBAHASAN………………………………………………………………...
IV.1...........................................................................................................................BATASAN
.........................................................................................................................................
IV.2.....ANATOMI / HISTOLOGI / FISIOLOGI / PATOFISIOLOGI / PATOMEKANISME
.........................................................................................................................................
IV.3.....................JENIS – JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN ..............................
IV.4................................................................................................................GEJALA KLINIS
.........................................................................................................................................
IV.5.................................................................................PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT
.........................................................................................................................................
IV.6...................................................................PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT
.........................................................................................................................................
V. HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS).........................................
VI. ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS..............................................
6.1 GEJALA KLINIS............................................................................................
6.2 PEMERIKSAAN FISIK..................................................................................
6.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................................
VII. HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)....................................................................
VIII. MEKANISME DIAGNOSIS................................................................................
IX. STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH....................................................
- PENATALAKSANAAN ...............................................................................
- PRINSIP TINDAKAN MEDIS .....................................................................
X. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI.....................................................................
- CARA PENYAMPAIAN PROGNOSIS KEPADA PASIEN .......................
- TANDA UNTUK MERUJUK PASIEN ........................................................
- PERAN PASIEN / KELUARGA UNTUK PENYEMBUHAN ....................
- PENCEGAHAN PENYAKIT ........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
SKENARIO 3
Pak Firman (55 Tahun) sedang bermain tenis. Tiba-tiba pak Firman jatuh terduduk di
lapangan tenis. Wajahnya pucat dan berkeringat dingin. Temannya segera mengantarkan pak
Firman ke rumah sakit terdekat.
BAB II
KATA KUNCI
PROBLEM
Pucat dan berkeringat dingin merupakan salah satu kejadian yang dapat terjadi pada
siapapun. Biasanya kondisi seperti ini bisa disebut juga syok. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya kondisi seperti ini. Salah satu faktor yang mendasari kejadian seperti
ini yaitu kelelahan. Pada kondisi pucat dan berkeringat dingin biasanya pasien juga akan
mearsakan detak jantung meningkat. Jantung merupakan organ vital kita. Jantung berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan oksigen dan nutrisi
yang cukup. Oksigen dan nutrisi diangkut oleh darah melalui pembuluh darah khusus yang
disebut arteri koroner. Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu sebab terdapat kalangan atau
kelainan di atrium kanan sehingga suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung
secara normal. Keadaan di atas dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu bentuk utama penyakit
kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah), dan merupakan salah satu penyebab
utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang. Pada penyakit jantung koroner
terjadi penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner yang dapat menghambat proses
aliran darah menuju jantung. Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya
proses ateroklerosis (perkapuran), yang diawali dengan penimbunan lemak pada lapisan -
lapisan pembuluh darah tersebut. Proses ateroklerosis sebenarnya sudah terjadi pada masa
kanak - kanak, tetapi baru manifes pada usia dewasa, pertengahan, atau lanjut. Selain proses
ateroklerosis, ada juga proses lain, yaitu spasme (penyempitan) pembuluh darah koroner
tanpa adanya kelainan anatomis, yang secara tersendiri atau bersama - sama memberikan 3
gejala iskemia. Jika penyumbatan itu terjadi pada salah satu pembuluh darah yang
mensuplai otak, maka di saat penyumbatan total terjadi, otak tidak mendapat cukup nutrisi
dan terjadilah kerusakan sebagian otak/stroke. Selain itu terjadi ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dan kebutuhan oksigen pada penderita jantung koroner yang dapat
menimbulkan gangguan pompa jantung dan berakhir pada kelemahan dan kematian sel-sel
jantunng.
3.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apa yang mendasari penyakit jantung koroner dan bagaimana penatalaksaan serta
pencegahan yang akan diberikan?
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Batasan
Batasan masalah yang digunakan pada makalah ini yaitu berkaitan dengan
jantung koroner. Diharapkan dengan adanya batasan pada makalah ini tidak
menyimpang serta dapat memberikan informasi dengan tepat.
4.2 Anatomi/Histologi/Fisiologi/Patofisiologi/Patomekanisme
4.2.1 Anatomi Jantung
Jantung merupakan organ dalam tubbuh manusia yang terdapat dalam rongga dada.
jantung merupakan salah satu organ vital manusia yang bahkan tetap aktif setiap saat. jantung
memilliki lapisan pelinndung berupa pericardium fibrosum dibagian luar berupa jaringan ikat
padat dan pericardium serosum yang membentuk lapisan parietal. jantung memiliki 4 ruangan
yaitu ventrikel sinistra dan dextra serta atrium sinistra dan dextra. Jantung memiliki
pembuluh darah besar yang disebut aorta dengan tiga percabangan yaitu truncus
brachiocephalicus,a. carotis communis sinistra dan a. subclavia sinistra. pembullh darah
lainnya pada jantung adalah truncus pulmonalis dengan pemmbuluh venanya yang terbesar
adalah vena cava. jantung memiliki 2 katup didalamnya yaitu katup bikuspidalis dan
trikuspidalis dan jantung memiliki pacemaker berupa SA node,AV node,dan serabut purkinje.
pada penyakit PJK,jantung pada umumnya akan dinutrisi ooleh a. coronaria baik sinisitra
maupun dextra agar otot jantung tetap dapat bekerja dam memperoleh energi serta oksigen
pada pennyakit jantung koroner akan terjadi penumpukan plak berupa lemak atau kolesterol
di dalam dinding pembuluh darah a.coronaria sehingga lama kelamaan akan terjadi
peyumbatan dam mengakibatkan nekrosis pada bagian otot jantung yang tidak ternutrisi
dengan baik.
a. pericardium
Membran serosa tempat jantung berada, skeleton fibrosa terdapat jaringan ikat
b. miokardium
Tunika yang paling tebal di jantung (lapisan), terdiri atas sel sel jantung yang
tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik bilik jantung dalam bentuk pilhan yag
c. endocardium
Bersifat homolog dengan intima pembulu darah, terdiri ats selapis endotel
gepeng, berada di atas selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung
serat elastin dan kolagen selain mengandung serat polos lapisan sub endocardium
yang mengandung vena, saraf dan cabang dari system penghantar infuls jantung ( sel
relatif lebih tebal dan lumensempit. Pembuluh darah memilikilumen yang lebih besar
dantunika eksterna adalah lapisanpaling tebal. The tunika intimapembuluh darah sering
atautunik lainnya
Pembuluh darah ialah sistemperedaran darah.
Jantung adalahorgan utama dari sistem peredarandarah, memompa darah ke seluruhtubuh dan memberikan
meninggalkan jantung danarteri cabang untuk membentukotot. Arteri cabang ini lebih
lanjutdan masukkan organ, di manamereka cabang lebih jauh untukmembentuk arteriol. Cabang
arteriolke pembuluh terkecil, kapiler, tempatpertukaran antara darah dan jaringandi sekitarnya. Kapiler
menengah kecil dankemudian. vena ini meninggalkanorgan, membentuk vena yang lebihbesar yang
atrium dandua ventrikel. Dinding ventrikel lebih tebaldaripada atrium, terutama karena
miokardiumlebih tebal. Katup penutup pada dasarnya jaringan ikat berlabuh di wilayah padat
adalahtendinae korda, kabel jaringan ikat padat yangmembentang dari katup dan melekat
Tampil denganwarna kuning adalah bagian dari sistemmelakukan jantung, yang mengawali
myocardiumventrikel. Baik sinoatrial (SA) node (alat pacu jantung), di dinding posterior
atrium kanan, danatrioventrikular (AV) node di lantai atrium kananterdiri dari jaringan otot
dari keduaventrikel
melibatkan darah dan material yang dikandungnya, endotel vascular, vasa vasorum dan
mungkin juga lingkuangan intra uterin. Proses diawali dari berubahnya k-LDL menjadi lebih
aterogenik mungkin setelah proses oksidasi dan berubah menjadi LDL yang teroksidasi .
gangguan sehingga menjadi aktif dan terjadi gangguan fungsi, lama kelamaan bisa terjadi
deendotelisasi dengan atau tanpa disertai proses adesi trombosit. Berdasarkan ukuran dan
konsentrasinya, molekul plasma dan partikel lipoprotein lain bisa melakukan ekstravasasi
melalui endotel yang rusak dan masuk ke ruang subendotelial. LDL yang aterogenik akan
proaterogenik. Karena pengaruh aterogenesis dan stimuli inflamasi tersebut endotel menjadi
aktif. Endotel akan mengeluarkan sitokin. Kadar Trigliserida (TG) yang tinggi juga
merupakan factor risiko tersendiri yang lepas dari factor risiko yang lain. Karena sebagian
besar merupakan trigliserida yang kaya akan lipoprotein terutama kilomikron remnant.
Remnant lipoprotein ini ukurannya kecil sehingga dapat masuk ke subendotel dan selanjutnya
akan menyebabkan aterosklerosis. Dan sisi lain, kadar kolesterol-HDL yang tinggi dapat
menurunkan risiko KV. HDL akan menyebabkan tranpor kolestrol balik yang merupakan
3. Penyempitan hebat lumen arteri koroner yang disebabkan atau restenosis pasca-
intervensi koroner perkutan.
4. Inflamasi
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) umumnya terjadi jika aliran darah
koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang
sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner berat yang berkembang secara lambat
biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu .
STEMI terjadi jika thrombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vascular.
Pada sebagian besar kasus infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami fisur, rupture atau
ulserasi dan jika kondisi local atau sistemik memicu trombogenesis sehingga terjadi thrombus
mural pada lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi arteri koroner. Selanjutnya pada lokasi
rupture plak berbagai agonis memicu aktivasi trombosit yang selanjutnya akan memproduksi
dan melepaskan tromboksan A2. Selain itu aktivasi trombosit memicu perubahan konformasi
reseptor glikoprotein. Setelah mengalami konversi fungsinya, reseptor mempunyai afinitas
tinggi terhadap sekuen asam amino pada protein adhesi yang larut. Kaskade koagulasi
diaktivasi oleh pajanan tissue factor pada sel endotel yang rusak.Arteri koroner yang terlibat
kemudian akan mengalami oklusi oleh thrombus yang terdiri agregat trombosit dan fibrin.
Pada kondisi yang jarang STEMI dapat juga disebabkaan oleh oklusi arteri koroner yang
disebabkan oleh emboli koroner, abnormalitas congenital, spasme koroner dan berbagai
penyakit inflamasi sistematik.
2. Hipertensi
Gejala klinis akan timbul apabila sudah terjadi obstruksi pada arteri koronaria, dapat
diakibatkan oleh plak yang sudah menutupi pembuluh darah atau plak terlepas membentuk
trombosis sehingga perfusi darah ke miokard menjadi sangat minim dan dapat menimbulkan tanda –
tanda infark miokard. Tanda – tanda tersebut adalah (Silvia, Loraine, 2006a) :
Nyeri dada (angina pectoris), jika miokardium tidak mendapatkan cukup darah
(suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan
hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina
merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang
timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri
atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang
mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu
keadaan yang disebut silent ischemia).
Sesak nafas, merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru
(kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
Kelelahan atau kepenatan, jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran
darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk
mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap
atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
Palpitasi (jantung berdebar-debar)
Pusing & pingsan, penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung
yang abnormal serta kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan
pusing dan pingsan.
4.5 Pemeriksaan Fisik Penyakit
- Odema - / -
BAB V
HIPOTESA AWAL
GEJALA
NO PENYAKIT SAKIT Detak WAJA BERKER TEKANA DENYU MERASA
DADA janjung H INGAT N T NADI LEMAS
cepat PUCAT DINGIN DARAH CEPAT
TINGGI
1 Jantung + + + + + + +
Koroner
2 Anemia - - + + - - +
3 Hipertens - + + + + - +
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Berdasarakan dari diagnosa awal, hipotesis akhir yang paling tepat untuk gejala penyakit yang di
derita Tn.Firman adalah Jantung Koroner.
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
Diagnosis :
1. Jantung koroner
2. Anemia
3. Hipertensi
BAB IX
9.1 Penatalaksanaan
1. Farmokologi
2. Non-farmakologi
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Adi M,Sakurdart, dkk. Tanpa Tahun. Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Penyakit
Jantung Koroner (PJK) Pada Kelompok Usia ≤ 45 Tahun. Semarang.
2. Sarangi Rosita. Tanpa Tahun. Penyakit Jantung Koroner (PJK) Dan Serangan Jantung.
3. Daftar pustaka : https://www.scribd.com/doc/149494482/2-histologi-jantung
4. Buku Sobbota
5. A.Muin Rahman. “penyakit Jantung Koroner Kronik”.Meniofestasi Klinis dan Prinsip
Penatalaksanaan”.Hal.1091