LP Halusinasi Ok
LP Halusinasi Ok
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
I. Definisi
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera
seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/ bangun, dasarnya mungkin
organik, fungsional, psikotik maupun histerik (Maramis, 2000 dalam Trimelia,
2011).
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanda stimulus
dari luar. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan,
suara setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi
pada pasien skozofrenia (Stuart & Sundeen, 1995 dalam Trimelia, 2011).
Respons maladaptif:
Perubahan proses pikir adalah waham/delusi adalah suatu bentuk kelainan
pikiran (adanya ide-ide/ keyakinan yang salah).
Halusinasi adalah persepsi yang salah, meskipun tidak ada stimulus tetapi
klien merasakannya.
3
5) Faktor psikologis
Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Selain itu ibu yang
pencemas, overprotektif, dingin, tidak sensitif, pola asuh tidak
adekuat, konflik perkawinan, koping tidak adekuat juga
berpengaruh pada ketidakmampuan individu dalam mengambil
keputusan yang tepat demi masa depannya. Individu lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari alam nyata menuju alam nyata.
6) Faktor genetik
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang di asuh oleh orangtua
skizofrenia cenderung akan mengalami skizofrenia juga.
a) Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik, seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam
hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur
dalam waktu yang lama.
b) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang tidak
dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari
halusinasi dapt berupa perintah memaksa dan menakutkan.
Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut, sehingga
klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
c) Dimensi intelektual
Bahwa individu dengan hausinasi akan memperlihatkan adanya
penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan
usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan,
namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan
yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tidak jarang
akan mengontrol semua prilaku klien.
d) Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial dalam fase awal dan
comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di
alam nyata sangat membahayakan. Klien asik dengan
6
Mulai berusaha untuk menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang
sumber yang dioersepsikan oleh individu.
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri, klien tidak
dapat berhubungan dengan orang lain dan menjadi menarik diri.
10
Klien berada dalam dunia menakutkan dalam waktu yang singkat atau
bisa juga bisa juga beberapa jam atau beberapa hari atau
selamanya/kronis (terjadi gangguan psikotik berat).
V Pohon Masalah
VI Jenis/Tanda Gejala
a. Jenis Halusinasi:
Jenis halusinasi menurut Fitria (2014):
- Halusinasi Dengar
Pasien mendengar suara/bunyi yang tidak ada hubungannya dengan
stimulus yang nyata/lingkungan.
- Halusinasi Penglihatan
11
- Peka rangsang
- Melaporkan adanya halusinasi.
7.1 Pengkajian
Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan halusinasi menurut Fitria
(2014):
- Subjektif
o Pasien mengatakan mendengar sesuatu
o Pasien mengatakan melihat bayangan putih
o Pasien mengatakan dirinya seperti disengat listrik
o Pasien mencium bau bauan yang tidak sedap, seperti feses
o Pasien mengatakan kepala nya melayang diudara
o Pasien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu yang berbeda
pada dirinya.
- Objektif
o Pasien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji
o Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
o Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
o Disorientasi
o Konsentrasi rendah
o Pikiran cepat berubah-ubah
o Kekacauab alur pikiran
Ungkapan dari
klien mengenali
Setelah ...” frekuensi
SP 1: Klien dapat interaksi, klien halusinasi yang
mengidentifikasi dapat Identifikasi frekuensi halusinasi klien menunjukan apa
frekuensi halusinasi mengidentifikasi yang dibutuhkan
frekuensi halusinasi dan dirasakan oleh
klien.
Setelah...” interaksi,
SP 1: klien dapat klien dapat Ungkapan dari
mengindentifikasi mengidentifikasi Identifikasi respon yang menimbulkan klien mengenai
respon klien respon yang halusinasi pada klien respon halusinasi
terhadap halusinasi menimbulkan menunjukan apa
halusinasi yang dibutuhkan
15
Tindakan
Setelah...” interaksi, menghardik
SP 1: klien dapat
klien dapat Latih klien untuk mampu menghardik merukan salah satu
menghardik
menghardik halusinasinya upaya mengontrol
halusinasi
halusinasi halusinasi
Memasukan
kegiatan
SP 1: klien dapat Setelah...” interaksi, menghardik
memasukan cara klien dapat halusinasi kedalam
menghardik memasukan cara memasukan cara menghardik dalam jadwal jadwal harian klien
halusinasi dalam menghardik dalam kegiatan harian membantu
jadwal kegiatan jadwal kegiatan mempercepat klien
harian harian dapat mengontrol
halusinasi
Memasukan
kegiatan
menghardik
Setelah ...” interasi halusinasi kedalam
SP2 : klien dapat
klien dapat Masukan bercakap-cakap dengan orang lain jadwal harian klien
memasukan jadwal
memasukan jadwal kedalam jadwal kegiatan harian klien. membantu
kegiatan harian
kegiatan harian mempercepat klien
dapat mengontrol
halusinasi
Menggunakan obat
Setelah...” interaksi secara teratur
SP 4: Klien dapat
Klien dapat Dorong klien untuk menggunakan obat merupakan salah
menggunakan obat
menggunakan obat secara teratur satu tindakan yang
secara teratur
secara teratur dapat
mengendalikan
halusinasi
3) SP 3
- Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning).
- Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Preseptor Akademik
( )