Anda di halaman 1dari 15

METODE PENELITIAN

Roket Pendaratan Dengan Sisi Vertikal

DISUSUN OLEH:

HIKO DEVIES PAKIDING


D211 16 324

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
Daftar Isi
Pendahuluan..............................................................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................................................1
Batasan Masalah.....................................................................................................................................................1
Manfaat....................................................................................................................................................................1

Tinjauan Pustaka......................................................................................................................................................3
Momentum..............................................................................................................................................................3
Impuls......................................................................................................................................................................3
Hukum Newton III.................................................................................................................................................4
Hukum Kekekalan Momentum............................................................................................................................4
Roket........................................................................................................................................................................5
VTOL.......................................................................................................................................................................6

Metodologi Penelitian..............................................................................................................................................8
Metode Pengerjaan.................................................................................................................................................8
Tahan Pengerjaan...................................................................................................................................................8

Pembahasan...............................................................................................................................................................9
Prinsip Kerja Roket................................................................................................................................................9
Massa Berubah dengan Roket..............................................................................................................................9
Cara Kerja Roket..................................................................................................................................................10

Penutup.....................................................................................................................................................................12
Kesimpulan...........................................................................................................................................................12
Saran.......................................................................................................................................................................12

Daftar Pustaka........................................................................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat, salah satunya
teknologi roket yang saat ini terus berkembang. Roket adalah sejenis sistem propulsi yang
membawa bahan bakar dan oksigennya sendiri. Dorongan pada roket merupakan penerapan
yang menarik dari hukum III Newton dan Hukum kekekalan momentum yaitu dengan
memancarkan aliran massa hasil pembakaran propelan. Roket memiliki tangki yang berisi bahan
bakar hodrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran
sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak dibelakang roket.
Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang waktu tertentu. Jika ditinjau
dari hukum ketiga Newton tersebut ketika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka
benda yang dikerjakan gaya akan mengerjakan gaya pada benda yang mengerjakan gaya
padanya, gaya ini disebut gaya aksi-reaksi yang besarnya sama, namun arahnya berlawanan, dan
juga impuls dan momentum, dikatakan bahwa gaya eksternal yang bekerja pada suatu benda
atau sistem akan mengakibatkan laju perubahan momentum benda tersebut.

Roket adalah sebuah contoh dari sekian banyak peralatan yang dipergunakan penerapan
hukum kekekalan momentum, bagaimana gerak roket dapat menggunakan hukum kekekalan
momentum dalam geraknya. Gerak roket dapat membantu memahami konsep hukum kekekalan
momentum. Untuk mengetahui hal ini lebih jauh, maka perlu dilakukan suatu kajian tentang
gerak roket ini yang sering dijumpai pada materi pembahasan bidang studi Fisika khususnya
dalam bidang Mekanika.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah didalam makalah ini adalah bagaimana prinsip
kerja Roket dan Merancang roket mendarat vertical

C. Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah yang dimaksud didalam makalah ini hanya membahas
prinsip kerja roket dan Hukum Kekalan Momentum. Serta pembahasan roket secara vertical

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah
a. Bagi Peneliti, sebagai bahan pelengkap mata kuliah seminar fisika
b. Bagi Mahasiswa atau Pembaca dapat menjadi salah satu bahan bacaan tentang
prinsip kerja roket dan cara mendaratkan roket secara vertikal

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Momentum

Momentum adalah hasil kali besaran skalar massa dengan besaran vektor kecepatan. Menurut
Serway (2009:284) “Momentum linear sebuah partikel atau benda yang dapat dimodelkan
sebagai partikel dengan massa m dan bergerak dengan kecepatan v didefinisikan sebagai hasil
kali masa dan kecepatan”. Menurut Supiyanto(2005:110) “momentum adalah besaran vektor
yang searah dengan kecepatan benda. Energi kinetik juga merupakan besaran yang bergantung
pada massa dan kecepatan, namun energi kinetik merupakan besaran skalar yang tidak dapat
memberikan gambaran arah dari suatu benda”. Secara sistematis dapat ditulis

p = mv
dimana
p = momentum (kg.m/s)
m = massa (kg)
v = Kecepatan(m/s)

B. Impuls

Untuk membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu dikerjakan gaya pada
benda tersebut selama selang waktu tertentu. Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat
bekerjanya gaya terhadap benda yang menyebabkan perubahan momentum disebut impuls yang
secara sistematis dapat ditulis
I = F. Δt
Hubungan Impuls dan Momentum secara matematis dapat ditulis
I=Δp
Keterangan:

3
I = Impuls (Kg.m/s)
F = Gaya Impuls (Newton)
Δt= Selang Waktu (Sekon)
Δp= Perubahan Meomentum

C. Hukum Newton III

Pergerakan Roket sesuai dengan hukum III Newton yaitu: “Apabila sebuah benda
memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang
pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah”. Secara
matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut :

F A ke B = – F B ke A

F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke

Aadalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Tanda negatif menunjukkan bahwa
arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan.
Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :

Faksi = -Freaksi
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan.

Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh.

D. Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum dapat ditinjau dari sistem dua partikel yang bergerak pada
suatu garis lurus dengan arah berlawanan. Kedua partikel ini pada suatu saat akan bertumbukan.
Menurut Sutrisno (1986 : 148), “Pada saat kedua benda bertumbukan, kedua benda ini saling
menolak. Pada partikel pertama bekerja gaya oleh partikel pertama. Kedua gaya ini adalah
pasangan aksi-reaksi”. Hukum ini dikenal dengan hukum Newton III.

4
Berdasarkan pendapat tentang hukum Newton III dapat diartikan bahwa gaya terhadap
partikel yang selalu sama besarnya dan berlawanan arah dengan gaya pada partikel yang satu
lagi, maka impuls gaya-gaya itu sama besarnya dan berlawanan arahnya. Karena itu perubahan
vektor momentum salah satu partikel dalam sembarang selang waktu sama besarnya dan
berlawanan arahnya dengan percobaan vektor momentum partikel lainnya. Sehingga dapat
ditulis persamaan :
d = xd
Karena perubahan waktu yang mengakibatkan terjadinya perubahan momentum, yaitu :
= Fx
Pada peristiwa tumbukan antara dua benda yang tidak melibatkan gaya luar berlaku hukum
kekekalan momentum yang berbunyi, “jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah
tumbukan sama dengan jumlah momentum benda-benda setelah tumbukan” (Kanginan, 1999 :
140).
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diartikan bahwa bila tidak ada gaya luar yang
bekerja pada suatu sistem, maka besar dan arah momentum total sistem itu akan tetap konstan
sehingga dapat ditulis :
P1 + P2 = P1’ + P2’
M1V1 + M2V2 = M1V1’ + M1V2’

E. Roket

Sering kali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket. Pada awal
perkembangannya, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan bakar minyak, gas dan oksigen
cair. Setelah bahan bakar roket dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari roket akan
menimbulkan ledakan beruntun kebawah sehingga mendorong roket ke atas dan roket dapat
melaju ke udara. Roket terbang dengan kecepatan supersonik, yaitu sekitar 300 m/s.

Bahan bakar roket ada dua jenis yaitu bahan bakar cair dan bahan bakar padat. Prinsip kerja

dari roket berbahan bakar cair dan padat sama saja, di mana hasil pembakaran menghasilkan gaya

dorong ke atas. Tetapi roket yang berbahan bakar padat mempunyai kelebihan yaitu mampu

5
menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena
bahan bakarnya telah dipadatkan.

F. VTOL

VTOL (singkatan dari Vertical Take-Off and Landing) adalah metode lepas landas dan
mendarat secara vertikal. Pesawat dengan metode ini dirancang untuk digunakan tanpa
memerlukan ruangan atau area yang cukup besar bagi lepas landas dan mendarat. Pesawat yang
memiliki kemampuan ini umumnya adalah pesawat helikopter ataupun pesawat jet yang
dirancang kusus yang umumnya digunakan oleh militer seperti Harrier, Yak-38 Yak-141 ataupun
pesawat tempur JSF.

Selain jenis pesawat di atas ada pula pesawat yang menggunakan sistem tilt-rotor artinya
dalam posisi lepas landas dan mendarat posisi baling baling rotor diubah arahnya ke atas sedangkan
untuk terbang secara normal posisi rotor diubah arahnya menghadap kedepan laiknya pesawat turbo
propeler biasa. Model pesawat ini adalah VH-22 Osprey milik AL Amerika Serikat.

G. Bagian Bagian Pada Roket

Komponen utama roket terdiri dari empat bagian yaitu; rangka (structure sistem), Beban
(payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem propulsi (propultion system).

6
Keterangan gambar :

 Solid-full mesin roket memiliki keunggulan penting : kesederhanaan, biaya rendah dan
keamanan. Kelemahan : dorong tidak dapat dikontrol dan begitu dinyalakan mesin tidak
bisa dihentikan atau restart

 Combustion chumber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara


yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.

 Combustion liners; terdapat didalam combustionn chamber yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya pembakaran.
 Fuel nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar kedalam combustion liner

 Lynitors (spark plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api kedalam combustions
chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.

 Transitions fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar
sesuai dengan ukuran nozzle.
 Cross Fice Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.

Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama, dimana hasil pembakaran
menghasilkan gaya dorong keatas. Kelebihan dari roket berbahan bakar padat mampu
menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena
telah dipadatkan, sedangkan bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan.

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pelaksanaan

1. Melakukan observasi

Sebelum melakukan pembuatan pembangkit terlebih dahulu hendaknya melakukan


observasi tentang roket yang telah melakukan pendaratan secara vertikal. Untuk mengetahui
bagaimana prinsip kerja dan bentuk roket itu sendiri.

2. Studi literatur

Setelah mengetahui prinsip kerja dan desainnya. Selanjutnya dilakukan studi literatur dengan
mengacu pada buku dan jurnal ilmiah untuk membuat konsep roket mendarat vertikal itu.

B. Tahapan Pengerjaan

1. Melakukan observasi pada roket yang pernah mendarat vertikal

2. Mengkaji lebih dalam bagaimana roket tersebut dapat mendarat

3. Setelah itu melakukan perbandingan terhadap roket – roket yang berhasil mendarat

dengan yang gagal mendarat

4. Kemudian menarik kesimpulan dari apa yang kita dapatkan, dan membuat konsep

cara roket mendarat dengan vertikal.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Prinsip Kerja Roket

Menurut Sutrisno (1986 : 158), “Gerak roket merupakan pemakaian yang menarik dari
hukum-hukum Newton. Roket mengeluarkan pancaran gas panas dari ekornya, ini adalah gaya
aksi pada gas oleh roket. Pancaran gas panas melakukan gaya pada roket dan menggerakkannya,
ini adalah reaksi. Kedua gaya ini adalah gaya dalam untuk sistem yang terdiri atas roket dan gas.
Dari segi momentum, gas panas mendapat momentum ke arah belakang dan roket mendapat
momentum dalam jumlah yang sama ke arah depan.
Cara kerja sebuah roket adalah berdasarkan kekekalan momentum. Momentum sebuah roket di
tanah adalah sama dengan nol. Ketika bahan bakar dibakar, gas panas ditembakkan ke bawah dan
badan roket naik untuk menyeimbangkan momentum totalnya sehingga tetap bernilai
nol. Yang membuat roket meluncur tanah semburan sebagian masssanya ke arah belakang. Gaya
ke depan pada roket itu tidak lain ialah reaksi terhadap gaya mundur pada bahan yang
menyembur itu, dan makin banyak bahan yang menyembur maka makin banyak berkurangnya
massa roket.

B. Massa Berubah dan Dorongan Roket

Kekekalan momentum adalah; pada prinsip dorongan roket. Sebuah roket didorong
oleh bahan bakar yang dipancarkan kearah belakang. Massa roket berkurang secara kontinu
sebagai akibat pembakaran bahan. Gaya kedepan pada roket adalah reaksi dari gaya pada bahan
yang dipancarkan.

9
Dalam hal ini roket bergerak vertikal keatas dan gesekan udara serta perubahan percepatan gaya
gravitasi (g) diabaikan.

Gambar 3.1. Roket Meluncur

C. Cara Kerja Roket Pendaratan Dengan Sisi Vertikal

Konsep yang ingin saya gunakan untuk mendaratkan roket secara vertikal adalah

1. Pada awal roket takeoff membawa bahan bakar seperti gambar diatas untuk dapat terbang
menuju ke luar angkasa.
2. Kemudian setelah terbang dan mau mencapai atmosfer roket tersebut melepas 2
pendorong roketnya yg berada disamping roket.

10
3. Kemudian akan mengelilingi atmosfer bumi
4. Setelah melakukan perjalanan diluar angkasa, roket kembali lagi kebumi dan akan
mendarat
5. Posisi roket harus vertikal dan dari sini roket dikendalikan dari ruang konrtol untuk dapat
mendarat secara vertikal.
6. Pada saat roket sudah mau mendarat, didalam roket terdapat bahan bakar cadangan yang
digunakan untuk mendorong roket secara perlahan agar dapat mendarat secara vertikal.

7. Dan tak lupa juga dibawah roket ada tumpuan kaki yang berguna untuk menjaga
keseimbangan roket ketika pendaratan.
8. Kemudian roket mendarat secara perlahan pada posisi yang telah ditentukan
9. Setelah mendarat mesin roket dimatikan

11
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip kerja propulsi roket merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton dan
kekekalan momentum. Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan dengan membakar bahan
bakar dan membuang gas yang lewat belakang sehingga gaya dorong dari gas ersebut
menyebabkan roket terdorong dan meluncur ke atas. Besarnya gaya dorong yang dikerjakan gas
terhadap tempat peluncuran sama besar dengan gaya dorong gas terhadap roket namun arahnya
yang berlawanan hal ini sesuai dengan hukum Newton III.

Roket mendarat vertikal dapat menjadi solusi industri roket agar roket dapat di gunakan
kembali. Sehingga dapat menghemat biaya pembuatan roket dan tidak lagi harus membuat roket
dari awal. Semoga cara kerja ini dapat diterapkan pada semua jenis roket yang digunakan
sehingga memajukan teknologi roket kedepannya

B. Saran

Semoga dengan adanya referensi ini menjadi kajian awal dalam menganalogikan suatu
teknologi dengan alat dan bahan sederhana dan dapat menjadi salah satu media ajar dalam
konsep momentum dan impuls

12
DAFTAR PUSTAKA

.
Supiyanto. 2005. Fisika SMA XI . Jakarta : Penebit Erlangga.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Momentum.
https://en.wikipedia.org/wiki/VTVL
http://catatanrimbun.blogspot.co.id/2012/11/prinsip-kerja-roket.html

http://www.vox.com/2016/4/8/11395348/spacex-falcon-landing-reusable

Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga


http://www.sman1ptk.sch.id/pembelajaran_interaktif/fisika/implus_dan_momentum/materi

13

Anda mungkin juga menyukai